ANALISIS PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL PENGAKUAN EKS PARASIT LAJANG KARYA AYU UTAMI ARTIKEL ILMIAH IDA SURYANI NPM 10080005 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
ANALISIS PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL PENGAKUAN EKS PARASIT LAJANG KARYA AYU UTAMI Oleh Ida Suryani 1, Wirsal Chan 2, Muhardis 3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2)dan 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan gaya bahasa dalam novel Pengakuan Eks Parasit Lajang karya Ayu Utami. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskritif. Penelitian ini menggunakan teknik pengabsahan data berupa uraian rinci. Data yang diperoleh akan dideskripsikan lalu dianalisis untuk memperoleh gaya bahasa yang terdapat dalam novel Pengakuan Eks Parasit Lajang karya Ayu Utami. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa novel Pengakuan Eks Parasit Lajang karya Ayu Utami terdapat beberapa jenis penggunaan gaya bahasa yaitu, (1) gaya bahasa perbandingan, yakni perumpamaan 35, metafora 9, personifikasi 19, depersonifikasi 1, alegori 1, dan tautologi 3, (2) gaya bahasa pertentangan yakni, hiperbola 12, dan antiklimaks 1, (3) gaya bahasa pertautan yakni, eufemisme 2, erotesis 2, ellipsis 1, gradasi 3, dan asidenton 1, (4) gaya bahasa perulangan yakni, anafora 89, epistofa 37, mesodiplosis 2, epanalepsis 5, dan anadiplosis 36. Dalam novel Pengakuan Eks Parasit Lajang karya Ayu Utami pengarang lebih dominan menggunakan gaya bahasa perulangan yaitu anafora. Kata kunci: gaya bahasa, novel.
ANALISIS PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL PENGAKUAN EKS PARASIT LAJANG KARYA AYU UTAMI Oleh Ida Suryani 1, Wirsal Chan 2, Muhardis 3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2)dan 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research aims to describe the use of language style in Pengakuan Eks Parasit Lajang novel that is created by Ayu Utami. This kono of research is a descriptire qualitative research. This study use the technique of data s validation in form of speafic analysis. The data which have been gotten are deskribets and the analized to find out the language style used in the Pengakuan Eks Parasit Lajang novel that is created by Ayu Utami. Based on the research research result, it can be concluded there are several language styles that are tound in Pengakuan Eks Parasit Lajang by Ayu Utami such as, (1) comparison language style, indudes 35 similes, 9 metapors, 19 personifikasions, 1 depersonification, 1 allegory, and 3 tautologies, (2) contrasting languagestyles, indudes 12 hiperbolas, and 1 anticlimax ; (3) tightenirg language style, includes 2 euphemisms, 2 erothesises, 1 ellipsis, 3 gradations, and 1 accidenton; (4) repetition language style, includes 89 anaphoras, 37 epistrophes, 2 mesodiplecies, 5 apanalepcis, and 36 anadiplocis. In the Pengakuan Eks Parasit Lajang that is created by Ayu Utami, the wiiter uses dominant repetition languagestyle, anaphor. Keywords: Language style, novel
PENDAHULUAN Sastra merupakan karya seni yang bernilai. Kehadiran sebuah karya sastra dapat memberi kepuasan dan menimbulkan rasa senang bagi pembaca atau penikmatnya. Unsur-unsur keindahan yang diciptakan pengarang, selalu menjadi suatu yang menarik. Sastra telah menjadi bagian dari pengalaman hidup manusia, baik dari aspek manusia yang memanfaatkannya maupun yang menuangkan imajinasinya ke dalam sebuah karangannya. Salah satu karya sastra yang banyak diminati masyarakat pada umumnya adalah novel, Novel merupakan salah satu jenis karya sastra yang berbentuk fiksi (rekaan) yang menceritakan sebagian pengalaman hidup pengarang pada hasil karanganya. Setiap pengarang memiliki gaya yang berbeda-beda. Ada pengarang yang menggunakan perbandingan menjadi watak tokoh, mendeskripsikan kejadian dalam sebuah ceritanya, dan menonjolkan nilai-nilai adat istiadat. Keragaman gaya bahasa pengaran tersebut dipengaruhi oleh latar belakang pengarang, seperti pendidikan, daerah asal, usia dan karakter pengarang itu sendiri. Selain itu, tema yang diungkapkan serta karakter tokoh yang ditampilkan juga mempengaruhi gaya bahasa yang digunakan. Gaya sering juga diistilahkan dengan style merupakan kecenderungan atau ciri dominan yang dimiliki seseorang dalam berbahasa. Setiap orang memiliki gaya atau style yang pastinya tidak sama antara satu dengan lainya. Gaya bahasa adalah cara seseorang atau ciri dominan dalam menggunakan bahasa untuk memberi ciri khas terhadap seseorang yang berbahasa tersebut. Dalam novel Pengakuan Eks Parasit Lajang karya Ayu Utami terdapat berbagai jenis penggunaan gaya bahasa. Yaitu pertama, gaya bahasa perbandingan kedua, gaya bahasa pertentangan, ketiga, gaya bahasa pertautan, dan keempat, gaya bahasa perulangan. Berdasarkan uraian yang dijelaskan, penulis akan menganalisis Penggunaan Gaya Bahasa dalam novel Pengakuan Eks Parasit Lajang karya Ayu Utami. Maka penelitian ini dapat difokuskan pada penggunaan gaya bahasa dalam novel Pengakuan Eks Parasit Lajang karya Ayu Utami. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan gaya bahasa dalam novel Pengakuan Eks Parasit Lajang karya Ayu Utami. Gaya bahasa merupakan bentuk retorik, yaitu pengunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan pembaca (Tarigan, 2009:4). Secara singkat dapat diartikan bahwa gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan keperibadian penulis (pemakai bahasa). Keraf 1985 (dalam Tarigan, 5: 2009). Menurut Pradopo, (2005:93) gaya bahasa adalah susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul atau hidup dalam hati penulis, yang menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam hati pembaca. Gaya bahasa itu menghidupkan kalimat dan member gerak pada kalimat. Gaya bahasa itu untuk menimbulkan reaksi tertentu, untuk menimbulkan tanggapan pikiran terhadap pembaca. Jadi dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa adalah peranan utama dalam sebuah tulisan. Karena tanpa adanya gaya bahasa yang bervariasi maka tulisan tersebut tidak menarik. Menurut Tarigan, (2009:4) gaya bahasa terdapat menjadi empat bagian yaitu, (1) gaya bahasa perulangan, (2) gaya bahasa pertentangan, (3) gaya bahasa pertautan, dan (4) gaya bahasa perulangan. Gaya bahasa perulangan terbagi menjadi sepuluh, gaya bahasa pertentangan terbagi menjadi enam belas, gaya bahasa pertautan terbagi menjadi empat belas, dan gaya bahasa perulangan terbagi menjadi dua belas. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskritif. Endraswara, (2013:5) mengatakan penelitian yang paling cocok digunakan untuk penelitian sastra adalah penelitian kualitatif karena karya sastra adalah dunia kata atau simbol yang penuh makna. Penelitian kualitatif digunakan dengan tidak menggunakan angka, tetapi mengutamakan kedalam penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang sedang dikaji secara empiris. Teknik penganalisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai beriku: (1) mendeskripsikan gaya bahasa yang ditemukan dalam novel Pengakuan Eks Parasit Lajang karya
Ayu Utami, (2) menganalisis gaya bahasa yang terdapat dalam novel Pengakuan Eks Parasit Lajang karaya Ayu Utami, (3) menginterpretasikan gaya bahasa yang terdapat dalam novel Pengakuan Eks Parasit Lajang karya Ayu Utami, (4) menyimpulkan gaya bahasa yang terdapat dalam novel Pengakuan Eks Parasit Lajang karya Ayu Utami, (5) menulis laporan. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut, Pemakaian gaya bahasa dalam novel Pengakuan Eks Parasit Lajang karya Ayu Utami ditemukan 17 jenis gaya bahasa dari 51 jenis-jenis gaya bahasa yang ada. Dari 17 jenis gaya bahasa yang ada, yang ditemukan tersebut terdapat 273 kalimat yang memiliki gaya bahasa yaitu, (1) gaya bahasa perbandingan yakni: perumpamaan berjumlah 35, salah satu contoh kutiapan gaya bahasa perumpamaan adalah Sebentuk tubuh dengan lekuk, seperti gitar, ceruk kecil yang lembab di pusatnya, serta sepasang kesuburan yang akan menyihir mereka dalam pengalaman indah menghisap di masa kanak. (Utami, 2013:8). Metafora 9, salah satu kutipanya adalah. Kau adalah lembab hutan yang menyimpan hasrat untuk disibakkan. (Utami, 2013:8) personifikasi 19, salah satu kutipannya adalah Kau adalah pucuk-pucuk yang gelisah untuk disengat petir. Tunastunas yang menanti untuk dituai. (Utami, 2013:8) depersonifikasi 1 salah satu kutipannya adalah Kulihat senyum yang bagus itu lagi. Bibir yang segar kemerahan. Nik! Rambutnya lebih rimbun sekarang. (Utami, 2013:18 19), Alegori 1, salah satu kutipannya adalah Setelah makan buah itu, Adam dan Hawa jadi tahu bahwa mereka telanjang. Mereka pun jadi malu, lalu membikin cawat. Setelah itu mereka diusir dari taman Eden. Pada zaman itu, para raksasa masih hidup di muka bumi. Jadi, makhluk seperti manusia di muka bumi ini tidak hanya keturunan Adam dan Hawa saja. (Pengakuan Eks Parasit Lajang, 2013:117 118) dan tautologi 3 salah satu kutipannya adalah Tapi kamu kan memang nyata-nyata, objektif, faktual, lebih muda dari aku? (Utami, 2013:43). (2) Gaya bahasa pertentangan: hiperbola berjumlah 12 salah satu kutipanya adalah. Kabut yang sering menenggelamkan kota berasal dari sini. Ada satu sungai, sebagaimana diceritakan Kitab Kejadian, meskipun sungai ini tidak bercabang ke empat penjuru sebagai Pison, Gibon, Efrat, dan Tigris. (Pengakuan Eks Parasit Lajang, 2013:88).. (3) gaya bahasa pertautan: eufemisme berjumlah 2, salah satu kutipannya adalah Pada dia aku nyaris tak punya rahasia. Itu kelemahanku memang. Tapi aku juga tahu ia tidak memantulkan suara. (Pengakuan Eks Parasit Lajang, 2013:82). erotesis berjumlah 2, salah satu kutipannya adalah Selama pipis dan sikat gigi aku gemetar ketakutan. Saklar lampu ada di luar. Bagaimana jika jerangkong itu mematikan lampu? Bagaimana jika saat aku membuka pintu ia telah ada di ambang pintu? Sungguh tak enak perasaanku. (Pengakuan Eks Parasit Lajang, 2013:102). gradasi berjumlah 3, salah satu kutipannya adalah Sekalipun aku sekarang sedang tidak beragama, atau sedang menjauhi agama, pasti aku merasa ketidakberagamaanku ini, pasti aku akan merasa ketidakberagamaanku ini, masih lebih benar daripada keberagamaannya yang tak pernah ditantang itu.... (Pengakuan Eks Parasit Lajang, 2013:41). asidenton berjumlah 1 kutipanya adalah sebagai berikut, Ayah-ibu tidak menyukai Sukarno, presiden pertama yang digulingkan oleh Sang Jenderal.... (Utami, 2013:70).. (4) Gaya bahasa perulangan: anafora berjumlah 89, salah satu kutipannya adalah Aku mulai memperhatikan kelebihan dan kekurangan wajahku. Aku mulai menggambar garis mata dan alisku. Aku mulai menatapi tubuhku dalam takjub. (Pengakuan Eks Parasit Lajang, 2013:7) epifora berjumlah 37, salah satu kutipannya adalah A : Tapi kenapa tidak di atas sesuatu yang lain sama sekali? Yang baru dan yang lain sama sekali? (Pengakuan Eks Parasit Lajang, 2013:290) epanalepsis 5, salah satu kutipannya adalah Kamu adalah pacarku dan aku mau bertanggungjawab terhadap kamu... (Pengakuan Eks Parasit Lajang, 2013:195). dan adiplosis 36 salah satu kutipannya adalah Ia tidak membangun Gereja di dalam batas-batas patriarki. Patriarki harus mati dulu, menjadi tulang belulang, menjadi karang... (Pengakuan Eks Parasit Lajang, 2013:290).
Gaya bahasa dominan yang ditemukan dalam novel Pengakuan Eks Parasit Lajang karya Ayu Utami secara bagiannya. (1) gaya bahasa perbandingan yaitu perumpamaan berjumlah 35, (2) gaya bahasa pertentangan yaitu hiperbola berjumlah 12, (3) gaya bahasa pertautan yakni gradasi berjumlah 3, dan (4) gaya bahasa perulangan yaitu anafora berjumlah 89. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan penggunaan gaya bahasa yang paling dominan secara keseluruhan yaitu gaya bahasa perulangan yaitu anafora berjumlah 89 kalimat. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan gaya bahasa dalm novel Pengakuan Eks Parasit Lajang karya Ayu Utami sebagai berikut. Pemakaina gaya bahasa dalam novel Pengakuan Eks Parasit Lajang karya Ayu Utami setelah dilakukan teknik deskritif data maka ditemukan 17 (tujuh belas) jenis gaya bahasa dari 51 (lima puluh satu) jenis-jenis gaya bahasa yang ada. Dari jenis gaya bahasa yang ada, yang ditemukan tersebut terdapat 273 (dua ratus tujuh puluh tiga) kalimat yang mempunyai gaya bahasa yaitu, gaya bahasa perbandingan yakni: perumpamaan berjumlah 35 (tiga puluh lima) kalimat, metafora 9 (sembilan) kalimat, personifikasi 19 (Sembilan belas) kalimat, depersonifikas 1 (satu) kalimat, alegori 1 (satu) kalimat, tautologi 3 (tiga) kalimat. Gaya bahasa pertentangan: hiperbola berjumlah 12 (dua belas) kalimat, antiklimaks 1 (satu) kalimat. Gaya bahasa pertautan: eufemisme berjumlah 2 (dua) kalimat, eroteris berjumlah 2 (dua) kalimat, ellipsis berjumlah 1 (satu) kalimat, gradasi berjumlah 3 (tiga) kalimat, asidenton berjumlah 1 (kalimat). Gaya bahasa perulangan: anafora berjumlah 89 (delapan puluh sembilan) kalimat, epifora berjumlah 37(tiga puluh tujuh) kalimat, mesodiplosis 2 (dua) kalimat, epanalepsis 5 (lima) kalimat, dan anadiplosis 36 (tiga puluh enam) kalimat. Gaya bahasa yang paling dominan ditemukan dalam novel Pengakuan Eks Parasit Lajang karya Ayu Utami adalah gaya bahasa perulangan yakni anafora berjumlah 89 (delapan puluh sembilan)kalimat. Hasil penelitian Analisis Penggunaan Gaya Bahasa dalam Novel Pengakuan Eks Parasit Lajang karya Ayu utami ini memiliki beberapa saran untuk berbagai pihak yang tujuannya adalah memberi manfaat bagi dunia pendidikan, khususnya dalam bidang pelajan Bahasa dan Sastra Indonesia. saran-saran tersebut adalah sebagai berikut ini. Satu,guru bahasa Indonesia diharapkan menggunakan hasil penelitian ini sebagai pedoman dalam pembelajaran karya sastra, khususnya dalam bidang sastra. Dua, bagi pembaca atau penikmat sastra diharapkan mampu menambah wawasan dan mampu meningkatkan ketertarikan terhadap karya sastra. Tiga bagi penulis berikutnya diharapkan menjadi bahan acuhan dalam penulisan dan penelitian sastra khususnya dalam bidang gaya bahasa. IMPLIKASI Analisis Penggunaan Gaya Bahasa dalam novel Pengakuan Eks Parasi Lajang karya Ayu Utami dapat diimplikasikan dalam pelajaran bahasa Indonesia di SMA kelas X1 karena, sesuai dengan kompetensi dasar (KD) yang terdapat dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Materi tentang gaya bahasa dalam novel dapat diajarkan dalam standar kompetensi (SK) 7, yaitu memahami berbagai hikayat novel Indonesia / novel remaja. Kompetensi dasar (KD) 7.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/ terjemah. Idikator yang perlu dicapai yaitu siswa dapat menemukan unsur-unsur intrinsik novel Pengakuan Eks Parasit Lajang karya Ayu Utami yang meliputi, tema, amanat, penokohan, latar, alur, sudut pandang dan gaya bahasa. Guru dapat menggunakan novel untuk memancing kreativitas siswa dalam mengungkapkan informasi yang mereka peroleh. Hasil analisis novel dapat membantu memperluas wawasan siswa tentang karya sastra. Karya sastra juga dapat menggambarkan kreativitas setiap siswa sehingga bermanfaat untuk siswa mengimplikasikannya di sekolah (1) mengajarkan siswa untuk mengetahui pentingnya peranan gaya bahasa dalam sebuah karya sastra khususnya novel, (2) mengajarkan siswa untuk lebih memahami jenis-jenis gaya bahasa yang terdapat dalam sebuah novel, dan (3) mengajarkan siswa untuk mengetahui makna gaya bahasa yang terdapat dalam sebuah novel.
KEPUSTAKAAN Endraswara, Suardi. 2013. Metodologi Penelitian Sastra. Yokyakarta : Center For Academik Puplishing Service. Pradopo, Rachmat Djoko. 2007. Pengkajian Puisi. Yokyakarta : Gajah Mada University Press. Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: angkasa. Utami, Ayu. 2013. Pengakuan Eks Parasit Lajang. Jakarta : PT Gramedia.