POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 200

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lemb

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

PANDUAN KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2017

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

penyimpangan dalam penyelenggaraan pemerintahan sehingga terwujud pemerintah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme;

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indo

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR : 29/M-IND/PER/6/2013 TENTANG

Nomor 4150); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK DILINGKUNGAN SKPD/UNIT KERJA PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

: a. bahwa untuk dapat mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, diperlukan peran serta masyarakat dalam pengawasan penyelenggaraan

2017, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 t

BUPATI POLEWALI MANDAR

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150);

2 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Ind

2015, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 77/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN No. 3, 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT WALIKOTA YOGYAKARTA,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 34/Menhut-II/2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RETRIBUSI PERSAMPAHAN. Uraikan situasi yang ada sebelum inovasi pelayanan publik ini dimulai

2015, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 t

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 15 TAHUN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 11 TAHUN 2014 TENTANG

2 Pelanggaran di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih da

2 Wewenang, Pelanggaran dan Tindak Pidana Korupsi Lingkup Kementerian Kehutanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggar

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PERMEN-KP/2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. INPRES. Korupsi. Monitoring. Percepatan.

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.63/Menhut-II/2014 TENTANG

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS AIRLANGGA

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PELAYANAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DENPASAR BAB I

Panduan Peserta Penjaringan Kreativitas dan Inovasi Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Blora.

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN LEMBANG 2017

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG

PEDOMAN KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BAB I PENDAHULUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : PER

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Arsip Nasional Republik Indonesia

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembar

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 16 TAHUN 2013

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1408, 2013 KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI. Whistleblower System. Pelaksanaan. Pedoman.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR TAHUN : TENTANG PUSAT PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT KOTA SEMARANG

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Sistem Penanganan Pengaduan. Tindak Pidana Korupsi.

LAPORAN KEGIATAN UNIT PENGENDALIAN GRATIFIKASI (UPG) PADA SATUAN KERJA POLTEKKES KEMENKES RIAU TAHUN 2016

2015, No Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 14

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

2016, No Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Neg

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Re

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala LIPI tentang Pengelolaan Pengadu

2015, No Pengaduan Masyarakat di Badan Koordinasi Penanaman Modal; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Le

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Repubik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Negara Repu

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA KOTA MATARAM NOMOR : 8 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG

2015, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor 50

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6) 2. Peraturan P

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG

Transkripsi:

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA Jl. Tatabumi No. 3 Banyuraden, Gamping, Sleman, D.I. Yogyakarta 55293 Telp./Fax. : (0274) 617601 http://www.poltekkesjogja.ac.id email : poltekkes.depkes.yogya@gmail.com KEPUTUSAN DIREKTUR POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA NOMOR : HK.03.05/I/1/2024/2016 TENTANG KEBIJAKAN DAN PEMBENTUKAN TIM PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT PADA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA DIREKTUR POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA Menimbang : a. Bahwa dalam rangka proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pendidikan secara konsisten dan berkelanjutan, serta menghasilkan pengembangan berkelanjutan (continous improvement) yang sangat diperlukan untuk mencapai visi Politeknik Kesehatan sebagai perguruan tinggi kesehatan rujukan di tingkat nasional; b. Bahwa keluhan yang disampaikan oleh pengguna jasa layanan merupakan masukan yang sangat berharga dan harus ditindaklanjuti, sekaligus merupakan salah satu instrumen untuk melakukan evaluasi dan deteksi dini terhadap kelemahan sistem ataupun penyimpangan pelaksanaan manual mutu; c. Bahwa pengaduan masyarakat merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam pengawasan pelaksanaan pelayanan publik, sehingga perlu mendapatkan tanggapan dengan cepat, tepat, dan dapat dipertanggungjawabkan; d. Bahwa Kebijakan dan Pembentukan Tim Penanganan Pengaduan Masyarakat pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta perlu diatur dengan Keputusan Direktur. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150); 3. Undang-Undang No.: 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 5. Undang-Undang No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3866) 7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Per/ 05/ M. PAN/ 4/ 2009 tentang Pedoman Umum Penanganan Pengaduan Masyarakat Bagi Instansi Pemerintah; 8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1508) 9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 134 / Menke s / SK/ III/ 2012 tentang Tim Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu di Lingkungan Kementerian Kesehatan; 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu Di Lingkungan Kementerian Kesehatan; 11. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 355/E/O/2012 tanggal 10 Oktober 2012 tentang Alih Bina Penyelenggaraan Program Studi Pada Politeknik Kesehatan Kemenkterian Kesehatan dari Kementerian Kesehatan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 12. Keputusan Menteri Kesehatan RI No HK.02.03/I.2/06284/2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Kesehatan RI

nomor HK.03.05/I.2/03086/2012 tanggal 23 April 2014 tentang Petunjuk Teknis Organisasi dan Tatalaksana Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan; M E M U T U S K A N Menetapkan : KEBIJAKAN DAN PEMBENTUKAN TIM PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT PADA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA Pasal 1 Ketentuan Umum Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Pengaduan masyarakat adalah bentuk pengawasan masyarakat yang disampaikan oleh masyarakat kepada Kementerian Kesehatan, berupa sumbangan pemikiran, saran, gagasan atau keluhan/pengaduan yang bersifat membangun; 2. Pengawasan masyarakat adalah pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan. 3. Konfirmasi adalah proses kegiatan untuk mendapatkan penegasan mengenai keberadaan terlapor yang teridentifikasi, baik bersifat perorangan, kelompok maupun institusional, apabila memungkinkan termasuk masalah yang dilaporkan/diadukan 4. Klarifikasi adalah proses penjernihan masalah atau kegiatan yang memberikan penj elasan/ data/ dokumen/ bukti-bukti mengenai permasalahan yang diadukan pada proporsi yang sebenarnya kepada sumber pengaduan dan instansi terkait. 5. Audit adalah proses identifikasi masalah,analisis dan evaluasi bukti yang dilakukan secara independen, obyektif, dan professional berdasarkan standar yang berlaku, untuk menilai kebenaran atas pengaduan masyarakat 6. Pelapor adalah individu atau kelompok masyarakat yang menyampaikan pengaduan kepada kementerian kesehatan. 7. Terlapor adalah aparatur negara atau kelompok masyarakat yang melakukan penyimpangan atau pelanggaran Pasal 2 Maksud dan Tujuan (1) Penyusunan Kebijakan Penanganan Pengaduan Masyarakat dimaksudkan sebagai:

a. acuan bagi Tim Penanganan Pengaduan Masyarakat di lingkungan Poltekkes Kementerian Kesehatan Yogyakarta dalam penanganan pengaduan masyarakat; dan b. acuan dalam melakukan koordinasi antar unit kerja di Poltekkes Kementerian Kesehatan Yogyakarta dalam penanganan pengaduan masyarakat. (2) Tujuan disusunnya Kebijakan Penanganan Pengaduan Masyarakat ini adalah: a. terwujudnya penanganan pengaduan masyarakat terpadu yang cepat, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan; b. terwujudnya koordinasi penanganan pengaduan masyarakat terpadu di lingkungan Poltekkes Kementerian Kesehatan sehingga menghindari terjadinya tumpang tindih dalam penanganan pengaduan masyarakat; dan c. terlaporkannya penanganan pengaduan masyarakat kepada pihak-pihak terkait secara terpadu. Pasal 3 Ruang Lingkup Ruang lingkup pengaduan masyarakat di lingkungan Poltekkes Kementerian Kesehatan Yogyakarta yang ditangani meliputi: 1. hambatan dalam pelayanan masyarakat; 2. korupsi, kolusi dan nepotisme; dan 3. pelanggaran disiplin pegawai. Pasal 4 Jenis Pengaduan Masyarakat (1) Pengaduan masyarakat di di lingkungan Poltekkes Kementerian Kesehatan Yogyakarta dikelompokkan dalam : a. Pengaduan masyarakat berkadar pengawasan; dan b. Pengaduan masyarakat tidak berkadar pengawasan. (2) Pengaduan masyarakat berkadar pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan pengaduan masyarakat yang isinya mengandung informasi atau adanya indikasi terjadinya penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh aparatur Kementerian Kesehatan sehingga mengakibatkan kerugian masyarakat atau negara. (3) Pengaduan masyarakat tidak berkadar pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan pengaduan masyarakat yang isinya mengandung informasi berupa sumbang saran, kritik yang konstruktif, dan lain sebagainya, sehingga bermanfaat bagi perbaikan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat. (4) Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) terdiri atas orang perorangan, organisasi masyarakat, partai politik, institusi, kementerian/lembaga pemerintah, dan pemerintah daerah.

Pasal 5 Cara Penyampaian Pengaduan Masyarakat (1) Pengaduan masyarakat di lingkungan Poltekkes Kementerian Kesehatan Yogyakarta dapat disampaikan secara langsung melalui tatap muka, atau secara tertulis/surat, media elektronik, dan media cetak kepada pimpinan di lingkungan Poltekkes Kementerian Kesehatan Yogyakarta. (2) Pengaduan masyarakat berkadar pengawasan dapat disampaikan secara langsung oleh masyarakat pimpinan di lingkungan Poltekkes Kementerian Kesehatan Yogyakarta. (3) Pengaduan masyarakat tidak berkadar pengawasan dapat disampaikan secara langsung oleh masyarakat kepada unit-unit kerja di lingkungan Poltekkes Kementerian Kesehatan Yogyakarta. (4) Pengaduan masyarakat di lingkungan Poltekkes Kementerian Kesehatan Yogyakarta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah harus ditanggapi dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak pengaduan diterima. Pasal 6 Tim Penanganan Pengaduan Pengaduan masyarakat di lingkungan Poltekkes Kementerian Kesehatan Yogyakarta ditangani oleh Tim Penanganan Pengaduan Masyarakat yang dibentuk oleh Direktur berdasarkan kewenangan masing-masing. Pasal 7 Prinsip Penanganan (1) Penanganan pengaduan masyarakat terpadu di lingkungan Poltekkes Kementerian Kesehatan Yogyakarta harus dilakukan secara cepat, tepat, dan dapat dipertanggungjawabkan. (2) Penanganan pengaduan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pencatatan, penelaahan, penanganan lebih lanjut, pelaporan, dan pengarsipan. (3) Penanganan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa tanggapan secara langsung melalui klarifikasi atau member jawaban, dan penyaluran/ penerusan kepada unit terkait yang berwenang menangani. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penanganan pengaduan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) tercantum dalam Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Poltekkes Kementerian Kesehatan Yogyakarta sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

Pasal 8 Penutup Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini akan diatur oleh Direktur sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan. Dikeluarkan di : Yogyakarta Pada tanggal : 8 April 2016 Direktur, Abidillah Mursyid, SKM, MS NIP. 195606061981111001

Lampiran Surat Keputusan Nomor : HK.03.05/I/1/2024/2016 Tanggal : 8 April 2016 Tentang : Kebijakan dan Pembentukan Tim Penanganan Pengaduan Masyarakat pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta TIM PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT No Kedudukan Dalam Tim Jabatan 1 Penanggungjawab Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 2 Ketua Pembantu Direktur III 3 Sekretaris Kepala Unit Hukum, Humas dan Promosi 4 Anggota 1. Sub Unit Usaha, Humas dan Kerjasama Jurusan Analis 2. Sub Unit Usaha, Humas dan Kerjasama Jurusan Gizi 3. Sub Unit Usaha, Humas dan Kerjasama Jurusan Kebidanan 4. Sub Unit Usaha, Humas dan Kerjasama Jurusan Keperawatan 5. Sub Unit Usaha, Humas dan Kerjasama Jurusan Keperawatan Gigi 6. Sub Unit Usaha, Humas dan Kerjasama Jurusan Kesehatan Lingkungan 5 Sekretariat 1. Staff Pudir II 2. Staff Pudir III Dikeluarkan di : Yogyakarta Pada tanggal : 8 April 2016 Direktur, Abidillah Mursyid, SKM, MS NIP. 195606061981111001

ALUR PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT MASYARAKAT PETUGAS PENERIMA PENGADUAN MASYARAKAT - Mendengarkan - Mencatat - Mengidentifikais TIM DUMAS MENGANALISA MASALAH - Menelaah - Menganalisa - Mempertimbangkan ADA SOLUSI (Respon Langsung) SOLUSI TIDAK ADA SOLUSI PUAS TIDAK PUAS RUJUKAN TINDAK LANJUT SELESAI

DIAGRAM ALIR TATA KERJA PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT NO PROSEDUR DUMAS TIM DUMAS DIREKTUR ESELON TINGGI 1 Membuat pengaduan dan mengirimkan kepada Pengelola Dumas melalui sarana /media sebagai berikut : 1. No Telp 2. No Fax 3. E-mail 4. Web 5. Kotak surat 6. Kotak pengaduan 1 2 3 Tim Dumas menerima pengaduan dalam bentuk surat,email,fax, lisan (dibuat verbal). Mencatat dalam agenda surat masuk : nomor dan tanggal surat pengauan, inti pengaduan, identitas pengadu dan yang diadukan, tanggal penerimaan surat Menelaah dumas Tim dumas pada masing-masing eselon I yang menerima dumas menyeleksi dan menelaah dumas : - Menyeleksi apakah dumas layak ditangani - Merumuskan inti permasalahan - Melakukan analisis berdasarkan peraturan perundang-undangan yg rellevan - Menentukan indikasi penyimpangan dan dampaknya - Menetukan apakah pengaduan berkadarwas atau tidak berkadarwas - Merumuskan rekomendasi penanganan lebih lanjut - Pengaduan yang berkadarwas ditangani diteruskan untuk ditangani oleh Eselon lebih tinggi - Pengaduan yang tidak berkadarwas dan 2 3 A 3

bersifat teknis operasional ditangani oleh Unit terkait - Pengaduan yang bukan menjadi kewenangan diteruskan kepada yang berwenang menangani - Hasil telaah di laporkan kepada Direktur atau Pimpinan yang ditunjuk Direktur - Merumuskan rekomendasi penanganan lebih lanjut - Pengaduan yg berkadarwas ditangani diteruskan untuk ditangani oleh eselon diatasnya - Pengaduan yang tidak berkadarwas dan bersifat teknis operasional ditangani oleh Unit eselon I terkait - Pengaduan yang bukan menjadi kewenangan diteruskan kepada yang berwenang menangani Menjawab Dumas Pengaduan yang jelas alamatnya segera dijawab dalam waktu kurang dari 14 hari sejak 4 pengaduan diterima oleh Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dan ditembuskan kepada Sekretariat Dumas 5 Meneruskan dumas Pengaduan yang bukan menjadi kewenangan diteruskan kepada yang berwenang menangani B A 5 C 6 Melakukan klarifikasi Penelitian Pengaduan yang substansinya logis tetapi datanya tidak lengkap perlu dilakukan klarifikasi penelitian sesuai Pedoman guna mendapatkan data yang relevan dan memadai guna menentukan indikasi permasalahan dan rekomendasi penanganan lebih lanjut. 6 6

Hasil klarifikas; yang jelas indikasi penyimpangan dan dampak penyimpangannya dilakuan audit B Melakukan Audit Investigasi Pengaduan yang logis dan didukung dengan data memadai serta indikasi penyimpangannya jelas diusulkan untuk dilakukan audit dengan tujuan tertentu atau audit investigasi sesuai dengan Pedoman yang berlaku Pelaporan Tim dumas setiap awal bulan menginformasikan tentang status penanganan Dumas kepada Sekretariat Dumas. Selanjutnya sekretariat Dumas menyusun laporan penanganan Dumas bulanan dan triwulanan untuk dilaporkan kepada Direktur Monev Sekretaris dumas melakukan monitoring dan evaluasi terhadap tindak lanjut hasil Audit Investigasi bersama sama dengan bidang terkait 6

Bulan : Tahun : MONITORING PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT No Langkah Mekanisme Jenis Data Realisasi 1 Penerimaan Pengaduan 2 Identifikasi Awal Input data dilakukan dilokasi di mana pertama kali pengaduan diterima Pengelompokan / klasifikasi pengaduan. Dilakukan dimana lokasi pengaduan berasal Nomor Pengaduan, tanggal terima, lokasi/wilayah yang diadukan, inti/fokus pengaduan Kategori berdasarkan tingkat/jenjang subyek yang diadukan, isu pengaduan dan status pengaduan Pengumpulan Fakta Identifikasi pengadu, hasil Lapangan, Analisa verifikasi & investigasi permasalahan berdasarkan termasuk obyek dan subyek fakta dan hasil uji silang, yang diadukan, hasil 3 Penanganan dan penyelesaian pengaduan Tindak Turun tangan / Fasilitasi penanganan verifikasi dan investigasi termasuk fakta lapangan, target, rekomendasi penanganan dan fasilitas penanganan, informasi nominal uang apabila

berkaitan dengan penyalahgunaan dana. Serta hasil akhir penanganan (termasuk status pengaduan (Proses/Selesai)

Bulan : Tahun : EVALUASI PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT No Jenis Evaluasi Mekanisme Hasil Yang diharapkan Pelaku 1 Evaluasi Keluaran (Output Menggunakan hasil pemantauan dan studi untuk melakukan analisa Menggunakan data sekunder Kajian cepat untuk pengambilan keputusan terhadap kegiatan DUMAS Survei / Studi Dampak Data Dasar / Baseline; Gambaran dasar tentang variable-variabel terukur (tujuan/dampak dari SPI 2 adanya unit pengaduan masyarakat) sebelum intervensi 3 Studi Khusus / Tematik Tengah Kegiatan Pasca kegiatan Penentuan tema studi didasarkan pada hasil pemantauan dan evaluasi yang memerlukan penjelasan lebih lanjut. Penajaman dan pendalaman terhadap hasil pematauan dan evaluasi dampak. Dasar untuk pengambilan keputusan terhadap pelaksanaan program

dan perubahan desain program

Bulan : Desember Tahun : 2016 Jurusan : MONITORING PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT No Jenis Pengaduan Isi Pengaduan Status Pengadu Mekanisme Penyelesaian

SISTEMATIKA PROPOSAL INOVASI PELAYANAN PUBLIK Judul : Jurusan/Unit : No Item Keterangan Sinopsis Analisis Masalah (5%) Apa masalah yang dihadapi sebelum 1 dilaksanakannya inovasi pelayanan publik ini? Pendekatan Strategis (20 %) Siapa saja yang telah mengusulkan pemecahannya dan 1 bagaimana inovasi pelayanan publik ini telah memecahkan masalah tersebut? Dalam hal apa inovasi 2 pelayanan publik ini Uraikan situasi yang ada sebelum inovasi pelayanan publik ini dimulai, paling banyak 500 kata. Apa saja masalah utama yang perlu diselesaikan? Kelompok sosial mana saja, misalnya kelompok miskin, buta huruf, penyandang cacat, lansia, imigran, perempuan, pemuda, minoritas etnis, yang terpengaruh; dan dalam hal apa? Paling banyak 600 kata, ringkaskan tentang apa dan bagaimana inovasi pelayanan publik ini telah memecahkan masalah yang dihadapi. Uraikan strategi yang telah dilakukan, termasuk tujuan utama dan kelompok sasarannya. Paling banyak 200 kata, jelaskan bahwa inovasi pelayanan publik yang diajukan ini bersifat unik dan

kreatif dan inovatif? mampu menyelesaikan masalah dengan cara-cara baru dan berbeda dari metode sebelumnya serta berhasil diimplementasikan. Pelaksanaan dan Penerapan (35%) Paling banyak 600 kata, uraikan unsur-unsur rencana aksi yang telah dikembangkan untuk melaksanakan 1 Bagaimana strategi pelaksanaan inovasi pelayanan publik ini? inovasi pelayanan publik ini, termasuk perkembangan dan langkah-langkah kunci, kegiatan-kegiatan utama serta kronologinya. Unggah rencana aksi tersebut (ukuran berkas maksimal 2 MB atau kurang dari 5 halaman). 2 Paling banyak 300 kata, sebutkan siapa saja yang telah Siapa saja pemangku berkontribusi untuk desain dan/atau pelaksanaan inovasi kepentingan yang pelayanan publik ini, termasuk pegawai negeri sipil yang terlibat dalam relevan, instansi pemerintah, organisasi masyarakat, pelaksanaan? LSM, sektor swasta, dan lain-lain. Sumber daya apa saja yang digunakan untuk Paling banyak 500 kata, sebutkan biaya untuk sumber daya keuangan, teknis, dan manusia yang 3 inovasi pelayanan publik berkaitan dengan inovasi pelayanan publik ini. ini dan bagaimana Bagaimana inovasi pelayanan publik ini dibiayai dan sumber daya itu siapa yang mendukung pembiayaan tersebut? dimobilisasi? 4 Apa saja keluaran (output) yang paling berhasil? Paling banyak 400 kata, sebutkan paling banyak lima keluaran konkret yang mendukung keberhasilan inovasi pelayanan publik ini. 5 Sistem apa yang Paling banyak 400 kata, uraikan bagaimana

diterapkan untuk memantau kemajuan pelaksanaan inovasi pelayanan publik ini dipantau dan dievaluasi. dan mengevaluasi inovasi pelayanan publik ini? Apa saja kendala utama Paling banyak 300 kata, uraikan masalah utama yang 6 yang dihadapi dan dihadapi selama pelaksanaan inovasi pelayanan publik bagaimana kendala ini beserta cara penanggulangan dan penyelesaiannya. tersebut dapat diatasi? Dampak Sebelum dan Sesudah (25%) Paling banyak 700 kata, uraikan dampak dari inovasi Apa saja manfaat utama pelayanan publik ini. 1 yang dihasilkan inovasi Berikan beberapa pembuktian /data yang pelayanan publik ini? menunjukkan dampak/manfaat dari inovasi pelayanan publik ini. 2 Paling banyak 700 kata, uraikan perbedaan sebelum Apa bedanya sebelum dan sesudah inovasi pelayanan publik ini dilakukan. dan sesudah inovasi Unggah dokumen pendukung yang berupa gambar pelayanan publik ini disertai dokumen lainnya sebagai bukti perbedaan dilaksanakan? tersebut. Keberlanjutan (15%) Paling banyak 500 kata, uraikan pengalaman umum 1 Apa saja pembelajaran yang diperoleh dalam melaksanakan inovasi pelayanan yang dapat dipetik? publik ini, pembelajarannya, dan rekomendasi untuk masa depan. 2 Apakah inovasi Paling banyak 500 kata, uraikan bagaimana inovasi

pelayanan publik ini berkelanjutan dan direplikasi? pelayanan publik ini sedang dilanjutkan (misalnya dalam hal berkelanjutan secara keuangan, sosial dan ekonomi, budaya, lingkungan, kelembagaan dan peraturan). Jelaskan apakah inovasi ini sedang direplikasi (transfer of knowledge) atau didiseminasi untuk seluruh pelayanan publik di tingkat instansi, daerah, nasional dan/atau internasional. Jelaskan bagaimana inovasi pelayanan publik ini dapat direplikasi.