HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. punggung bagian bawah dan paha (Badziad, 2003). Dismenorea merupakan

BAB I PENDAHULUAN. meluas hingga ke pinggang, punggung bagian bawah dan paha (Badziad,

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG DISMENORE DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perubahan biologis dan psikologis yang pesat dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Akademi Farmasi Yamasi Makassar Terhadap Penanganan Nyeri Haid (Dysmenorrhea)

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, Volume VI, No.3 September 2015

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

Hubungan Antara Pengetahuan Remaja Putri tentang Dismenorea dengan. Penanganan Dismenorea pada Siswi Kelas XI Di SMA N 6 Cirebon Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 WONOSARI KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

PENGETAHUAN TENTANG JAMU SEBAGAI PEREDA NYERI HAID PADA SISWI SMA N 1 JATINOM KLATEN. Indri Kusuma Dewi 1 ) Bambang Yunianto 2 ) ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PENANGANAN DISMENORE DI SMPN 9 TASIKMALAYA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun, dan

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA MTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

PERBEDAAN KOMPRES HANGAT DENGAN TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORE PADA SISWI DI MTsN NGEMPLAK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, menunjukkan suatu

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG SINDROM PRA MENSTRUASI DI SMA NEGERI 2 KEJURUAN MUDA TAHUN STIKes Bina Nusantara ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI

BAB I PENDAHULUAN. muncul pula tingkat kecanduan yang berbeda-beda dan bentuk implementasi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DISMENOREA DENGAN PENANGANAN DISMENOREA PADA SISWI SMAN I PARE.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

Disusun Oleh : PROGRA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PENANGANAN DISMENORE DI SMA NEGERI 7 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORHEA REMAJA PUTERI PADA SISWA KELAS X SMK TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN :

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan menstruasi menjadi masalah umum selama masa remaja, dapat

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MANDI BESAR PADA SISWI SMA 7 MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Gorontalo mulai 5 Mei sampai dengan 5 juni

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA PADA SAAT MENSTRUASI DI SMK NUSA BHAKTI KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

PENGARUH DISMENORE TERHADAP AKTIVITAS PADA SISWI SMK BATIK 1 SURAKARTA

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015

Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku penanganan dismenorea di MTs Islamiyah dan MTs Mujahidin Pontianak

PERILAKU REMAJA PUTERI DALAM MENGATASI DISMENORE (STUDI KASUS PADA SISWI SMK NEGERI 11 SEMARANG )

BAB III METODE PENELITIAN. non randomized control group pretest posttest design. Pada rancangan

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Siswa Kelas XI Tentang Penyalahgunaan Zat Adiktif di SMA Swadaya Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa fase perkembangan dinamis dalam

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

BAB VI PEMBAHASAN. A. Pembahasan Univariat 1) Kejadian Dismenore Responden. yang tidak mengalami dismenore sebanyak 55 orang (55%).

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM Lisastri Syahrias Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Batam ABSTRAK Setiap wanita memiliki pengalaman menstruasi yang berbeda-beda yang disertai dengan keluhan sehingga mengakibatkan rasa ketidaknyamanan berupa dismenore. Perilaku kesehatan merupakan salah satu upaya mengurangi gangguan pada saat menstruasi yaitu membiasakan diri dengan perilaku sehat dan harus mempunyai pengetahuan tentang upaya untuk penanganan disminore. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengam penggunaan metode deskriptif korelasi dengan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah siswi kelas VIII yang mengalami disminore di SMPN 12 kota Batam dengan jumlah siswi 97 orang. Teknik pengumpulan sampel adalah total sampling yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel dan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 97orang siswi. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner berupa pertanyaan untuk masing-masing variabel yang akan diteliti. Peneliti melakukan penelitian untuk memperoleh gambaran dari variabel pengetahuan tentang disminore dengan variabel perilaku penanganan disminore serta melihat hubungan kedua variabel tersebut dengan menggunakan analisa chi square. Data dianalisa dengan menggunakan program komputerisasi SPSS. Hasil analisa data diketahui pengetahuan siswi kelas VIII di SMPN 12 Kota Batam sebagian besar berada pada kategori baik yaitu 69 siswi (71,1%), perilaku siswa dalam penanganan disminore sebagian besar berada pada kategori baik yaitu 55 siswi (56,7%) dan hasil perhitungan chi square diperoleh nilai p value sebesar 0,000. karena hasil p value < 0,05 berarti Ho ditolak, maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara Pengetahuan Siswi Kelas VIII Tentang Disminore Dengan Perilaku Dalam Upaya Penanganan Disminore di SMPN 12 Kota Batam Tahun 2014. Kata Kunci : Pengetahuan, Perilaku Penanganan Disminore ` PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap wanita memiliki pengalaman menstruasi yang berbeda-beda. Sebagian wanita mendapatkan menstruasi tanpa keluhan, namun tidak sedikit dari mereka yang mendapatkan menstruasi disertai keluhan sehingga mengakibatkan rasa ketidaknyamanan berupa dismenore. Dismenore merupakan nyeri perut bagian bawah yang terkadang rasa nyeri tersebut meluas hingga ke pinggang, punggung bagian bawah dan paha biasanya juga disertai mual, pusing bahkan pingsan (Anurogo dan Wulandari, 2011). Biasanya nyeri haid atau disminorea timbul pada masa remaja sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertamanya (El-Manan, 2011). Angka kejadian nyeri haid atau disminore di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan di dunia mengalamai disminore. Di Amerika Serikat angka presentasenya sekitar 60% dan di swedia sekitar 72%. Hasil studi longitudinal dari swedia melaporkan disminore 90% pada perempuan yang berusia kurang dari 19 tahun dan 67% pada perempuan yag berusia 24 tahun. Sementara di Indonesia di perkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa karena nyeri saat menstruasi. Walaupun umumnya tidak berbahaya 1

namun seringkali dirasa mengganggu bagi wanita yang mengalaminya. Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan Gunawan (2002) di empat SLTP di Jakarta menjukkan bahwa 56,5% siswi mengalami nyeri haid tidak menentu dan 76,6 siswi tidak masuk sekolah karena nyeri haid yang di alami (Anurogo dan Wulandari, 2011). Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ani Kurnia Ningsih (2011) mengenai Hubungan Pengetahuan Disminore Dengan Ketepatan Penanganan Disminore Pada Siswi Di SMA Negeri 1 Sragi Pekalongan menunjukkan hasil bahwa 47,0% siswi mempunyai pengetahuan kurang, 26,5% berpengetahuan cukup, dan 26,5% berpengetahuan baik, sedangkan cara penanganan dismenore didapatkan hasil 63,2 % tidak tepat dan 36,7% ditangani dengan tepat. Penelitian yang dilakukan oleh Dyah Pradnya Paramita (2010) mengenai Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Dismenorea Dengan Perilaku Penanganan Dismenorea Pada Siswi SMK YPKK I Sleman Yogyakarta menunjukkan hasil sebanyak 50 (86,2 %) siswi memiliki pengetahuan yang cukup tentang dismenorea dan 46 (79,3 %) siswi telah berperilaku baik untuk menangani dismenorea. Jadi, dari penelitian tersebut dapat dilihat bahwa informasi yang kurang dapat menjadi faktor terhambatnya proses pikir seseorang dalam pemahaman suatu hal, meskipun faktor pendidikan mereka tinggi tetapi kalau informasinya kurang, tingkat pengetahuan akan rendah atau belum mencapai batas yang diinginkan. Berdasarkan dari hasil survei pendahuluan yang di lakukan peneliti pada tanggal 8 April 2014 di SMP N 12 batam, di peroleh data jumlah siswa kelas VIII di SMP N 12 kota batam sebanyak 188 siswa, yang terdiri dari 79 siswa laki-laki dan 109 siswa perempuan. Dari hasil wawancara singkat pada 20 orang siswa perempuan terdapat sekitar 12 siswi yang menjawab ragu-ragu tentang disminore, 8 orang siswi menjawab kurang tahu. Dari 20 orang siswi tersebut didapatkan juga data bahwa dari 16 orang siswi mengatakan mengalami nyeri haid. Upaya penanganan dismenorea yang dilakukan oleh sebagian siswi adalah mengoleskan minyak kayu putih pada daerah nyeri, istirahat, dan sebagian lagi hanya membiarkan gejala tersebut karena terbatasnya informasi tentang kesehatan reproduksi remaja khususnya tentang disminore dan penanganannya. Wanita di Indonesia yang mengalami dismenorea lebih banyak mengatasinya dengan mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri yang beredar di pasaran. Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa nyeri ini akan hilang setelah wanita menikah, sehingga mereka membiarkan gangguan tersebut (Anurogo dan Wulandari, 2011). Perilaku kesehatan merupakan tema penting yang perlu dipelajari secara mendalam karena berdasarkan kajian teoritis, salah satu upaya mengurangi gangguan pada saat menstruasi yaitu membiasakan diri dengan perilaku sehat. Namun hal tersebut tidak terjadi begitu saja, tetapi merupakan sebuah proses yang dipelajari karena individu mengerti dampak positif atau negatif suatu perilaku yang terkait dengan keadaan menstruasi. Untuk mengatasi disminore hendaknya jangan membiarkan gejala tersebut. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Salah satunya dengan menggunakan ramuan herbal yang dapat diracik sendiri, misalnya dengan menggunakan kunyit, jahe maupun kayu manis. Dan ada juga dengan menggunakan relaksasi serta dengan bantuan dokter. Tidak harus selalu menggunakan obat penghilang rasa nyeri yang bebas dijual dipasaran tanpa pengawasan dari dokter. Sifat obat-obatan tersebut sering kali hanya menghilangkan rasa nyeri maka 2

penderita nyeri haid akan mengalami ketergantungan obat dalam jangka yang panjang dan jika dalam jangka panjang terus menerus mengkonsumsi obatobatan akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan dan untuk mental psikologis penderita nyeri haid haid tersebut akan tersugesti bahwa untuk tidak mengalami nyeri haid maka harus minum obat. Pengetahuan tentang dismenorea ini sangatlah penting bagi remaja putri selain untuk menambah pengetahuan hal ini juga bermanfaat bagi psikologis remaja putri, karena tidak semua remaja putri memiliki pengetahuan yang cukup dismenorea dan penanganannya. Berdasarkan data dan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VIII Tentang Disminore Dengan Prilaku Penanganan Disminore di SMP N 12 Kota Batam Tahun 2014. METODE Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian analitik dengan desain cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Populasi penelitian ini adalah siswi kelas VIII yang mengalami disminore di SMPN 12 kota Batam dengan jumlah siswi 97 orang. Metode sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Untuk penelitian ini jumlah sampel yang digunakan sebanyak 97orang siswi. Lokasi penelitian dilakukan di SMPN 12 Kota Batam pada bulan Mei-Juni 2014. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuisioner yang diartikan sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun baik, dimana responden tinggal memberikan jawaban. Data diperoleh dengan dengan cara wawancara, observasi dan pembagain kuisioner. HASIL Dari hasil penelitian tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VIII Tentang Disminore Dengan Prilaku Penanganan Disminore di SMP N 12 Kota Batam Tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut : Analisa Univariat Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswi Kelas VIII tentang Disminore di SMPN 12 Kota Batam Tahun 2014 No Pengetahuan Frekuensi Persentase ( % ) 1 Baik ( 56-100%) 69 71,1 2 Kurang (< 56 %) 28 28,9 Total 97 100,0 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pengetahuan siswi baik tentang disminore sebanyak 69 siswi (71,1 %), pengetahuan kurang sebanyak 28 siswi (28,9%). 3

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Perilaku Siswi Kelas VIII Dalam Upaya Penanganan Disminore di SMPN 12 Kota Batam Tahun 2014 No Perilaku Penanganan Disminore Frekuensi Persentase (%) 1 Baik ( 15) 55 56,7 2 Kurang (< 15) 42 43,3 Total 97 100,0 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa perilaku siswi dalam upaya penanganan disminore baik sebanyak 55 siswi (56,7 %), perilaku siswi dalam upaya penanganan disminore kurang sebanyak 42 siswi (43,3%). Analisa Bivariat Tabel 3. Hubungan antara Pengetahuan Siswi Kelas VIII tentang Disminore dengan Perilaku Dalam Upaya Penanganan Disminore di SMPN 12 Kota Batam Tahun 2014 No Pengetahuan Baik ( 15) % Perilaku Kurang (<15) 1 Baik ( 56-100 %) 52 53,6 17 17,5 69 2 Kurang (<56%) 3 3,2 25 25,7 28 % Total Total 58 42 97 PV 0,000 Berdasarkan data tabel diatas menunjukkan bahwa dari hasil penelitian, responden yang memperoleh pengetahuan baik dengan perilaku baik sebanyak 52 siswi (53,6%), pengetahuan baik dengan perilaku yang kurang sebanyak 17 siswi (17,5%). Sedangkan responden yang memperoleh pengetahuan kurang dengan perilaku baik sebanyak 3 siswi (3,2%), pengetahuan kurang dengan perilaku yang kurang sebanyak 25 siswi (25,7%). Dari hasil perhitungan chi square diperoleh nilai p value sebesar 0,000. karena hasil p value < 0,05 berarti Ho ditolak, maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara Pengetahuan Siswi Kelas VIII Tentang Disminore Dengan Perilaku Dalam Upaya Penanganan Disminore di SMPN 12 Kota Batam Tahun 2014. PEMBAHASAN 1. Pengetahuan Siswi Kelas VIII tentang Disminore Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswi memiliki pengetahuan yang baik tentang disminore sebanyak 69 siswi (71,1%), pengetahuan kurang sebanyak 28 responden (28,9%), Pada siswi dengan kategori baik pada pengetahuan tentang disminorea, siswi mampu mengetahui, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan 4

mengevaluasi mengenai pengertian, klasifikasi, penyebab dan penanganan disminore,. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003), bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu untuk terbentuknya tindakan seseorang yang mencakup kemampuan kognitif. Pengetahuan yang dilihat dari kemampuan kognitif seseorang mencakup kemampuan untuk mengetahui, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi suatu hal. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan siswi kelas VIII di SMPN12 Kota Batam mengenai disminore, yaitu usia dan sumber informasi siswi. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Wawan dan Dewi (2010), yang menyebutkan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu usia, tingkat pendidikan pekerjaan dan sumber informasi. Dari usia siswi sebagian besar responden pada penelitian ini berusia 13 tahun, yaitu sebanyak 44 siswi (45,4%) dan berusia 14 tahun sebanyak 53 siswi (54,6 %). Pada keadaan tersebut terlihat bahwa, semakin tinggi usia siswi, maka pengetahuan yang dimilikinya akan semakin baik. Sedangkan untuk sumber informasi sebanyak 32 siswi (32,9%) memperoleh pengetahuan tentang disminore dari orang tua, sebanyak 40 siswi (41,2%) memperoleh pengetahuan dari teman, sebanyak 12 siswi (12,5%) memperoleh pengetahuan dari guru sedangkan sebanyak 13 siswi (13,4%) memperoleh pengetahuan dari internet. Dengan bertanya pada teman, guru dan orang tua, siswi mengganggap bahwa mereka adalah orang yang lebih tahu mengenai disminore dan sebagai orang yang memiliki pengalaman yang cukup tentang disminore. 2. Perilaku Dalam Upaya Penanganan Disminore Dari penelitian yang telah dilakukan sebanyak 55 siswi (56,7%) berperilaku baik dalam menangani disminore, sebanyak 42 siswi (43,3%) berperilaku kurang dalam menangani disminore tersebut. Perilaku penanganan disminore didasarkan oleh cara berfikir dan bersikap positif tentang keluhan disminore yang dialaminya, sehingga terbentuk perilaku berupa pemberian kompres hangat, istirahat dan mengkonsumsi ramuan herbal. Hal itu sejalan dengan pendapat Anurogo dan Wulandai (2011) bahwa untuk mengatasi disminore dan mencegah keadaan disminore tidak bertambah berat, beberapa usaha dapat dilakukan seperti beristirahat, mengkonsumsi ramuan herbal. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku siswi kelas VIII di SMPN 12 Kota Batam ini, tidak hanya berdasarkan dari pengetahuan siswi semata, tetapi ada faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku siswi, diantaranya kepercayaan dan budaya. Seperti yang diungkapkan oleh Notoatmodjo (2003) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku diantaranya pengetahuan, sikap, kepercayaan dan budaya. Perilaku yang baik tersebut ditunjukkan dari kesadaran siswi untuk selalu memperhatikan rasa nyeri yang dirasakannya ketika menstruasi. Dari kesadaran siswi ini menimbulkan rasa ketertarikan untuk mengetahui penyebab dan tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani keluhan disminore yang mereka rasakan sehingga pada 5

akhirnya mereka dapat menerima kondisi tersebut. Seperti yang diungkapkan Notoatmodjo (2007) bahwa perilaku penanganan disminore yang dilakukan oleh para siswi terbentuk karena adanya suatu proses tahapan awareness (kesadaran), interest (merasa senang), evaluation (menimbangnimbang), trial (mencoba), adaptation (menerima) pada diri seseorang. 3. Hubungan Pengetahuan tentang Disminore dengan Perilaku Dalam Upaya Penanganan Disminore Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan tentang disminore dengan perilaku penanganan disminore pada siswi kelas VIII SMPN 12 Kota Batam. Sebanyak 52 siswi (53,6%) memiliki pengetahuan baik dan berperilaku baik dalam menangani disminore. Adanya hubungan antara kedua variabel ditunjukkan dari hasil perhitungan uji Chi Square dan nilai p = 0,000. karena nilai p < 0,05 maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan tentang disminore dengan perilaku penanganan disminore pada siswi kelas VIII di SMPN 12 Kota Batam. Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dyah Pradnya Paramita (2010) tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Disminore dengan Perilaku Penanganan Dismenorea pada Siswi SMK YPKK I Sleman Yogyakarta didapatkan hasil sebanyak 50 (86,2 %) siswi memiliki pengetahuan yang cukup tentang disminore dan 46 (79,3 %) siswi telah berperilaku baik untuk menangani disminore. Hasil uji statistik berupa koefisien korelasi (τ) = 0,510 dengan (nilai probability) (p) = 0,000 maka ada hubungan tingkat pengetahuan tentang disminore dengan perilaku penanganan disminore pada siswi SMK YPKK I Sleman Yogyakarta. Pengetahuan yang dimiliki siswi tentang disminore menjadi landasan terbentuknya perilaku untuk menangani disminore. Sebagian besar siswi memperoleh pengetahuan dari pengalaman orang lain dan diri sendiri seperti kakak, orang tua maupun teman, dan dari media massa. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Notoatmodjo (2003) cara-cara memperoleh pengetahuan yaitu berdasarkan dari pengalaman pribadi maupun dari orang lain. Semakin baik pengetahuan tentang disminore yang dimiliki siswi, maka perilaku yang ditunjukkan untuk menangani disminore juga semakin baik. Dengan pengetahuan yang baik akan mempengaruhi sikap siswi untuk menangani disminore dengan tepat. Menurut (Notoatmodjo, 2003) bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Perilaku siswi dalam menangani disminore ini juga tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan semata terbukti dalam penelitian didapatkan hasil siswi yang memperoleh pengetahuan baik dengan perilaku yang kurang sebanyak 17 siswi (17,5%) dan sebanyak 3 siswi (3,2%) memliki pengetahuan kurang dengan perilaku baik, Ada faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku siswi tersebut diantaranya kepercayaan dan budaya. Seperti yang diungkapkan oleh Notoatmodjo (2003) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku diantara diantaranya pengetahuan, sikap, kepercayaan dan budaya. 6

KESIMPULAN Berdasarkan analisis hasil penelitian maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Pengetahuan siswi kelas VIII di SMPN 12 Kota Batam sebagian besar berada pada kategori baik yaitu 69 siswi (71,1%). 2. Perilaku siswa dalam penanganan disminore sebagian besar berada pada kategori baik yaitu 55 siswi (56,7%). 3. Hasil Chi Square diperoleh nilai p value sebesar 0,000, karena hasil p value < 0,05 berarti Ho ditolak, maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara Pengetahuan Siswi Kelas VIII Tentang Disminore Dengan Perilaku Dalam Upaya Penanganan Disminore di SMPN 12 Kota Batam Tahun 2014. REKOMENDASI Dari hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti member saran sebagai berikut : 1. Institusi Pendidikan SMPN 12 Kota Batam Dapat meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi bagi siswi khususnya tentang pengetahuan disminore dan cara penanganan disminore 2. Bagi Masyarakat dan Remaja Putri Dapat digunakan sebagai referensi untuk meningkatkan pengetahuan tentang disminore dan penanganan yang tepat. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat digunakan sebagai data dasar atau perbandingan atau dimanfaatkan sebagai bahan kajian lebih lanjut dalam pengembangan penelitian selanjutnya tentang pengetahuan disminore dengan perilaku dalam upaya penanganan disminore serta lebih mengkaji lebih dalam hubungan pengetahuan disminore dengan sikap menangani disminore. DAFTAR PUSTAKA Al-Mighwar, Muhammad. (2006). Psikologi Remaja. Bandung : Pustaka Setia. Anurogo, Dito dan Ari Wulanda ( 2011). Cara Jitu Mengatasi Haid. Yogyakarta : C.V. Andi Kingston,Beryl. (2008). Mengatasi Nyeri Haid. Diterjemahkan oleh Widianto dan Rostiawati. Jakarta : Arcan M. El Manan, (2011). Miss V. Yogyakarta : Buku Biru Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo, Soekidjo. (2010), Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Proverowati dan Asfuah. (2009). Gizi untuk kebidanan. Yokyakarta : Nuha medika. Poltekkes Depkes Jakarta I. (2010). Gizi dan Kesehatan Remaja. Jakarta Prawirohardjo, sarwono dan Wiknjosastro.(2009). Ilmu Kandungan. Edisi kedua. Cetakan ketujuh. Jakarta : PT bina pustaka Rumengan, Jimmy. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Bandung : Citapustaka Media Perintis Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu Wawan. A.& Dewi. M. (2010). Pengetahuan, Sikap Dan Prilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/sha red/biblio_view.php?resource_i d=1808&tab=opac. Di ambil pada 23 april 2014 jam 14.11 http://perpusnwu.web.id/karyailmiah /shared/biblio_search.php. Di ambil pada 23 april 2014 jam 14.20 http://www.scribd.com/doc/90596359/a ppendix. Di ambil pada 26 April 2014 jam 16.04 7