Peningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin

dokumen-dokumen yang mirip
Kronologi perubahan sistem suara terbanyak

STRATEGI MENINGKATKAN KETERWAKILAN PEREMPUAN

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

PEMILU & PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM POLITIK. MY ESTI WIJAYATI A-187 DPR RI KOMISI X Fraksi PDI Perjuangan

Cara Menghitung Perolehan Kursi Parpol dan. Penetapan Caleg Terpilih (1)

ADVOKASI UNTUK PEMBAHASAN RUU PEMILU

Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik

DISAMPAIKAN OLEH : YUDA IRLANG, KORDINATOR ANSIPOL, ( ALIANSI MASYARAKAT SIPIL UNTUK PEREMPUAN POLITIK)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih mulia yaitu kesejahteraan rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

Cara Menghitung Perolehan Kursi Parpol dan. Penetapan Caleg Terpilih (3)

I. PENDAHULUAN. pendidikan, pekerjaan, dan politik. Di bidang politik, kebijakan affirmative

REKAPITULASI HASIL VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI PROVINSI...

BAB I PENDAHULUAN. Pasca reformasi tahun 1998, landasan hukum pemilihan umum (pemilu) berupa Undang-Undang mengalami perubahan besar meskipun terjadi

ISU KRUSIAL SISTEM PEMILU DI RUU PENYELENGGARAAN PEMILU

Perempuan dan Pembangunan Berkelanjutan

ANATOMI CALEG PEMILU FORMAPPI 3 Oktober 2013

DAFTAR INVENTARIS MASALAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG PEMILIHAN UMUM DAN MASALAH KETERWAKILAN PEREMPUAN PDIP PPP PD

WORKSHOP DPRD KABUPATEN REMBANG 15 JUNI 2012

TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

KOMISI PEMILIHAN UMUM

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014

BAB V PENUTUP. dipilih melalui pemilihan umum. DPR memegang kekuasaan membentuk. undang-undang. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan

PEROLEHAN KURSI PARTAI DAN PETA KOALISI CAPRES Lingkaran Survei Indonesia Jumat, 11 April 2014

BAB I PENDAHULUAN. Keterlibatan perempuan di panggung politik merupakan isu yang

DEPARTEMEN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

EFEK POPULARITAS CALON LEGISLATIF TERHADAP ELEKTABILITAS PARTAI JELANG PEMILU 2014

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT. Nomor 11/Kpts/ /III/2014

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1

Pemilu 2009, Menjanjikan tetapi Mencemaskan

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran perempuan dalam kontestasi politik di Indonesia, baik itu

KPPI dan Upaya Peningkatan SDM Perempuan Partai Politik" Disampaikan oleh :

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD

A. Kesimpulan BAB V PENUTUP

ProfilAnggotaDPRdan DPDRI Pusat Kajian Politik Departemen Ilmu Politik FISIP UniversitasIndonesia 26 September 2014

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 89/PUU-XIV/2016 Bilangan Pembagi Pemilihan

RINGKASAN PUTUSAN.

Dibacakan oleh: Dr. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. Nomor Anggota : A-183 FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pimpinan dan anggota pansus serta hadirin yang kami hormati,

BAB II ASPEK HISTORIS KELUARNYA KETETAPAN KUOTA 30% BAGI PEREMPUAN DAN KELUARNYA KEPUTUSAN MAHKAMAH

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

BAB V PENUTUP. sistem-sistem yang diterapkan dalam penyelenggaraan Pemilu di kedua Pemilu itu

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan tentang perempuan di masyarakat tidak jarang menimbulkan

PUSKAPOL DIP FISIP UI,

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

Analisis Perolehan Suara dalam Pemilu 2014: OLIGARKI POLITIK DIBALIK KETERPILIHAN CALEG PEREMPUAN

MEMBACA TEKS UNDANG-UNDANG PEMILU NO 8 TH 2012-DIANALISIS DARI KONTEKS LAHIRNYA UU TERSEBUT, KEPENTINGAN APA DAN SIAPA YANG IKUT MENENTUKAN LAHIRNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Peta Jalan Perjuangan Perempuan Menuju Pemilu Serentak 2019

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at

I. PENDAHULUAN. dilakukan dengan keikutsertaan partai politik dalam pemilihan umum yang

Pemilu 2009: Kemenangan Telak Blok Partai Nasionalis Ringkasan

BAB IX POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

KONSEPSI REVISI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2009 TTG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

BAB IV KESIMPULAN. diharapkan untuk meningkatkan kualitas politik dan kehidupan demokrasi bangsa Indonesia.

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

PT. Universal Broker Indonesia 1 MARKET OUTLOOK MEI: PILPRES. Oleh: Satrio Utomo PT. Universal Broker Indonesia. 26 April 2014

BAB I PENDAHULUAN. dengan seluruh rakyatnya, baik itu laki-laki maupun perempuan. Seluruh rakyat berperan

Keterwakilan Perempuan Di Lembaga Legislatif

BAB I PENDAHULUAN. paradigma Good Governance, dimana keterlibatan pihak-pihak selain pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

Perempuan di Ranah Politik Pengambilan Kebijakan Publik

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perjalanan politik di Indonesia selama ini telah menorehkan sejarah panjang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 130/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilu Anggota DPR, DPD & DPRD Tata cara penetapan kursi DPRD Provinsi

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

SISTEM PEMILU LEGISLATIVE DAN KETERWAKILAN PEREMPUAN

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

ISU-ISU KRUSIAL DALAM UU NO 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILU

Pencalonan DPR RI sebagian besar memenuhi aturan zipper system 1:3, namun fenomena yang muncul adalah pencalonan pada angka 3 dan 6.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 72/PUU-XV/2017

Sistem Rekrutmen Anggota Legislatif dan Pemilihan di Indonesia 1

BAB I PENDAHULUAN. Tulisan ini berupaya mengkaji tentang adanya kebijakan kuota 30% Daerah Kota Kendari tahun anggaran

THE ROLE OF POLITICAL PARTIES TO IMPROVE WOMEN REPRESENTATION IN PARLIAMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND LOCAL LEGISLATIVE. Aisah Putri Budiatri

CARA MENGALOKASI KURSI PARLEMEN. Pipit Rochijat Kartawidjaja 1

Disampaikan Dalam Rapat Pansus Pemilu DPR-Rl, Kamis 12 Juli 2007 Oleh Juru Bicara F-PPP DPR-Rl: Dra. Hj. Lena Maryana Anggota DPR-Rl Nomor: A-26

KODIFIKASI UNDANG-UNDANG PEMILU

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

Dampak Diterapkannya Aturan Suara Terbanyak terhadap Keterwakilan Perempuan dan Gerakan Perempuan

TANTANGAN DAN PROSPEK PELEMBAGAAN PARTAI POLITIK

I. PENDAHULUAN. masyarakat untuk memilih secara langsung, baik pemilihan kepala negara,

Peran Pemerintah Dalam Strategi Peningkatan Keterwakilan Perempuan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu

DAFTAR ISI. BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

Demokrat Peduli, Serap Aspirasi, dan Beri Solusi Untuk Kesejahteraan Rakyat

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

Transkripsi:

Peningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin Jakarta, 14 Desember 2010

Mengapa Keterwakilan Perempuan di bidang politik harus ditingkatkan? 1. Perempuan perlu ikut mengambil kebijakan menyelesaikan persoalan perempuan dengan menetapkan UU yang berpihak pada perempuan. Hanya perempuan yang memahami persoalan perempuan dengan lebih baik karena pengalaman hidupnya sebagai perempuan. 2. Penelitian Institute for Women s Policy Research di Amerika Serikat : Negara bagian yang mempunyai keterwakilan perempuan lebih tinggi memiliki kebijakan yang lebih responsif terhadap pemenuhan sumber daya dan hak-hak perempuan

Mengapa Keterwakilan Perempuan di bidang politik harus ditingkatkan?lanjutan 3. Perempuan punya orisinal ide. Bagaimanakah persepsi perempuan terhadap persoalan-persoalan dalam masyarakat. 4. Untuk ikut menetapkan anggaran (hak budget DPR) yang berpihak pada programprogram perempuan. 5. Peningkatan keterwakilan perempuan di bidang politik merupakan bentuk sinergi yang baik, bekerjasama dengan laki-laki untuk menyelesaikan masalah negara.

TIDAK ADA DEMOKRASI TANPA MENYERTAKAN PEREMPUAN

Keterwakilan perempuan dalam UU Pasal 27 UUD 1945 telah menjamin persamaan kedudukan dan hak bagi seluruh warga negara, baik laki-laki maupun perempuan. Pasal 53, 55 (2), 57, 58, 61 (6) UU No. 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum telah mencantumkan secara eksplisit keterwakilan Perempuan sekurang-kurangnya 30% dalam daftar caleg dalam pemilu. Bahkan pada Pasal 55 (2) Undang-undang Nomor.10/2008 menyebutkan bahwa di dalam daftar bakal calon sebagaimana di maksud pada ayat (1), setiap 3 (tiga) orang bakal calon terdapat sekurang-kurangnya 1 (satu) orang perempuan bakal calon.

Perolehan Suara Perempuan Sebelum dan Sesudah Pemberlakuan Kuota Pemilu Persentase Pemilu 1999 9,00% Pemilu 2004 11,09% Pemilu 2009 19,86% Kebijakan afirmasi (affirmative action) dalam bentuk kuota keterwakilan perempuan, yang diterapkan sejak Pemilu 2004 menunjukkan hasil yang positif

Belajar dari pemilu 2009 Penentuan Caleg Terpilih Merugikan Perempuan. Putusan Mahkamah Konstitusi yang membenarkan berlakunya formula calon terpilih berdasarkan suara terbanyak (yang cenderung merugikan kepentingan perempuan) tidak mungkin dianulir lagi.

Apakah mekanisme Suara terbanyak menguntungkan perempuan? Ya, Jika perempuan tsb public figure, artis, dsb.. Ya, Jika ia adalah tokoh perempuan (khususnya di dapilnya) Ya, Jika ia memiliki dana kampanye sangat banyak Ya, Jika ia anak atau sanak keluarga dari pejabat, tokoh masyarakat.

Apakah mekanisme Suara terbanyak merugikan perempuan? Tidak selalu karena: Bukti ada peningkatan perempuan di parlemen dibanding periode sebelumnya.

Beberapa Faktor Kegagalan Perempuan pada Pemilu 1. Finansial; bagi caleg perempuan hal ini bisa menjadi hambatan di tengah mayoritas pemilih yang irasional (miskin) 2. Kompetisi tidak sehat di antara sesama caleg (khususnya caleg laki-laki); Black Campaign, pemblokiran akses ke konstituen oleh oknum pengurus partai dapil. 3. Perempuan kurang mempersiapkan diri dan kurang pede (percaya diri)

Peningkatan keterwakilan Perempuan melalui aspek hukum Revisi Undang-undang partai politik harus menjadi perhatian bersama. Karena kebijakan afirmasi dalam UU No. 2/2008 sangat terbatas dan tidak efektif, ketentuan bahwa pengurus partai politik terdiri dari sedikitnya 30% perempuan, ternyata tidak dijalankan sungguh-sungguh oleh partai politik. Padahal kehadiran perempuan di pengurus partai politik, sangat menentukan dalam penempatan calon perempuan dalam daftar calon.

Ada wacana untuk memasukkan rekrutmen kader dan mekanisme pengkaderan dalam parpol di dalam revisi uu parpol agar terjadi transparansi. Partai politik harus mencantumkan kualifikasi/syarat-syarat menjadi caleg secara transparan, terbuka dan adil gender sebab dengan demikian perempuan dapat lebih mudah ikut serta berkompetisi mencalonkan diri.

Penerapan ketentuan ambang batas (parlementery treshold) 2,5% untuk pemilihan anggota DPR pada Pemilu 2009 harus dipertahankan, dan diperluas untuk pemilihan anggota DPRD provinsi dan DPR kabupaten/kota. Tidak bisa disangsikan lagi, ketentuan ini cukup signifikan menambah jumlah perempuan terpilih, karena sebagian besar calon terpilih berasal dari partai-partai besar (yang lolos threshold). Terbukti dalam tabel dibawah ini.

Jumlah Perempuan Yang Terpilih Pada Pemilu Legislatif 2009 No Nama Partai Jumlah Perempuan Persentase 1 Partai Demokrat 37 24,67% 2 PDIP 19 20,00% 3 Partai Golkar 17 25,93% 4 PKB 7 15,89% 5 PAN 6 13,95% 6 PPP 5 13,51% 7 Partai Gerindra 4 15,38% 8 Partai Hanura 3 16,67% 9 PKS 3 5,26% Total 101 18% * Sumber : KPU

Diwacanakan menggunakan sistem kombinasi. Yaitu berdasarkan nomor urut dan suara terbanyak.

Metode pencalonan. Ketentuan bahwa partai politik harus mencantumkan 30% calon perempuan dengan komposisi 1 in 3 perlu dipertegas dan dikenai sanksi, agar partai politik sungguhsungguh menjalankan ketentuan ini. Atau, alternatif lain adalah memastikan calon perempuan harus masuk dalam nomor urut 1 dan atau 2, tetapi tanpa mengharuskan kuota 30% calon perempuan, mengingat selama ini partai selalu berdalih, sulit mencari calon perempuan untuk memenuhi kuota.

Metode pemberian suara. Metode pemberian suara harus memudahkan bagi masyarakat khususnya pemilih perempuan yang sudah tua atau masyarakat di pedesaan yang memiliki keterbatasan. Manakah yang lebih menguntungkan, pemilih hanya memilih gambar calon, atau pemilih juga diperbolehkan memilih gambar partai sebagaimana terjadi pada Pemilu 2009.

Peningkatan keterwakilan perempuan melalui faktor internal perempuan STRENGTH/KEKUATAN PEREMPUAN Lebih patuh hukum Lebih cermat Komitmen yang kuat Pekerja keras

Weakness/kelemahan perempuan Terlalu banyak pertimbangan Kurang fokus Kurang percaya diri bermain dalam politik praktis (masih menganggap pol kotor, dsb) Finansial

Opportunity/Kesempatan Perempuan Amanat UU utk kuota 30% Isu kesetaraan gender yang makin menguat Dukungan internasional Kemajuan pendidikan perempuan secara khusus, pendidikan masyarakat secara umum (calon pemilih) Rasio pemilih perempuan

Threat/Kendala perempuan Budaya patriarkhal Streotip bahwa perempuan tak layak memimpin Hanya jadi vote getter dan lips service Pemahaman agama yang konservatif

TENTUKAN STRATEGI DAN UPAYA

Strategi menuju Parlemen Peningkatan kapabilitas Peningkatan akseptabilitas public relation Peningkatan leadership

Peningkatan kapabilitas Peningkatan kapabilitas ini meliputi peningkatan: 1. Kecerdasan intelektual 2. Kecerdasan emosional 3. Kecerdasan sosial 4. Kecerdasan spiritual

Peningkatan akseptabilitas 1. Akseptabilitas di organisasi 2. Akseptabilitas dalam masyarakat 3. Akseptabilitas oleh para juru kunci partai politik

Peningkatan leadership Menjadi pendengar yang baik (untuk mendengarkan suara rakyat) Mengenal orang yang dipimpin Pemimpin senantiasa MELAYANI, tidak arogan dan minta selalu dilayani

Yang harus dilakukan caleg 1. Pelajari daerah pemetaan perolehan kursi dan daerah basis partai 2. Pelajari daerah pemilihan dan lawan yang akan dihadapai 3. Identifikasi persoalan yang dihadapi rakyat di daerah itu 4. Buat rencana strategi untuk memecahkan persoalan tersebut 5. Buat pesan politik yang menarik, jujur dan dapat ditepati

Kesiapan Menghadapi Masa Kampanye 1. Siap mental dan fisik 2. Siap rencana (pemetaan wilayah, perencanaan program kerja dan strategi, publikasi/pemanfaatan media serta time schedule) 3. Siap pendanaan (atribut kampanye, untuk sumbangan, pendanaan program kerja, dll) 4. Siap pengetahuan dan ketrampilan

Terima Kasih