BAB III: DATA DAN ANALISA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang.

PENGEMBANGAN KAWASAN STASIUN TERPADU PASAR SENEN

KAWASAN TERPADU STASIUN PASAR SENEN

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang

BAB IV ANALISA TAPAK

ARSITEKTUR KONTEKSTUAL SEBAGAI SOLUSI PERANCANGAN KAWASAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN


BAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema.

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAGIAN LIMA KONSEP PERENCANAAN

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN CONTEXTUAL ARCHITECTURE

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar. 1. Transit Hub

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB VI DATA DAN ANALISIS

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

- BAB IV - ANALISA PERENCANAAN

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA

BAB II TRUTHS. bukunya yang berjudul Experiencing Architecture, mengatakan bahwa arsitektur

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

LOKASI Lokasi berada di Jl. Stasiun Kota 9, dan di Jl. Semut Kali, Bongkaran, Pabean Cantikan.

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha,

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

International Fash on Institute di Jakarta

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

DUKUH ATAS COMMUTER CENTER 2019

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

Dukuh Atas Interchange Station BAB III DATA 3.1 TINJAUAN UMUM DUKUH ATAS

Gambar 5.30 Peta Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai Gambar 5.31 Peta rencana Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai...

negara kita sebagai negeri bahari yang kuat. Trend masa kini ternyata tidak hanya terjadi pada gaya hidup dan mode tetapi juga olah raga. Saat ini ola

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB IV KONSEP. Gambar 25 Konsep Hub

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERENCANAAN

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan konsep dasar transformasi yang

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDIO TUGAS AKHIR BAB IV ANALISIS. 4.1 Analisis Fungsional 4.1 Pemintakatan

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB IV: KONSEP Pengertian Konsep Transit Oriented Development (TOD)

BAB VI HASIL PERANCANGAN

Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur

Transkripsi:

Perancangan Kawasan Stasiun Terpadu Manggarai BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29 Stasiun Manggarai Sumber : Google Image, diunduh 20 Februari 2015 3.1.1. Data Kawasan 1. Lokasi :Jalan Manggarai Utara 1, kelurahan Manggarai, kecamatan Tebet, Jakarta Selatan 2. Luas Lahan : +- 41.000 m2 3. Kategori Proyek : Fasilitas Transportasi dan Hunian 4. Pemilik : PT.KAI dan Dep. Perhubungan 5. Sifat Proyek : Fiktif / Tugas Akhir Perancangan 6. KDB : 50% 7. KLB : 2 8. RTH : 30% 9. Peruntukan : kawasan pendidikan, kawasan budaya, kawasan olahraga dan kawasan hunian 10. Batas Tapak : Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 54

Perancangan Kawasan Stasiun Terpadu Manggarai o Utara : Kali ciliwung o Selatan : Pemukiman Warga o Timur : Terminal Bus Manggarai o Barat : Pemukiman Kumuh dan kali manggarai 3.1.2. Data Site a. Fasilitas Transport Terintegrasi Angkot Bus Dalam Kota BRT (Trans Jakarta) HRT LRT Commuter Line b. Fasilitas Railway Platform Depo Kereta Depo Maintenance Kereta Kantor Pusat Pelayanan Kantor Managemen Ruang tunggu penumpang Bongkar muat barang Pergudangan Parkir kendaraan Penitipan barang Ruang atm Hall Perkantoran Kegiatan stasiun Loket karcis Ruang tunggu Ruang informasi Ruang fasilitas umum Ruang fasilitas keselamatan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 55

Perancangan Kawasan Stasiun Terpadu Manggarai Ruang fasilitas keamanan c. Fasilitas Komersial (Pilihan) UKM Center d. Fasilitas Hunian (Pilihan) Rusunawa e. Fasilitas Pemerintahan Kantor dinas 3.2. Analisa Non Fisik 3.2.1. Analisa Kegiatan Pada Kawasan 1. Fasilitas transpotasi (stasiun kereta dan terminal) Gambar 30 Alur Kegiatan Pengunjung/Penumpang Kereta Api Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 56

Perancangan Kawasan Stasiun Terpadu Manggarai 2. Fasilitas hunian (apartemen) Gambar 31 Alur Kegiatan Pengunjung/Penumpang Kereta Api 3.2.2. Organisasi Ruang Pada Kawasan Gambar 32 Organisasi Ruang Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 57

Perancangan Kawasan Stasiun Terpadu Manggarai 3.2.3. Analisa Kebutuhan Ruang 1. Kebutuhan ruang di stasiun kereta Table 2. Tabel Kebutuhan Ruang Stasiun Kereta Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 58

Perancangan Kawasan Stasiun Terpadu Manggarai Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 59

Perancangan Kawasan Stasiun Terpadu Manggarai 2. Kebutuhan ruang apartemen 1. Kebutuhan ruang di apartemen Table 3 Kebutuhan Ruang Apartemen Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 60

Perancangan Kawasan Stasiun Terpadu Manggarai Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 61

Perancangan Kawasan Stasiun Terpadu Manggarai Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 62

3.2. Analisa Fisik 3.2.1. Analisa Tapak Makro 3.2.1.1 Ruang & Bangunan / Komponen Fisik Sekitar Tapak Keterangan : Kawasan Rancangan Balai Yasa (Depo/Gudang/Perbengkelan) Terminal Manggarai Perkantoran/Sekolah Taman Area Komersial (Mall Pasaraya Grande) Pemukiman Warga Sungai Ciliwung Gambar 33 Komponen Fisik Sekitar Tapak Stasiun manggrai merupakan stasiun kereta yang terletak di jl. Manggarai utara 1, kelurahan manggarai, kecamatan tebet, Jakarta selatan. Lokasi stasiun manggrai Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 63

cukup strategis sebagai terminal transportasi. Letaknya merupakan batas antara Jakarta Pusat dengan Jakarta Selatan dan dengan Jakarta Timur, dimana kea rah Jakarta Selatan bisa melalui Tebet, dan Jalan Sahardjo; ke arah Jakarta Timur bisa melalui arah Bukit Duri dan Jatinegara dan untuk ke arah Jakarta Pusat bisa melalui Jalan Tambak untuk kearah Cikini dan Salemba, dan bisa juga melalui Jalan Sultan Agung untuk kearah Menteng. Stasiun Manggarai juga dekat dengan terminal manggarai yang berjarak sekitar 200 meter. Letak yang strategis seperti itu membuat stasiun manggarai selalu ramai, terutama saat orang-orang berangkat dan pulang kerja. Sebagai stasiun yang cukup strategis, stasiun manggrai juga sangat dengan dengan pemukiman masyrakat. Hanya beberapa langkah dari pemukiman-pemukiman penduduk. Di sebelah kanan stasiun manggarai terletak pemukiman kumuh yang berada dipinggir Sungai Ciiwung atau dalam lokasi itu lebih sering disebut kali manggarai. 3.2.1.2. Analisa Sirkulasi Kendaraan Bermotor & Pejalan Kaki Kawasan stasiun terpadu manggarai dirancang untuk menggunakan sirkulasi kendaraan bermotor searah, pencapaian pada tapak kawasan dapat di akses dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum secara searah, sedangkan untuk akses pejalan kaki, pencapaian pengguna yang berjalan kaki dari terminal menuju stasiun atau kebalikan nya umum nya mengharuskan untuk memutar dan melewati underpass. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 64

Keterangan : Akses Kendaraan Bermotor Akses Pejalan Kaki Area sirkulasi tersendat Gambar 34. Gambar Analisa Sirkulasi Permasalahan : - Pada pintu masuk timur stasiun, angkutan umum tidak tertata dan sering berhenti menunggu penumpang, sehingga mengakibatkan sirkulasi tersendat. - Akses pencapaian pejalan kaki dari stasiun menuju terminal/pusat perbelanjaan, atau sebaliknya, terlalu jauh, selain itu keamanan dan kenyamanan pejalan kaki tidak terjaga sepanjang perjalanan itu. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 65

Keterangan : Akses Kendaraan Bermotor Akses Pejalan Kaki Setback Bangunan Ruang Terbuka Hijau Area relokasi Ken. Umum Gambar 35. Solusi Analisa Sirkulasi Tanggapan : - Kendaraan umum dapat ditempatkan pada area utara stasiun untuk mengurangi penumpukan kendaraan. - Akses kendaraan bermotor diberikan setback, diharapkan dapat memperluas sirkulasi, selain itu underground passage digunakan akses untuk ke basement. - Akses pejalan kaki diarahkan di sisi barat stasiun, untuk memberi kenyamanan pada pejalan kaki, sepanjang sisi barat akan diberikan promenade. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 66

3.2.1.3. Analisa Arah Pandangan / View Keterangan : Kawasan Perencanaan Stasiun Kawasan Perencanaan Hunian Kawasan Pemukiman Kumuh Arah pandangan pintu timur Arah pandangan Stasiun dan Terminal Arah Pandangan Hunian Gambar 36. Analisa Arah Pandangan /View Permasalahan : - Arah pandangan yang tercipta dari stasiun ke terminal tidak lah tercipta dengan baik karena terhalangi oleh banyaknya bangunan pada pemukiman kumuh. - Pada pintu masuk timur stasiun, arah pandangan pengguna terganggu oleh banyaknya angkutan umum yang terparkir secara berantakan. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 67

- Pandangan pada kawasan hunian mendapat potensi pandangan yang banyak, tetapi apabila tidak diarahkan dan disaring akan menimbulkan gangguan pada penghuni hunian. Keterangan : Kawasan Perencanaan Stasiun Kawasan Perencanaan Stasiun Kawasan Angkutan Umum Arah pandangan Stasiun dan Terminal Promenade Arah pandangan Hunian Arah pandangan pintu timur Gambar 37 Solusi Analisa Arah Pandangan /View Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 68

Tanggapan : - Arah pandangan dari stasiun menuju terminal, dan sebaliknya akan terhubung satu sama lain, karena ada nya promenade pada sisi barat kawasan. - Relokasi area tunggu angkutan umum diharapkan dapat memberikan solusi pandangan langsung dan menghilangkan efek sesak dan berantakan. - Pandangan pada kawasan hunian dibatasi arah pandangan kawasan hunian cukup diarahkan ke arah utara dan selatan. 3.2.1.4. Analisa Orientasi Matahari Keterangan : Kawasan Perencanaan Stasiun Kawasan Perencanaan Hunian Jalur Matahari Arah Cahaya Ruang Terbuka Hijau Gambar 38 Analisa Matahari Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 69

Tanggapan : - Kondisi tapak yang memanjang ke arah utara selatan, membuat muka bangunan stasiun manggarai menghadap pada arah timur dan barat, secara tidak langsung membuat bangunan menerima banyak cahaya matahari, untuk mengatasi hal ini pada muka timur bangunan akan diberikan banyak pepohonan dan kolam refleksi sebagai peredam panas. - Perencanaan hunian orientasi muka bangunan akan di arah kan pada arah utara dan selatan, hal ini dilakukan untuk mengurangi permukaan yang terkena matahari langsung. 3.2.1.5. Zoning Keterangan : Bangunan Stasiun Lama Bangunan Stasiun Baru Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 70

Bangunan Apartemen Area Parkir Area Publik/Plaza Ruang Terbuka Hijau Gambar 39 Zoning Kawasan 3.2.4. Analisa Tapak Mikro Stasiun (Manggarai Station) 3.2.4.1 Analisa Sirkulasi Stasiun Gambar 40 Analisa Sirkulasi Stasiun Manggarai Tanggapan : Perencanaan sirkulasi stasiun manggarai dibuat sesederhana mungkin, dengan cara banyak membuat sirkulasi yang bersifat linear dan satu axis, hal ini dilakukan untuk meminimalisir terjadi nya disorientasi arah bagi pejalan kaki maupun pengguna kendaraan bermotor dalam area stasiun manggarai. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 71

3.2.4.2 Analisa Matahari Stasiun Gambar 41 Analisa Matahari Stasiun Tanggapan : Orientasi arah muka bangunan baru stasiun manggarai menyesuaikan dengan kondisi tapak dan eksisting bangunan konservasi stasiun manggarai, yaitu ke arah tenggara dan barat daya, secara langsung bangunan tidak mengarah ke arah lintasan matahari, tetapi muka bangunan tetap berpotensi terkena sinar matahari langsung dari arah barat dan timur, untuk mengatasinya dibagian barat muka bangunan ditempatkan penghijauan dan dibagian timur ditempatkan plaza dan penghijauan sebagai buffer sinar matahari langsung. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 72

3.2.4.3 Analisa Vegetasi Stasiun Gambar 42 Analisa Vegetasi Tanggapan : Perencanaan vegetasi pada landscape bangunan stasiun dibuat menjadi 2 jenis, yaitu tanaman sebagai peneduh bangunan, dan satu lagi tanaman sebagai pengarah bagi pengguna kendaraan maupun pejalan kaki. Penempatan tanaman peneduh cenderung lebih banyak ditempatkan pada plaza plaza terbuka stasiun yang akan dilewati atau digunakan pejalan kaki, sedangkan penempatan tanaman pengarah berada disepanjang jalan kendaraan bermotor. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 73

3.2.5. Analisa Tapak Mikro Mixed Used (Manggarai Town Square) 3.2.5.1 Analisa Sirkulasi Apartemen Gambar 43 Analisa Sirkulasi Apartment Tanggapan : Perencanaan sirkulasi dalam area apartment bagi kendaraan bermotor, sirkulasi dibuat loop dan searah, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya potensi penumpukan kendaraan bermotor didalam tapak, sedangkan perencanaan sirkulasi bagi pejalan kaki diarahkan untuk menyambung dari satu plaza menuju plaza terbuka lainnya yang terhubung oleh plaza stasiun, penghubung antar plaza hanya menggunakan pedestrian way dan walking plaza. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 74

3.2.5.2 Analisa Matahari Apartemen Gambar 44 Analisa Matahari Apartment Tanggapan : Orientasi arah muka bangunan apartment menyesuaikan dengan kondisi tapak dan eksisting bangunan stasiun manggarai, yaitu ke arah tenggara dan barat daya, secara langsung bangunan tidak mengarah ke arah lintasan matahari, tetapi muka bangunan tetap berpotensi terkena sinar matahari langsung dari arah barat dan timur, untuk mengatasinya dibagian barat muka bangunan ditempatkan penghijauan dan dibagian timur ditempatkan plaza dan penghijauan sebagai buffer sinar matahari langsung. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 75

3.2.5.3 Analisa Vegetasi Apartemen Gambar 45 Analisa Vegetasi Apartment Tanggapan : Perencanaan vegetasi pada landscape tapak apartment cenderung menempatkan lebih banyak taman peneduh pada bagian tengah ruang terbuka hijau apartment, sedangkan tanaman tanaman pengarah ditempatkan pada plaza plaza terbuka stasiun yang akan dilewati atau digunakan pejalan kaki, dan sepanjang jalur kendaraan bermotor, hal ini digunakan untuk mengarahkan dari satu titik ke titik yang lain. 3.2.5. Analisa Struktur Bangunan Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya, proyek Kawasan Stasiun Terpadu Manggarai akan memakai jenis pondasi bored pile. Terlepas dari kelebihannya, pertimbangan lokasi pembangunan yang akan dikerjakan di lokasi padat penduduk, Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 76

pengerjaan bored pile tidak akan mengeluarkan kebisingan tinggi yang mana akan sangat mengganggu masyarakat sekitarnya. Gambar 46 Illustrasi Pondasi Bored Pile Sumber : Google Image Kemudian untuk sistem rangka bangunan, Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya, proyek Kawasan Stasiun Terpadu Manggarai ini lebih cocok menggunakan sistem portal yang sederhana, kuat, dan relatif panjang. Gambar 47 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Rangka Portal Sumber : Google Image Untuk menunjang fungsi dan kegiatan yang berlangsung di dalam bangunan, maka bahan struktur bangunan yang digunakan adalah struktur beton bertulang. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 77

Gambar 48 Kelebihan dan Kekurangan Bahan Struktur Beton Sumber : Google Image Untuk pemilihan bahan dinding interior bangunan, pemakaian papan gypsum digunakan karena pemasangannya yang lebih sederhana dan cepat. Gambar 49 Ilustrasi Pemasangan Papan Gypsum Sebagai Dinding Sumber : Google Image Untuk menopang konsep MRT berbentuk LRT (kereta monorel) akan memakai box girder. Box girder adalah balok-balok penopang utama yang berbentuk kotak berongga dan biasanya terdiri dari elemen beton pratekan, baja struktural, atau komposit baja dan beton bertulang. Salah satu keuntungan dari jembatan box girder yaitu ketahanan torsi yang lebih baik, yang sangat bermanfaat untuk aplikasi jembatan yang melengkung. Tinggi elemen box girder dapat dibuat konstan maupun bervariasi, makin ke tengah makin kecil. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 78

Gambar 50 Box Girder One Box Sumber : Google Image 3.2.6. Analisa Utilitas Bangunan 1. Bangunan Stasiun Gambar 51 Proses Utilitas Pada Bangunan Stasiun 2. Bangunan Apartemen Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 79

Gambar 52 Proses Utilitas Pada Bangunan Apartment Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 80