BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia hanya akan terselenggara dengan efisien

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH KABUPATEN CIREBON TAHUN ANGGARAN 2011

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB VI INDIKATOR KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

DAFTAR USULAN KEGIATAN PEMBANGUNAN MUSRENBANG KABUPATEN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN ANGGARAN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR USULAN KEGIATAN HASIL FORUM SKPD MUSRENBANG KABUPATEN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN ANGGARAN 2014

DAFTAR USULAN KEGIATAN PEMBANGUNAN MUSRENBANG KABUPATEN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN ANGGARAN 2014

Tabel : Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif BKD Kota Bima

URAIAN JUMLAH ANGGARAN REALISASI BELANJA DAERAH , ,00 89,47 1,539,241, (10.

Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Tahun 2016 Keterangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. pemimpin. Dibangun melalui kultur organisasi, nilai-nilai, system,

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2016

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

JENIS BELANJA PEGAWAI BARANG & JASA MODAL =

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi memiliki tenaga kerja yang bermotivasi dan berkinerja tinggi, serta

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KOTA PARIAMAN Tahun Anggaran 2016

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG Tahun Anggaran 2014

sebelum perubahan 14, PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II PROGRAM KERJA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 PENDAPATAN

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

HASIL ANALISIS KEBUTUHAN PROGRAM/KEGIATAN LOKASI INDIKATOR KINERJA TARGET CAPAIAN KEBUTUHAN DANA (Rp.)

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

SIFAT 1,20 1, BELANJA DAERAH 21,209,398,160 9,783,272,940 30,992,671, % 28,997,201, % 1,995,469,358

Prakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Kode. Kebutuhan Dana/ Program/Kegiatan. Kebutuhan Dana/ Pagu Indikatif

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA CIMAHI TAHUN ANGGARAN 2015

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya untuk bereaksi secara sukarela dan positif terhadap sasaransasaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

sebelum perubahan 12, Belanja Tidak Langsung 21, BELANJA PEGAWAI

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur

4.3 Strategi dan Kebijakan SKPD 1. Strategi Pembangunan

PEMERINTAH KABUPATEN CIREBON PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN PROGRAM DAN KEGIATAN PPAS TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN REALISASI KEGIATAN dan ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2014

URAIAN PENDAPATAN , Pendapatan Asli Daerah ,00

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH URAIAN JUMLAH Gaji Pokok PNS/Uang Representasi

JUMLAH ANGGARAN DAN REALISASI KEGIATAN TAHUN ANGGARAN Anggaran (Rp)

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN WONOGIRI RKA SKPD 2.2 TAHUN ANGGARAN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PEMERINTAH KOTA BANDUNG RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2012

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KABUPATEN MALANG

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Jurnal EMBA Vol.1 No.3 September 2013, Hal )

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK FORMULIR PERJANJIAN KINERJA ESELON II TAHUN 2016

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

RENCANA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015

Tabel 2.1 Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja SKPD dan Pencapaian Renstra SKPD s/d Tahun 2015

RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2015 DAN PRAKIRAN MAJU TAHUN 2016

No NAMA PROGRAM DAN KEGIATAN ANGGARAN (Rp.) KELUARAN KEGIATAN VOLUME KET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


PENGANTAR. Soreang, Januari 2015 KEPALA BAGIAN UMUM. DIAN WARDIANA, S.IP, M.Si, MP Pembina NIP

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

URAIAN TUGAS JABATAN PADA ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA DENPASAR

LAPORAN KEGIATAN DAN REALISASI KEUANGAN BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANDUNG (APBD) TAHUN 2016 BULAN DESEMBER TAHUN 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

TABEL.. REVIEW TERHADAP RANCANGAN AWAL RKPD TAHUN 2013 KABUPATEN BANDUNG. PAGU INDIKATIF (Rp.)

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN PERUBAHAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2013

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN. Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Administrasi Perkantoran

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN (SPJ BELANJA - FUNGSIONAL)

BAB I PENDAHULUAN. Renstra Badan Kepegawaian Daerah Kab. Barru Tahun

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF. Untuk mengoperasionalkan kebijakan-kebijakan tersebut

Tabel 3.3 Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun 2016 Kotabaru. Target Capaian Kinerja.

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN DAN HASILNYA. Sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD Dinas Tenaga

RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM, KEGIATAN, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RENCANA AKSI PENCAPAIAN KINERJA 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

Program dan Kegiatan SKPD Kota Prabumulih Tahun 2017

BAB II KAJIAN PUSTAKA

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA CIMAHI TAHUN ANGGARAN 2015

Program merupakan kumpulan kegiatan-kegiatan yang sistematis dan

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SEKRETARIAT DPRD KAB. BLORA

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manajemen sumber daya manusia hanya akan terselenggara dengan efisien dan efektif apabila dalam seluruh proses manajemen tersebut terjadi interaksi positif antara manajer teknis operasional yang bertanggung jawab atas terselenggaranya tugas pokok dan fungsi organisasi dengan para pejabat dan spesialis yang mengelola sumber daya manusia dalam organisasi (Siagian, 2008: 353). Kelambatan pertumbuhan produktivitas disebabkan oleh suatu kegagalan moral organisasi dan merupakan cerminan dari bagaimana cara manajer dan para pekerja memandang organisasi mereka. Filosofi dan spirit tentang produktivitas sudah ada sejak awal peradaban manusia karena makna produktivitas adalah keinginan (the will) dan upaya (effort) manusia untuk selalu meningkatkan kualitas kehidupan dan penghidupan di segala bidang (Sedarmayanti, 2009: 56). Produktivitas kerja merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan untuk memenuhi keinginan konsumen. Produktivitas dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Hal ini dapat diimplementasikan interaksi antara karyawan (pekerja) dan pelanggan yang mencakup (a) ketepatan waktu, berkaitan dengan kecepatan memberikan tanggapan terhadap keperluan-keperluan pelanggan; (b) penampilan karyawan, berkaitan dengan kebersihan dan kecocokan dalam berpakaian; (c) kesopanan dan tanggapan terhadap keluhan, berkaitan dengan bantuan yang 1

2 diberikan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang diajukan pelanggan (Gaspersz, 2007:130). Khususnya di negara Indonesia, banyak dari kinerja organisasi yang tidak efektif dan efisien karena tidak maksimalnya pencapaian produktivitas kerja organisasi tersebut. Hal ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal organisasi yang tidak bisa mengatasi berbagai masalah-masalah, baik yang disebabkan oleh lingkungan organisasi itu sendiri maupun oleh lingkungan yang berasal dari luar lingkungan organisasi. Faktor internal organisasi yang memegang peranan penting dalam kelangsungan organisasi diantaranya adalah gaya kepemimpinan dalam organisasi. Dengan demikian seorang pimpinan harus jeli dalam menentukan kebijaksanaan yang ditempuh dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam organisasinya. Dalam hal menentukan kebijaksanaan yang dibuat untuk menentukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi dan lembaga lainnya, perlu menggunakan konsepkonsep gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan disini merupakan suatu kegiatan dimana seorang pemimpin memberikan pengaruh kepada orang lain untuk bekerja sama secara sukarela tentang tugas-tugas yang berkaitan dengan apa yang diinginkan pemimpin dalam mencapai tujuan organisasi. Kenyataan membuktikan bahwa organisasi yang berkembang pesat dikarenakan dikendalikan oleh pemimpin yang cakap pula. Jadi dalam hal ini diperlukan pemimpin yang cakap dalam memimpin bawahannya, supaya perusahaan tidak mengalami kerugian. Dengan demikian faktor gaya kepemimpinan merupakan salah satu dari fungsi manajemen yang penting.

3 Gaya kepemimpinan merupakan aspek pengelolaan yang penting. Sesungguhnya kemampuan untuk memimpin secara efektif merupakan salah satu kunci untuk menjadi manajer yang efektif. Melalui fungsi kepemimpinan, para manajer akan membantu individu-individu memuaskan kebutuhannya dan menggunakan potensi diri serta pada waktu yang sama memberikan sumbangan untuk mencapai tujuan perusahaan. Gaya kepemimpinan itu sendiri merupakan suatu upaya penggunaan jenis pengaruh bukan paksaan untuk memotivasi orangorang mencapai tujuan tertentu (Gibson, Ivancevich, Donnely dalam Handoko, 2009:334). Gaya gaya kepemimpinan yang efektif harus dapat mengarahkan pekerja atau karyawan dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Hal ini berkaitan dengan kemampuan manajemen untuk menerima, menyampaikan dan melaksanakan gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan merupakan proses interaksi atau hubungan saling pengertian satu sama lainnya. Adanya interaksi dari para karyawan, tentunya akan meningkatkan produktivitas dari karyawan tersebut. Produktivitas meningkat karena disebabkan adanya persamaan persepsi terhadap problematik yang dihadapi bersama, sehingga waktu yang digunakan untuk menyelesaikan perbedaan pendapat atau konflik yang dihadapi akan terkurangi. Selain gaya kepemimpinan, lingkungan kerja juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan produktivitas kerja karyawan. Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar karyawan dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Gibson & Ivancevich dalam Handoko (2009) menyatakan bahwa persepsi terhadap lingkungan kerja merupakan serangkaian hal dari lingkungan yang dipersepsikan oleh orang-orang

4 yang bekerja dalam lingkungan organisasi dan mempunyai peranan yang besar dalam mempengaruhi tingkah laku karyawan. Jadi disini lingkungan kerja merupakan faktor yang penting dan besar pengaruhnya bagi perusahaan yang bersangkutan. Sedarmayanti (2001:21) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yakni : (a) lingkungan kerja fisik, dan (b) lingkungan kerja non fisik. Menurut Sedarmayanti (2001:21), lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni : 1. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan (Seperti: pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya) 2. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya: temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain. Menurut Sedarmayanti (2001:31), lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. Lingkungan non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan. Menurut Alex Nitisemito (2000:171-173) Perusahaan hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antara tingkat atasan,

5 bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama di perusahaan. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik, dan pengendalian diri. Suryadi Perwiro Sentoso (2001:19-21) yang mengutip pernyataan Prof. Myon Woo Lee sang pencetus teori W dalam Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia, bahwa pihak manajemen perusahaan hendaknya membangun suatu iklim dan suasana kerja yang bisa membangkitkan rasa kekeluargaan untuk mencapai tujuan bersama. Pihak manajemen perusahaan juga hendaknya mampu mendorong inisiatif dan kreativitas. Kondisi seperti inilah yang selanjutnya menciptakan antusiasme untuk bersatu dalam organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan. Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Indramayu merupakan salah satu organisasi pemerintah yang mempunyai tugas pokok membantu Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah dalam melaksanakan menejemen Pegawai Negeri Sipil Daerah, dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut Badan Kepegawaian mempunyai fungsi yaitu menyiapkan penyusunan peraturan perundang-undangan Daerah, perencanaan dan pengembangan kepegawaian daerah sampai penyelenggaraan serta pengiriman peserta pendidikan dan latihan (diklat) dan bimbingan teknis (bintek) bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut Badan Kepegawaian Daerah mengharapkan adanya pegawai yang mempunyai pengetahuan dan tanggung jawab dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

6 Penyelenggaraan pengembangan Pegawai Negeri Sipil merupakan tugas pokok yang harus dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah tetapi untuk pengembangan pegawai di Badan Kepegawaian Daerah sendiri belum dilakukan dengan baik. Seharusnya sebagai penyelenggara pengembangan Badan Kepegawaian Daerah lebih memahami kebutuhan akan pengetahuan dan ketrampilan pegawainya, karena pengembangan pegawainya sangat penting manfaatnya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, agar semua pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik. Upaya pengembangan sumber daya manusia memberikan tekanan pada pentingnya pegawai agar dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara efektif dan efisien. Tingkat efektif dan efisien pelaksanaan pekerjaan sangat di tentukan oleh kemampuan pegawai yang mencakup aspek pengetahuan, kemampuan dalam bersikap, kerja sama, pemecahan masalah dan kemampuan lainnya. Dari pengembangan dan peningkatan kemampuan tersebut di harapkan akan terwujud suatu produktivitas kerja yang tinggi. Suasana lingkungan kerja yang menyenangkan akan dapat mempengaruhi pegawai dalam pekerjaannya. Bekerja dalam lingkungan kerja yang menyenangkan merupakan harapan sekaligus impian dari setiap pekerja. Menurut Nitisemito (2006) lingkungan kerja dapat berpengaruh terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh para pegawai. Sehingga setiap organisasi atau perusahaan harus mengusahakan agar lingkungan kerja dimana pegawai berada selalu dalam kondisi yang baik.

7 Seperti dijelaskan di atas bahwa lingkungan kerja juga berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan. Ditambahkan oleh Gibson (2000) bahwa lingkungan kerja merupakan serangkaian hal dari lingkungan yang dipersepsikan oleh orang-orang yang bekerja dalam suatu lingkungan organisasi dan mempunyai peran yang besar dalam mengarahkan tingkat laku karyawan. Artinya bagaimana karyawan merasakan bahwa lingkungan kerjanya baik atau buruk, menyenangkan atau tidak menyenangkan, mendukung atau justru menjadi tekanan, tergantung dari bagaimana karyawan akan memandang, menafsirkan dan memberi arti terhadap sesuatu yang terjadi didalam lingkungan kerjanya baik kondisi fisik maupun kondisi perusahaan dan hubungan interpersonal didalamnya. Selanjutnya persepsi tersebut akan berpengaruh terhadap tingkah laku karyawan. Harapannya bahwa setiap perusahaan membangun lingkungan kerja yang menyenangkan agar setiap karyawan yang bekerja pada instansi atau perusahaan tersebut mencintai pekerjaannya dan senang melakukan pekerjaannya sehingga akhirnya bisa bekerja pada tingkat optimal. Lingkungan kerja yang menyenangkan, rekan kerja yang kooperatif, pimpinan yang selalu memperhatikan keluh kesah karyawannya, kebijaksanaan yang mempengaruhi kerja dan karier serta kompensasi yang adil merupakan dambaan bagi para karyawan sehingga karyawan bekerja lebih semangat, memiliki komitmen yang tinggi, dan pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas kerja. Faktor lain yang juga diduga mampu meningkatkan produktivitas kerja adalah faktor gaya kepemimpinan yang dapat mempengaruhi bawahan atau staf sehingga roda organisasi bergerak mencapai tujuan, iklim kerja yang kondusif,

8 gairah kerja dan semangat kerja dapat ditunjukkan seorang pemimpin sebagai panutan. Berdasarkan hasil wawancara awal terhadap 10 orang pegawai BKD Kabupaten Indramayu, diperoleh kesimpulan sementara mengenai gaya kepemimpinan yang dilaksanakan pada BKD Kabupaten Indramayu sebagai berikut: No Gaya Kepemimpinan Tabel 1.1 Gaya Kepemimpinan Hubungan dengan bawahan Indikator 1 Partisipatif Baik Bawahan paham akan pekerjaannya dan turut serta berpartisipasi dalam kegiatan kantor Sumber: BKD Kab. Indramayu, 2009 Pengukuran kinerja sebagai tolok ukur produktivitas kerja pegawai adalah proses berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan dari pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Indramayu dalam tahun Anggaran 2008 dan 2009. Produktivitas pegawai di bawah standar mungkin disebabkan sejumlah faktor, mulai dari keterampilan kerja yang buruk hingga gaya kepemimpinan yang tidak baik atau lingkungan kerja yang buruk. Dalam kasus seorang pegawai yang memiliki sikap jelek serta tingkat keterampilan rendah, masalah utama karena gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja yang kurang baik. Seorang pegawai yang mempunyai tingkat keterampilan rendah tetapi memiliki sikap yang baik mungkin membutuhkan pelatihan. Dalam kasus lain, para pegawai mungkin berbakat dan bermotivasi, tetapi tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas kerja

9 mereka karena keterbatasan wewenang atau sumberdaya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Karena itu dibutuhkan strategi yang berbeda untuk memperbaiki produktivitas yang buruk, adalah penting untuk menentukan penyebab kegagalan pegawai. Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Indramayu menggunakan skala ordinal Akuntanbilitas Kinerja Sasaran dan Kegiatan Pemerintah, dimana pengukuran menunjukkan tingkat produktivitas kerja pegawai selama ini, yaitu: Tabel 1.2 Skala Ordinal Akuntanbilitas Kinerja Sasaran dan Kegiatan Pemerintah No Nilai Klasifikasi 1 86-100 Sangat Baik 2 71-85 Baik 3 56-70 Sedang 4 Kurang dari 55 Kurang Baik Sumber: BKD Kab. Indramayu, 2009 Berdasarkan Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) Tahun Anggaran 2008 dan 2009 terealisasi sebagai berikut: Tabel 1.3 Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) Tahun Anggaran 2008 dan 2009 No Sasaran 1 Terwujudnya kualitas aparatur dan kelembagaan Pemerindah Daerah 2 Tersedianya sarana dan prasarana kerja aparatur 3 Terlaksananya bantuan fasilitas pindah/purna tugas PNS 4 Tersajinya laporan capaian kinerja dan keuangan 5 Terwujudnya pengembangan SDM dan penataan kepegawaian 6 Terwujudnya Pembinaan dan Pengembangan Karir Pegawai Sumber: BKD Kab. Indramayu, 2009 Pencapaian Sasaran (%) 2008 2009 90 87 90 76 82.34 65 70 91 82.75 70.38 65.10 61.25

10 Berdasarkan tabel 1.3 di atas, terlihat bahwa pada tahun Anggaran 2008 sasaran tersajinya laporan capaian kinerja dan keuangan mendapat penilaian sedang dan sasaran terwujudnya Pembinaan dan Pengembangan Karir Pegawai juga mendapat penilaian sedang. Selanjutnya pada tahun Anggaran 2009, sasaran terlaksananya bantuan fasilitas pindah/purna tugas PNS mendapat penilaian sedang dan sasaran terwujudnya Pembinaan dan Pengembangan Karir Pegawai masih mendapat penilaian sedang. Secara keseluruhan telah terjadi penurunan produktivitas kerja pegawai berdasarkan Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) pada BKD Kabupaten Indramayu. Berdasarkan Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) Tahun Anggaran 2008 dan 2009 dapat terealisasi sebagai berikut: Tabel 1.4 Analisis Akuntabilitas Kinerja Kegiatan Tahun Anggaran 2008 dan 2009 No Kegiatan Pencapaian Kegiatan (%) 2008 2009 1 Penyediaan jasa surat menyurat 87 97 2 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air, dan 75 95 listrik 3 Penyediaan jasa administrasi keuangan 90 100 4 Penyediaan jasa kebersihan kantor 80 100 5 Penyediaan alat tulis kantor 90 100 6 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan 70 100 7 Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan 100 100 bangunan kantor 8 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor 100 90 9 Penyediaan peralatan rumah tangga 100 70 10 Penyediaan bahan bacaan dan perundang-undangan 100 80 11 Penyediaan makanan dan minuman 100 90 12 Penyediaan koordinasi dan konsultasi ke luar daerah 99.95 69.75 13 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam daerah 100 100 14 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor 90 100 15 Pemeliharaan rutin/berkala dinas/operasional 100 80

11 16 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor 84 74 17 Fasilitas purna tugas PNS 99.98 69.89 18 Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar 100 80 realisasi kinerja SKPD 19 Penyusunan pelaporan keuangan sementara 100 100 20 Penyusunan pelaporan prognosis realisasi anggaran 80 100 21 Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun 94 84 22 Peningkatan keterampilan dan profesionalisme 100 100 23 Pendidikan dan pelatihan prajabatan bagi CPNS daerah 99.73 89.55 24 Pendidikan dan pelatihan struktural bagi PNS daerah 74 77 25 Pendidikan dan pelatihan teknis tugas dan fungsi bagi 81 87 PNS daerah 26 Penyusunan rencana pembinaan karir PNS 74 83 27 Seleksi penerimaan calon PNS 75 65 28 Pembangunan/pengembangan sistem informasi 88 98 kepegawaian daerah 29 Pemberian penghargaan bagi PNS yang berprestasi 100 100 30 Proses penangan kasus-kasus pelanggaran disiplin PNS 80 90 daerah 31 Pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan dinas 100 100 32 Pemberian bantuan penyelenggaraan penerimaan praja 98 99 IPDN 33 Monitoring, evaluasi dan pelaporan 99.9 79.8 34 Mutasi dan pemberhentian PNS 85 65 Sumber: BKD Kab. Indramayu, 2009 Berdasarkan tabel 1.4 di atas, terlihat bahwa kinerja kegiatan pada tahun Anggaran 2008 dan 2009 terdapat beberapa kegiatan yang mendapat penilaian sedang dan perlu ada peningkatan. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dalam penelitian ini penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Non Fisik terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Indramayu.

12 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Produktivitas kerja menunjukkan tingkat kemampuan karyawan dalam mencapai hasil (output), terutama dilihat dari sisi kuantitasnya. Oleh karena itu tingkat produktivitas setiap karyawan bisa berbeda, bisa tinggi atau bisa juga rendah, bergantung pada tingkat kegigihan dalam menjalankan tugasnya. Masalah produktivitas kerja dalam suatu organisasi merupakan faktor yang penting, terutama bila dihubungkan dengan masalah penggunaan sumber daya input. Secara umum produktivitas suatu organisasi dipengaruhi oleh manusia, modal, metode (proses), produksi, umpan balik, lingkungan internal organisasi dan lingkungan eksternal (baik lokal, regional, nasional maupun internasional). Berdasarkan hal tersebut, penulis mengidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana gaya kepemimpinan pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Indramayu? 2. Bagaimana lingkungan kerja non fisik pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Indramayu? 3. Bagaimana produktivitas kerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Indramayu? 4. Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan terhadap produktivitas kerja pegawai secara parsial? 5. Seberapa besar pengaruh lingkungan kerja non fisik terhadap produktivitas kerja pegawai secara parsial?

13 6. Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja non fisik terhadap produktivitas kerja pegawai secara simultan? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Setelah mengetahui masalah yang ada, maka penulis mempunyai tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini. Tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Indramayu 2. Untuk mengetahui lingkungan kerja non fisik pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Indramayu 3. Untuk mengetahui produktivitas kerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Indramayu 4. Untuk mengetahui besar pengaruh gaya kepemimpinan terhadap produktivitas kerja pegawai secara parsial 5. Untuk mengetahui besar pengaruh lingkungan kerja non fisik terhadap produktivitas kerja pegawai secara parsial 6. Untuk mengetahui besar pengaruh gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja non fisik terhadap produktivitas kerja pegawai secara simultan

14 1.3.2 Kegunaan Penelitian Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Teoritis a. Sebagai bahan pemahaman teori yang diperoleh penulis selama di bangku kuliah kedalam dunia kerja secara riil. b. Sebagai bahan dalam pengkajian mengenai pengaruh gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja non fisik terhadap produktivitas kerja karyawan. 2. Praktis a. Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah serta meningkatkan ilmu pengetahuan dan pemahaman penulis dibidang manajemen sumber daya manusia khususnya mengenai pengaruh gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja non fisik terhadap produktivitas kerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Indramayu. b. Untuk memberikan informasi sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam bidang manajemen sumber daya manusia bagi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.