BAB IV ANALISIS DATA A. ANALISIS TENTANG PENYEBAB-PENYEBAB SEORANG ANAK YANG. proses bimbingan dan konseling Islam menggunakan Non-Directive Permainan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA. Setelah diperoleh data dari lapangan melalui wawancara, observasi, dan

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM MELALUI KONSELING KARIR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA DI KELURAHAN SIWALANKERTO SURABAYA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB III PENYAJIAN DATA. 1. Latar Belakang Berdirinya UPTD Ponsos Kalijudan Surabaya. masyarakat terutama yang berada di daerah perkotaan.

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI RENDAH DIRI SEORANG SANTRI

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan BKI (Bimbingan dan Konseling Islam)

BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir dalam

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI KECEMASAN SEORANG AYAH

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI PERILAKU FIKSASI

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Faktor-faktor yang melatar belakangi post power syndrome. seorang pensiunan tentara di Kelurahan Kemasan Krian

BAB IV ANALISIS DATA. Pada bab ke empat ini peneliti akan menguraikan analisis dari data

BAB IV ANALISIS DATA. analisis sesuai dengan fokus penelitian kali ini yaitu sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Teknik Modelling

BAB IV ANALISIS TERAPI BEHAVIOR DENGAN TEKNIK MODELLING. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada dasarnya komunikasi

BAB IV ANALISIS DATA. ketika melakukan observasi dan wawancara. dengan demikian dapat diketahui. untuk Menangani Anak Middle Child Syndrome. Tabel 4.

BAB IV ANALISIS DATA. dengan Teknik Biblioterapi Dalam Mengatasi Dekadensi Ke-Imanan

BAB IV ANALISIS DATA. diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut : A. Analisis Bimbingan dan Konseling Islam dengan pendekatan

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK BIBLIOTERAPI DALAM MENANGANI FRUSTRASI

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Rasional. TNI di Desa Sambibulu Taman Sidoarjo

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Remaja Terkena. Narkoba Di Desa Kandangsemangkon Paciran Lamongan

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian ini peneliti menggunkan analisis deskriptif komparatif

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENGATASI KEJENUHAN ISTRI MENGURUS

BAB IV ANALISIS TERAPI RASIONAL EMOTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONFRONTASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KORBAN BULLYING

BAB IV ANALISIS DATA. dari lapangan berdasarkan fokus permasalahan yang diteliti. Berikut dibawah ini merupakan analisis data tentang faktor, proses

A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan. Terapi Rasional Emotif dalam Menangani Trauma Seorang Remaja

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam untuk Meningkatkan Motivasi

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis data tentangproses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF DALAM MENANGANI SIKAP EGOIS PADA SEORANG REMAJA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Konseling dengan Teknik Timing Of Event Models Untuk

Menangani Kecemasan pada Korban Perkosaan. membandingkan data teori dengan data yang ada di lapangan.

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) didalam Menangani

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF PADA SEORANG IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB IV ANALISA DATA. konselor sekaligus peneliti. Analisa ini disajikan dalam bentuk penulisan analisa

BAB IV ANALISIS DATA. Belajar Siswa Di Mts Ma arif Driyorejo Gresik. lebih jelasnya lihat table di bawah ini:

yang melihat bagaimana perilaku konseli secara langsung. Teknik analisa tingkah laku sebelum dan sesudah dilakukan proses bimbingan.

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB IV BKI DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF ANAK YANG TIDAK MENERIMA AYAH TIRINYA

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. membandingkan kondisi klien sebelum dan sesudah dilakukannya proses konseling. Berikut ini

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Tentang Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Tentang Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor yang menyebabkan perilaku maladaptif di TPA Baitul Hamid

BAB IV ANALISIS DATA. keefektifan dalam bimbingan dan konseling islam dengan terapi reward berbasis hobi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis proses dari pelaksanaan bimbingan dan konseling islam dengan

BAB IV ANALISIS DATA. klien. Setelah data diperoleh dari lapangan dengan cara wawancara, observasi dan

BAB IV ANALISIS PROSES DAN HASIL PELAKSANAAN TERAPI SABAR UNTUK MENGATASI STRES

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis dari proses pelaksanaan Family Therapy dalam Menangani. Wilayah Perumnas Sukomulyo Lamongan

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng

BAB IV ANALISA DATA. dengan analisa deskriptif. Adapun datayang dianalisis sesuai dengan dua focus

BAB IV ANALISIS DATA 1. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. observasi yang disajikan pada awal bab, adapun data yang di analisis. sesuai dengan fokus penelitian yaitu sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. C. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dengan. Pemuda di Desa Putat Kec Kebomas Kab. Gresik).

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DALAM MENGATASI KESENJANGAN KOMUNIKASI SEORANG ADIK TERHADAP

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Islam Dengan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS KONSELING KELUARGA BAGI LANSIA YANG MENGALAMI EMPTY NEST SYNDROME DI DESA KATERBAN NGANJUK

BAB IV ANALISIS DATA. Dengan Teknik Token Economy Dalam Membentuk Disiplin Shalat

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis tentang bentuk-bentuk Disharmoni Keluarga yang terjadi di. Desa Mojorejo Pungging Mojokerto

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah data diperoleh dari

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Self Regulation Untuk Menurunkan Tingkat Kecanduan

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Proses Konseling Tawakal Untuk Meningkatkan Motivasi Hidup

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis tentang Gejala Gejala Depresi Yang Di Tampakkan Seorang

BAB IV ANALISIS DATA. broken home di SMP Al Amanah Bilingual, maka analisis tersebut adalah

BAB IV ANALISIS TERAPI REALITAS UNTUK MEMBANTU PENYESUAIAN DIRI SANTRI MADRASAH DINIYAH

BAB IV ANALISIS DATA. data-data yang sudah diperoleh dan dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Analisis

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Terapi ISHAS (Istighfar, Sholawat,

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Tentang Proses Konseling Keluarga Dalam Mengatasi Perilaku

BAB IV ANALISIS DATA. peneliti, maka peneliti menganalisis dengan analisis deskriptif komparatif.

BAB IV ANALISA DATA. Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. klien, ditemukan bahwa klien di usia yang ke- 60 sudah mengalami

BAB IV ANALISIS DATA TERAPI GROWTH MINDSET ( CAROL S. DWECK, PH.D.) DAN KETERAMPILAN ADAPTASI DIRI

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data tentang siswa kelas XII (Klien) dalam melanjutkan study ke. perguruan tinggi di SMK NU 1 Bustanul Ulum Lamongan

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi maka konselor/peneliti melakukan analisis data. Analisis data

Lampiran 1. JADUAL KEGIATAN HARIAN Nama : No. Kode: Ruang Rawat : No. Waktu Kegiatan Tanggal Pelaksanaan Ket

2. Faktor pendidikan dan sekolah

BAB IV ANALISIS PENANGANAN KLEPTOMANIA DENGAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM. Dalam kehidupan, yang namanya masalah besar maupun kecil harus di

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data mengenai Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan. di Desa Pangkahkulon Ujungpangkah Gresik

BAB IV ANALISA DATA. 1. Analisis Tentang Faktor yang Mempengaruhi Seorang Siswa Pelaku. Bullying di Sekolah Al-Asyhar Sungonlegowo Bungah Gresik

Bantu Anak Belajar Menulis

BAB IV ANALISIS MODEL KONSELING KARIR TERHADAP SEORANG MANTAN PENDERITA SKIZOFRENIA LIPONSOS DI KEPUTIH SURABAYA

BAB IV ANALISIS GAYA BELAJAR SISWA BERPRESTASI DI SMP NEGERI 14 PEKALONGAN. A. Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi yang disajikan pada awal bab yang telah dipaparkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

Terapi Cerita Bergambar Untuk Mengurangi Kesulitan Dalam Berkomunikasi Pada Seorang Remaja di Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

LAMPIRAN A. Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Kitab Taisirul Kholaq sebagai Upaya Pengembangan

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. belajar siswa. Data ini berdasarkan hasil observasi, interview, angket kecanduan

BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Metode konseling karier Nur Cita Qomariyah Membina Skill. Mahasiswa di IQMA IAIN Sunan Ampel Surabaya.

SKALA MINAT MEMBACA. A. Aspek Kesadaran Aspek yang mengungkap seberapa jauh subyek menyadari, mengetahui dan memahami manfaat membaca buku.

BAB I PENDAHULUAN. pada siswanya. Kerapkali guru tidak menyadari bahwa jebakan rutinitas seperti duduk, diam,

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Komunikasi Koseling Islam dengan Analisis Ego State. Remaja pada Teks di Beranda Media Sosial Facebook

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA A. ANALISIS TENTANG PENYEBAB-PENYEBAB SEORANG ANAK YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR MEMBACA (DISLEKSIA) DI PONSOS KALIJUDAN SURABAYA Berdasarkan hasil penyajian data yang didapat peneliti setelah melakukan proses bimbingan dan konseling Islam menggunakan Non-Directive Permainan pada seorang anak penderita dyslexia, menyimpulkan bahwa faktor-faktor penyebab seseorang anak penderita dyslexia kurang motivasi belajar menggunakan analisa deskriptif. Adapun faktor-faktor penyebab kurangnya motivasi belajar anak penderita dyslexia antara lain adalah : 1. Menderita Dyslexia Hal ini dapat dilihat dari tulisan klien yang terkadang masih banyak salah saat didekte menulis sebuah kalimat dan membaca saat diberikan bimbingan belajar oleh konselor. Melihat umur klien yang hampir 17 tahun, pada umumnya anak seumuran klien sudah mahir dalam membaca, menulis juga berhitung. Namun karena klien menderita dyslexia (susah membaca dan menulis) klien pun belum mampu membaca dan menulis dengan baik. Karena itulah klien kurang motivasi untuk belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil klien ketika mendapat bimbingan pelajaran oleh konselor klien tidak dapat menulis katakata yang susah dan banyak huruf yang dikurangi dalam menuliskan sebuah kata. Padahal semua mata pelajaran pasti dimulai dengan membaca.

2. Tidak Ada Tutor Yang Membantu Untuk Belajar Seiap Hari Dari hasil wawancara dengan pembimbingnya, klien memang tidak ada yang mengontrol untuk jadwal belajar. Banyak pembimbing tapi tidak menangani 1 orang saja tetapi banyak anak, dulu pernah diadakan kegiatan belajar mengajar dari pihak lembaga, tetapi klien tidak nyaman dengan suasananya, jadi kembali asik dengan kesibukannya sendiri dan gampang bosan dengan pelajaran yang diberikan. 3. Lebih sering bermain dengan teman-temannya dan menonton televisi Saat melakukan wawancara dengan pembimbing memang klien banyak bermain dan sering menonton TV. Siang pun klien jarang di kamar ia suka bermain diluar mencari permainannya sendiri Walaupun sudah berkali-kali disuruh di tegur tetap saja tidak ada perubahan dari klien. Pembimbing pun merasa lelah dengan kondisi klien yang susah diajak belajar, sehingga pembimbing membiarkan klien bemain dengan leluasa. B. ANALISIS DATA TENTANG PROSES PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM NON-DIRECTIVE PERMAINAN UNTUK MEMBANTU SEORANG ANAK YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR MEMBACA (DISLEKSIA) DI PONSOS KALIJUDAN SURABAYA Berdasarkan penyajian data pada proses Bimbingan Dan Konseling Islam Non-Directive Permainan Untuk Membantu Seorang Anak Yang Mengalami Kesulitan Belajar Membaca (Disleksia) Di Ponsos Kalijudan Surabaya konselor menentukan waktu, dan tempat karena waktu memerlukan keefektifan proses

konseling, sama halnya dengan tempat, karena kenyamanan tempat bagi klien sangat dibutuhkan agar klien dapat mengeluarkan uneg-uneg yang dialami. Proses analisa data dalam proses konseling ini menggunakan analisis deskriptif komparatif sehingga peneliti membandingkan data dan teori yang terjadi selama ini dilapangan. Tabel 4.1 Tabel Analisa Deskriptif Komparatif antara teori dan data Dilapangan tentang Proses Teori Bimbingan dan Konseling Islam NO Data teori Data empiris 1 Identifikasi Masalah Langkah yang digunakan untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber yang berfungsi untuk mengenal kasus beserta gejalagejala yang tampak pada klien. Konselor mengumpulkan data yang diperoleh dari berbagai sumber data mulai dari klien, pembimbing klien, serta orang-orang terdekat yang tinggal serumah. Dari hasil proses wawancara dan observasi menunjukkan bahwa klien tidak mau belajar karena dia tidak ada yang membimbingnya untuk intensif belajar, tidak ada buku yang bisa digunakan untuk belajar, dan kurangnya motivasi belajar karena klien menderita dyslexia sehingga sulit untuk membaca. 2 Diagnosa Melihat dari hasil identifikasi masalah

Menetapkan masalah yang maka dapat disimpulkan. Permasalahan dihadapi klien serta latar yang dihadapi ada lah kurangnya belakangnya. dorongan belajar pada anak penderita dyslexia. Permasalahantersebut disebabkan oleh tidak adanya pembimbing belajar klien secara intensif. tidak ada buku yang bisa digunakan belajar, sehingga timbul masalah baru klien lebih suka bermain dengan teman-temannya dan menonton TV daripada belajar. 3 Prognosa Menetapkan jenis bantuan atau terapi yang sesuai dengan permasalahan klien. Langkah ini ditetapkan berdasarkan kesimpulan dan diagnosis Menetapkan jenis bantuan berdasarkan diagnosa, yaitu berupa Bimbingan dan Konseling Islam dengan menggunakan Non-Directive sebagai pendekatannya dan ditetapkanlah jenis bantuan yang diberikan kepada klien yaitu 1. Memberikan bimbingan permainan sebagai media belajarnya kepada bagus secara intensif. 2. Memberi dorognan bagus agar lebih giat belajar terutama belajar membaca dan menulis. Dan mengurangi

kegemarannya bermain dan nonton TV. 3. Memberi media kepada pembimbing supaya membantu bagus untuk lebih giat lagi belajarnya. 4 Terapi/Treatment Proses pemberian bantuan terhadap klien berdasarkan prognosis. Adapun terapi yang digunakan adalah Non- Direvtive Permainan Ada 3 tahapan yang digunakan yakni: a. Tahap bantuan untuk meningkatkan motivasi belajar Dalam tahap ini adalah tahap penumbuhan motivasi terutama motivasi belajar klien, terutama motivasi klien untuk belajar membaca. dimulai dengan memberikan bimbingan belajar secara intensif, membuat klien senang dalam belajar. Motivasi tersebut dengan menggunakan nasehat, memberi buku cerita bergambar agar klien semangat untuk belajar membaca. b. Tahap Non-Directive Permainan 1)Menggunakan media sebagai belajar (Penokohan) Konselor disini mengubahtingkah laku klien yang suka bermain dengan mengajak klien melihat sebuah flim tentang sebuah anak yang mengalami dyslexia seperti klien Taree

Zameen Par untuk menumbuhkan motivasi belajar klien. 2)Latihan bercerita Konselor meminta klien bercerita tentang buku atau cerita yang telah dibacanya dan bercerita tentang gambar apa yang ditulisnya kemudian konselor meminta klien untuk menulisnya pada lembaran-lemberan kertas. Sehingga dengan menggunakan Latuhan bercerita ini konselor berharap mampu menumbuhkan semangatnya dalam membaca. Atau konselor membacakan sebuah cerita kemudian klien merangkumnya pada lembar kertas. 3)Belajar dari buku cerita Mampu tidak mengeja saat membaca kata-perkata dalam kalimat. a)mampu memahami kalimat yang di baca. b)mampu merangkum beberapa kalimat dari gambar yang dia lihat, dari cerita yang

dia dengar atau dari cerita yang ingin dia tulis. c)bagus tergerak belajar secara mandiri terutama dalam membaca setiap harinya. 5 Evaluasi + Follow Up Mengetahui sejauh mana langkah terapi yang dilakukan dalam mencapai hasil. Melihat perubahan klien setelah dilakukannya proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan non-directive permainan. Yaitu klien sudah bisa semangat untuk belajar dan mau belajar secara mandiri. Berdasarkan tabel diatas bahwa analisis proses Bimbingan dan Konseling dilakukan konselor dengan langkah-langkah konseling yang meliputi tahap identifikasi masalah, diagnosa, prognosa, treatment dan evaluasi. Dalam paparan teori pada tahap identifikasi masalah yakni langkah yang digunakan untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber yang berfungsi untuk mengenal kasus beserta gejala-gejala yang nampak pada klien. Melihat gejala-gejala yang ada dilapangan, maka konselor disini menetapkan bahwa masalah yang dihadapi klien adalah Terganggunya pemrosesan fonologis yang ditimbulkan oleh beberapa faktor yang sudah dipaparkan diatas. Pemberian treatment disini digunakan untuk menyadarkan klien tentang arti belajar melalui pendekatan Non-Directive Permainan, dan melatih klien untuk bisa mengungkapkan apa yang menjadi

keinginannya, yang bisa membantu mengatasi masalahnya sendiri yaitu semangat dari klien yang berkeinginan bisa membaca dan menuluis. Maka perbandingan antara data dan teori lapangan pada saat proses Bimbingan Konseling ini, diperoleh kesesuaian dan persamaan yang mengarah pada proses Bimbingan dan Konseling Islam. Tabel 4.2 Sedangkan hasil analisis kondisi klien sebelum dan sesudah proses konseling menggunakan analisis Deskriptif Komparatif adalah sebagai berikut : No Tahap Sebelum proses konseling Sesudah proses konseling 1 Tahap pemberian klien jarang mau setelah menggunakan motivasi untuk belajar, belajar hanya Tahap pemberian menumbuhkan saat disuruh. Banyak motivasi untuk keinginan belajar bermain diluar penumbuhkan keinginan pada klien. bersama teman- belajar pada klien, klien temannya dan nonton sudah mau belajar, tv. Akibatnya sampai terutama belajar sekarang klien pun membaca melalui buku belum mampu buku cerita yang membaca dengan baik diberikan konselor. seperti seusianya. anak walaupun hanya saat konselor yang sekarang menjadi gurunya. dan

mau belajar saat ditemani konselor. 2 Tahap non-directive permainan a) Menggunakan klien hanya mau belajar saat konselor datang. masih suka klien menurut dengan apayang dipe rintahkan konselor saat media sebagai bermain diluar dan memberikan bimbingan belajar lihat tv. belajar, seperti : 1. saat konselor mendekte klien 2. saat konselor menyuruh membacakan cerita klien sebuah dan a) Belajar dari buku cerita klien hanya mau belajar membaca saat merangkumnya mampu belajar secara mandiri. serta mampu ada konselor dan mengurangi bermain Latihan bercerita hanya mau belajar bersama konselor klien awalnya enggan disuruh membaca dan diluar rumah dan menonton tv dengan belajar membaca. klien mau belajar menulis, dan belajar

kurang percaya diri merangkum bersama konselor saat bimbingan belajar. C. ANALISIS DATA TENTANG HASIL PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM NON-DIRECTIVE PERMAINAN UNTUK MEMBANTU SEORANG ANAK YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR MEMBACA (DISLEKSIA) DI PONSOS KALIJUDAN SURABAYA Untuk lebih jelas tentang analisis data tentang hasil pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Islam Non-Directive Permainan Untuk Membantu Seorang Anak Yang Mengalami Kesulitan Belajar Membacadapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 4.3 Analisis Data Tentang Hasil Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Islam Non-Directive Permainan Untuk Membantu Seorang Anak Yang Mengalami Kesulitan Belajar Membaca (Disleksia) Sebelum Sesudah No Gejala Yang Nampak konseling konseling A B C A B C 1 Klien tidak memperdulik pembimbingnya saat menyuruh belajar 2 Hanya mau belajar saat ada

konselor 3 Tidak ada yang Membimbing ya untuk belajar secara intensif. 4 Lebih sering bermain dan menonton TV 5 tidak bisa mengungkapkan kesulitannya saat belajar. 6 Tidak memiliki buku untuk belajar 7 Tidak bisa mengungkapkan penyebab-penyebab ketidak mauannya belajar secara baik 8 Tidak bisa belajar / konsentrasi belajar. 9 Kurang percaya diri bila disuruh membaca. 10 Enggan mengerjakan saat disuruh mengerjakan soal yang susah. Jumlah 10 6 3 1

Keterangan : A : Tidak pernah B : Kadang-kadang C : Masih Dilakukan Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa setelah mendapatkan Bimbingan dan Konseling Islam tersebut terjadi perubahan sikap dan perilaku pada klien, hal itu dapat dibuktikan dengan kondisi klien yang pada asalnya tidak mau belajar sama sekali sehingga sampai berumur 16 tahun klien pun belum mampu membaca padahal anak seumuran klien rata-rata sudah mampu dan mahir dalam membaca. Sedangkan untuk tingkat keberhasilan dan kegagalan bimbingan dan konseling peneliti mengacu pada presentase kualitatif dengan standar uji sebagai berkut : a. 75 % - 100 % (dikategorikan berhasil) b. 60 % - 75% (cukup berhasil) c. < 60 % (kurang berhasil) Perubahan sesudah Bimbingan Dan Konseling sesuai tabel analisis diatas adalah a. Gejala tidak pernah tampak = 100% = 60% b. Gejala kadang kadang = 100% = 30% c. Gejala masih dilakukan = 100% = 10% Berdasarkan hasil presentase diatas dapat diketahui bahwa Bimbingan Dan Konseling Islam Non-Directive Permainan Untuk Membantu Seorang Anak Yang Mengalami Kesulitan Belajar Membaca (Disleksia) Di Ponsos Kalijudan

Surabaya dilihat dari analisis data tentang hasil presentase tersebut adalah 60 % dengan standar 60 % - 75% yang dikategorikan cukup berhasil.