BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN REKREASI PANTAI KARTINI REMBANG Penekanan Desain Waterfront

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PULO CANGKIR

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

PENATAAN PEMUKIMAN NELAYAN TAMBAK LOROK SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN. selalu harus diikuti sesuai dengan peningkatan konsumsi. Pariwisata adalah

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PASAR IKAN DAN PASAR FESTIVAL IKAN DI SUNDA KELAPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN TEPIAN TELUK GILIMANUK SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks,

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Hubungan antara kota dengan kawasan tepi air telah terjalin sejak awal peradaban manusia.

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

Ekowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Tritih Cilacap

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan kegiatan perekonomian yang telah menjadi

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rencana Strategis Daerah Kab. TTU hal. 97

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

HOTEL RESORT DI PANTAI PANJANG BENGKULU (Dengan penekanan Desain Arsitektur Organik)

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KAWASAN WISATA BUDAYA DI PANTAI NGEBOOM TUBAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

BAB I PENDAHULUAN Kepedulian Pemuda Terhadap Lingkungan dan Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya Peran Pantai Baron sebagai Tujuan Wisata Pantai

RESORT HOTEL DI KAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

dilengkapi dengan bangunan-bangunan untuk pelayanan muatan dan penumpang kapal samudera dan antar pulau. Sebagai akibatnya pelabuhan ini mempunyai

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB I PENDAHULUAN. sebuah permasalahan penataan ruang yang hampir dihadapi oleh semua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

PENGEMBANGAN TAMAN REKREASI DI LOKAWISATA BATURADEN

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN

RELOKASI TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT TANJUNG PRIOK DI ANCOL TIMUR

TUGAS AKHIR 36 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) REDESAIN PPI DAN TEMPAT WISATA PANTAI SENDANG SIKUCING DI KAB KENDAL

Penataan dan Pengembangan Obuek Wisata Pantai Widuri di Pemalang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata merupakan salah satu sumber daya yang dapat. dimanfaatkan. Sesuai perkembangannya kepariwisataan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SIMPUL CURUG GEDE DI KAWASAN WISATA BATURADEN

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI WIDURI KABUPATEN PEMALANG

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

PENATAAN KAWASAN GEDONG BATU SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

TAMAN REKREASI PANTAI DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Lanskap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Universitas Sumatera Utara

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SARANA REKREASI WISATA ALAM CURUG SEWU KENDAL

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI ALAM INDAH KOTA TEGAL

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI... PRAKATA... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Bab I. Pendahuluan. Selatan, pemerintah telah membuat kebijakan dan program yang tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI RANDUSANGA INDAH BREBES

PENGEMBANGAN KAWASAN REKREASI PERENG PUTIH BANDUNGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

fauna, gua masegit sela (disepanjang Pulau Nusakambangan) dan suasana alam yang

PENATAAN KORIDOR JALAN KASONGAN DI BANTUL

PENGEMBANGAN TAMAN JURUG SEBAGAI KAWASAN WISATA DI SURAKARTA

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN WISATA PANTAI TELENG RIA DI PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

Wahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Pariwisata dikenal sebagai suatu bentuk rangkaian kegiatan kompleks yang berhubungan dengan wisatawan dan orang banyak, serta terbentuk pula suatu sistem di dalamnya. Pada saat ini masih banyak objek wisata yang cenderung terabaikan atau bahkan tidak terjaga kelestariannya. Di sisi lain tidak jarang pula dalam tujuan pengembangan ataupun pemanfaatan warisan wisata ini masyarakat dan pemerintah tidak merencanakannya dengan baik. Banyak pengembangan kawasan wisata yang hanya berorientasi pada keuntungan saja dan mengabaikan kelestarian alam dan sosial budaya masyarakat yang menempati kawasan tersebut. Selain itu ada juga yang tidak dapat mengembangkan dan memanfaatkan warisan dengan maksimal sehingga cenderung merusak potensi wisata yang ada. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pro vinsi Bengkulu tahun 2006, pariwisata menjadi sektor urutan pertama karena dinilai sebagai sektor strategis dan dianggap mampu untuk membangun kemandirian daerah. Mengingat pariwisata adalah sektor yang mempunyai fleksibilitas tinggi untuk mendorong pertumbuhan sektor-sektor lain, untuk itu pemerintah daerah perlu memiliki Grand Strategis Pariwisata atau biasa disebut dengan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPDA) yang sesuai dengan kontek s dan perubahan lingkungan yang ada. Kepariwisataan ditetapkan sebagai salah satu sektor prioritas dan unggulan dalam pembangunan perekonomian Provinsi Bengkulu, diikuti dengan pembangunan sektor lain yang berwawasan pariwisata dan diarahkan pada pengembangan sarana penunjang dan pendukung kepariwisataan dari seluruh sektor terkait. Pemerintah Provinsi Bengkulu dan Pemerintah Kota Bengkulu telah berusaha menghidupkan kembali kawasan benteng, dan kampung Cina menjadi kawasan rekreasi urban dan historis yang digabungkan dengan kawasan rekreasi pantai yang meliputi Tapak Paderi, Pantai Jakat hingga Pasar Bengkulu. 1

Revitalisasi fisik dan fungsi kawasan menjadi isu utama kawasan ini yang perlu ditindaklanjuti dan dikembangkan. Objek wisata Tapak Paderi Bengkulu adalah salah satu objek wisata andalan kota Bengkulu yang patut dijadikan salah satu tujuan berwisata di Kota Bengkulu. Pantai Tapak Paderi dapat ditempuh kurang lebih hanya 10 menit dari pusat Kota Bengkulu. Pantai ini berada di antara Pantai Panjang dan Pantai Jakat Kota Bengkulu dan bisa terhubung langsung dengan kedua pantai tersebut baik melalui jalur laut dan darat. Selain itu, kawasan Pantai Tapak Paderi ini juga digunakan sebagai lokasi acara kebudayaan Festival Tabot yang dilaksanakan setiap tahunnya. Kawasan ini juga cukup ramai dikunjungi walaupun pada hari biasa karena adanya Benteng Marlborough tepat disisinya, serta banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan di tepi Pantai Tapak Paderi. Sayangnya, kawasan wisata Pantai Tapak Paderi ini mulai pudar dari sisi aktivitas dan juga dari sisi fungsinya. Hal ini dapat terlihat dari kondisi infrastruktur jalan yang rusak di beberapa bagian, fasilitas-fasilitas yang kurang memadai, serta tidak tertatanya pedagang yang berjualan dan pengunjung yang parkir on-street dengan tidak teratur. Untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut dipandang perlu menghidupkan kembali fungsi-fungsi yang sampai saat ini masih digunakan masyarakat dengan mengubah atau membangun kembali fasilitas-fasilitas yang ada dengan tidak merusak nilai-nilai historical yang ada (revitalisasi). Revitalisasi dipandang perlu mempertimbangkan warisan budaya, partisipasi dan kesejahteraan penduduk lokal serta upaya-upaya konservasi sumber daya alam dan lingkungan. Pengembangan pariwisata disamping untuk meningkatkan pendapatan daerah harus dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan selain penting bagi pariwisata Kota Bengkulu, Pantai Tapak Paderi juga merupakan sumber penghidupan bagi masyarakat pesisir di Kota Bengkulu karena terdapat puluhan bahkan ratusan kepala keluarga yang memiliki mata pencaharian sebagai nelayan dan juga berdagang, sehingga juga diperlukan dukungan dari masyarakat yang menempatinya agar Pantai Tapak Paderi dapat berkembang dengan baik tanpa merusak keindahan serta lingkungan yang ada. 2

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa kawasan wisata Pantai Tapak Paderi merupakan kawasan yang memiliki banyak potensi yang perlu untuk dibenahi dan dikembangkan. Untuk menghidupkan kembali kawasan tersebut haruslah sinergis serta mempertimbangkan warisan budaya, partisipasi dan kesejahteraan penduduk lokal serta upaya-upaya konservasi bangunan dan lingkungan yang ada. 1.2. Permasalahan Adapun permasalahan yang dapat dilihat pada kawasan wisata Pantai Tapak Paderi saat ini ditinjau dari 3 segi utama dengan pendekatan urban design antara lain: 1. Arsitektural yang terdapat di kawasan wisata a. Bangunan Cagar Budaya Benteng Marlborough dan Kampung Cina yang tidak terawat dan terlihat kotor. b. Objek-objek wisata Pantai Tapak Paderi dan Gardu Pandang yang mulai rusak dan terabaikan. c. Kesenjangan perhatian terhadap objek-objek wisata yang ada. d. Sarana dan prasarana yang rusak dan tidak terawat di kawasan wisata. e. Kurangnya fasilitas penunjang bagi pengunjung dan masyarakat lokal yang mengelola kawasan wisata. 2. Hubungan atau Integrasi dalam Kawasan a. Tidak adanya integrasi antar objek wisata dalam satu kawasan. b. Kemacetan akibat parkir di jalan dan lebar jalan yang kecil. 3. Bentuk dan Pola Kawasan a. Belum optimalnya pemanfaatan lahan di kawasan wisata Pantai Tapak Paderi. b. Kurang terlihatnya kawasan Pantai Tapak Paderi sebagai sebuah kawasan wisata. c. Kurangnya penataan masyarakat lokal dalam penggunaan lahan di kawasan wisata. 3

1.3. Maksud dan Tujuan Perencanaan 1.3.1 Maksud Maksud dari kegiatan penyusunan perencanaan Kawasan Waterfront Pantai Tapak Paderi adalah penataan kawasan wisata pantai yang telah diidentifikasi dapat dikategorikan sebagai kawasan waterfront, supaya pengembangan kawasan dapat terarah, tepat sasaran, sinergis dan dapat mempercepat pembangunan ekonomi daerah serta dapat memanfaatkan potensi sumber daya dan lingkungan dengan tetap mempertimbangkan warisan budaya, partisipasi dan kesejahteraan penduduk lokal serta upaya-upaya konservasi. 1.3.2 Tujuan Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka diperoleh tujuan perencanaan sebagai berikut : 1. Revitalisasi objek-objek wisata serta sarana dan prasarana yang ada di kawasan wisata Pantai Tapak Paderi. 2. Meningkatkan integrasi antara objek-objek wisata, sarana prasarana, dan masyarakat lokal. 3. Membuat masterplan kawasan wisata Pantai Tapak Paderi untuk menata dan mengarahkan bentuk atau pola kawasan. 1.4. Ruang Lingkup Perencanaan 1.4.1 Ruang Lingkup Substansi Perencanaan kembali kawasan wisata Pantai Tapak Paderi akan difokuskan pada penataan ruang dengan mengubah atau membangun kembali fasilitas-fasilitas yang ada dengan tidak merusak nilai-nilai historical yang ada (konservasi). Perencanaan yang akan dilakukan adalah penataan fisik kawasan wisata dengan melengkapi ataupun memperbaiki sarana maupun prasarana dan diikuti dengan pengembangan program-program untuk pemberdayaan masyarakat di Pantai Tapak Paderi. Di sisi lain perencanaan harus dapat meningkatkan kualitas hubungan antar manusia, meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat dan menjaga 4

kualitas lingkungan kawasan wisata Pantai Tapak Paderi. Penataan fisik kawasan yang akan dilakukan adalah penataan penggunaan lahan di area wisata untuk memfasilitasi pemberdayaan ekonomi lokal maupun kelestarian lingkungan dan bangunan yang ada serta penyediaan fasilitas pendukung wisata. Penggunaan lahan akan diarahkan untuk area konservasi Benteng Marlborough, menghidupkan kembali aktivitas di Kampung Cina, foodcourt, area permainan, dan taman yang ditujukan untuk menikmati suasana pantai. Sedangkan program-program untuk pemberdayaan masyarakat berupa arahan untuk pedagang yang akan menempati foodcourt, pemasaran, mengelola dan melestarikan kawasan wisata, serta organisasi-organisasi masyarakat untuk meningkatkan ekonomi lokal. Selain itu, penyediaan akses, fasilitas transportasi dan juga ketersediaan lahan parkir yang memadai untuk mendukung wisata juga akan direncanakan. Dari uraian di atas kegiatan perencanaan Revitalisasi Kawasan Waterfront Pantai Tapak Paderi Bengkulu secara substansi mencakup materi sebagai berikut: 1. Revitalisasi objek-objek wisata serta sarana dan prasarana yang ada di kawasan wisata Pantai Tapak Paderi. 2. Meningkatkan integrasi antara objek-objek wisata, sarana prasarana, dan masyarakat lokal. 3. Membuat masterplan kawasan wisata Pantai Tapak Paderi untuk menata dan mengarahkan bentuk atau pola kawasan. 1.4.2 Ruang Lingkup Spasial Perencanaan akan dilakukan di kawasan wisata Pantai Tapak Paderi Kota Bengkulu. Luasan kawasan yang akan direncanakan kembali kurang lebih 2-3 km sepanjang garis pantai dan sejauh kurang lebih 2 km dari bibir pantai. Batas kawasan wisata Pantai Tapak Paderi adalah sebagai berikut: Selatan : Pusat Kota Bengkulu Barat : Samudera Hindia Utara : Samudera Hindia Timur : Kampung Bali 5

Gambar 1.1. Gambaran Kawasan Perencanaan Sumber: Hasil Analisis (2014) 1.4.3 Periode Waktu Perencanaan Perencanaan untuk revitalisasi kawasan wisata Pantai Tapak Paderi dengan pendekatan urban design dilakukan selama ± 4 bulan yaitu dimulai dari bulan Mei sampai dengan Agustus 2014. 1.5. Perencanaan Terkait Walaupun banyak kajian atau penelitian mengenai Waterfront City, perencanaan mengenai Revitalisasi Waterfront Kawasan Wisata Pantai Tapak Paderi dengan Pendekatan Urban Design belum pernah dilakukan sebelumnya. 6

Perencanaan ini diangkat berdasarkan kasus permasalahan yang sedang terjadi dan dikembangkan dalam kerangka akademis. Adapun dari hasil pengamatan, terdapat beberapa perencanaan yang berkaitan dengan topik perencanaan antara lain : Tabel 1.1. Perencanaan Terkait Nama Tahun Judul Lokus Modus Fokus Meka Desinta Muhammad Rahmadhian Aulia Putra Arnold Parsaulian Ayu Permata Sari 2005 2012 2010 2007 Kawasan Wisata Bahari Sunda Kelapa dalam Konteks Jakarta Waterfront City Development Pengembangan Waterfront City Sungai Cisadane Kota Tangerang Ancol Entertainment Center Sebagai Konsep Hiburan yang Terintegrasi dengan Penekanan Perancangan Waterfront Revitalisasi Kawasan Tepian Air (Waterfront) Angso Duo Jambi untuk Memperkuat Karakter Kawasan sebagai Kawasan Tepian Air yang Berwawasan Ekologis Sunda Kelapa, Jakarta Sungai Cisadane, Kota Tangerang Ancol, Jakarta Angso Duo, Jambi Perencanaan Penelitian Perencanaan Perencanaan Upaya revitalisasi kawasan tepian air Sunda Kelapa dengan perencanaan kawasan wisata bahari, melalui penataan pelabuhan dan kawasan sekitarnya, perbaikan lingkungan hidup, dan pemugaran Mengkaji implementasi pengembangan waterfront dengan melihat output yang ditinjau dari keberlakuan indikator rencana, serta mencari tahu efektifitas implementasi rencana waterfront city sungai Cisadane Peningkatan mutu kawasan Ancol melalui konsep hiburan 24 jam yang ditawarkan dengan pendekatan kawasan tepian air. Penataan kembali kawasan sehingga sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada dengan memperhatikan keseimbangan dan keserasian dengan lingkungan alam sekitarnya Bersambung... 7

Lanjutan Tabel 1.1. Setiyanto 2008 Halida Asri 2009 Sumber: Hasil Analisis (2014) Pelabuhan Perikanan di Pantai Glagah, Sebagai Fasilitas Pendukung Pariwisata dengan Pendekatan Preseden Arsitektur Waterfront Terminal Ferry dengan Fasilitas Olahraga Pantai Waterfront City (Teluk Senimba) Batam Pantai Glagah, Yogyakarta Teluk Senimba, Batam Perencanaan Perencanaan Mencoba mewadahi kebutuhan nelayan dalam melakukan kegiatan perikanan hasil tangkapan dengan merencanakan pelabuhan perikanan di Pantai Glagah sebagai fasilitas pendukung dengan tujuan meningkatkan produksi perikanan dan kunjungan wisata. Upaya pemisahan sirkulasi arus penumpang keberangkatan (embarkasi) dan arus kedatangan (debarkasi) dalam bangunan Terminal Ferry di Kawasan Waterfront City sebagai fasilitas interchange yang dapat mendukung berjalannya Terminal Ferry Secara teori dan pendekatan terhadap kawasan waterfront yang digunakan oleh perencana tidak terlalu jauh berbeda dengan perencanaan atau penelitian yang ada. Akan tetapi dalam metode analisis spasial, pendekatan teknis, dan pembuatan konsep yang digunakan sangat berbeda karena karakteristik wilayah yang berbeda pula. Perencanaan ini menitikberatkan kepada rencana intervensi kondisi spasial keruangan dan juga tingkat kebutuhan sarana, prasarana, serta aktivitas sosial dan ekonomi pada kawasan wisata Pantai Tapak Paderi yang di dalamnya terdapat pula Benteng Marlborough, Kampung Cina, Tugu Thomas Parr, Gardu Pandang, dan Pasar Barukoto. Perbedaan tujuan, konsep, dan lokasi perencanaan sebelumnya menunjukkan bahwa perencanaan yang akan dilakukan belum pernah dilakukan sebelumnya. 8

1.6. Sistematika Laporan Sistematika dari kegiatan penyusunan laporan perencanaan Revitalisasi Waterfront Kawasan Wisata Pantai Tapak Paderi Kota Bengkulu dengan Pendekatan Urban Design antara lain: I. Pendahuluan Pendahuluan ini berisikan latar belakang berangkatnya perencanaan, permasalahan yang diangkat, maksud dan tujuan perencanaan, ruang lingkup, serta perencanaan terkait yang pernah dilakukan. II. Dasar Teori Dasar teori dianggap penting dalam mendukung perencanaan yang akan dilakukan. Di sisi lain dengan dasar teori yang kuat akan mempermudah proses pembuatan rencana. III. Metode Perencanaan Metode yang akan digunakan dalam proses perencanaan memaparkan tentang objek perencanaan dan menjelaskan cara mengumpulkan data melalui observasi dan wawancara. Selain itu, bab ini juga menjelaskan tentang analisis apa yang akan difokuskan dan tahapantahapan apa yang akan dilalui dalam proses perencanaan IV. Deskripsi Lokasi Perencanaan Bab ini memaparkan hasil tinjauan faktual tentang Kota Bengkulu secara umum dan tentang kawasan wisata Pantai Tapak Paderi yang merupakan lokasi perencanaan secara khusus. Tinjauan tersebut diperkuat dengan pemaparan hasil survey tentang persepsi dan pola kegiatan masyarakat terhadap kawasan tersebut. 9

V. Analisis Perencanaan Bab ini berisi data-data hasil survei primer dan sekunder yang kemudian diolah dan dianalisis. Laporan ini dilengkapi dengan hasil identifikasi kawasan yang juga disajikan dalam peta dan didukung oleh dasar penghitungan atau ketentuan yang ada. VI. Konsep Perencanaan Bab ini berisikan konsep untuk melakukan perencanaan pada kawasan dengan berlandaskan pada permasalahan yang ada, tinjauan teoritis, kajian studi banding, serta analisis kawasan yang kemudian ditarik garis lurus untuk menemukan konsep rancangan yang tepat. VII. Rencana Bab ini berisi rencana pengelolaan zonasi, pengembangan dan pemanfaatan lahan, serta rencana pengembangan sarana dan prasarana yang didukung oleh peta yang dapat menunjukkan rencana secara lebih detail. 10