BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB IV ANALISA. Analisa Pelaku Kegiatan Asrama Mahasiswa

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. mencari hiburan diluar apartemen karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di dalam

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan pembeli dapat merasakan kenyamanan dalam berbelanja.

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016)

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

Bab V Konsep Perancangan

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Asumsi Pedagang dengan Jumlah Unit. = (90x3) + (230x2) = 730 orang. - 50% asal Jakarta = 50/100 x % asal luar Jakarta = 50/100 x 730

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dalam perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga.

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Bina Nusantara adalah sebagai berikut :

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB V KONSEP. Secara umum, arahan yang diberikan dalam rangka perencanaan Apartemen Di

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Bab IV. Konsep Perancangan

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Kebutuhan Luas Ruangan Gedung Asrama Putri Ruang Standart Sumber Kapasitas Jumlah Luas (m 2 ) Unit 2 orang 12,25 m 2 / kmr Asumsi 2 61 747,25 Shower 1,2 m 2 / org NAD 1 24 28,80 Closet 1,8 m 2 / org Asumsi 1 16 28,80 Wastafel 0,9 m 2 / org NAD 1 12 10,80 R. Komunal 1,5 m 2 / org Asumsi 20 4 120,00 Sub Total 935,65 Gedung Asrama Putra Ruang Standart Sumber Kapasitas Jumlah Luas (m 2 ) Unit 2 orang 12,25 m 2 / kmr Asumsi 2 134 1641,50 Shower 1,2 m 2 / org NAD 1 56 67,20 Closet 1,8 m 2 / org Asumsi 1 32 57,60 Urinoir 0,3 m 2 / org Asumsi 1 32 9,60 Wastafel 0,9 m 2 / org NAD 1 16 14,40 R. Komunal 1,5 m 2 / org Asumsi 25 8 300,00 Sub Total 2.023,10 Pengelola Ruang Standart Sumber Kapasitas Jumlah Luas (m 2 ) Hall / Lobby 0,9 m 2 / org NAD 80 2 144,00 Ruang Staff 28 m 2 Asumsi 1 2 56,00 R. Kepala Asrama 12,25 m 2 Asumsi 1 1 25,00 Sub Total 225,00 Penunjang Ruang Standart Sumber Kapasitas Jumlah Luas (m 2 ) Kantin 4 m 2 / 4 org Asumsi 50 1 200,00 Dapur 40 m 2 Asumsi 1 1 40,00 Minimarket 30 m 2 Asumsi 1 1 30,00 Retail 12,25 m 2 Asumsi 1 4 49,00 82

Kamar mandi 12,25 m 2 / org Asumsi 2 1 12,25 R. Serba guna 300 m 2 Asumsi 1 1 300,00 Sub Total 631,25 Guest House Ruang Standart Sumber Kapasitas Jumlah Luas (m 2 ) Ruang tidur 24 m 2 Asumsi 1 16 384,00 Kamar mandi dalam 4 m 2 Asumsi 1 16 64,00 Sub Total 448,00 Service Ruang Standart Sumber Kapasitas Jumlah Luas (m 2 ) Ruang Panel 12 m 2 Asumsi 1 1 12,00 Genset 28 m 2 Asumsi 1 1 28,00 Ruang Pompa 35 m 2 Asumsi 1 2 35,00 Laundry 28 m 2 Asumsi 1 1 28,00 R. M&E 28 m 2 Asumsi 1 1 28,00 TPS 7 m 2 Asumsi 1 2 14,00 Sub Total 145,00 Total 4.408,00 Sirkulasi 20% 881,60 Grand Total 5.289,60 Tabel 11. Kebutuhan luas ruangan Keterangan: NAD : Neufert Data Architect Luas total kebutuhan ruang adalah 5.289,60 m 2 ( 5.289,60 m 2 < 18.400 m 2 OK ) Kebutuhan ruang parkir Parkir mobil Parkir mobil di dalam kompleks asrama ini hanya disediakan untuk tamu dan pihak pengelola saja. Penghuni asrama tidak diperkenankan membawa mobil pribadi. 83

Asumsi parkir tamu = 16 mobil Asumsi parkir pengelola = 4 mobil Jumlah parkir mobil = 20 mobil Luas parkir mobil = 20 x 5 m 2 = 100 m 2 Parkir motor Parkir motor yang disediakan di dalam kompleks asrama ini sebanyak 25% dari jumlah penghuni asrama 25% x 390 = 98 motor 100 motor Asumsi parkir motor karyawan = 10 motor Total parkir motor = 110 motor Luas parkir motor = 110 x 2 m 2 = 220 m 2 Parkir service Asumsi 2 mobil box = 2 x 30 m 2 = 60 m 2 V.1.2 Perancangan Kegiatan Berikut ini adalah para pelaku / pengguna asrama Universitas Bina Nusantara: 1. Mahasiswa Asrama ini digunakan oleh mahasiswa Bina Nusantara yang dikhususkan bagi mahasiswa yang berasal dari luar Jakarta dan dipergunakan selama 1 tahun pertama (2 semester awal). Setelah batas waktu tersebut, mahasiswa diminta untuk keluar dari asrama dan mencari hunian lain. 2. Pengelola Pengelola merupakan pihak yang bertanggung jawab atas segala kegiatan di dalam dan di lingkungan asrama. Pihak-pihak pengelola terdiri dari bagian administrasi, bagian keamanan, bagian kebersihan, dan lain-lain. 84

3. Penunjang Penunjang merupakan pihak yang menunjang asrama mahasiswa Bina Nusantara ini, di antaranya adalah restoran, minimarket, laundry, dan kios buku. 4. Pengunjung Pengunjung merupakan tamu untuk penghuni (orang tua dan teman) dan tamu untuk pengelola. 5. Service Service merupakan pihak yang bertugas untuk membersihkan dan merawat gedung asrama dan ruang luar, mekanikal elektrikal, serta peralatanperalatan yang lainnya. V.1.3 Hubungan Skematik Hubungan skematik makro Plaza Main Entrance Parkir Gedung Pengelola Gedung Asrama Gedung Guest House Penunjang Service Hubungan skematik mikro kegiatan utama (gedung asrama) Entrance Lobby Ruang Komunal Kamar Asrama Kamar Mandi 85

Hubungan skematik mikro kegiatan pengelola Entrance Lobby Ruang Tata Usaha Pantry Toilet Ruang Kepala Asrama Hubungan skematik mikro kegiatan penunjang Lobby Kios-kios Kios-kios Hubungan skematik mikro kegiatan tamu (Guest House) Entrance Lobby Kamar Tamu V.2 Konsep Perancangan Tapak V.2.1 Sirkulasi dalam Tapak 86

Main entrance (In) Entrance pejalan kaki Side entrance (Out) Gambar 58. Sirkulasi di dalam tapak Main entrance untuk kendaraan dan pejalan kaki dipisahkan agar tidak saling menggangu dan para pejalan kaki merasa aman dan nyaman. V.2.2 Zoning Tapak Berdasarkan pertimbangan pada bab IV.2.7 mengenai Analisa Zoning, maka hasil zoning dalam kompleks asrama Bina Nusantara adalah sebagai berikut: Gambar 59. Zoning tapak 87

V.3 Konsep Perancangan Bangunan V.3.1 Jenis Bangunan Asrama mahasiswa Bina Nusantara yang akan dirancang memiliki bentuk massa bangunan segi empat dengan pola massa bangunan majemuk karena beberapa pertimbangan, antara lain: Luas tapak yang cukup besar Adanya pemisahan gedung asrama putra dengan gedung asrama putri. Menciptakan ruang luar yang dinamis Menciptakan ruang hijau di antara massa bangunan V.3.2 Bentuk Bangunan Bentuk massa bangunan dirancang tipis dan memanjang menghadap arah utara-selatan untuk mengurangi daerah yang terkena radiasi matahari. Gambar 60. Perletakan bangunan menghadap utara-selatan V.3.3 Tampak Bangunan 88

Tampak bangunan asrama harus didesain semenarik mungkin agar terlihat indah dan selaras dengan lingkungan sekitarnya. Tampak bangunan asrama yang dirancang juga harus: Memperlihatkan perbedaan antara asrama putra dengan asrama putri Memperhatikan perletakan outdoor AC bila menggunakan AC Split. Bentuk dan jenis sun shading yang digunakan V.3.4 Orientasi Bangunan Orientasi bangunan yang dirancang harus mempunyai keseimbangan antara ruang luar dan ruang dalam. Bangunan yang akan dirancang di dalam komples asrama mahasiswa ini memiliki organisasi ruang terpusat dengan pemusatan bangunan terletak pada area dalam bangunan yang berupa taman / plaza sebagai pengikat antarbangunan. Gambar 61. Organisasi ruang antarbangunan Untuk organisasi ruang di dalam bangunan memiliki organisasi ruang linier karena adanya pengulangan ruang yang memiliki bentuk, ukuran, dan fungsi yang 89

sama. (sumber: http://ocw.gunadarma.ac.id/course/civil-and-planning- engineering/study-program-of-architectural-engineering-s1/teori-arsitektur- 1/organisasi-ruang) V.3.5 Sirkulasi Bangunan Sirkulasi secara horizontal yang digunakan di dalam bangunan asrama ini berupa double loaded. Sirkulasi yang digunakan bersifat linier karena adanya koridor pada tiap unit hunian sehingga membentuk sebuah garis. Gambar 62. Contoh double loaded Sirkulasi secara vertikal yang digunakan pada bangunan ini menggunakan tangga. Bangunan asrama mahasiswa ini mempunyai tangga darurat karena bangunan ini terdiri dari 4 lantai V.3.6 Modul Ruang Pada perancangan asrama mahasiswa BiNus ini terdapat beberapa pertimbangan yang dapat dijadikan patokan untuk modul hunian, antara lain: dimensi furniture, ruang gerak, serta dimensi material keramik dan plafon yang digunakan. Keramik yang akan digunakan berukuran 30 cm x 30 cm, dan ukuran 90

plafond yang akan digunakan adalah 1,2 m x 2,4 m. Dengan pertimbangan material yang digunakan maka modul yang akan digunakan adalah kelipatan 3,5 meter x 3,5 meter sehingga material yang digunakan tidak terbuang sia-sia. V.3.7 Unit Hunian Asrama putra dan asrama putri yang dirancang memiliki jumlah unit hunian yang berbeda. Unit asrama putra lebih banyak daripada unit asrama putri karena perbandingan jumlah mahasiswa putra dengan mahasiswa putri yang kuliah di Universitas Bina Nusantara sebesar 65% : 35% (sumber: IT Directorat Data Center UBiNus). Unit hunian yang dirancang baik untuk asrama putra dan asrama putri berkapasitas untuk 2 orang tiap unitnya. Dimensi unit hunian yang dirancang sebesar 3,5m x 3,5m. Unit hunian tersebut harus memenuhi kebutuhan penghuninya baik dari aktivitas tidur, belajar, menyimpan barang, dll. Fasilitas yang tersedia di tiap unit hunian adalah, tempat tidur, lemari pakaian, lemari buku, meja, dan kursi. Gambar 63. Denah dan perspektif unit hunian 91

V.3.8 Sistem Struktur dan Konstruksi Pondasi yang akan digunakan pada bangunan asrama BiNus ini adalah pondasi borepile. Bangunan asrama yang akan dirancang menggunakan struktur rangka kolom dan balok agar terdapat bukaan jendela yang lebih banyak. Bangunan yang akan dirancang menggunakan struktur atap baja ringan karena dibuat secara prefabrikasi sehingga proses pembuatannya cepat. Selain itu keuntungan dari penggunaan rangka baja ringan adalah proses pemasangannya mudah dan cepat, lebih tahan lama, dan mempunyai berat yang cukup ringan sehingga mengurangi beban yang dipikul oleh bangunan. Untuk ruang serba guna menggunakan struktur bentang lebar agar tidak ada kolom di dalam ruangan. V.3.9 Sistem Utilitas Utilitas air bersih Sumber air bersih berasal dari PDAM. Air bersih ditampung di reservoir bawah terlebih dahulu baru kemudian dipompa ke reservoir atas agar kotoran tidak ikut terbawa ke reservoir atas. Setelah itu baru dialirkan menuju kamar mandi bersama, dapur, dan laundry. Selain dari PDAM, air hujan juga dapat digunakan kembali untuk kotak hydrant dan menyiram tanaman. Berdasarkan perhitungan kebutuhan air bersih pada bab IV.3.7 mengenai Analisa Utilitas, maka diperoleh total kebutuhan air bersih sebanyak 222.000 liter. 92

Air kotoran akan dipadatkan dan disalurkan menuju STP, sedangkan air bekas cucian akan ditampung di dalam bak kontrol kemudian disalurkan menuju sumur resapan, dan terakhir disalurkan menuju ke riol kota. V.3.10 Sistem Penghawaan Sistem penghawaan udara alami dapat dibuat dengan membuat bukaan yang memungkinkan terjadinya pertukaran udara di dalam ruangan (menggunakan ventilasi silang / cross ventilation) baik secara vertikal maupun secara horizontal. Penghawaan buatan Pada beberapa ruangan yang membutuhkan penghawaan buatan menggunakan AC Split dengan pertimbangan pendistribusian udara yang lebih baik; tidak bising (terbagi menjadi in & out door unit), evaporator di dalam ruangan dan condesor di luar ruangan, dan dapat dipergunakan untuk lebih dari 1 ruang. AC Split digunakan pada ruang serba guna, ruang makan, dan kamar guest house. Berdasarkan perhitungan pada bab IV.3.8 mengenai Analisa Penghawaan, AC Split yang digunakan pada unit guest house sebesar 1 PK. V.3.11 Sistem Pencahayaan Pencahayaan alami dapat digunakan untuk menerangi ruangan di dalam bangunan agar lebih menghemat energi dan biaya listrik. Pencahayaan alami 93

dapat diperoleh dengan membuat bukaan yang cukup atau juga membuat skylight. Pencahayaan buatan yang digunakan di dalam bangunan menggunakan lampu fluorescent karena lampu tersebut mempunyai efficacy tinggi sehingga biayanya rendah. Sedangkan pencahayaan buatan untuk ruang luar bangunan menggunakan lampu sodium tekanan rendah. V.3.12 Sistem Sumber Daya Listrik Sumber daya listrik yang digunakan di dalam kompleks asrama ini menggunakan listrik dari PLN dan photovoltaic system. Penggunaan photovoltaic system ini sebesar 14.080 Watt atau sebesar 20% dari total kebutuhan listrik keseluruhan. Luas photovoltaic system yang dibutuhkan adalah 108 m 2. Photovoltaic yang digunakan adalah potovoltaic yang menggunakan baterai sehingga dapat digunakan pada malam hari. V.3.13 Sistem Pencegah Kebakaran Untuk menghindari terjadinya kebakaran, maka bangunan asrama mahasiswa BiNus ini dilengkapi dengan detektor ionisasi di dapur dan ruangan-ruangan yang rawan akan kebakaran. Bila terjadi kebakaran di dalam gedung, maka jarak maksimal untuk mencapai tangga adalah 30 meter. Di tiap lantai bangunan disediakan fire 94

extinghuiser untuk memadamkan kebakaran ringan dan kotak hydrant dengan jarak maksimal 35 meter dengan kotak hydrant lainnya. Penggunaan sprinkler kurang diperlukan dalam bangunan asrama ini karena bangunan asrama yang dirancang memiliki ketinggian kurang dari 25 meter sehingga jika terjadi kebakaran masih dapat dipadamkan dari luar dengan menggunakan tangga dan selang penyemprot yang dibawa oleh petugas pemadam kebakaran. V.3.14 Sistem Penggunaan Material Material-material yang digunakan dalam perancangan asrama ini harus yang mempunyai dampak negatif terkecil terhadap lingkungan dan tidak mengandung bahan kimia yang beracun. Material bangunan yang tahan lama juga dapat mempengaruhi umur suatu bangunan dan semakin hemat energi bangunan tersebut maka semakin minimal dampak negatif yang dihasilkan. V.3.15 Sistem Keamanan Sistem keamanan yang digunakan pada bangunan asrama memakai sistem keamanan dengan menggunakan kartu magnetik untuk membuka pintu. Kartu magnetik untuk penghuni hanya berfungsi untuk mengakses gedung asramanya sendiri dan unit hunian masing-masing. Adanya kamera CCTV di setiap lantai bangunan sehingga bila terjadi suatu kejahatan maka pelakunya dapat diselidiki melalui rekaman CCTV. 95

V.3.16 Sistem Penangkal Petir Kompleks asrama mahasiswa BiNus ini menggunakan penangkal petir sistem Thomas karena penangkal petir tersebut mempunyai jangkauan perlindungan bangunan yang lebih luas, dengan tiang penangkap petir dan sistem pengebumiannya. V.3.17 Sistem Pembuangan Sampah dan Limbah Pembuangan limbah Penggunaan septictank pada bangunan asrama mahasiswa BiNus dirasa kurang memadai, oleh karena itu digunakan sistem pengolahan air limbah (STP Sewage Treatment Plant). Sistem pembuangan sampah Adanya saluran pembuangan sampah yang efektif dan efisien yang memerlukan jalur tersendiri. Di tiap lantai disediakan corong pembuangan sampah yang dibuat serong ke bawah agar sampah yang dibuang tidak masuk ke lantai di bawahnya. Setelah penuh, sampah akan dipadatkan dan selanjutnya bak penampungan yang sudah penuh akan dibuang keluar bangunan dengan kendaraan pengangkut sampah. 96