LAPORAN BIOKIMIA UJI BENEDICT PADA BUAH

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering. Setelah itu dipipet 5 ml reagen benedict lalu dimasukkan kedalam tabung.

SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA

cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa cincin ungu tua pada batas larutan

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN

: Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif.

PERTEMUAN 2 PERCOBAAN KARBOHIDRAT TUGAS PRAKTIKUM : MENGIDENTIKASI LARUTAN SAMPEL, APAKAH TERMASUK MONO, DI ATAU POLISAKARIDA DAN APA JENISNYA.

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori :

ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

LAPORAN RESMI PABRIKASI GULA I PENGARUH WAKTU TERHADAP KERUSAKAN MONOSAKARIDA

KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI)

ANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KIMIA. Sesi BIOMOLEKUL L KARBOHIDRAT A. PENGGOLONGAN

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

Analisa Karbohidrat. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~

KARBOHIDRAT. Sulistyani, M.Si

KARBOHIDRAT I Uji Molisch, Benedict, Barfoed, dan Fermentasi

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT

BAB I IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL

PERCOBAAN 1 KARBOHIDRAT : SARAH MELATI D : K TANGGAL PERCOBAAN : 02 APRIL 2011

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan

A. Judul Percobaan : Penentuan Kadar Glukosa Darah. B. Mulai Percobaan : Senin, 11 November 2013 C. Selesai Percobaan : Senin, 11 November 2013

PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA DAN PH METER

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006.

02/12/2010. Presented by: Muhammad Cahyadi, S.Pt., M.Biotech. 30/11/2010 mcahyadi.staff.uns.ac.id. Kemanisan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PANGAN PERCOBAAN 3: UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI)

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

Terbentuk endapan coklat formaldehid 2 1ml KMnO4 1%+ 1tetes aseton Tidak terbentuk endapan 3 1ml KMnO4 1% +1tetes benzaldehid

KARBOHIDRAT. Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA DAN PENGENCERAN GLUKOSA

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah

Laporan Praktikum ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Anion

The JaMMiLT ISSN

KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Uji Kualitatif Formalin dalam sampel Mie basah. Hasil Uji (+/-)

MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

LAPORAN PRATIKUM UJI BENEDICT - dicoret.com

A. zat pengoksidasi D. inhibitor B. zat pereduksi E. zat pembius C. katalis POLIMER, KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK

LAPORAN PRAKTIKUM 2. : Magister Ilmu Biolmedik : ph meter, persiapan larutan penyangga Tanggal pelaksanaan : 10 Maret 2015

Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak

PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, PENGENCERAN STOK GLUKOSA Oleh: Melviana Aditya Candra

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF

KARBOHIDRAT. Pendahuluan. Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang. Anon (2005) menyatakan bahwa pisang

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

Evaluasi Belajar Tahap Akhir K I M I A Tahun 2005

TES HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

METODE ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

UJI KARBOHIDRAT SECARA KUANTITATIF

KARBOHIDRAT. Klasifikasi karbohidrat menurut lokasi gugus karbonil C H C C CH 2 OH H H C C OH OH

ANALISIS KARBOHIDRAT Disusun untuk memenuhi tugas kimia analisa bahan makanan ANGGOTA KELOMPOK:

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK

KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN

TUJUAN ANALISIS BIOKIMIA URIN

BAB I PENDAHULUAN. zaman dahulu jus buah dijadikan minuman raja-raja untuk menjaga kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat

Reaksi BIOKIMIA PADA UJI BAKTERIOLOGI. No UJI BIOKIMIA KETERENGAN. 1. Uji fermentasi karbohidrat

- 1 - KIMIA MAKROMOLEKUL

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih

PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN : ERICA PUSPA NINGRUM : J1C111208

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051)

KARBOHIDRAT II Uji Seliwanoff, Osazon, dan Iod

Penggolongan Karbohidrat

PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2017/2018

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

BIOKIMIA Kuliah 1 KARBOHIDRAT

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM

Gambar 1. Cara penggunaan alat pemeras madu. Gambar 2. Alat Pemeras madu. Gambar 3. Alat Penyaring madu Gambar 4. Ruang pengolahan madu 70 %

KIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

LAPORAN PRAKTIKUM UJI KUALITATIF SENYAWA ALDEHID dan KETON

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Asam laktat (%)= V1 N BE FP 100% V2 1000

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

SENYAWA ALDEHID. oleh. Dra. Machdawaty Masri,MSI, Apt.

Transkripsi:

LAPORAN BIOKIMIA UJI BENEDICT PADA BUAH Disusun oleh : Oleh: DEWI FIRDAUSI NUZULAH Nim. (133204005) PENDIDIKAN BIOLOGI A 2013 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karbohidrat yang terdapat pada makanan pada umumnya hanya tiga jenis yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Monosakarida dan disakarida terasa manis sedangkan untuk polisakarida tidak mempunyai rasa (tawar). Dalam bahan makanan terdapat dua jenis polisakarida yaituyang dapat dicerna dan yang tidak dapat dicerna. Sumber karbohidrat yang sangat sering dimanfaatkan hingga saat ini adalah biji-bijian dan umbi-umbian. Seperti halnya di Indonesia dan berbagai negara di Asia menggunakan biji-bijian dan umbi-umbian sebagai sumber karbohidrat dalam rangka untuk mencukupi kebutuhan energi. Padahal sumber karbohidrat sebetulnya tidak hanya terdapat pada bijibijian dan umbi-umbian saja, tetapi juga buah-buahan. Banyak sekali jenis buah yang mengandung banyak karbohidrat dan dapat dipergunakan sebagai sumber energi pengganti biji-bijian dan umbi-umbian. Negara Indonesia sebagai negara yang memiliki iklim tropis memiliki keadaan yang sangat mendukung untuk pertumbuhan tanaman yang menghasilkan buah. Banyak sekali buah-buahan yang dapat tumbuh di Indonesia seperti Mangga, Alpukat, nanas, tomat, papaya, pisang, belimbing, kedondong, srikaya, jambu merah dan lain-lain. Buah-buah yang telah disebutkan di atas sebagian besar memiliki rasa manis, ini mengindikasikan bahwa bua-buahb tersebut mengandung sakarida. Namun hal tersebut belum bias dipastikan sebelum dilakukan suatu uji untuk melihat kandungan dari buah-buah tersebut. Salah satu uji karbohidrat adalah uji Benedict. Uji digunakan untuk menunjukan adanya zat-zat atau sakarida yang mereduksi dalam suasana. Untuk itu buahbuahan yang telah disebutkan di atas perlu di uji menggunakan uji Benedict. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah yaitu apa yang membedakan adanya zat-zat yang mereduksi dalam suasana alkalis, dan apa yang membedakan sakarida (gula) yang dapat mereduksi dan sakarida yang tidak mereduksi pada buah mangga, sawo, nanas, tomat, papaya, pisang, belimbing, belimbing wuluh, kresan, jambu biji? C. Tujuan Dari rumusan masalah di atas dapat diambil tujuan yaitu menunjukkan adanya zat-zat yang mereduksi dalam suasana alkalis, dan apa yang membedakan sakarida (gula) yang

dapat mereduksi dan sakarida yang tidak mereduksi pada buah mangga, sawo, nanas, tomat, papaya, pisang, belimbing, belimbing wuluh, kresan, jambu biji?

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Gula Pereduksi Gula yang termasuk gula pereduksi yaitu semua monosakarida, adapun yang termasuk kelompok gula bukan pereduksi yaitu sukrosa dan semua polisakarida. Pereaksi yang digunakan untk menguji gula pereduksi adalah pereaksi fehling, pereaksi dan pereaksi tollens. Pengujian gula pereduksi dengan menggunakan pereaksi berdasarkan pada reduksi Cu 2+ menjadi Cu +. Pereaksi dengan gula pereduksi akan membentuk endapan merah bata. Dalam suasana alkalis, sakarida akan membentuk enidid yang mudah teroksidasi. Semua monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dan trekalosa akan bereaksi positif bila dilakukan uji. Larutan-larutan tembaga yang alkalis bila direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan membentuk Cupro Oksida (CU 2 O) bata pada yang berwarna hijau, merah oranye, atau merah bata pada tabung reaksi bergantung pada warna asal dan jumlah gula pereduksi yang direaksikan. Pereduksi ini berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natriumkarbonat dan natriumsitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu 2+ dari kuprisulfat menjadi ion Cu yang kemudian mengendap sabagai ( Cu 2 O ). Adanya natriumkarbonat dan natriumsitrat membuat preaksi bersifat basa lemah. Dalam suasana alkalis, sakarida akan membentuk anedid yang mudah teroksidasi. Semua monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dan trekalosa akan bereaksi positif jika dilakukan uji. Larutan-larutan tembaga yang alkalis bila direduksi oleh karbohidarat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan membentuk cupro oksida ( Cu 2 O ) yang berwarna hijau, merah-orange atau merah bata dan adanya endapan merah bata pada dasar tabung reaksi. Oleh karena itu endapan ini merupakan indikator yang harus diamati. 2.2 Uji Benedict Uji Benedict adalah untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula pereduksi adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikit nyadua buah monosakarida. Karateristiknya tidak bisa larut atau bereaksi secara langsung dengan

Benedict, contohnya semua golongan monosakarida, sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya berbentuk siklik yang berarti bahwa hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada dalam kesetimbangannya, contohnya fruktosa dan sukrosa. Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan CuCO 3 pada larutan natrium karbonat (reagen Benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau monoketon bebas, sehingga sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton bebas tidak dapat mereduksi larutan Benedict (Zulfikar, A. 2010). Larutan Benedict ditemukan oleh ahli kimia Amerika, Stanley Rossiter Benedict. Larutan Benedict digunakan untuk menguji keberadaan gula pereduksi dalam suatu sampel. Prinsip pengujiannya sama dengan uji menggunakan larutan Fehling. Gula pereduksi yang dapat diuji berupa monosakarida, disakarida kecuali sukrosa. Larutan Benedict akan menguji keberadaan gugus aldehida dan keton pada gula aldosa dan ketosa. Hasil positif yang ditunjukkan dari uji ini adalah terbentukan endapan berwarna merah bata yang tidak larut. Endapan merah bata diakibatkan reaksi dari ion logam tembaga(ii) direduksi menjadi tembaga (I). Pereaksi dapat mendeteksi gula dengan konsentrasi 0,01 %. Endapan Cu 2 O dapat berubah warna merah, kuning atau hitam-kekuningan bergantung pada warna asal dan jumlah gula pereduksi yang direaksikan. 2.3 Pisang Buah pisang (Musa paradisiaca ) buah yang memiliki bentuk yang menarik dan banyak orang yang mengetahu karena banyak sekali di temui dipedesaan maupun di perkotaan. Pisang mengandung (68%) air, (25%) gula, (2%) protein, (1%), lemak dan minyak, (1%) serat Selulosa. Sebagaimana juga ia mengandung pati dan asam tanin, vitamin A (300 IU per seratus gram), vitamin B dengan berbagai jenisnya; B1, B2, B 6, dan 12 (100 mg per seratus gram), persentase yang cukup dari vitamin D, dan sedikit Vitamin Z. Dan pisang juga mengandung Kalsium (100 mg per seratus gram), Fosfor, Besi, Sodium, Kalium (potassium), Magnesium, dan Seng. Pada penelitian buah pisang yang digunakan adalah pisang kepok mentah. Menurut Bello, et al.,(2002), kandungan pati yang terbesar terdapat pada buah-buahan yang belum ranum, kandungan patinya mencapai 70% dari berat keringnya. Pada saat buah menjadi ranum, maka sebagian pati akan diubah menjadi sukrosa sehingga kadar patinya menurun. Pada waktu kadar pati menurun, kandungan sukrosa akan naik, dan sukrosa yang terbentuk akan dipecah menjadi glukosa dan fruktosa (Winarno, 2002). Buah pisang kepok

menghasilkan pati dengan warna lebih putih jika dibandingkan dengan pati dari pisang ambon dan pisang siem yang menghasilkan pati bewarna coklat kehitaman (Satuhu dan Supriyadi, 1999; Prabawati, dkk 2008). Pati pisang kepok memiliki sifat fisikokimia pati yang baik, sehingga buah pisang kepok memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan sebagai sumber pati sebagai bahan pangan maupun keperluan lain, misalnya sebagai bahan tambahan dalam bidang farmasi, baik dalam bentuk pati asli ataupun dalam bentuk hasil modifikasi.

BAB III METODE PERCOBAAN A. Alat dan Bahan Alat : Tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, gelas ukur. Waterbath Bahan uji : Larutan Glukosa Larutan Fruktosa Larutan Maltosa Larutan Sukrosa Ekstrak Mangga ( sangat matang, matang, dan mentah ) 1% Ekstrak Alpukat ( sangat matang, matang, dan mentah ) 1% Ekstrak nanas ( sangat matang, matang, dan mentah ) 1% Ekstrak tomat ( sangat matang, matang, dan mentah ) 1% Ekstrak papaya ( sangat matang, matang, dan mentah ) 1% Ekstrak pisang ( sangat matang, matang, dan mentah ) 1% Ekstrak belimbing ( sangat matang, matang, dan mentah ) 1% Ekstrak kedondong ( sangat matang, matang, dan mentah ) 1% Ekstrak jambu merah ( sangat matang, matang, dan mentah ) 1% Ekstrak srikaya ( sangat matang, matang, dan mentah ) 1%

Langkah Kerja: Tabung (n) 2ml pereaksi Ditambahkan 5 tetes larutan sampel Dipanaskan dalam penangas 5 menit Di dinginkan Perubahan warna Keterangan: 1. Tabung (n) : - Tabung 1, 2, 3, 4, 5 2. Larutan sample : - Glukosa 1% - Fruktosa 1% - Sukrosa 1% - Maltosa 1% - Glikogen 1% - Ekstrak buah pisang mentah, ranum, masak - Ekstrak buah belimbing mentah, ranum, masak - Ekstrak buah belimbing wuluh mentah, ranum, masak - Ekstrak buah sawo mentah, ranum, masak - Ekstrak buah papaya mentah, ranum, masak - Ekstrak buah kresan mentah, ranum, masak - Ekstrak buah mangga mentah, ranum, masak - Ekstrak buah tomat mentah, ranum, masak - Ekstrak buah jambu biji mentah, ranum, masak - Ekstrak buah nanas mentah, ranum, masak.

BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA A. Hasil Tabel.1 Larutan Indikator No. Bahan karbohidrat Kegiatan yang di uji 1. Glukosa 1 % 2 ml +5 tetes glukosa dipanaskan Hasil pengamatan sebelum sesudah glukosa: Jernih Biru pekat Benedict+glukosa : Biru + Benedict+glukosa (dipanaskan) : Kehijauan, ada endapan merah bata tipis (++) 2. Fruktosa 1 % 2 ml +5 tetes fruktosa dipanaskan Fruktosa: Jernih Benedict + Fruktosa : Biru Benedict +fruktosa (dipanaskan) : Merah : Biru bata, endapan tipis 3. Laktosa 1 % 2 ml +5 tetes laktosa dipanaskan pekat laktosa: Jernih (+) merah bata Benedict +laktosa : Biru + Benedict + laktosa : Biru (dipanaskan) : pekat Coklat, Endapan 4. Sukrosa 1 % 2 ml +5 merah bata + Benedict + Sukrosa : tetes sukrosa Sukrosa: Jernih Biru kehijauan dipanaskan Benedict+ : Biru sukrosa(dipanaskan): pekat Biru kehijauan. Tidak ada endapan

5. Maltosa 1 % 2 ml +5 Benedict + Maltosa: tetes maltosa Maltosa: Jernih Biru dipanaskan Benedict + Maltosa : Biru (dipanaskan): pekat cokelat. ada endapan tebal berwarna merah 6. Amilum 1% 2 ml +5 bata (+++) Benedict + amilum: tetes amilum Amilum: Biru + dipanaskan Putih pekat Benedict + amilum (dipanaskan): biru : Biru pekat Tabel 2. Ekstrak Buah No. Bahan karbohidrat yang di uji 1 Pisang Kegiatan 2ml + 5 tetes Hasil pengamatan sebelum sesudah Pisang Pisang (Mentah) extract pisang masak dipanaskan (Masak) : Coklat tua (Masak) + : biru Pisang (Masak) + (dipanaskan) : coklat tua, Pisang 2ml + 5 tetes Pisang endapan (+++) Pisang (ranum) pisang (ranum) extract dipanaskan (ranum): Coklat susu (ranum) + : Hijau toska Pisang (ranum) + (dipanaskan) : Coklat

Pisang (Masak) 2 Buah belimbing wuluh mentah Buah belimbing wuluh ranum Buah belimbing wuluh matang 2ml + 5 tetes pisang (mentah) extract dipanaskan Pereaksi Benedict + 5 tetes ekstrak belimbing wuluh mentah dipanaskan Pereaksi Benedict + 5 tetes ekstrak belimbing wuluh ranum dipanaskan Pereaksi Benedict + 5 tetes ekstrak belimbing wuluh matang dipanaskan 3 Belimbing mentah 2 ml pereaksi Benedict + 5 tetes ekstrak Belimbing mentah dipanaskan Pisang (Mentah): Putih tulang Ekstrak belimbing wuluh mentah = kuning kehijauan (+++) Ekstrak belimbing wuluh ranum = kuning kehijauan (+) Ekstrak belimbing wuluh matang = kuning kehijauan (++) Pereaksi Benedict = biru H 2 SO 4 pekat = coklat bening Belimbing mentah: Kuning kehijauan Bebedict : Biru pekat kekuningan, endapan (+) Pisang (Mentah) + :biru Pisang (Mentah) + (dipanaskan) : Hijau kekuningan. Endapan (++) larutan berubah menjadi merah bata (+++ +), tidak terbentuk endapan larutan berubah menjadi merah bata (++ +), tidak terbentuk endapan larutan berubah menjadi merah bata (++), tidak terbentuk endapan Belimbing mentah + : Biru keruh + + Belimbing mentah + (dipanaskan) : Putih keruh Endapan :

Belimbing ranum Belimbing masak 4 Nanas 2 ml + 5 tetes ekstrak Belimbing ranum dipanaskan 2 ml + 5 tetes ekstrak Belimbing masak dipanaskan 2ml + 5 tetes Belimbing ranum: Putih keruh Bebedict : Biru pekat Belimbing masak : Kuning Bebedict : Biru pekat Nanas Cokelat +++ Belimbing ranum + : Biru keruh + Belimbing ranum + (dipanaskan) : Putih keruh Endapan : Cokelat ++ Belimbing masak + : Biru Belimbing masak + (dipanaskan) : Putih kehijauan Endapan : Cokelat + Nanas (Mentah) nanas (mentah) extract (Mentah): Kuning (Mentah) + dipanaskan :biru Nanas (Mentah) + (dipanaskan) : Coklat Endapan ++ Waktu : 01.14 Sama dengan maltosa

Nanas 2ml + 5 tetes Nanas Nanas (ranum) nanas (ranum) extract dipanaskan (ranum): Kuning + (ranum) + :biru Nanas (ranum) + (dipanaskan) : Coklat Endapan ++ Waktu : 01.09 Sama dengan Nanas /2ml + 5 tetes Nanas maltosa Nanas (Masak) extract nanas masak dipanaskan / (Masak) : kuning + + (Masak) + : biru Nanas (Masak) + (dipanaskan) : biru, Endapan ++, Waktu 01.13 Sama dengan maltosa 5 Buah kresan mentah Sebelum Coklat (+) Sesudah Ditambah pereaksi Dipanaskan Biru Merah bata (++) Buah ranum Coklat (++) Biru Merah bata (++) Buah masak Coklat (+++) Biru Merah bata (++ +) 6 Pepaya (mentah) 2 ml + 5 tetes pepaya ekstrak pepaya (mentah) : Kuning pepaya (mentah) lalu kehijauan (mentah) + dipanaskan :

biru pepaya (mentah) + (dipanaskan) : kuning keorangean Pepaya (ranum) Pepaya (masak) 2 ml + 5 tetes ekstrak pepaya (ranum) lalu dipanaskan 2 ml + 5 tetes ekstrak pepaya (masak) lalu dipanaskan 7 Sawo (mentah) 2 ml + 5 tetes ekstrak sawo (mentah) lalu dipanaskan Sawo (ranum) 2 ml + 5 tetes ekstrak sawo (ranum) lalu dipanaskan pepaya (ranum) : kuning pepaya (masak) : orange kemerahan sawo (mentah) : coklat matang keruh Pereaksi : Biru sawo (ranum) : coklat muda Pereaksi : Biru pepaya (ranum) + : biru pepaya (ranum) + (dipanaskan) : orange pekat pepaya (masak) + : biru kekuningan pepaya (masak) + (dipanaskan) : orange kehijauan Pereaksi + 5 tetes ekstrak sawo matang : : hitam kemerahan Endapan : ada, coklat + Kandungan: fruktosa Pereaksi + 5 tetes ekstrak sawo matang

Sawo (matang) 2 ml + 5 tetes ekstrak sawo (matang) lalu dipanaskan 8 Tomat (mentah) 2 ml + 5 tetes ekstrak Tomat (mentah) lalu dipanaskan Tomat (ranum) Tomat (masak) 2 ml + 5 tetes ekstrak Tomat (ranum) lalu dipanaskan 2 ml + 5 tetes ekstrak Tomat (masak) lalu dipanaskan sawo (matang) : coklat kekuningan Pereaksi : Biru Tomat (mentah) :Kuning bening Tomat (ranum) : orange/jingga bening Tomat (masak) : merah bening : merah bata Endapan : ada, coklat + Kandungan: maltosa Pereaksi + 5 tetes ekstrak sawo matang : : coklat matang Endapan : -Kandungan: Sukrosa Tomat (mentah) + : biru Tomat (mentah) + (dipanaskan) : warna merah bata Tomat (ranum) + : biru Tomat (ranum) + (dipanaskan) : warna hijau kecoklatan (+ +) Tomat (masak) + : biru Tomat (masak) + (dipanaskan) : warna hijau kecoklatan

9 mangga 2ml + 5 tetes mangga (+) mangga (Mentah) mangga (mentah) extract / dipanaskan / (Mentah): Putih kekuningan (Mentah) + :biru mangga (Mentah) + (dipanaskan) : oranye Endapan ++ Waktu : 01.25 Sama dengan maltosa mangga 2ml + 5 tetes manga manga (ranum) mangga (ranum) extract / dipanaskan / (ranum): Kuning muda (ranum) + :biru manga (ranum) + (dipanaskan) : oranye Endapan ++ Waktu : 01.04 Sama dengan Mangga 2ml + 5 tetes mangga maltosa manga (Masak) extract mangga masak dipanaskan / (Masak) : oranye (Masak) + : biru manga (Masak) + (dipanaskan) : oranye Endapan ++ Waktu 01.15 Sama dengan

10 Ekstrak jambu biji 2ml + 5 tetes jambu biji maltosa (Mentah) ekstrak jambu biji (Mentah): hijau jambu biji (mentah) / dipanaskan pekat (Mentah) + / : biru jambu biji (Mentah) + (dipanaskan) : jingga Waktu : 35 detik Ekstrak jambu biji 2ml + 5 tetes jambu biji (ranum) ekstrak jambu biji (ranum): hijau jambu biji (ranum) / dipanaskan muda (ranum) + / : biru jambu biji (ranum) + (dipanaskan) : orange Waktu : 35 Ekstrak jambu biji 2ml + 5 tetes jambu biji detik jambu (Masak) ekstrak jambu biji (Masak) : Hijau biji (Masak) ( masak) dipanaskan pudar hampir putih : biru + : biru jambu biji (Masak)

+ (dipanaskan) : Orange Waktu : 35 detik B. Analisis a) Indikator Benedict 1. Pada indikator glukosa 1%, 2 ml +5 tetes glukosa dipanaskan warnanya menjadi Kehijauan, ada endapan merah bata tipis (++). 2. Pada indikator fruktosa 1% 2 ml +5 tetes fruktosa dipanaskan warnanya jernih dan endapan merah bata +. 3. Pada indikator laktosa 1% 2 ml +5 tetes laktosa dipanaskan warnanya coklat endapan : merah bata +. 4. Pada indikator sukrosa 1% 2 ml +5 tetes sukrosa dipanaskan warnanya biru. 5. Pada indikator maltosa 1%, 2 ml +5 tetes maltosa dipanaskan warnanya coklat merah bata endapan tebal +++. 6. Pada indikator amilum 1%, 2 ml +5 tetes amilum dipanaskan warnanya biru. b) Ekstrak Buah - Pisang

Pada ekstrak buah pisang warna yaitu biru, pisang masak yang berwarna cokelat tua + warnanya menjadi biru, warna pisang (masak) + (dipanaskan) menjadi warna coklat tua terbentuk endapan (+++). Pisang ranum yang berwarna cokelat susu + warnanya menjadi hijau toska, warna pisang (ranum) + (dipanaskan) menjadi warna coklat kekuningan terbentuk endapan (+). Pisang mentah yang berwarna putih tulang + warnanya menjadi biru, warna pisang (mentah) + (dipanaskan) menjadi warna hijau kekuningan terbentuk endapan (++). - Belimbing Wuluh yaitu biru, belimbing wuluh masak yang berwarna kuning kehijauan (++) + warnanya menjadi merah bata (++) tidak terdapat endapan. Belimbing wuluh ranum yang berwarna kuning kehijauan (+) + warnanya menjadi merah bata (+++) tidak terbentuk endapan. Belimbing wuluh mentah yang berwarna kuning kehijauan (+++) + warnanya menjadi merah bata (++++) tidak terdapat endapan. - Belimbing yaitu biru, belimbing masak yang berwarna biru kuning + warnanya menjadi biru, warna kersen (masak) + (dipanaskan) menjadi putih kehijauan terdapat endapan cokelat +. Belimbing ranum yang berwarna putih keruh + warnanya menjadi biru keruh +, warna kersen (ranum) + (dipanaskan) menjadi putih keruh terdapat endapan cokelat++. Belimbing mentah yang berwarna kuning kehijauan + warnanya menjadi biru keruh ++, warna kersen (mentah) + (dipanaskan) menjadi putih keruh terdapat endapan cokelat +++. - Nanas

yaitu biru, nanas masak yang berwarna kuning (++) + warnanya menjadi biru, warna nanas (masak) + (dipanaskan) menjadi warna biru terdapat endapan (++) pada waktu 01.13 sama dengan maltosa. Nanas ranum yang berwarna kuning (+) + warnanya menjadi biru, warna nanas (ranum) + (dipanaskan) menjadi warna coklat terdapat endapan (++) pada waktu 01.09 sama dengan maltose. Nanas mentah yang berwarna kuning + warnanya menjadi biru, warna nanas (mentah) + (dipanaskan) menjadi coklat terdapat endapan (++) pada waktu 01.14 sama dengan maltosa. - Kresan yaitu biru, kersen masak yang berwarna cokelat (+) + warnanya menjadi biru, warna kersen (masak) + (dipanaskan) menjadi merah bata (+++). Kersen ranum yang berwarna cokelat (++) + warnanya menjadi biru, warna kersen (ranum) + (dipanaskan) menjadi merah bata (++). Kersen mentah yang berwarna cokelat (+++) + warnanya menjadi biru, warna kersen (mentah) + (dipanaskan) menjadi merah bata (++). - Pepaya yaitu biru. Papaya masak yang berwarna orange kemerahan + warnanya menjadi kekuningan, warna pepaya (masak) + (dipanaskan) menjadi orange kehijauan. Papaya ranum yang berwarna kuning kehijauan + warnanya menjadi biru, warna pepaya (ranum) + (dipanaskan) menjadi orange pekat.

Papaya mentah yang berwarna kuning kehijauan + warnanya menjadi biru, warna pepaya (mentah) + (dipanaskan) menjadi kuninh keorangean. - Sawo yaitu biru, sawo masak yang berwarna cokelat kekuningan + warnanya menjadi coklat matang, warna sawo (masak) + (dipanaskan) menjadi warna coklat tidak terbentuk endapan dang mengandung sukrosa. Sawo ranum yang berwarna cokelat kekuningan + warnanya menjadi merah bata terdapat endapan berwarna coklat dan mengandung maltose. Sawo mentah yang berwarna cokelat kekuningan + warnanya menjadi hitam kemerahan terdapat endapan berwarna coklat dan mengandung fruktosa. - Tomat yaitu biru, tomat masak yang berwarna merah bening + warnanya menjadi biru, warna tomat (masak) + (dipanaskan) menjadi warna hijau kecoklatan (+) tidak terbentuk endapan dan mengandung Fruktosa Tomat ranum yang berwarna orange/jingga bening + warnanya menjadi biru, warna tomat ranum + dipanaskan menjadi hijau kecoklatan (++) dan mengandung amilum Tomat mentah yang berwarna kuning bening + warnanya menjadi biru, warna tomat mentah + dipanaskan menjadi merah bata dan mengandung laktosa. - Mangga

yaitu biru, mangga masak yang berwarna oranye + warnanya menjadi biru, warna mangga (masak) + (dipanaskan) menjadi orange terdapat endapan (++) pada waktu 01.15 sama dengan maltosa. Mangga ranum yang berwarna kuning muda + warnanya menjadi biru, warna mangga (ranum) + (dipanaskan) menjadi orange terdapat endapan (++) pada waktu 01.14 sama dengan maltosa. Mangga mentah yang berwarna putih kekuningan + warnanya menjadi biru, warna mangga (mentah) + (dipanaskan) menjadi orange terdapat endapan (++) pada waktu 01.25 sama dengan maltose. - Jambu Biji yaitu biru. Jambu masak yang berwarna hijau pudar hamper putih + warnanya menjadi biru, warna pepaya (masak) + (dipanaskan) menjadi orange pada waktu 35 detik. Jambu ranum yang berwarna hijau muda + warnanya menjadi biru, warna pepaya (ranum) + (dipanaskan) menjadi orange pada waktu 35 detik. Jambu mentah yang berwarna hijau pekat + warnanya menjadi biru, warna pepaya (mentah) + (dipanaskan) menjadi jingga pada waktu 35 detik. C. Pembahasan Pada kegiatan pengujian zat-zat yang dapat mereduksi dengan larutan Benedict menunjukkan adanya endapan merah yang menandakan bahwa larutan mengandung sakarida yang dapat mereduksi di suasana alkalis. Apabila warna tidak berubah dan tetap menjadi biru maka gula tersebut merupakan bukan gula pereduksi seperti pada sukrosa dan amilum yang tidak terbentuk endapan berwarna merah bata. Sesuai dengan teori bahwa dalam suasana alkalis, sakarida akan membentuk enidid yang mudah teroksidasi. Semua monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dan trekalosa akan bereaksi positif bila dilakukan uji.

Amilum, glukosa, maltosa, dan laktosa menunjukkan terdapat endapan merah bata yang bervariasi ketebalannya. Berdasarkan hasil tersebut didapatkan pada ekstrak buah pisang masak berubah berwarna coklat tua terbentuk endapan (+++) mengindikasikan bahwa larutan mengandung amilum. ekstrak buah pisang ranum berubah berwarna coklat kekuningan terbentuk endapan (+) mengindikasikan bahwa larutan mengandung amilum. Ekstrak buah pisang mentah berubah berwarna hijau kekuningan terbentuk endapan (++) tetapi tidak dapat diindikasikan kandungan larutannya karena tidak ada yang sama dengan larutan indikator. Ekstrak belimbing wuluh matang terbentuk larutan merah bata (++) diindikasikan mengandung amilum. Ekstrak belimbing wuluh ranum terbentuk larutan warna merah bata +++ dan mengandung amilum. Ekstrak belimbing wuluh mentah terbentuk larutan warna merah bata ++++ dan mengandung amilum. Ekstrak belimbing matang terbentuk larutan putih kehijauan terdapat endapan warna coklat (+) diindikasikan mengandung glukosa. Ekstrak belimbing ranum terbentuk larutan warna putih keruh terdapat endaapan warna coklat (++) dan mengandung maltosa. Ekstrak belimbing mentah terbentuk larutan warna putih keruh (+++) dan mengandung amilum. Ekstrak nanas matang terbentuk larutan warna biru, ada endapan ++, Hal ini mengindikasikan mengandung maltosa. Ekstrak nanas ranum terbentuk larutan warna coklat, ada endapan ++, Hal ini mengindikasikan mengandung maltosa Ekstrak nanas mentah terbentuk larutan warna coklat, ada endapan ++, hal ini mengindikasikan mengandung maltose. Ekstrak kresan matang terbentuk larutan menjadi merah bata (+++). Hal ini mengindikasikan mengandung amilum. Kersen ranum terbentuk larutan merah bata (++). Hal ini mengindikasikan mengandung laktosa. Kersen mentah terbentuk larutan menjadi merah bata (++). Hal ini mengindikasikan mengandung glukosa. Ekstrak pepaya matang terbentuk larutan warna orange kehijauan dan hal tersebut tidak diindikasikan mengandung karbohidrat, karena warna yang didapat tidak sama dengan larutan indikator. Ekstrak pepaya ranum terbentuk larutan warna orange pekat dan hal tersebut mengindikasikan mengandung laktosa. Ekstrak pepaya mentah terbentuk larutan warna kuning keorangean dan hal tersebut mengindikasikan mengandung glukosa. Hasil pada buah sawo matang mengandung (sukrosa), pada sawo ranum mengandung (maltosa), dan pada sawo mentah mengandung (fruktosa). Hal ini tidak

sesuai dengan teori yang ada, bahwa yang sesuai dengan Gula pereduksi adalah gula yang memiliki gugus karbonil bebas berupa gugus aldehid atau gugus keton yang bisa mereduksi ion logam yang memiliki muatan. Tetapi dalam pratikum yang telah kami lakukan pada setiap buah memiliki warna yang berbeda-beda namun sudah sesuai dengan indicator yang telah kami buat dan dapat di indikasikan kandungannya. Ekstrak tomat matang berwarna hijau kecoklatan (+) dan hal tersebut mengindikasikan mengandung amilum. Ekstrak tomat ranum berwarna hijau kecoklatan (++) dan hal tersebut mengindikasikan mengandung amilum. Ekstrak tomat mentah berwarna merah bata dan hal tersebut mengindikasikan mengandung amilum Ekstrak mangga matang berubah berwarna orange dan terdapat endapan (++) mengindikasikan bahwa larutan mengandung maltosa, ekstrak mangga ranum orange dan terdapat endapan (++) mengindikasikan bahwa larutan mengandung glukosa, dan ekstrak mangga mentah orange dan terdapat endapan (++) mengindikasikan bahwa larutan mengandung laktosa. Ekstrak Jambu Biji matang terbentuk larutan warna orange dan hal tersebut mengindikasikan mengandung maltosa. Ekstrak Jambu Biji ranum terbentuk larutan warna orange dan hal tersebut mengindikasikan mengandung maltosa. Ekstrak Jambu Biji mentah terbentuk larutan warna jingga dan hal tersebut mengindikasikan mengandung amilum. Berdasarkan hasil tersebut sebagian besar praktikum yang dilakukan tidak dituliskan adanya endapan merah bata dikarenakan perubahan yang diamati hanya perubahan warna saja. D. Diskusi 1. endapan yang terbentuk adalah merah bata karena gula tersebut dapat mereduksi ion Cu 2+ dari cupri sulfat menjadi ion Cu + yang kemudian mengendap sebagai Cu 2 O 2. Karena sukrosa tidak dapat mereduksi ion Cu 2+ dari CuSO 4 menjadi ion Cu + karena tidak mengandung gugus aldehid atau keton bebas.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil tersebut sebagian besar praktikum yang dilakukan tidak dituliskan adanya endapan merah bata dikarenakan perubahan yang diamati hanya perubahan warna saja. Sehingga sulit untuk membedakan sakarida yang dapat mereduksi dan sakarida yang tidak dapat mereduksi. B. Saran Untuk praktikum selanjutnya disarankan kepada praktikan agar lebih hati-hati dalam melakukan percobaan, baik dalam menuangkan larutan pereaksi, maupun dalam hal mereaksikan larutan-larutan penguji. Serta lebih menjaga kebersihan alat-alat praktikum agar tidak terkontaminasi oleh larutan-larutan kimia yang lain.

DAFTAR PUSTAKA maharajay.lecture.ub.ac.id/files/2014/02/uji-kualitatif-kh-protein.pdf diakses pada 14 November 2014 pukul 13.20 WIB Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34292/4/Chapter%20II.pdf diakses pada 14 November 2014 pukul 13.00 WIB

LAMPIRAN Ekstrak pisang masak, ranum dan mentah Ekstrak pisang masak sebelum ada pelakuan Ekstrak pisang ranum sebelum ada perlakuan Ekstrak pisang mentah sebelum ada perlakuan Ekstrak pisang masak setelah ada perlakuan dan dibandingkan dengan indikator Ekstrak pisang ranum setelah ada perlakuan dan dibandingkan dengan indikator