BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan bisnis memasuki era persaingan yang semakin ketat di antara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. juga mengalami penurunan yaitu industri perbankan Indonesia. Dengan mengalami

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. pada dua alasan utama yaitu adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Gadai emas walaupun memberikan pendapatan yang tinggi, pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. didirikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Kendala yang sering dipermasalahkan dan merupakan kendala utama adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia sangatlah kompleks, diantaranya adalah kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis Lembaga Keuangan untuk menjalankan bisnis mereka secara

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah merupakan organisasi profit oriented business yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh masing-masing pemain dalam industri perbankan syariah untuk

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan antar bank yang semakin ketat. Menurut Undang-

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011

MUSYARAKAH MUTANAQISAH SEBAGAI ALTERNATIF PADA PEMBIAYAAN KPRS DI BANK SYARIAH. Kajian LiSEnSi, Selasa, 23 Maret 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan alternatif lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. bertambah pula kebutuhan akan perumahan. Menurut teori Maslow yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semakin bertambahnya kebutuhan hidup, terutama kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada saat ini dunia perbankan di Indonesia memasuki masa persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Non Performing Financing (NPF) merupakan salah satu instrumen penilaian

BAB I PENDAHULUAN. perbankan yang tumbang, khusunya perbankan yang tidak memiliki permodalan

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI JANUARI 2012

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan. Berdasarkan sistem operasionalnya, perbankan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan lembaga Islam di Indonesia termasuk cukup signifikan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

PERKEMBANGAN INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA : ANALISIS PELUANG DAN TANTANGAN

c. pinjaman... I. UMUM II.

Tinjauan Pelaksanaan Skema Musyarakah Pada Produk Pembiayaan Dana Berputar (PDB) Di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Garut

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI FEBRUARI 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah merupakan Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip

DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk bentuk

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI APRIL 2012

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. Indikator

INDUSTRI BPR BPRS SEBAGAI PILAR EKONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

I. PENDAHULUAN. sebelum pemerintah secara formal meletakkan dasar-dasar hukum operasional

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perubahan zaman perkembangan dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tika Indah Kawuryan, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional. Esensi bank Islam tidak hanya dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah berawal pada tahun 1950an.

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syariah dan Kredit Bank Konvensional

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak di bidang industri, penjualan maupun jasa. Maka akan terjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. dalam industri keuangan di Indonesia khususnya dunia perbankan. Mulai

BAB I PENDAHULUAN. yaitu suatu sistem ekonomi yang berlandaskan Al-Quran dan Al-Hadits beberapa

BAB I PENDAHULUAN. ini, telah mendorong munculnya berbagai jenis produk dan system usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1992, perbankan Indonesia menjadi maju dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980 an, diskusi mengenai Bank Syariah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah juga merupakan salah satu hal yang cukup berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Bank umum syari ah merupakan salah satu bank umum selain bank umum

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. Januari Diakses melalui http// Tanggal 12 Oktober Undang-Undang Perbankan Syariah.

AKAD MURABAHAH DAN APLIKASINYA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tanggal 16 Juli 2008, telah memberlakukan pengembangan industri perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran. penting terhadap kualitas perekonomian suatu negara dalam menghadapi

TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun Pada tahun 2012 hingga 2013 UMKM menyumbang kan. tahun 2013 sektor ini mampu 97,16% dari total tenaga kerja.

Mempertahankan Soliditas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang-Undang

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor

No. 15/22/DPbS Jakarta, 27 Juni 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dari sejak awal perkembangan perbankan syari ah di Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. besar tetapi perusahaan kecil atau perusahaan pemula juga menerapkan

I. PENDAHULUAN. Rumah merupakan suatu kebutuhan primer dan hak dasar manusia untuk

PERTUMBUHAN SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis memasuki era persaingan yang semakin ketat di antara perusahaan sejenis. Hal tersebut memaksa para pelaku usaha untuk berlomba mencari strategi pemasaran yang lebih kreatif dan inovatif. Strategi yang digunakan tidak lagi sebatas strategi yang bersifat biasa dan umum, namun harus mampu berpikir kreatif dan inovatif, memanfaatkan peluang bisnis semaksimal mungkin dan keluar dari zona nyaman agar dapat membuat inovasi yang tidak pernah terpikirkan oleh pesaing. Ketatnya persaingan tersebut, membuat perusahaan harus mampu membuat produk yang lebih spesifik dalam memasarkan produk agar memiliki positioning yang baik. Persaingan di dalam industri dapat menyebabkan dua kemungkinan, yaitu persaingan dapat membuat perusahaan semakin kuat dan menguasai pasar atau sebaliknya, persaingan dapat membuat perusahaan tenggelam di dalam industrinya. Persaingan di antara perusahaan perusahaan muncul karena perusahaan - perusahaan tersebut berusaha untuk mencapai keunggulan kompetitif, dimana dengan keunggulan kompetitif ini perusahaan dapat merebut pangsa pasar dalam jumlah sebanyak-banyaknya dibandingkan para pesaing. Dengan kondisi demikian, keuntungan yang diperoleh perusahaan pun akan semakin meningkat. Akan tetapi, persaingan bisnis merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dan merupakan hal yang wajar terjadi dalam dinamika 1

2 lingkungan bisnis. Setiap perusahaan pasti menginginkan jangka hidup yang panjang, oleh kerena itu perusahaan harus benar-benar memahami bagaimana melakukan strategi yang baik untuk dapat bertahan dalam persaingan yang ada. Salah satu kunci kesuksesan dalam dunia bisnis adalah strategi. Strategi menjadi salah satu komponen terpenting yang harus dijalankan oleh perusahaan agar tujuan yang diinginkan tercapai. Tidak hanya sebagai pelengkap perusahaan untuk mencapai tujuan, tetapi juga sebagai suatu alat untuk tetap bertahan dalam menghadapi persaingan di dunia bisnis. Strategi bisnis mengatasi masalah bagaimana perusahaan dan unit - unitnya bersaing dalam bisnis dan industri. Suatu pandangan menarik mengenai persaingan disampaikan oleh Kim dan Mauborgne (2015) melalui konsep blue ocean strategy. Menurut Kim dan Mauborgne (2015) dengan memberikan banyak contoh, perusahaan besar yang berhasil bertahan yaitu perusahaan yang berhasil menerapkan strategi samudera biru (blue ocean) dan meninggalkan samudera merah (red ocean), sehingga situasi persaingan yang ketat antar perusahaan berubah menjadi situasi dimana persaingan menjadi tidak relevan lagi. Menurutnya, dalam samudera merah, perusahaan bersaing satu-sama lain dengan keras. Persaingan yang ketat antar perusahaan menyebabkan para pelaku merasakan ketidaknyamanan di pasar. Kim dan Mauborgne (2015) menyatakan persaingan tersebut menyababkan perusahaan dalam red ocean karena bersaing dan berusaha mengungguli usaha satu dengan lainnya di dalam suatu industri yang sama. Padahal, perusahaan seharusnya dapat mengungguli persaingan dengan menerapkan konsep blue ocean strategy.

3 Produk perbankan sebagaimana diketahui sangatlah beragam, namun yang menjadi permasalahan saat ini yaitu produk yang beragam di industri perbankan tersebut memiliki kesamaan jenis antara satu bank dengan bank lainnya, sehingga persaingan menjadi semakin ketat. Berikut adalah grafik yang menunjukkan gambaran ketatnya persaingan pada industri perbankan di Indonesia, yang tercermin dari persaingan pada empat besar bank di Indonesia (The Big 4). Gambar 1.1 Kinerja 4 Bank Terbesar di Indonesia Sumber : Asian Bank and Finance (2015)

4 Kinerja empat bank terbesar di Indonesia jika dilihat dari Gambar 1.1 tersebut yang saling mengungguli antara bank satu dengan bank lain pada indikator Loan, Deposit, Net Profit dan Non Performing Loan (NPL). Uniknya tidak ada satu bank pun yang dominan mengungguli semua indikator, setiap indikator dimenangi oleh bank yang berbeda. Hal tersebut mengindikasikan adanya persaingan yang ketat pada industri perbankan di Indonesia. Perkembangan industri perbankan syariah agar menjadi pemain utama di perbankan Indonesia, terdapat beberapa tantangan dan strategis yang harus menjadi prioritas bagi seluruh stakeholder perbankan syariah. Pertama, yaitu inovasi produk perbankan syariah yang merupakan pilar utama. Perbankan syariah harus memiliki produk inovatif yang menjadi pembeda agar dapat bersaing dengan kompetitif. Upaya-upaya tersebut wajib dilakukan karena perbankan syariah belakangan ini mengalami pelambatan pertumbuhan dan menurut data Booklet Perbankan Indonesia 2016, terjadi penurunan share asset perbankan syariah terhadap aset perbankan nasional sebesar 4,67% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 4,9%. Selanjutnya, menurut data yang dikutip oleh beritasatu.com bahwa Direktur Penelitian, Pengembangan, Pengaturan, dan Perizinan Perbankan Syariah OJK, Dhani Gunawan Idat, mengatakan penurunan marketshare perbankan syariah dalam satu tahun belakangan dari 4,8 persen pada akhir 2014 menjadi sekitar 4,6 persen pada semester I-2015. Menyoroti persaingan dan penurunan di berbagai indikator kinerja pembiayaan perbankan syariah, berikut adalah data

5 yang menunjukkan fluktuasi dan trend penurunan penyaluran dana Bank Umum Syariah kepada pihak ketiga dan bank lain. Gambar 1.2 Penyaluran Dana Bank Umum Syariah Sumber : Bank Indonesia (2015) Penyaluran dana (pemberian pembiayaan) bank umum syariah kepada pihak ketiga jika dilihat dari Gambar 1.2 tersebut mengalami fluktuasi, bahkan trend penurunan. Artinya perbankan syariah harus melakukan inovasi dan perbaikan perbaikan, salah satunya adalah inovasi pada produk, khususnya produk pembiayaan, agar perbankan syariah dapat tumbuh dan bersaing dengan perbankan konvensional maupun lembaga keuangan lain. Pada hakikatnya, banyak peluang bisnis yang dapat digarap oleh perbankan syariah, seperti international trade finance, syndicated financing, Margin During Construction (MDC), hybrid takeover dan refinancing, factoring, KPRS inden, pembiayaan reimburse, IMBT dan musyarakah mutanaqishah.

6 Namun saat ini, perbankan syariah pada umumnya belum mengembangkan produk - produk ini dengan baik, sehingga eksistensi produk tersebut masih sangat terbatas. Menurut berita yang dikutip dari infobanknews.com, Agustianto (pakar, praktisi dan akademisi perbankan syariah) mengatakan Ke depannya, khususnya di 2016, bank-bank syariah sudah seharusnya mengembangkan produknya secara kreatif dan inovatif, antara lain dengan menerapkan musyarakah mutanaqishah. Selain itu, produk musyarakah mutanaqishah memiliki beberapa keunggulan dan keunikan, salah satunya karena musyarakah mutanaqishah dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan, seperti untuk capital expenditure (investasi), modal kerja, refinancing asset, takeover, gabungan takeover dan top up (refinancing), reimbursement, pengalihan hutang dari bank syariah ke bank syariah, restrukturisasi, pembiayaan konsumtif untuk rumah, dan lain sebagainya. Tabel 1.1 Data Produk Pembiayaan di Industri Perbankan Syariah Berdasarkan Jenis Akad Jenis Akad 2011 2012 2013 2014 Mudharabah 75.807 99.361 106.851 122.467 Musyarakah 246.796 321.131 426.528 567.658 Murabahah 2.154.494 2.854.646 3.546.361 3.965.543 Salam 20 197 26 16 Istishna 23.673 20.751 17.614 12.881 Ijarah 13.815 13.522 8.318 5.179 Qardh 72.095 81.666 93.325 97.709 Multijasa 89.230 162.245 234.469 233.456 Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (2015)

7 Produk musyarakah mutanaqishah tidak dimiliki oleh perbankan konvensional dan belum digali secara mendalam oleh perbankan syariah, sehingga peluang di pasar masih terbuka dan berpotensi untuk menjadi produk unggulan. Dari Tabel 1.1 tersebut dapat diketahui bahwa produk pembiayaan syariah dengan skim musyarakah mutanaqishah segmen sindikasi belum ada, padahal produknya sudah disahkan oleh MUI berdasarkan Fatwa Dewan Syari ah Nasional (DSN) No.73/DSN-MUI/XI/2008 tentang Musyarakah Mutanaqishah dan disempurnakan dengan Keputusan Dewan Syariah Nasional No. 01/DSN- MUI/X/2013 tentang Pedoman Implementasi Musyarakah Mutanaqishah dalam Produk Pembiayaan. Melihat peluang ini, Bank Syariah Mandiri mulai melakukan pemanfaatan produk pembiayaan sindikasi musyarakah mutanaqishah terhitung sejak tahun 2015, yang disajikan pada Tabel 1.2 sebagai berikut. Tabel 1.2 Kinerja Pembiayaan MMQ di Bank Syariah Mandiri 2015 Bulan Posisi Outstanding Growth mtm (%) Jan - - Feb - - Mar 18,000,000,000.00 - Apr 35,000,000,000.00 94% Mei 43,900,000,000.00 25% Jun 612,944,800,000.00 1296% Jul 666,647,631,925.08 9% Aug 676,647,631,925.08 2% Sep 686,647,631,925.08 1% Okt 696,647,631,925.08 1% Nov 711,647,631,925.08 2% Des 1,311,647,631,925.08 84% Sumber : Data yang diolah (2016)

8 Bank Syariah Mandiri jika dilihat dari Tabel 1.2 terlihat sudah mulai memiliki pembiayaan sindikasi skim musyarakah mutanaqishah sejak bulan Maret tahun 2015, namun jika dilihat dari pertumbuhan secara month to month (mtm), pertumbuhan pembiayaan tersebut masih fluktuatif dan belum stabil. Berdasarkan hasil wawancara dengan pejabat bank, dalam memasarkan produk pembiayaan sindikasi skim musyarakah mutanaqishah selama ini, strategi yang digunakan oleh Bank Syariah Mandiri yaitu mengacu pada marketing mix 7P (product, price, place, promotion, people, process, physical evidence). Berdasarkan hal tersebut, maka dibutuhkan strategi baru untuk lebih mengoptimalkan produk pembiayaan sindikasi skim musyarakah mutanaqishah di Bank Syariah Mandiri. Cara pandang Kim dan Mauborgne (2015) dalam blue ocean strategy, sangat berbeda dibandingkan cara pandang lama tentang persaingan yang bertujuan untuk unggul dan mengalahkan pesaing. Berbagai kasus penciptaan samudera biru di berbagai jenis industri banyak disampaikan oleh Kim dan Mauborgne (2015) untuk memperlihatkan penerapan dan keberhasilan blue ocean strategy dalam berbagai industri yang berbeda tersebut. Menurut Wubben et. al (2012), dalam mengembangkan kerangka kerja blue ocean strategy diperlukan business analysis (penentuan competing factors), strategic canvas, six searching paths framework, four-actions-framework, dan sequence of the blue ocean strategy. Karya dari Kim dan Mauborgne (2015) mengenai blue ocean strategy jika ditelaah lebih dalam, maka akan dijumpai pertanyaan bagaimana dengan

9 perusahaan anda?. Menurut pengamatan penulis selama ini, jenis perusahaan yang dijadikan studi kasus ataupun bahan penelitian blue ocean strategy belum ada yang mengkaji mengenai industri perbankan khususnya perbankan syariah di Indonesia. Kemudian, objek penelitian dilakukan di Bank Syariah Mandiri, karena Bank Syariah Mandiri adalah Bank Syariah dengan asset terbesar saat ini di Indonesia, dengan total asset mencapai Rp70,37 triliun per 31 Desember 2015 (audited). Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang sudah dipaparkan di atas, maka penulis ingin meneliti dan mengambil judul tesis yaitu, ANALISIS PENERAPAN BLUE OCEAN STRATEGY PADA PEMBIAYAAN SINDIKASI SKIM MUSYARAKAH MUTANAQISHAH DI PT BANK SYARIAH MANDIRI. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1) Persaingan di Industri Perbankan yang semakin ketat. 2) Adanya fluktuasi pertumbuhan pembiayaan di Bank Syariah Mandiri. 1.3 Rumusan Masalah Strategi dan keunggulan kompetitif merupakan sutau hal yang vital bagi keberlangsungan perusahaan. Strategi dan keunggulan kompetitif yang optimal

10 merupakan senjata untuk mencapai tujuan perusahaan. Teori yang dikemukakan oleh Kim dan Mauborgne (2015) mencoba menggagas agar perusahaan menemukan pasar baru tanpa pesaing dan menjauh dari kompetisi yang ketat. Industri perbankan merupakan industri dengan persaingan yang ketat. Berdasarkan latar belakang dan pendekatan yang telah dibuat, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1) Apa yang menjadi competing factors produk pembiayaan sindikasi skim musyarakah mutanaqishah pada PT Bank Syariah Mandiri? 2) Bagaimana cara agar produk pembiayaan sindikasi skim musyarakah mutanaqisah pada PT Bank Syariah Mandiri dapat menerapkan blue ocean strategy yang layak secara komersial? 1.4 Batasan Masalah Penulis membatasi ruang lingkup penelitian dalam penyusunan tesis ini agar lebih terarah dan dapat dipahami sesuai dengan tujuan pembahasan. Adapun pembatasan masalah ini mencakup: 1) Penelitian ini hanya difokuskan pada produk pembiayaan segmen sindikasi dengan skim musyarakah mutanaqishah. 2) Penelitian ini hanya dilakukan secara khusus di divisi Corporate Banking 2 Group, PT Bank Syariah Mandiri, Kantor Pusat.

11 1.5 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.5.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini yaitu untuk mencaritahu penerapan blue ocean strategy pada produk pembiayaan sindikasi skim musyarakah mutanaqishah, guna memberikan rekomendasi kepada praktisi dan memberikan referensi bagi akademisi yang akan melakukan penelitian lebih lanjut. 1.5.2 Tujuan Penelitian berikut: Tujuan penelitian berdasarkan permasalahan di atas adalah sebagai 1) Untuk mengetahui competing factors produk pembiayaan sindikasi skim musyarakah mutanaqishah pada PT Bank Syariah Mandiri. 2) Untuk mengetahui cara agar blue ocean strategy yang layak secara komersial dapat diterapkan pada produk pembiayaan sindikasi skim musyarakah mutanaqisah di PT Bank Syariah Mandiri. 1.6 Manfaat dan Kegunaan Penelitian Penulis mengharapkan dari hasil penelitian ini agar dapat memiliki kontribusi sebagai berikut:

12 1.6.1 Aspek Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam mendukung formulasi strategi bisnis yang tepat bagi perusahaan. 1.6.2 Aspek Akademik Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi para pihak yang ingin mendalami produk pembiayaan skim musyarakah mutanaqishah dengan pendekatan blue ocean strategy dan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan, referensi dan masukan untuk peneliti selanjutnya yang ingin meneliti mengenai hal serupa.

13