BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah

BAB I PENDAHULUAN. penduduk lansia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2025

Lampiran 6 SUMMARY HUBUNGAN PERILAKU DENGAN HYGIENE PERORANGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat, akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN LANSIA DENGAN KONSEP DIRI LANSIA DI KELURAHAN BAMBANKEREP KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental (Maramis, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS

BAB III METODE PENELITIAN

Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S

BAB I PENDAHULUAN. (Activity Daily Living/ADL) (Effendi,2008). tidak lepas dari bimbingan dan perhatian yang diberikan oleh keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

Analisis Pengaruh Faktor Nilai Hidup, Kemandirian, Dan Dukungan Keluarga Terhadap Perilaku Sehat Lansia Di Kelurahan Medono Kota Pekalongan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA TERHADAP STATUS GIZI LANSIA DI KELURAHAN MERANTI PANDAK PEKANBARU

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

BAB I PENDAHULUAN. imunisasi, status gizi, dan penyakit infeksi pada anak. Faktor-faktor tersebut

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU HIDUP SEHAT DI PANTI ASUHAN EVANGELINE BOOTH DAN ASRAMA MADANI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, mental dan sosial serta perlindungan dari segala

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Lingkungan Hidup Kota

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama masa usia

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. juga dipengaruhi oleh tidak bersihnya kantin. Jika kantin tidak bersih, maka

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KELUARGA UNTUK MELAKUKAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANGUNHARJO JATIPURNO WONOGIRI

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB IV HASIL PENELITIAN. Karanganyar terdapat 13 perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan di daerah

BAB I PENDAHULUAN. (Perry & Potter, 2005). Personal hygiene pada anak jalan jarang diperhatikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

BAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial. Hal tersebut menimbulkan keterbatasan-keterbatasan yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa. Middle childhood merupakan masa. usia tahun untuk anak laki-laki (Brown, 2005).

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO usia tahun adalah usia pertengahan, usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi tua merupakan proses yang alami dalam kehidupan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo.

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan penyakit yang sangat umum dijumpai di negara

BAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. diantaranya berkurangnya massa otot, bertambahnya massa lemak, penurunan

BAB I PENDAHULUAN. berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk

Kesehatan Masyarakat Gamping I sudah terjangkau oleh BPJS bagi

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berkala, enyahkan asap rokok, rajin senam osteoporosis, diet sehat dan seimbang,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN.. PENGESAHAN SKRIPSI... PERNYATAAN PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu juga mulai terlihat hilangnya bentuk-bentuk dukungan keluarga terhadap lansia (

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penggunaan metode dalam penelitian adalah syarat mutlak untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses menua adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSONAL HYGIENE,

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN MEKANISME KOPING PADA LANSIA DI DESA POLENG GESI SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian serius bagi orang tua, praktisi pendidikan, ataupun remaja

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan

GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD NEGERI SUROKARSAN II YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN di prediksikan jumlah lansia akan mengalami peningkatan sebesar 28,8 juta

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan penyakit yang semakin sering dijumpai

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak di dunia dengan jumlah lansia sesuai sensus penduduk 2010 berjumlah 18,1 juta jiwa (9,6% dari total penduduk), pada tahun 2030 diperkirakan akan mencapai 36 juta. Sementara itu, negara melalui UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 138, bahwa upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomi sesuai dengan martabat kemanusiaan. Peran keluarga sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup lansia, yaitu melalui perubahan perilaku kearah perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan keluarga dan masyarakat, perbaikan lingkungan (fisik, biologis, sosial-budaya, ekonomi), membantu penyelenggaraan yankes (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif), dan Ikut dalam proses kontrol dan evaluasi pelaksanaan pelayanan bagi lansia (Kemenkes, 2013) Menurut Brunner & Suddart (2001) menjelaskan bahwa kelompok lansia lebih banyak menderita penyakit yang menyebabkan ketidakmampuan dibandingkan dengan orang yang lebih muda. Keadaan tersebut masih ditambah lagi bahwa lansia biasanya menderita berbagai macam gangguan fisiologi yang bersifat kronik, juga secara biologik, psikis, sosial ekonomi, 1

2 akan mengalami kemunduran. Perubahan yang dialami oleh lansia akan berdampak pada kelangsungan hidup dan tingkatan kesehatannya, jika lansia tidak dapat memenuhi segala kebutuhan yang mereka butuhkan baik dari segi biologis maupun psikologis. Dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari, kebanyakan lansia masih belum bisa mandiri. Hal ini akan membuat lansia kurang mandiri dalam berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), perilaku PHBS ini akan menjaga kesehatan dari lansia itu sendiri. Menurut Yusuf (2009) kemandirian merupakan karakteristik dari kepribadian yang sehat (healthy personality). Kemandirian individu tercermin dalam cara berpikir dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri, serta menyesuaikan diri secara konstruktif dengan norma yang berlaku di lingkungannya. Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa perilaku hidup sehat merupakan salah satu perilaku yang berkaitan dengan pengupayaan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku hidup sehat pada lansia terdiri dari makan dengan menu seimbang (appropriate diet), olahrga yang teratur, tidak merokok, tidak minum minuman keras dan narkoba, istirahat yang cukup, mengendalikan stres dan perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan seperti rekreasi dan menjaga kebersihan lingkungan. Erdhayarti (2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa seorang lansia yang berperilaku sehat dicerminkan dengan melakukan mandi setiap hari, badan terlihat bersih, berpakaian rapi, rambut disisir dengan rapi dan

3 kuku tidak kotor. Kemandirian lansia dalam berperilaku bersih dan sehat bermanfaat dalam menjaga kesehatan bagi lansia itu sendiri. Hal ini karena usia lansia rentan terhadap berbagai macam penyakit, sehingga upaya yang harus dilakukan adalah menjaga gaya hidup yaitu dengan berperilaku hidup bersih dan sehat. Menurut Abikusno dan Hidayat (2003) bahwa perilaku sehat seseorang berhubungan dengan tindakannya dalam memelihara dan meningkatkan status kesehatannya, antara lain tindakan-tindakan pencegahan penyakit, kebersihan diri, pemilihan makanan sehat dan bergizi, higiene pribadi, dan sanitasi lingkungan. Pratikwo, Pietojo dan Widjanarko, (2006) dalam penelitiannya menyatakan bahwa faktor yang memudahkan lansia dalam berperilaku hidup bersih dan sehat yaitu salah satunya pengetahuan seorang lansia tentang hidup bersih dan sehat, serta sistem nilai yang diyakini lansia dan masyarakat. Adapun faktor yang mendukung lansia dalam berperilaku sehat adalah tersedianya dan terjangkaunya fasilitas pelayanan kesehatan. Faktor yang mendorong lansia dalam berperilaku sehat adalah adanya seseorang yang dijadikan panuaan oleh lansia sebagai role model misalnya keluarga dan peer group. Keluarga merupakan salah satu faktor yang dapat memberikan dukungan untuk memberikan motivasi ataupun semangat kepada lansia untuk dapat berperilaku hidup bersih dan sehat secara mandiri. Dukungan keluarga merupakan suatu proses hubungan antar keluarga dengan lingkungan sosialnya, ketiga dimensi interaksi dukungan keluarga tersebut bersifat

4 reproksitas (frekuensi hubungan timbal balik), umpan balik (kualitas dan komunikasi) dan keterlibatan emosional (kedalaman intimasi dan kepercayaan) dalam hubungan sosial. Baik keluarga inti maupun keluarga besar berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggota keluarganya dan merupakan pelaksana aktif dalam memodifikasi dan mengadaptasi komunitas hubungan personal untuk mencapai keadaan berubah (Friedman, 2003). Mu tadin (2002) mengungkapkan bahwa untuk dapat mandiri seseorang membutuhkan kesempatan, dukungan dan dorongan dari keluarga serta lingkungan di sekitarnya, agar dapat mencapai otonomi atas diri sendiri. Pratikwo, Pietojo dan Widjanarko (2006) menyatakan bahwa lansia yang mendapat dukungan keluarga kategori baik, semuanya berperilaku sehat kategori baik. Lansia yang mendapat dukungan keluarga kategori sedang, sebanyak 46,9% berperilaku sehat kategori baik dan lansia yang mendapat dukungan keluarga kategori kurang hanya 7,7% yang berperilaku sehat kategori baik. Hal tersebut menunjukan bahwa baik atau tidaknya dukungan keluarga akan menentukan kemandirian lansia dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pratikwo, Pietojo dan Widjanarko (2006) di Kelurahan Medono Kabupaten Pekalongan menghasilkan sebanyak 70% lansia masih bertempat tinggal bersama keluarganya, dengan demikian dukungan keluarga sangat diperlukan dalam peningkatan perilaku sehat pada lansia. Dukungan mengenai apakah keluarga mengenal perkembangan kesehatan lansia, pada umumnya (83,3%) keluarga

5 tidak pernah mengajak lansia untuk merencanakan aktifitas lansia. Untuk memberi gairah hidup pada lansia perlu diadakan usaha untuk mengisi kehidupan mereka, misalnya latihan bersama, olah raga ringan, membuat kerajinan, rekreasi dan sebagainya. Sebanyak 63,3% keluarga tidak menyiapkan makanan dalam bentuk lunak hal ini kemungkinan pada umumnya lansia masih mampu mengunyah, atau keluarga merasa repot kalau setiap hari harus menyediakan makanan khusus untuk lansia dan sebanyak 68,3% keluarga tidak memperhatikan makanan pantangan untuk lansia. Hal tersebut akan menyebabkan seorang lansia tidak dapat mandiri dalam berperilaku hidup bersih dan sehat, karena kurangnya dukungan dari keluarga lansia. Hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap 10 lansia yang ada di desa Rakit Kabupaten Banjarnegara didapatkan bahwa 2 (20%) lansia yang merokok dan jika tidak merokok mereka merasa tidak enak, 3 (30%) lansia jarang mencuci tangan terlebih dahulu ketika akan makan, 3 (30%) lansia menggosok gigi satu kali sehari dan 2 (20%) lansia berolahraga tiga kali dalam seminggu serta tidak merokok. Hal ini menunjukan bahwa masih rendahnya kesadaran seorang lansia dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. Mereka tidak menyadari bahwa berperilaku hidup dan sehat itu adalah salah satu faktor penting yang dapat menentukan tingkat kesehatannya sendiri. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang: Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kemandirian Perilaku

6 Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Lansia Di Desa Rakit Kabupaten Banjarnegara. B. Rumusan Masalah Lanjut usia merupakan suatu proses alami yang tidak dapat dihindari setiap manusia. Seseorang yang sudah memasuki lanjut usia mengalami berbagai macam kemunduran yang akan menyebabkan lansia tidak bisa mandiri dalam melakukan berbagai aktifitas sehari-hari khususnya dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. Disinilah peran keluarga sangat penting dalam memberikan dukungan keluarga untuk meningkatkan kemandirian lansia dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti merumuskan rumusan masalah yaitu Adakah hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) pada lansia Di Desa Rakit Kabupaten Banjarnegara?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) pada lansia Di Desa Rakit Kabupaten Banjarnegara. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui karakteristik responden (dilihat dari karakteristik keluarga jenis kelamin, umur, pekerjaan tingkat pendidikan dan dilihat dari karakteristik lansia jenis kelamin, umur, pekerjaan, tingkat pendidikan).

7 b. Untuk mengetahui dukungan keluarga tentang kemandirian dalam perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia di desa Rakit Kabupaten Banjarnegara. c. Untuk mengetahui perilaku bersih dan sehat pada lansia di desa Rakit Kabupaten Banjarnegara. d. Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada lansia Di Desa Rakit Kabupaten Banjarnegara. D. Manfaat Penelitian a. Bagi Responden Memberikan informasi pengetahuan dan ilmu tambahan bagi keluarga mengenai bagaimana hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) pada lansia. b. Bagi Ilmu Keperawatan Sebagai bahan refrensi tambahan bagi ilmu keperawatan bagaimana hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) pada lansia, sehingga dapat diaplikasikan di masyarakat. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Memberikan informasi dan refrensi tambahan bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan variabel berbeda yang dapat mempengaruhi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) pada lansia.

8 E. Penelitian Terkait 1. Nurlaela (2012) dengan judul Gambaran Dukungan Keluarga Dalam Meningkatkan Kesehatan Anggota Keluarganya di Wilayah Kabupaten Pekalongan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran dukungan keluarga dalam meningkatkan kesehatan anggota keluarganya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan metode pengumpulan data studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan adanya dukungan keluarga terhadap anggota keluarga yang memberikan air susu ibu, keluarga yang memiliki anggota keluarga lanjut usia, keluarga menghadapi anggota keluarganya yang menopause. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 50 orang. 2. Norpadia (2012) dengan judul Faktor Intrinsik Dan Ekstrinsik Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kemandirian Lansia Dalam Melakukan Aktivitas Sehari-Hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor intrinsik dan ekstrinsik yang berhubungan dengan tingkat kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini terletak di Desa Meranti Pandak lansia dengan sampel 79 responden diambil dengan menggunakan teknik cluster sampling. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner dan telah diuji validitas dan reliabilitas (r> 0.444). Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat menggunakan uji Chi Square.