BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah kotamadya Salatiga. Lokasi puskesmas Sidorejo

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. keadaan lingkungan tempat bidan bekerja (Soepardan & Hadi, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kabupaten Bonebolango dengan batas-batas sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia angka kematian ibu

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIDAN DESA TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam sintesa hemoglobin. Mengkonsumsi tablet Fe sangat

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

LAPORAN PELAKSANAAN ORIENTASI PROGRAM DOKTER INTERNSHIP INDONESIA ANGKATAN III TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah di lakukan pada bulan Maret 2013 Juli 2013 di

BAB V PEMBAHASAN. usus sebesar 18,3%. Prevalensi infeksi parasit tersebut lebih sedikit bila

BAB 1 PENDAHULUAN. instrumental. Orang menghargai kesehatan karena kesehatan ikut mendasari

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. apabila seorang ibu hamil dapat mengatur makanan yang dikonsumsinya. secara sempurna. Kehamilan yang sehat dapat diwujudkan dengan

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan hasil Survei

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkannya (Francin, 2005).

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

HUBUNGAN PENERAPAN P4K OLEH IBU HAMIL DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOREJO KIDUL SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap saat yang dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi (Marmi, 2011:11).

Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia. Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL DALAM MENGIKUTI ASUHAN ANTENATAL (ANC) DI KABUPATEN GOWA, SULAWESI SELATAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. spesialis kebidanan, dokter umum, dan bidan) pada ibu selama masa kehamilannya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KEJADIAN KEK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KALONGAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperbaiki kesehatan Ibutelah menjadi prioritas utama dari pemerintah. AKI juga

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pukesmas Induk yang ada di kota semarang salah satunya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Kesehatan Keluarga TA 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswi Program D-IV Bidan Pendidik pada

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. bahwa ibu hamil yang terkena anemia mencapai 40%-50%. Prevalensi. sebanyak 63% (Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2010).

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

EQUITY PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDOKAN AYU KOTA SURABAYA

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

BAB 1 PENDAHULUAN. menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal. Tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan Indonesia sehat 2010 adalah menerapkan pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan. Tujuan ANC menurut Manuaba (2009) adalah :

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yang salah satunya

UPTD PUSKESMAS KAMPAR KIRI

Kata kunci :Frekuensi Antenatal Care, Ketaatan Konsumsi Fe, Anemia, Ibu Hamil

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN PENGUKURAN LILA DI PUSKESMAS KALAMPANGAN, KOTA PALANGKA RAYA

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga, terletak di Propinsi Jawa Tengah kotamadya Salatiga. Lokasi puskesmas Sidorejo Kidul ini tepatnya di Jalan Tritis Sidorejo Kidul Tingkir Salatiga.Di puskesmas ini memberikan pelayanan kesehatan meliputi kesehatan ibu dan anak, imunisasi, ibu hamil, kesehatan masyarakat, kesehatan gigi, konseling gizi, tes laboratorium, dan keluarga berencana. Puskesmas Sidorejo berdiri dibawahi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten kota Salatiga. Sumber daya manusia yang ada di puskesmas Sidorejo Kidul ini meliputi dokter umum, dokter gigi, bidan, perawat, ahli gizi, analis laboratorium.namun puskemas Sidorejo Kidul belum menerima pasien rawat inap. Selain itu, puskesmas Sidorejo Kidul belum memiliki fasilitas lain, seperti fasilitas ambulance, gedung obat dan tempat ibadah. Berikut ini adalah peta lokasi letaknya Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga:

Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga yang terletak di Jl.Titis Mukti no.1 Sidorejo, Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Puskesmas Sidorejo Kidul merupakan puskesmas induk dari puskesmas nanggulan, puskesmas kalibening, puskesmas pasar raya dan puskesmas tingkir tengah. Puskesmas Sidorejo tidak menyediakan fasilitas layanan kesehatan rawat inap 24 jam tetapi puskesmas menyediakan layanan lengkap seperti laboratorium, dokter umum, poli gigi, kesehatan ibu anak (KIA), poli gizi, apoteker, imunisasi, dan manajemen laktasi pada ibu. Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2015 di puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga dengan mengambil sampel pasien ibu hamil yang memeriksakan kehamilan ke

puskesmas sebanyak 80 orang. Jumlah sampel yang diambil seluruhnya adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di puskesmas Sidorejo Kidul pada saat peneliti melakukan penelitian. 4.1.2 Analisa Univariat Analisa univariat digunakan untuk mengetahui frekuensi makan, jenis makanan, porsi makan dan kasus anemia.jumlah sampel yang di ambil sebesar 80 orang responden pada ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga. Tabel 4.1 Distribusi Ibu Hamil yang Terkena Anemia No. Kategori Frequency Percent 1 2 3 Tidak teridentifikasi 4 5,0 < 11 gr/dl 8 10,0 11-13 gr/dl 55 68,8 4 14-16 gr/dl 13 16,3 Total 80 100,0 Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.1 diketahui ratarata responden tidak terkena anemia. Hal ini dapat dilihat dari nilai

kadar hemoglobin yang lebih dari 11 gr/dl. Dari 80 responden yang diteliti, ada 68 orang (85,1%) ibu hamil yang tidak terkena anemia, sedangkan ibu hamil yang terkena anemia sebanyak 8 orang (10%). Sedangkan sisanya sebanyak 4 orang (5%) tidak dapat didefinisikan sebab tidak memberikan nilai kadar hemoglobin pada angket yang dibagikan. Tabel 4.2 Distribusi Usia Ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga. No Usia Frequency Percent 1 2 Resiko Tinggi 69 86,3 Resiko Rendah 11 13,8 Total 80 100,0 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui rata-rata ibu hamil yang memeriksakan diri ke Puskesmas Sidorejo Kidul berusia tepat untuk hamil.usia yang tepat untuk seorang ibu hamil dan melahirkan adalah 20 tahun 35 tahun, sehingga hanya sedikit ibu hamil yang beresiko mengalami anemia. Dari 80 responden yang diteliti, responden yang memiliki usia beresiko rendah terkena anemia sebanyak 69 responden (86,2%) dan

responden yang memiliki usia beresiko tinggi sebanyak 11 responden (13,8%). Tabel 4.3 Distribusi Paritas Ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga. No Paritas Frequency Percent 1 2 Resiko Tinggi 3 3,8 Resiko Rendah 77 96,3 Total 80 100,0 Ibu hamil yang memeriksakan diri ke Puskesmas Sidorejo Kidul rata-rata baru pertama kali hamil. Hanya ada 3 orang (3,8%) yang beresiko tinggi terkena anemia karena sudah melahirkan lebih dari 4 kali. Jadi sebanyak 77 responden (96,2%) beresiko rendah mengalami anemia karena jumlah melahirkannya masih kurang dari 4 kali.

Tabel 4.4 Distribusi Status Gizi Ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga. No Status gizi dilihat dari Lila Frequency Percent 1 2 3 Tidak teridentifikasi 6 7,5 Lila < 23,5 13 16,3 Lila >= 23,5 61 76,3 Total 80 100,0 Dapat dilihat dari pita lila yang diukurkan ke lengan ibu hamil. Ibu hamil yang beresiko rendah mengalami anemia adalah ibu hamil yang ukuran pita lilanya lebih dari sama dengan 23,5 cm. Berdasarkan ukuran pita lila tersebut, rata-rata ibu hamil memiliki resiko yang rendah terkena anemia, yaitu sebanyak 61 oranag (76,3%). Sedangkan yang beresiko terkena anemia berdasarkan ukuran pita lila sebanyak sebanyak 13 responden (16,2%). Sisanya adalah responden yang tidak memberikan data ukuran pita lila sehingga tidak dapat didefinisikan, yaitu sebanyak 6 responden (7,5%).

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi ANC Ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga. No. Frekuensi ANC Frequency Percent 1 2 Kurang 17 21,3 Cukup 63 78,8 Total 80 100,0 Frekuensi rata-rata responden dalam memeriksakan diri ke Puskesmas Sidorejo Kidul cukup, yaitu sebanyak 63 responden (78,8%). Sedangkan sisanya kurang rutin memeriksakan kehamilannya, yaitu sebnayak 17 responden (21,3%).

Tabel 4.6 Distribusi Pengetahuan Ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga. No. Pengetahuan ibu hamil terhadap anemia Frequency Percent 1 2 3 Kurang 30 37,5 Cukup 24 30,0 Baik 26 32,5 Total 80 100,0 Diperlukan pengetahuan yang baik dari diri ibu hamil, sehingga dapat menunjang kehamilannya berjalan dengan baik dan lancar. Berdasarkan angket yang dibagikan mengenai pengetahuan ibu hamil terhadap anemia, rata-rata ibu hamil memiliki pengetahuan yang cukup dan baik, yaitu sebanyak 50 responden (62,5%). Sedangkan sebanyak 30 responden (37,5%) memiliki pengetahuan yang kurang tentang anemia.

Tabel 4.7 Distribusi Pendidikan hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga. No Pendidikan Frequency Percent 1 2 3 4 5 Tidak tamat SD 5 6,3 Lulus SD 11 13,8 Lulus SMP / sederajat 25 31,3 Lulus SMA / sederajat 29 36,3 S1 10 12,5 Total 80 100,0 Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pendidikan ibu hamil dapat memberikan pemahaman yang baik terkait dengan anemia. Banyaknya jumlah responden tingkat pendidikan lulus SMA/ yang sederajat sebanyak 29 responden (36,2%) akan dapat meminimalisir kasus anemia pada ibu hamil. Tingkat pendidikan ini memberikan dorongan kepada ibu hamil agar tetap menjaga asupan gizi pada masa kehamilan.

Tabel 4.8 Distribusi Pekerjaan Ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga No Pekerjaan Frequency Percent 1 2 3 4 5 6 Petani 4 5,0 buruh tani 4 5,0 Peternak 1 1,3 Pedagang 11 13,8 PNS 5 6,3 Swasta 17 21,3 7 8 Ibu rumah Tangga 29 36,3 9 10 Mahasiswi 3 3,8 Wiraswasta 6 7,5 Total 80 100,0 Keberadaan dan aktivitas ibu hamil menentukan kebiasaan responden selama masa kehamilan. Responden terbanyak memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 29 responden (36,2% ). Berdsarkan hasil tersebut, maka diketahui bahwa responden yang memiliki waktu yang lebih banyak di rumah

dapat memberikan perhatian yang lebih terhadap kesehatannya selama masa kehamilan dibandingkan dengan responden lainnya yang keberadaannya di luar rumah relatif lebih tinggi. Tabel 4.9 Distribusi Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe Ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga. No. Fe Frequency Percent 1 2 Cukup 21 26,3 Baik 59 73,8 Total 80 100,0 Ibu hamil diharapkan dapat mengkonsumsi tablet Fe yang cukup selama hamil. Selama hamil, disarankan untuk mengkonsumsi minimal 90 tablet Fe. Kegunaan tablet Fe adalah untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil. Berdasarkan data respoden, rata-rata ibu hamil baik dalam mengkonsumsi tablet Fe, yaitu sebanyak 59 responden (73,8%). Sedangkan sisanya, yaitu sebanyak 21 responden (26,3 %) cukup dalam mengkonsumsi tablet Fe.

4.1.3 Analisa Bivariat Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara usia dengan kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga; paretas dengan kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga; pendidikan dengan kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga; status gizi dengan kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga; pekerjaan dengan kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga; tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga; dan frekuensi antenatal care (ANC) dengan kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga.

Tabel 4.10 Hubungan umur dengan kejadian anemia Ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga. Usia Kadar Hemoglobin dalam darah Tota p Chi- Tidak < 11 gr/dl 11 13 14 l Squar teridentif (terkena gr/dl 16 e ikasi anemia) gr/dl 1 Resiko tinggi 4 8 45 12 69 0,35 3,22 2. Resiko 0 0 10 1 11 8 6 rendah Total 4 8 55 13 80 Hasil uji chi-square yang dilakukan antara usia dan anemia, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan anta antara usia dan anemia. Hal ini dapat dilihat dari nilai p=0,358 berarti p > 0,05 yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dan resiko terkena anemia. Hal ini dapat dikarenakan meskipun berusia yang rendah resiko terkena anemia, namun terdapat 8 orang yang terkena anemia. Jadi dapat disimpulkan bahwa usia tidak memengaruhi ibu hamil terkena anemia atau tidak. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara frekuensi makan dengan kejadian anemia. Tabel 4.11 Hubungan paritas dengan kejadian anemia Ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga. Paritas Kadar Hemoglobin dalam darah Total p Chi- Tidak teridentifika si < 11 gr/dl (terkena anemia) 11 13 gr/dl 14 16 gr/dl Square 1. Resiko tinggi 0 1 2 0 69 0,501 2,361 2. Resiko render 4 7 53 13 11 Total 4 8 55 13 80 Berdasarkan perhitungan uji chi-square yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara partitas dengan resiko terkena anemia pada ibu hamil (p > 0,05)dikarenakan meskipun beresiko tinggi, namun responden yang terkena anemia hanya ada 1 responden. Sedangkan pada responden yang beresiko rendah ada 7 orang yang terkena anemia. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara paritas ibu hamil dengan kejadian anemia.

Tabel 4.12 Hubungan statu gizi dengan kejadian anemia Ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Status Gizi Kadar Hemoglobin dalam darah Total P Chi- 11 13 gr/dl 14 16 gr/dl Squ are 1. Tidak teridentifik asi Tidak teridentif ikasi < 11 gr/dl (terkena anemia) 1 0 3 2 6 0,308 7,14 3 2. Kurang 1 0 11 1 13 3. Cukup 2 8 41 10 61 Total 4 8 55 13 80 Status gizi yang cukup tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan resiko terkena anemia (p > 0,05). Terbukti dengan hasil penelitian yang menghasilkan ada 8 orang responden yang terkena anemia, namun status gizinya baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian anemia.

Tabel 4.13 Hubungan frekuensi antenatal care (ANC) dengan kejadian anemia Ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Paritas Kadar Hemoglobin dalam darah Tota Tidak < 11 11 14 l teridentifi gr/dl 13 16 kasi (terkena gr/dl gr/dl anemia) P Chi- Square 1. Kurang 2 2 10 3 17 0,498 2,378 2. Cukup 2 6 45 10 63 Total 4 8 55 13 80 Pemeriksaan ANC juga tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan resiko terkena anemia (p > 0,05). Dapat dibuktikan dengan hasil penelitian yang membuktikan bahwa ada 6 orang responden yang cukup dalam pemeriksaaan ANC namun tetap terkena anemia. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara frekuensi atenatal care (ANC) dengan kejadian anemia.

Tabel 4.14 Hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kejadian Anemia pada Ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Paritas Kadar Hemoglobin dalam darah Tota Tidak < 11 11 14 l teridentifi gr/dl 13 16 kasi (terkena gr/dl gr/dl anemia) P Chi- Square 1. Kurang 2 6 19 3 30 0,339 6,805 2. Cukup 1 1 18 4 24 3. Baik 1 1 18 6 26 Total 4 8 55 13 80 Kebanyakan responden memahami atau memiliki pengetahuan yang cukup dan baik mengenai anemia. Namun hal ini tidak membuktikan bahwa pengetahuan ibu hamil memiliki hubungan yang sigifikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil yang memeriksakan diri ke Puskesmas Sidorejo Kidul (p > 0,05). Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa ada 2 ibu hamil yang terkena anemia meskipun memiliki pengetahuan yang cukup dan baik mengenai anemia.sedangkan ibu hamil yang kurang memiliki pengetahuan mengenai anemia ada 6 orang responden yang terkena anemia.jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu hamil dengan kejadian anemia.

Tabel 4.15 Hubungan Pendidikan dengan kejadian Anemia pada Ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Paritas Kadar Hemoglobin dalam darah Tota Tidak < 11 11 14 l teridentifi gr/dl 13 16 kasi (terkena gr/dl gr/dl anemia) P Chi- Square 1. Tidak 0 2 2 1 5 0,018 24,312 tamat SD 2. Lulus SD 0 0 10 1 11 3. Lulus 3 2 16 4 25 SMP / sederajat 4. Lulus 1 2 24 2 29 SMA / sederajat 5. S1 0 2 3 5 10 Total 4 8 55 13 80 Ditinjau dari tingkat pendidikan, tingkat pendidikan memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil (p < 0,05). Namun dari hasil penelitian, ibu hamil yang tingkat pendidikan yang tinggi (S1) tetap ada 2 orang responden yang terkena anemia, yang disebabkan oleh karena ibu hamil tersebut bekerja dan beban pekerjaan yang berlebihan. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kasus kejadian anemia.

Tabel 4.16 Hubungan Pekerjaan dengan Kejadian Anemia pada Ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Pekerjaan Kadar Hemoglobin dalam darah Tota Tidak < 11 11 14 l menjawa gr/dl 13 16 b (terkena gr/dl gr/dl anemia) P Chi- Square 1. Petani 0 0 4 0 4 0,442 24,338 2. Buruh tani 0 1 2 1 4 3. Peternak 0 0 0 1 1 4. Pedagang 0 2 7 2 11 5. PNS 0 0 2 3 5 6. Swasta 1 1 11 4 17 7. Ibu rumah 3 3 21 2 29 tangga 8. Mahasiswi 0 0 3 0 3 9. Wiraswasta 0 1 5 0 6 Total 4 8 55 13 90 Berdasarkan hasil penelitian di dapat hasil bahwa pekerjaan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil (p > 0,05). Dikarenakan anemia tidak hanya diderita oleh ibu hamil yang tidak bekerja di luar rumah, tetapi ada 3 orang ibu rumah tangga yang terkena anemia. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan kasus kejadian anemia.

Tabel 4.17 Hubungan Kepatuhan mengkonsumsi Tablet Fe dengan kejadian Anemia pada Ibu hamil di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Konsums i tablet Fe Kadar Hemoglobin dalam darah < 11 11 gr/dl 13 (terkena gr/dl anemia) Tidak menjawa b 14 16 gr/dl Tota l P Chi- Square 1. Cukup 4 8 8 1 21 0,000 39,919 2. Baik 0 0 47 12 59 Total 4 8 55 13 80 Dari hasil penelitian terbukti bahwa mengkonsumsi tablet Fe memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil (p < 0,05). Hal ini terbukti dari hasil uji crosstab yang dilakukan, bahwa ada 8 orang yang tidak cukup atau tidak teratur dalam mengkonsumsi tablet Fe mengalami kejadian anemia. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe dengan kasus kejadian anemia.

4.2 Pembahasan 4.2.1 Usia Hasil univariat dari hasil distribusi usia ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga, didapatkan bahwa analisa hubungan usia ibu hamil dengan kejadian anemia di Sidorejo Kidul Salatiga. adalah dari 80 responden terdapat 68 responden yang tidak mengalami kejadian anemia dan terdapat 8 responden mengalami kejadian anemia, sementara ada 4 responden yang tidak memberikan jawaban. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,358 berarti > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara frekuensi makan dengan kejadian anemia. Diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan antara usia dengan kejadian anemia.berdasrkan hasil penelitian maka diketahui bahwa kebanyakan responden masuk dalam kriteria usia matang secara psikologis. Cenderung terkait dengan keadaan biologis dan psikologis dari ibu hamil (Manuaba, 2007).Dapat disimpulkan bahwa ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga lebih matang sehingga timbulnya kasus anemia dapat diminimalisir sedemikian rupa.

4.2.2 Paritas Hasil univariat dari hasil distribusi frekuensi makan terhadap ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga didapatkan bahwa analisa hubungan paritas ibu hamil dengan kejadian anemia di Sidorejo Kidul Salatiga. adalah dari 80 responden yang tidak mengalami kejadian anemia sebanyak 68 responden dan terdapat 8 responden mengalami kejadian anemia, dan 4 responden tidak teridentifikasi. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,501 berarti > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara paritas ibu hamil dengan kejadian anemia.secara mendalam diketahui bahwa ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga telah melahirkan lebih dari sekali, namun tetap pola makanan dan asupan makanan terjaga.dari penelitian ini dapat dilihat ada kecenderungan bahwa meskipun makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan maka makin tetap tidak banyak kehilangan zat besi.

4.2.3 Status gizi Hasil univariat dari hasil distribusi status gizi terhadap ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga didapatkan bahwa dari 80 responden yang tidak mengalami kejadian anemia sebanyak 68 responden dan terdapat 8 responden mengalami kejadian anemia, dan 4 responden tidak teridentifikasi. Hasil uji statistik didapatkan nilai p= 0,308 berarti > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian anemia Dapat disimpulkan bahwa ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga status gizinya masuk dalam kategori terpenuhi.status gizi pada ibu hamil di puskemas Sidorejo Kidul keseimbangan antara asupan dan kebutuhan gizi terpenuhi, sehingga kasus anemia relatif rendah kemunculannya. 4.2.4 Frekuensi antenatal care (ANC) Hasil univariat dari hasil distribusi frekuensi antenatal care (ANC) ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga didapatkan bahwa dari sebanyak 68 responden dan terdapat 8 responden mengalami kejadian anemia, dan 4 responden tidak teridentifikasi. Hasil uji statistik didapatkan nilai p= 0,498 berarti > 0,05. Jadi dapat diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan yang signifikan

antara frekuensi atenatal care (ANC) dengan kejadian anemia. Secara umum frekuensi antenatal care (ANC) ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga baik sehingga dapat meminimalisir kejadian anemia. Didalam pemeriksaan kehamilan (ANC) ibu mendapatkan penyuluhan kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan seperti penyuluhan gizi kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan seperti penyuluhan gizi dan makanan juga mendapatkan tablet tambah darah dari petugas kesehatan. Selain itu jika ibu mau mengonsumsi tablet tambah darah tersebut akan memperkecil terjadinya anemia. Standar pelayanan antenatal yang berkualitas yaitu merupakan perpaduan jumlah kunjungan keseluruhan yang secara minimal 4 kali dengan jenis pemeriksaan yang disebut 7 T yaitu timbang berat badan, ukur tekanan darah, pengecekan tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi Tetanus-Toksoid (TT) pemberian tablet besi, tes penyakit kelamin dan temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. 4.2.5 Pengetahuan Hasil univariat dari hasil distribusi pengetahuan ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga didapatkan bahwa dari 80 responden terdapat 68 responden yang tidak mengalami kejadian anemia dan

terdapat 8 responden mengalami kejadian anemia, dan 4 responden tidak teridentifikasi. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,339 berarti > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu hamil dengan kejadian anemia. Risiko kejadian anemia ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga jauh lebih rendah. Berdasarkan atas pengetahuan ibu hamil, maka individu yang bersangkutan juga semakin memperhatikan pola konsumsi makanan terutama zat besi. Sesuai dengan pendapat Bloom dalam Notoatmodjo (2003) terkait dengan tingkatan pengetahuan yang dimiliki oleh ibu hamil, maka dapat dikategorikan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil di puskesmas Sidorejo Kidul adalah cukup memahami. Diartikan sebagai sutau kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.seorang ibu yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan tentang materi yang dipelajari.pengetahuan dan frekuensi antenatal care (ANC) tidak terdapat hubungan yang signifikan dikarenakan, ibu hamil sebenarnya telah memiliki pengetahuan tetapi di kehidupan nyata ibu hamil biasanya hanya menganggap

anemia adalah suatu tanda dan gejala kehamilan.ibu kurang memiliki dorongan melakukan antenatal care (ANC) sehingga memungkinkan terjadinya anemia dalam masa kehamilan.referensi yang didapatkan ibu berasal dari pengalaman, bukan berdasarkan pengetahuan sehingga ibu yakin bisa mengantisipasi yang dihadapi dan tidak perlu melakukan antenatal care (ANC). 4.2.6 Pendidikan Hasil univariat dari hasil distribusi pendidikan ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga didapatkan bahwa dari sebanyak 68 responden yang tidak mengalami kejadian anemia dan terdapat 8 responden mengalami kejadian anemia, dan 4 responden tidak teridentifikasi. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,018 berarti < 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kasus kejadian anemia. Melalui pendidikan, maka seorang ibu hamil dapat menyeimbangkan pola konsumsinya. Apabila pola konsumsinya sesuai maka asupan zat gizi yang diperoleh akan tercukupi, sehingga kemingkinan besar bisa terhindar dari masalah anemia.

4.2.7 Pekerjaan Hasil univariat dari hasil distribusi pekerjaan ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga didapatkan bahwa dari 68 responden yang tidak mengalami kejadian anemia dan terdapat 8 responden mengalami kejadian anemia, dan 4 responden tidak teridentifikasi. Hasil uji statistik didapatkan nilai p= 0,442 berarti p > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan kasus kejadian anemia. Hasil penelitian yang mengindikasikan tidak adanya hubungan antara pekerjaan dan risiko kejadian anemia ibu hamil Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga kemungkinan dipengaruhi oleh tingkat kesadaran ibu hamil akan pola makanan dan pentingnya keseimbangan gizi terpenuhi. Hasil penelitian sependapat dengan penelitian yang diadakan di Kabupaten Serang dan Tangerang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara status pekerjaan dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan prevalensi anemia pada kelompok ibu yang bekerja lebih besar yaitu sebesar 56,9% jika dibandingkan dengan kelompk ibu yang tidak bekerja 55,5% (Syarief, 1994). 4.2.8 Kepatuhan mengonsumsi tablet Fe

Hasil univariat dari hasil distribusi kepatuhan ibu hamil mengonsumsi tablet Fe di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga didapatkan bahwa dari 80, responden yang tidak mengalami kejadian anemia sebanyak 68 responden dan terdapat 8 responden mengalami kejadian anemia, dan 4 responden tidak teridentifikasi. Hasil uji statistik didapatkan nilai p= 0,000 berarti < 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe dengan kasus kejadian anemia. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa tingkat kepatuhan ibu hamil mengkonsmusi tablet Fe di Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga Salatiga tinggi. Kebutuhan Fe cukup tinggi karena selain diperlukan untuk janin dan plasenta juga karena adanya proses retensi air atau penambahan cairan sebanyak 40,0% dalam tubuh ibu. Jumlah Fe yang dianjurkan pada ibu hamil adalah 18 mg perhari. Konsumsi tablet besi secara baik memberi peluang terhindarnya ibu hamil dari anemia. Mamad (1999) menemukan sebanyak 90,1% ibu hamil yang tidak cukup mengonsumsi tablet besi yang menderita anemia dan sebesar 74,1% pada ibu hamil yang mengonsumsi zat besi cukup sesuai dengan trimester kehamilannya.tablet Fe dianjurkan di minum diantara dua kali waktu makan, karena

biovaibilitasnya lebih tinggi pasa waktu perut kosong, kecuali jika terjadi efek samping maka tablet fe dapat diminum pada waktu makan (Murtini, 2004).