BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. harian bank (cash in vaults), dikurangi kewajiban Giro Wajib Minimum (Reserve

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari Giro Wajib Minimum (Reserve Requirement), Fasilitas Diskonto,

BAB II LANDASAN TEORI

penting. Menurut UU Perbankan No.10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE.MM

GUBERNUR BANK INDONESIA,

PEMBAHASAN KASUS SUMBER DANA BANK

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 47

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB II LANDASAN TEORI. pelayanan jasa kepada masyarakat. Secara umum pengertian bank adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan memberikan kontribusi yang besar di Indonesia. Lembaga keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

I. PENDAHULUAN. menghimpun dana dari pihak yang berkelebihan dana dan menyalurkannya

GIRO. Alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas pembayaran giral, yaitu surat berharga atau surat dagang seperti: 1.

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/19/PBI/2010 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE.MM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal

BAB II LANDASAN TEORI. lembaga keuangan yang kegiatannya adalah dalam bidang jual beli uang.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usaha tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat. yang setia dan menguntungkan pihak bank. Dengan demikian, pihak bank

PENDAHULUAN. untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk

M E T A D A T A INFORMASI DASAR CAKUPAN DATA

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Muchdarsyah Sinungan (2003;3) dalam bukunya

II. LANDASAN TEORI. atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 6/15/PBI/2004 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi membutuhkan modal dasar sebagai alat untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rakyat (BPR) Jawa Timur (Periode ). Penelitian tersebut memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini banyak orang berlomba untuk berinvestasi. Baik itu dari kalangan

AKTIVITAS DAN PRODUK BANK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi

BAB II LANDASAN TEORI. sebagai lembaga keuangan yang kegiatan nya tidak terlepas dari transaksi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TINJAUAN PUSTAKA Bank

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE. MM

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

A. PENGERTIAN MANAJEMEN DANA BANK

G I R O DAN DEPOSITO. cek, bilyet giro, saran perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

1. Tinjauan Umum

STIE DEWANTARA Manajemen Bank

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK. keuangan (Financial Intermediary) antara debitur dan kreditur

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

Kebijakan Moneter & Bank Sentral

IV. GAMBARAN UMUM. bonus Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). perbankan syariah. Sedangkan suku bunga kredit, presentase profit dan loss

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/ 12 /PBI/2016 TENTANG OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 15/15/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL

BAB II URAIAN TEORITIS. Bank-bank umun pemerintah dan Bank-bank umum swasta nasional di

ekonomi K-13 KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL K e l a s A. PENGERTIAN KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran

Secara umum kegiatan penghimpunan dana ini dibagi dalam :

BAB I PENDAHULUAN. Bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

ANALISIS PENGARUH COST OF FUND (COF) TERHADAP BASE LENDING RATE (BLR) PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), Tbk PERIODE

Ilmu Ekonomi Bank Sentral dan Kebijakan moneter

BAB II KONDISI PERUSAHAAN. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank

Manajemen dana bank syariah

melindamelindo.wordpress.com Page 1

BAB II LANDASAN TEORI. Kasmir (2008), mendefinisikan bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan

BAB II LANDASAN TEORITIS

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 26 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SUMBER SUMBER DANA BANK

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena itu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara. sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 11 /PBI/2010 TENTANG OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus unit) dan menyalurkannya kepada pihak

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi keuangan. Menurut undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal

BAB II LANDASAN TEORI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan

BAB I PENDAHULUAN. era 1997 silam. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya perdagangan di bursa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mekanisme transmisi kebijakan moneter didefenisikan sebagai jalur yang

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dirujuk dalam penelitian ini, diantaranya:

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dana yang besar seringkali menjadi patokan oleh sebagian masyarakat

I. PENDAHULUAN. sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi dapat terwujud melalui dana perbankan atau potensi

I. PENDAHULUAN. satunya adalah penyaluran kredit guna untuk meningkatkan taraf hidup rakyat

Transkripsi:

6 BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi dan Fungsi Bank Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan meyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit, atau bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.(aulia Pohan, 2008 :85) Maka dengan demikian bank merupakan bagian dari lembaga keuangan yang mempunyai fungsi sebagai perantara yang mempertemukan kepentingan pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Sebagai lembaga perantara bank mempertemukan pihak yang kelebihan dana baik perorangan maupun badan usaha, pihak yang berkelebihan dana tersebut dapat menyimpan uang mereka di bank dalam bentuk tabungan, giro, atau deposito, sesuai dengan kebutuhan mereka, sedangkan pihak yang membutuhkan dana dapat mengajukan pinjaman atau kredit, bisa berupa kredit investasi, kredit modal kerja, atau kredit konsumsi, pada pihak bank. Jika proses perantaraan (intermediasi) ini berjalan dengan baik di semua pihak, baik pihak bank, pihak yang kelebihan dana, maupun pihak yang membutuhkan dana, maka semua pihak akan memperoleh manfaat dari keberadaan bank. Pihak yang kelebihan dana akan memperoleh manfaat berupa pendapatan bunga yang dihasilkan dari dana yang mereka simpan di bank, sementara pihak yang membutuhkan dana memperoleh manfaat berupa ketersediaan dana dari pihak bank, sedangkan bank sendiri memperoleh

7 manfaat berupa selisih dari pendapatan bunga yang di dapat dari pihak debitur yaitu yang meminjam dana pada pihak bank, dengan biaya bunga yang dibayar kepada nasabah yang telah menyimpan uangnya di bank. Selain sebagai lembaga perantara, bank juga memberikan pelayanan dalam lalu lintas sistem pembayaran, karena dengan adanya bank sistem pembayaran menjadi efisien, aman dan lancar, sehingga perekonomian menjadi berjalan lancar. Fungsi bank yang lainnya adalah sebagai media dalam mentransmisikan kebijakan moneter yang dibuat oleh Bank Indonesia, kebijakan moneter bertujuan untuk menjaga stabilitas harga dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Yang mengendalikan kebijakan ekonomi adalah bank sentral dengan mengunakan berbagai instrument yang dimiliki untuk memengaruhi perekonomian dan atau suku bunga perbankan yang pada akhirnya akan memengaruhi kegiatan ekonomi secara keseluruhan. B. Dana Pihak Ketiga Pada Pihak Bank Dana pihak ketiga atau DPK merupakan simpanan masyarakat, dana yang dipercayakan masyarakat (di luar bank) kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Besar kecilnya dan yang berhasil dihimpun oleh suatu bank merupakan suatu barometer dalam menilai tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank yang bersangkutan. DPK merupakan sumber dana bank yang utama. Sehingga jika pada suatu bank, perumbuhan DPK menunjukan kecenderugan yang menurun, maka dapat memperlemah kegiatan

8 operasional bank. Secara operasional perbankan, DPK merupakan sumber likuiditas untuk memperlancar pembiayaan yang terdapat di sisi aktiva neraca bank. 1. Giro Salah satu komponen pihak ketiga adalah simpanan dalam bentuk giro. Giro adalah simpanan pihak lain pada bank yang penerikannya dapat dilakukan setiap saat dengan mengunakan cek, bilyet giro, kartu ATM (kartu debet), sarana penarikan pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. Termasuk di dalamnya giro yang diblokir untuk tujuan tertentu misalnya dalan rangka escrow account, setoran jaminan yang diblokir oleh yang berwajib karena suatu perkara, serta kredit yang bersaldo kredit sedangkan giro yang bersaldo debet dilaporkan ke dalam pos kredit pada sisi aktiva neraca. Simpanan giro digolongkan sebagai sumber dana murah dan sifatnya bebas, yaitu dapat dilakukan penyetoran dan penarikan setiap waktu sepanjang jam kas bank masih buka. Bahkan dapat dilakukan penarikan kapan saja dalam jumlah terbatas melalui anjunga tunai mandiri atau ATM. Dikatakan sebagai dana murah, karena beban biaya relatif kecil, penyimpanan dana tidak diberikan bunga tetapi imbalan yang dinamakan jasa giro dalam presentase yang relatif rendah. Pada umumnya simpanan giro oleh pemiliknya digunakan untuk kepentingan bisnis, yaitu untuk menampung hasil penerimaan dari relasi bisnisnya dan untuk pembayaran kepada para relasi bisnis.

9 Instrumenpenarikan yang digunakan adalah cek dan bilyet giro yang mempunyai fungsi giralisasi, sehinga dapat diajukan penagihan atau penarikannya melalui mekanisme kliring (Eddie Rinaldy,2008:11) 2. Tabungan Tabungan merupakan simpanan yang sifatnya bebas terbatas.artinya bebas dalam melakukan penyetoran dan terbatas dalam penarikan. Penabung dapat melakukan penyetoran sepuas-puasnya sepanjang kantor kas bank masih buka. Akan tetapi tidak dapat melakukan penarikan sebagaimana halnya simpanan giro.dari batasan tersebut tampak bahwa, perbedaan yang sangat prinsip dengan simpanan giro terletak pada instrumen penarikan yang digunakan dan pihak yang dapat melakukan penarikan.instrumen penarikan atas beban rekening tabungan digunakan kuitansi yang sifatnya tidak dapat dipindahtangankan.di samping itu kuitansi ini tidak dapat dijadikan warkat kliring. Jika pengambilan uang atau dana atasa beban rekening tabungan bukan oleh pemegannya harus dengan cara menerbitkan surat kuasa kepada pihak yang akan menerima penarikan tersebut. Dalam perkembangannya, penarikan atas beban rekening tabungan dapat dilakukan melalui anjungan tunai mandiri yang dapat dilakukan dalam waktu 24 jam setiap hari. Namun jumlah yang dapat ditarik terutama dalam bentuk tunai dibatasi dalam jumlah tertentu. Bank akan memberikan bunga dalam presentase tertentu terhadap rekening tabungan yang sistem dan besarnya berbeda pada setiap bank.

10 Dana yang berasal dari tabungan termasuk sumber dana prima dan relatif murah. Dari segi jangka waktu tabungan digolongkan sebagai simpanan yang berjangka waktu menengah panjang jika dibandingkan dengan simpanan giro.sedangkan dari segi biaya relatif murah jika diukur dengan beban biaya bunga simpanan berjangka.oleh karena itu para bankir berlomba-lomba menarik minat masyarakat untuk menabung pada banknya. 3. Deposito Berjangka Simpanan dalam bentuk deposito berjangka penyetorannya dilakukan oleh nasabah sebesar nilai nominal sebagaimana yang tertulis dalam warkatnya (bilyet). Kemudian pada saat jatuh tempo, nasabah akan menerima kembali simpanannya sebesar nilai nominal ditambah bunga sesuai yang diperjanjikan. Deposito berjangka ini tidak dapat dicairkan sewaktu-waktu hanya dapat dicairkan pada saat jatuh tempo. Jika nasabah tetap ingin melakukan pencairan deposito biasanya pihak bank akan membebankan biaya penalty kepada nasabah yang jumlahnya sudah disepakati sebelumnya. Sesuai dengan sifatnya, deposito berjangka tidak dapat dialihkan atau dipindah tangankan, maka deposito berjangka disebut sebagai surat yang berharga dan tidak dapat diperdagangkan. 4. Deposito On Call Deposito On Call adalah bentuk lain dari deposito berjangka, namun berbeda dalam sistem penarikkannya. Dalam aplikasinya pemilik dana dapat

11 menarik uangnya sebelum jatuh tempo, namun dengan syarat harus memberi tahukan dahulu kepada bank beberapa hari sebelumnya sebagaimana diperjanjikan. Dana yang berasal dari simpanan berjangka seperti deposito berjangka, deposito on call tremasuk dana yang relatif mahal karena beban bunganya relatif tinggi. C. Kebijakan Moneter Kebijakan moneter adalah sebagai salah satu kebijakan dari ekonomi makro umumnya diterapkan sejalan siklus bisnis.siklus bisnis merupakan suatu jenis fluktuasi yang terjadi secara reguler pada perkembangan ekonomi suatu Negara.(H.Vienthzal Rivai,2005:83) Dalam pelaksanaan kebijakan moneter ada tiga terminologi yang digunakan dalam pelaksanaan kebijakan moneter antara lain adalah sasaran akhir kebijakan moneter, indikator kebijakan moneter, dan instrumeninstrumen untuk menjalankan kebijakan moneter. Dengan mengunakan intrumen moneter ini, Bank Indonesia berupaya mengendalikan sasaran akhir yang diinginkan. Sasaran akhir dari kebijakan moneter ini adalah pencapaian tingkat inflasi sesuai dengan target inflasi yang sudah ditetapkan oleh otoritas moneter. 1. Indikator Moneter Indikator moneter merupakan hal yang penting untuk mengukur sejauh mana target kebijakan moneter bisa tercapai atau tidak. Indikator kebijakan moneter dirasakan secara langsung oleh masyarakat, maka dari itu masyarakat juga dapat melihat dan merasakan beberapa hal penting yang menjadi indikator stabilitas moneter, diantaranya adalah:

12 a. Laju Inflasi Laju inflasi merupakan gambaran harga-harga, harga yang tinggi menggambarkan inflasi yang tinggi, sementara harga yang stabil menggambarkan angka inflasi yang rendah. Laju inflasi yang tinggi dan tidak terkendali dapat mengganggu upaya perbankan dalam menghimpun dana masyarakat, karena inflasi menyebabkan tingkat suku bunga riil menjadi turun, dan menyebabkan keinginan masyarakat menjadi turun untuk menabung. Jika perbankan terhambat dalam menghimpun dana dari masyarakat maka kemampuan bank untuk memberikan kredit kepada masyarakat juga menurun, sehingga akan menimbulkan kegiatan investasi di sektor riil menjadi menurun karena sektor riil sulit mendapatkan dana dari perbankan, hal ini akan berakibat daya serap tenaga kerja menjadi menurun atau banyak terjadi pengangguran.(aulia Pohan,2008:52) b. Suku Bunga Perkembangan tingkat suku bunga yang tidak wajar dapat mengganggu perkembangan perbankan. Suku bunga yang tinggi akan meningkatkan keinginan masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank, dan menyebabkan dana yang ada di bank menjadi meningkat. Tetapi tingkat suku bunga yang tinggi juga akan berakibat meningkatnya biaya usahayang dikeluarkan, dan hal ini akan berakibat pada produksi dalam negeri yang akan menurun. Menurunnya produksi juga akan berakibat menurunnya kebutuhan dana oleh dunia usaha, yang mengakibatkan permintaan dana kepada bank akan menurun.

13 Pada pihak bank, jika suku bunga tinggi bank akan dengan mudah menghimpun dana dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat, tetapi hal ini menjadi masalah di dunia usaha, karena dengan bunga yang tinggi dunia usaha enggan untuk mengajukan kredit kepada pihak bank, karena tingginya beban bunga yang akan mereka tanggung. Jika terjadi hal yang sebaliknya yaitu tingkat suku bunga rendah yang akan mengakibatkan menurunkan keinginan masyarakat untuk menyimpan uangnnya di bank. Apabila tingkat suku bunga luar negeri lebih tinggi dari pada di dalam negri maka akan terjadi pelarian dana ke luar negeri, dan hal ini akan menyulitkan pihak bank untuk menghimpun dana masyarakat. Namum disisi lain rendahnya tingkat suku bunga akan mendorong dunia usaha untuk mengajukan kredit kepada pihak bank. Dan hal ini menjadi persoalan pada pihak bank, karena bank kesulitan untuk menghimpun dana yang akan disalurkan kembali kepada dunia usaha. Maka dari itu tugas bank sentral adalah menjaga tingkat suku bunga agar tetap pada tingkat yang ideal, sehingga cukup menarik bagi masyarakat untuk menabung dan disisi lain juga tidak memberatkan dunia usaha. Tingkat suku bunga juga harus berada pada tingkat yang kompetitif dibandingkan dengan tingkat suku bunga luar negeri.(aulia Pohan,2008:53) c. Nilai Tukar Mata Uang Pengelolaan nilai tukar yang realistis dan perubahan yang cukup rendah dapat memberikan kepastian dunia usaha. Nilai tukar yang melonjak drastis tak terkendali akan meyebabkan kesulitan dunia usaha

14 dalam merencanakan usahanya, terutama jika bahan baku yang harus diimpor, dan menjual hasil produk mereka ke luar negeri. Di samping itu pengelolaan nilai tukar yang stabil akan memberikan ruang gerak untuk bank sentral untuk menentukan kebijakan moneter untuk memengaruhi suku bunga ke arah yang wajar.(aulia Pohan,2008:55) d. Ekspektasi Masyarakat Perubahan ekspektasi masyarakat terhadap perkembangan moneter dapat memengaruhi kinerja perekonomian.ekspektasi yang berlebihan mengenai kenaikan laju inflasi dapat mendorong terjadinya peningkatan harga-harga di atas perkiraan semula, yang mengakibatkan berkurangnya daya beli masyarakat. 2. Instrumen Kebijakan Moneter Dalam pelaksanaan kebijakan moneter, bank sentral biasanya mengunakan instrumen untuk pencapaian sasaranya. Intrumen tersebut antara lain adalah: a. Cadangan Wajib Bank sentral mewajibkan bank-bank untuk memelihara sejumlah cadangan wajib ini sebesar presentase tertentu dari kewajiban lancarnya.cadangan wajib ini sering disebut juga dengan Giro Wajib Minimum (GWM). Semakin kecil presentase tersebut semakin besar kemampuan bank memanfaatkan dana pihak ketiga untuk memberikan pinjaman dalam jumlah yang lebih besar kepada masyarakat. Sebaliknya jika semakin

15 besar presentase, maka semakin berkurang kemampuan bank untuk memberikan kredit pinjaman.oleh karena itu, pinjaman perbankan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi uang beredar.posisi GWM ini yang menjadi alat untuk menambah atau mengurangi jumlah uang beredar. Di samping itu, penetapan besar kecilnya GWM akan berdampak terhadap suku bunga. Makin tinggi GWM, akan mengakibatkan suku bunga pinjaman karena Cost of Loanable Fund menjadi semakin tinggi. Karena GWM mengurangi jumlah DPK yang dapat disalurkan pada aktiva produktif.biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan DPK tersebut dibebankan pada bunga pinjaman yang diberikan.sebaliknya semakin rendah penempatan GWM maka semakin rendah pula suku bunga pinjaman. Saat ini ketentuan mengenai GWM adalah sebesar 5% dari DPK yang berhasil dihimpun oleh bank.bank wajib memelihara rekening GWM yang ada pada Bank Indonesia karena berkaitan juga dengan penarikan transaksi kliring.(aulia Pohan,2008:32) b. Operasi Pasar Terbuka Operasi pasar terbuka adalah kegiatan jual beli surat-surat berharga oleh bank sentral. Operasi pasar terbuka ini untuk mempengaruhi peredaran rupiah di pasar, yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat suku bunga. Bank sentral melakukan operasi pasar terbuka ini dengan melakukan penjualan Sertifikat Bank Indonesia (SBI).Penjualan SBI ini

16 dilakukan melalui lelang sehingga mencerminkan kondisi likuiditas pasar uang. c. Fasilitas Diskonto Fasilitas diskonto adalah kebijakan moneter Bank Indonesia untuk memengaruhi jumlah uang beredar melalui penetapan diskonto pinjaman bank sentral kepada bank-bank. Dengan penetapan diskonto yang tinggi maka akan mengurangi permintaan kredit pada bank sentral yang pada akhirnya akan mengurangi jumlah uang beredar. Sebaliknya penetapan diskonto yang rendah akan meningkatkan permintaan kredit pada bank sentral yang selanjutnya akan menambah jumlah uang beredar. d. Imbauan Di samping instrumen-intrumen tersebut bank sentral dapat melakukan imbauan kepada bank-bank untuk melakukan imbauan kepada bank-bank untuk melakukan kebijakan tertentu, yang sifatnya tidak mengikat, tetapi imbauan tersebut memiliki dampak yang cukup efektif. 3. Kebijakan Moneter Melalui Pengendalian Suku Bunga Dalam kebijakan moneter yang menggunakan suku bunga sebagai sasaran operasional, bank sentral meyakini perubahan suku bunga, kegiatan ekonomi dan tujuan kebijakan moneter dapat dicapai.

17 Karena dengan sejalan perkembangan produk keuangan, maka uang tidak hanya terbatas sebagai alat pembayaran, uang juga dapat diperdagangkan, dengan adanya perkembangan tersebut maka akan mengurangi efaktivitas kebijakan moneter, sehingga suku bunga sekarang menjadi sasaran operasional. Dengan melalui peningkatan suku bunga, bank sentral dapat mengendalikan stabilitas harga dan inflasi. Jika suku bunga meningkat maka biaya dana dan biaya modal akan meningkat. Dengan meningkatnya biaya tersebut maka akan mengurangi konsumsi sehingga akan mengendalikan inflasi. Sasaran operasional dengan menggunakan suku bunga diawali dengan tujuan akhir yaitu inflasi.perkembangan ini dapat dipantau melalui data-data yang ada, dan survey yang dilakukan. Apabila bank sentral menemukan gejala yang muncul yang membahayakan tujuan inflasi yang sudah ditetapkan maka bank sentral akan menaikan suku bunga. D. Suku Bunga Deposito 1 Bulan Suku bunga depostio 1 bunga menarik untuk dijadikan acuan karena dapat menggambarkan kondisi riil tingkat suku bunga perbankan di pasar, selain itu pangsa dari deposito 1 bulan ini sangat besar dari total penghimpunan dana pihak ke tiga (DPK). Dalam pelaksanaan transmisi kebijakan moneter suku bunga deposito 1 bulan ini paling responsive dalam menanggapi pergerakan

18 Instrumen Moneter Bank Indonesia seperti suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, atau yang lebih dikenal dengan singkatan SBI. E. Suku Bunga SBI Sertifikat Bank Indoneisa (SBI) merupakan surat berharga dalam mata uang rupiah dan diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dan merupakan salah satu alat pada indikator Operasi Pasar Terbuka. Jangka waktu SBI sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan dan paling lama adalah 12 bulan.sbi diterbitkan tanpa warkat dan perdagangannya dilakukan dengan sistem diskonto. SBI dapat dimiliki oleh bank dan pihak lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan dapat dipindahtangankan. SBI dapat dibeli di pasar perdana dan diperdagangkan di pasar sekunder dengan penjualan bersyarat atau lepas. Mekanisme pengendalian moneter dilakukan melalui OPT yaitu dalam pasar uang dengan melelang SBI. Lelang jual SBI dilakukan dengan mentargetkan kuantitas uang yang ingin ditarik oleh Bank Indonesia.Suku bunga ini berasal dari penyesuaian tingkat bunga penawaran SBI yang ingin dibeli oleh bank-bank umum. 1. Fungsi SBI Suku bunga SBI diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas di pasar uang

19 untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaran operasional kebijakan moneter tercermin pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overningt (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini di harapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan. Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikan suku bunga SBI apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, Sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga SBI apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan. 2. Jadwal Penetapan dan Penentuan suku bunga SBI a. penetapan respon kebijakan moneter dilakukan setiap 3 (tiga)bulan melalui mekanisme Rapat Dewan Gubernur bulanan dengan cakupan materi bulanan. b. Respon kebijakan moneter yaitu suku bunga SBI ditetapkan berlaku sampai dengan Rapat Dewan Gubernur berikutnya. c. Penetapan respon kebijakan moneter yaitu suku bunga SBI dilakukan dengan memperhatikan efek tunda kebijakan moneter dalam mempengaruhi inflasi. Dalam hal terjadi perkembangan di luar prakiraan semula, penetapan respon kebijakan moneter dapat dilakukan sebelum Rapat Dewan Gubernur bulanan melalui Rapat Dewan Gabungan mingguan.

20 3. Besar perubahan suku bunga SBI Respon kebijakan moneter dinyatakan dalam perubahan suku bunga SBI (secara konsisten dan bertahap dalam kelipatan 25 basis poin atau bps).dalam kondisi untuk menunjukkan intensi Bank Indonesia yang lebih besar terhadap pencapaian sasaran inflasi, maka perubahan suku bunga SBI dapat dilakukan lebih dari 25 bps dalam kelipatan 25 bps. F. Suku Bunga Penjaminan Dulu Lembaga Penjamin Simpanan melakukan penjaminan simpanan secara menyeluruh, tetapi sekarang Lembaga Penjamin Simpanan mengubah sistem penjaminan secara menyeluruh dengan menetapkan suku bunga penjaminan, dimana Lembaga Penjamin Simpanan menentukan bunga simpanan yang dijamin, jika pihak bank memberikan bunga simpanan di atas suku bunga penjaminan maka simpanan tersebut tidak dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan. Oleh sebab itu, suku bunga penjaminan dikelola dan dipublikasikan oleh Lembaga Penjamin Simpanan. 1. Penentuan premi yang dibayar Perbankan kepada LPS Agar simpanan pihak ke tiga yang dimiliki perbankan bisa dijaminkan oleh LPS maka perbankan harus menjadi peserta LPS. Untuk menjadi peserta LPS pihak bank wajib membayar kontribusi kepersertaan sebesar 0,1% dari modal disetor bank dan wajib disetorkan ke rekening LPS paling lambat tiga bulan sejak tanggal persetujuan izin usaha bank dari LPP. Dan peserta LPS

21 juga wajib membayar premi sebesar 0,1% dari rata-rata saldo bulanan total simpanan pihak ke tiga. 2. Penentuan suku bunga wajar LPS LPS bertugas menetapkan tingkat suku bunga wajar, penetapan ini dilakukan dengan cara mengelar Rapat Dewan Eksekutif LPS yang digelar setiap empat bulan sekali, namun penetapan suku bunga wajar LPS seringkali mengikuti acuan BI Rate yang ditetapkan sebulan sekali. G. Kerangka Pikir Bank Indonesia Lembaga Penjamin Simpanan Bunga SBI 1 bulan Bunga Deposito 1 bulan Suku Bunga Penjaminan Simpanan Uji asumsi dasar Uji statistik Analisis regresi (uji t) Kesimpulan dan Saran Gambar 2.1