JOM. VOL 3. 2) Lecture of Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University

dokumen-dokumen yang mirip
THE CONDITION OF MAIN FACILITY IN THE VILLAGE OF FISH MARKETING PAKNINGASAL BUKITBATU DISTRICT OF BENGKALIS REGENCY IN RIAU PROVINCE

EFISIENSI PEMANFAATAN FASILITAS DI TANGKAHAN PERIKANAN KOTA SIBOLGA ABSTRACT. Keywords: Efficiency, facilities, fishing port, utilization.

Management of Artisanal Fishing Port: a case study on Labuhanhaji fishing port, South Aceh Regency, Aceh Province. Abstract

Keywords: Agam regency, contribution, fisheries sector, Tiku fishing port

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan

EFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU

Time Efficiency Of Fish Landing Toward Mooring Time Sondong Fishing Boats In Pangkalan Pendaratan Ikan Dumai City Riau Province ABSTRACT

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 16/MEN/2006 TENTANG PELABUHAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

STUDI PEMANFAATAN FASILITAS PANGKALAN PENDARATAN IKAN PAGURAWAN DI DESA NENASSIAM KECAMATAN MEDANG DERAS KABUPATEN BATUBARA PROVINSI SUMATERA UTARA.

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

EFISIENSI WAKTU PENDARATAN IKAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN JARING INSANG DI PPI DUMAI. Fitri Novianti 1) Jonny Zain 2) dan Syaifuddin 2)

ABSTRACT. Keywords: private port, purse seine, efficiency charging time supplies

URNAL kuppstudy on utilization of Tiku fishing port facilities, Agam Regency, West Sumatera Province. Abstract

(Studi Tata Letak Fasilitas di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong Kabupaten Lamongan Propinsi Jawa Timur) Jonny Zain

EVALUATION THE USE OF FACILITY FISHING PORT TELAGA PUNGGUR BATAM CITY. Keywords: Utilization of facilities, facilities, fishing port, Batam

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PENGEMBANGAN TEMPAT PENDARATAN IKAN KURAU DI KECAMATAN BANTAN KABUPATEN BENGKALIS, RIAU Oleh: Jonny Zain dan Syaifuddin

STUDI TATA LETAK FASILITAS DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN PROPINSI JAWATIMUR. Jonny Zain

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2009, hlm 1 14 ISSN

Yoel Suranta Bangun, Abdul Rosyid *), Herry Boesono

Yohannes A Banjarnahor 1), Eni Yulinda 2), Viktor Amrifo 2) ABSTRACT

JOM VOL.3. 1) Student of Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University. 2) Lecture of Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University

THE EFFICIENCY OF SUPPLIES CHARGING TIME GILL NET AT FISHING PORT DUMAI CITY RIAU PROVINCE ABSTRACT.

JURNAL STUDI PEMANFAATAN FASILITAS FUNGSIONAL PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

BAB I PENDAHULUAN. Pukat merupakan semacam jaring yang besar dan panjang untuk. menangkap ikan yang dioperasikan secara vertikal dengan menggunakan

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS PENGELOLAAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TASIKAGUNG KABUPATEN REMBANG UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP

EVALUATION OF THE USE OF FACILITIES IN PORT OF FISHERIES NUSANTARA SUNGAILIAT BANGKA BELITUNG PROVINCE

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

melakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di

PENGEMBANGAN TEMPAT PENDARATAN IKAN (TPI) DI KECAMATAN BANTAN KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU

Oleh Linois D Simarmata 1), Jonny Zain 2), Syaifuddin 2) Student of Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University ABSTRACT

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal.

STUDI TENTANG TINGKAT PEMANFAATAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN DUMAI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGANNYA DI KECAMATAN DUMAI BARAT KOTA DUMAI PROVINSI RIAU

BAB I. PENDAHULUAN. Pelabuhan perikanan merupakan pelabuhan yang secara khusus menampung

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan prasarana perikanan yang berupa Pelabuhan Perikanan (PP)

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.3 Metode Penelitian

EVALUATION UTILIZATION FACILITIES FISH LANDING BASE (PPI) DUMAI OF DUMAI CITY RIAU PROVINCE

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi Pelabuhan Perikanan

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Metode pengumpulan data

6. KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA

D. Bambang Setiono Adi, Alfan Jauhari. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Kepelabuhan. Perikanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

OPERATIONAL MANAGEMENT OCEAN FISHING PORT OF BELAWAN NORTH SUMATERA PROVINCE

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2012 TENTANG KEPELABUHANAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HUBUNGAN FREKUENSI KEBERANGKATAN KAPAL 3 GT DENGAN JUMLAH LOGISTIK MELAUTNYA DI PPI DUMAI PADA MUSIM BARAT DAN MUSIM TIMUR ABSTRAK

STUDI PEMANFAATAN FASILITAS TEMPAT PENDARATAN IKAN DI KECAMATAN BANTAN KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU

6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

Pelabuhan secara umum adalah daerah yang terlindung

Fish Debarkation Time Efficiency Toward Fishery Tether Time Of Ship Draft In Tangkahan Bunga Karang Sibolga City North Sumatera

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IDENTIFICATION SERVICE SYSTEM UNLOADING FISHING BOATS IN THE OCEAN FISHING PORT BELAWAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian dan pengklasifikasian pelabuhan perikanan

Kajian Peran dan Strategi Pengelolaan Pangkalan Pendaratan Ikan Hamadi. Role Analysis and Management Strategy of Hamadi Fishing Port

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

JURNAL MANAJEMEN PENDARATAN IKAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT

PPN Palabuhanratu. PPN Palabuhanratu ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' '

Oleh: Diterima: 18 Februari 2009; Disetujui: 1 September 2009 ABSTRACT

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PENDAHULUAN. maka perlu dilengkapi dengan berbagai sarana penunjang sebagai sarana pokok, melalui suatu perencanaan pengembangan

Analisis strategi pengembangan perikanan pukat cincin di Kecamatan Tuminting Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan 2.2 Komoditas Hasil Tangkapan Unggulan

4 KEADAAN UMUM PPS BUNGUS

PERATURAN KESYAHBANDARAN DI PELABUHAN PERIKANAN

Efisiensi Waktu Pengisian Perbekalan Terhadap Waktu Tambat Kapal Perikanan Bagan Perahu Di Tangkahan Bunga Karang Kota Sibolga Provinsi Sumatera Utara

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan Pengertian pelabuhan perikanan

4 KONDISI UMUM PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA

6 STRATEGI PENGEMBANGAN PENYEDIAAN/ PENYALURAN BAHAN KEBUTUHAN MELAUT PERIKANAN PANCING RUMPON DI PPN PALABUHANRATU

BAB V EVALUASI KINERJA PELABUHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan

3 METODOLOGI. Gambar 3 Peta lokasi penelitian.

KONDISI DAN ANALISIS KEMUNGKINAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) TERNATE

KEBERADAAN FASILITAS MENURUT AKTIVITAS DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI LAMPULO, BANDA ACEH

ANALISIS TINGKAT PEMANFAATAN FASILITAS DASAR DAN FUNGSIONAL DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) TAMPERAN, KABUPATEN PACITAN, JAWA TIMUR

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Data dan grafik produksi ikan yang didaratkan di PPI Muara Angke tahun

STUDY ON FUNCTIONAL FACILITIES UTILIZATION OF BUNGUS FISHING PORT AT WEST SUMATERA PROVINCE ABSTRACT

1 Telp Aquatic Resources Utilization Faculty of Fisheries and Marine Science University of Riau

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Lampiran 1 Perhitungan bobot faktor internal pengembangan PPI Pangandaran di lokasi baru

PS Pemanfaatan Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan 1*) 2*) 3*)

4. BAB IV KONDISI DAERAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

OPERATIONAL MANAGEMENT OF FISHING PORT NATIONALSIBOLGA REGENCY OF MIDDLE TAPANULI NORTH SUMATERA PROVINCE By : Nur Arifah 1), Syaifuddin 2), Jonny Zain 3) nurarifah1007@gmail.com ABSTRACT This research was conducted in 10-26 February 2016 in the ocean fishing port Sibolga. This research aims to examine operational management of Fishing Port National the most important about elements and funcitions application operational management. The study was conducted using a survey method and the analysis data that is done are and SWOT analysis.the study was conducted by taking the primary and secondary of the data for 10 days. Based on the result of research then result using SWOT analysis so the Fishing Port National Sibolga including quadrant I which is a very profitable situation and have a opportunities then take use strategist for operational management development is progressive strategist. Keyword : Operational management, SWOT analysis, Sibolga fishing port. 1) Student of Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University 2) Lecture of Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University

MANAJEMEN OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) SIBOLGA KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA By : Nur Arifah 1), Syaifuddin 2), Jonny Zain 3) nurarifah1007@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10-26 Februari 2016 di PPN Sibolga. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui manajemen operasional Sibolga, khususnya tentang unsur-unsur dan penerapan fungsi-fungsi manajemen operasional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Analisis data yang dilakukan adalah analisis SWOT. Penelitian dilakukan dengan mengambil data primer dan data sekunder selama 10 hari.berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi PPN Sibolga berada pada kuadran I yang merupakan situasi yang sangat menguntungkan dan memiliki peluang sehingga strategi yang diambil untuk pengembangan manajemen operasional adalah strategi yang progresif. Kata kunci : Manajemen operasional, Analisis SWOT, PPN Sibolga 1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau 2) Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau PENDAHULUAN Pelabuhan perikanan merupakan salah satu prasarana dalam mencapai tujuan pembangunan perikanan yang berfungsi sebagai pusat pengembangan masyarakat nelayan, pusat kegiatan ekonomi perikanan (produksi, pengolahan, dan pemasaran hasil perikanan)dan pangkalan armada perikanan. Agar fungsi PPN Sibolga dapat berjalan dengan lebih baik maka diperlukan pengelolaan yang profesional dimana manajemen memegang peranan penting dalam mengelola dan mengembangkan fungsi pelabuhan.setiap tahunnya produksi perikanan yang didaratkan di Sibolga (PPNS) jauh lebih kecil dibandingkan produksi perikanan yang didaratkan di tangkahantangkahan (Dirjen Perikanan, 1994).

Kondisi keberadaan tangkahan-tangkahan atau tempat pendaratan ikan milik swasta yang relatif banyak disekitar pelabuhan perikanan milik pemerintah hanya terjadi di Sibolga.Sedangkan di pelabuhan-pelabuhan perikanan milik pemerintah di tempat-tempat lainnya hal ini tidak terjadi. Karakteristik manajemen operasional adalah: 1) Mempunyai tujuan, yaitu menghasilkan barang dan jasa. 2) Mempunyai kegiatan, yaitu proses transformasi.3) Adanya mekanisme yang mengendalikan pengoperasian.(yamit, 2003). Manajemen Operasional di Sibolga sangat penting untuk keberlangsungan usaha perikanan dan tercapainya fungsi dari pelabuhan perikanan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga.Khususnya tentang unsur-unsur dan penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam pengelolaannya. Manfaat dari penelitian ini adalah menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman peneliti mengenai manajemen operasional pelabuhan Perikanan Nusantara Kota Sibolga dan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan serta dapat mengetahui hal-hal apa saja yang harus ditingkatkan agar produksi hasil tangkapan, nelayan dan armada penangkapan semakin baik di masa yang akan datang. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada Tanggal 10-26 Februari 2016 di (PPN)Sibolga Kabupaten Tapanuli Tengah Sumatera Utara.Objek dalam penelitian ini adalah manajemen operasional di PPN Sibolga yang menyangkut unsur-unsur dan fungsifungsi manajemen operasional.sedangkan alat yang digunakan adalah alat-alat tulis, kamera, dan kuisioner. Metode yang digunakan dalam penelitian iniadalah metode survei, yaitu dengan melakukan pengumpulan data dilapangan secara langsung terhadap unsur-unsur dan fungsi-fungsi manajemen

operasional di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga. Untuk melihat pengembangan manajemen operasional di PPN Sibolga maka dilakukan analisis SWOT. Analisis SWOT berfungsi untuk menyusun strategi melihat dan mempelajari faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta faktor-faktor yang merupakan peluang dan ancaman bagi pengembangan PPN. HASIL DAN PEMBAHASAN PPN Sibolga berada di Kecamatan Sarudik, Kabupaten Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis pelabuhan tersebut terletak pada posisi koordinat 01 0 02 15 LS dan 100 0 23 34 BT. Fasilitas Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga a. Fasilitas Pokok Fasilitas pokok merupakan fasilitas yang digunakan untuk keperluan atau kepentingan keselamatan pelayaran serta digunakan untuk aktivitas tambat labuh kapal, bongkar muat hasil tangkapan dan pengisian perbekalan melaut. b. Fasilitas Fungsional Fasilitas fungsional pelabuhan merupakan fasilitas yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasional di pelabuhan perikanan, tanpa adanya fasilitas fungsional akan menghambat berbagai aktivitas atau kegiatanoperasional pelabuhan perikanan tersebut seperti bongkar muat hasil tangkapan, proses seleksi ikan, penyimpanan ikan. c. Fasilitas Penunjang Fasilitas penunjang di Sibolga saat ini sudah cukup memadai, namun dari segi jenis fasilitas masih belummemadai, seperti belum adanya Mess untuk nelayan/siswa praktek, Laboratorium Pengujian Mutu, dan lain sebagainya. Tata Cara Kerja dan Pelayanan di PPN Sibolga Tata kerja yang ada di PPN Sibolga meliputi pelayanan aktivitas pelabuhan yang ada di PPN Sibolga.Pelayanan yang ada di PPN Sibolga selama ini mengikuti aturan tertentu berupa StandarOperasional Prosedur (SOP).Seperti aktivitas kedatangan dan keberangkatan kapal

dilaporkan ke pihak pengelola.kegiatan pendaratan hasil tangkapan juga melaporkan hasil tangkapannya ke pengelola PPN. Fungsi-Fungsi Manajemen PPN Sibolga a. Perencanaan (Planning) Dalam rangka pengoperasian Sibolga telah dirancang suatu perencanaan yang terdiri atas perencanaan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. b. Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian adalah 1) Penentuan sumberdaya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi. 2) Perencanaan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan, 3) Penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian, 4) Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya. c. Pelaksanaan (Actuating) Handoko (1994) menyatakan bahwa pelakasanaan sangat erat sekali kaitannya dengan manajemen, dimana fungsi lain tidak akan berhasil tanpa pelaksanaan yang baik, tepat dan berkelanjutan. Dalam pelaksanaan di PPN Sibolga, pelaksanaan dilakukan atas rencana yang telah ditetapkan dan kinerja yang berlangsung di PPN, guna memperlancar perencanaan yang telah dibuat oleh kepala PPN selaku penanggung jawab PPN, kepala PPN memberikan arahan kepada para pegawainya. d. Pengawasan (Controlling) Pengawasan di PPN Sibolga dilakukan oleh kepala seksi di bidangnya masing-masing, pengawaaan tersebut dilakukan dengan cara mengawasi langsung kerja para pegawai yang telah diberi tugas, mulai dari pelaksanaan tugas sampai hasilnya. Tidak tepatnya waktu penyelesaian tugas bahkan terbengkalainya tugas tersebut dan menyimpang dari rencana awal dapat ditanggulangi dengan dilaksanakannya pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan dalam organisasi tersebut, pengawasan

yang baik terhadap kinerja bawahan dapat mendukung manajemen yang baik terhadap PPN tersebut. Manajemen di PPN Sibolga Dilihat dari latar belakang pendidikan di PPNS ini yaitu tamatan Pasca Sarjana 1 orang, Sarjana 25 orang, tamatan SMA sederajat sebanyak 22 orang, dan SMP 1 orang. Pada para pekerja di PPNS ini latar belakang pendidikannya masih tergolong lemah atau tidak sesuai dengan jabatan dengan pendidikan yang mereka lakukan karena jumlah pekerja yang Sarjana dan tamatan sekolah menengah hampir seimbang. Kontribusi pendapatan Sibolga cukup baik, yang berasal dari sewa kantin, sewa alat dan biaya tambat labuh. Biaya yang dikenakan terhadap nelayan adalah biaya untuk pemanfaatan fasilitas atau sewa alatalat yang digunakan untuk pembongkaran ikan seperti keranjang, timbangan, meja sortir, dan kereta dorong. Sedangkan besarnya biaya tambat labuh yang ditarik di PPNS terdiri dari biaya pokok, biaya tambat labuh. Jenis Ikan yang dominan tertangkap oleh nelayan adalah ikan Layang, Ikan Selar, Ikan Cakalang, Ikan Tongkol. Bila dibandingkan dengan di tangkahan, maka indeks relatif nilai produksi yang didaratkan di PPNS relatif kurang baik. Hal ini terlihat dari lebih besarnya hasil tangkapan yang didaratkan di tangkahan dibandingkan di PPN Sibolga. Perkembangan jumlah unit pengolahan ikan di PPNS dimulai dari cold Storage dan Pengolahan Ikan, Pabrik Es dan Cold Storage, Pengolahan Tepung Ikan, Pengolahan Tradisional. Peningkatan jumlah unit usaha pengolahan ikan yang ada di PPNS antara lain disebabkan oleh tersedianya lahan kawasan industri yang ada. Fasilitas di PPNS terdiri dari fasilitas pokok, fungsional, dan fasilitas penunjang yang sudah lengkap untuk memenuhi syarat sebagai Pelabuhan Perikanan Nusantara.Fasilitas yang ada di PPNS yaitu air tawar, APMS (BBM), gedung pengolahan ikan adalah milik swasta yang menyewa lahan di kawasan PPNS. Fasilitas di PPNS hanya menyediakan TPI,

dermaga, lahan industri, galangan kapal, rumah dinas, masjid, bengkel, mess operator, balai pertemuan nelayan, dan pos penjaga. Pelabuhan PPNS memiliki fasilitas tambat dengan panjang dermaga 577 m dan untuk fasilitas tambat labuhnya memiliki luas kolam pelabuhan ± 7,5 Ha dengan kedalaman air antara 4-12 m. Dermaga PPNS dibandingkan dengan Kepmen tahun 2004 maka dermaga pelabuhan Sibolga sudah memenuhi dengan panjang dermaga melebihi 140 m yang disyaratkan. Prosedur Aktivitas-aktivitas yang berlangsung di PPNS sudah berlangsung dengan lancar seperti aktivitas pendaratan ikan, bongkar muat ikan, pelelangan ikan, perbekalan melaut, dan aktivitas pemasaran ikan. Aktivitas yang dilakukan berdasarkan pengarahan dari petugas PPNS sehingga berjalan dengan baik dan teratur. Aspek Manajemen Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga Perencanaan yang dilakukandi Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga sudah termasuk baik hal ini sesuai dengan laporan tahunan PPNS dimana sebagian besar perencanaan yang telah di rancang pada tahun sebelumnya sudah terealisasi dengan baik. Hal tersebut dapat kita lihat seperti perencanan pada laporan tahun 2012 tentang perencanaan pembuatan dermaga jetty yang sudah tercapai pada tahun berikutnya.dengan adanya dermaga jetty di pelabuhan tersebut maka dermaga mampu menampung jumlah kapal yang lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Pengorganisasian di PPNS memiliki struktur yang lengkap dimana pelabuhan memiliki kepala bagaian atau pemimpin (leader) di struktur organisasinya.kepala pelabuhan memiliki tugas mengevaluasi dan mengarahkan setiap kepala seksi bagian seperti kepala seksi bagian fungsional, pengembangan, tata usaha dan operasional.sedangkan kepala seksi bagian membagi tugas masingmasing setiap pegawai sesuai kebutuhan yang diperlukan di pelabuhan.hal tersebut sudah sesuai dengan struktur pengorganisasian umumnya. Pelaksanaan yang terjadi di pelabuhan dalam sektor perikanan berjalan lancar dimana kegiatan

pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh setiap pegawai sesuai sebagaimana mestinya. Hal ini dapat kita lihat pada kegiatan pengawasan terhadap kapal yang melakukan bongkar muatan di pelabuhan dimana setiap pegawai mengetahui keputusan yang dikeluarkan oleh kementerian kelautan maupun peraturan menteri terbaru tentang syarat yang dibutuhkan untuk melakukan penangkapan maupun pelarangan alat tangkap yang tidak boleh dioperasikan dan kegiatan inspeksi terhadap hasil pembongkaran ikan yang dilaporkan melalui laporan Inspeksi pembongkaran hasil tangkapan di laporan bulanan. Pengawasan yang dilakukan di pelabuhan berjalan dengan baik dimana kepala pelabuhan selalu mengamati semua kegiatan yang ada di PPNS.Kepala pelabuhan mengawasi pelaksanaan tugas setiap pegawai dengan teliti dan tidak segan- segan menegur pegawai yang tidak menjalankan tugas nya sebagaimana mestinya. Rencana Pengembangan Manajemen Operasional Sibolga Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga merupakan salah satu bentuk usaha perikanan yang sangat penting, sehingga untuk meningkatkan peranan PPN maka dilakukan analisis SWOT yakni : a. Faktor Internal Untuk mengetahui strategi pengembangan yang tepat pada PPN, makadilakukan analisis faktor internal terlebih dahulu untuk mengetahui kemungkinan kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness) yang dihadapi. 1. Kekuatan (Strengths) Memiliki Jaringan Pemasaran Yang Baik Merupakan Instansi yang berlandaskan hukum Fasilitas yang Lengkap dibanding Pendaratan tradisional lainnya Jenis dan Jumlah Alat Tangkap Jumlah Pegawai Ukuran Armada Perikanan Luas Lahan 2. Kelemahan (Weakness) Organisasi Pendidikan Pegawai

Fasilitas Docking Kapal Faktor-faktor internal diatas kemudian diberi bobot, rating dan skor berdasarkan pengaruhnya terhadap peranan PPN Sibolga dimasa yang akan datang, dapat dilihat pada table berikut ini : No Kekuatan (S) Bobot Rating Skor 1 Memiliki Jaringan Pemasaran yang baik 0.11 4 0.44 2 Merupakan Instansi yang berlandaskan 0.11 2 0.22 hukum 3 Fasilitas yang Lengkap dibanding Pendaratan 0.14 4 0.56 tradisional lainnya 4 Jenis dan Jumlah Alat Tangkap 0.09 2 0.18 5 Jumlah Pegawai 0.08 1 0.08 6 Ukuran Armada Perikanan 0.10 3 0.30 7 Luas Lahan 0.09 2 0.18 Total 1.96 No Kelemahan (W) Bobot Rating Skor 1 Organisasi 0.09 4 0.36 2 Pendidikan Pegawai 0.10 1 0.10 3 Fasilitas Docking Kapal 0.09 2 0.18 1.00 Total 0.64 Total Keseluruhan 2.60 Tabel 1. Faktor Internal Sibolgz b. Faktor Eksternal Untuk mengetahui strategi pengembangan yang tepat pada PPN, maka dilakukan analisis faktor eksternal terlebih dahulu untuk mengetahui kemungkinan peluang(opportunities) dan ancaman(threats) yang dihadapi. 1. Peluang(Opportunities) Peluang Pasar Jumlah Kapal di Luar Pelabuhan 2. Ancaman(Threats) Tempat Pendaratan Ikan Lain

Kebijakan Pemerintah Daerah tentang Perikanan. No Peluang (O) Bobot Rating Skor 1 Peluang Pasar 0.29 4 1.16 2 Jumlah Kapal di Luar Pelabuhan 0.20 2 0.40 Total 1.56 No Ancaman (T) Bobot Rating Skor 1 Tempat Pendaratan Ikan Lain 0.26 2 0.52 2 Kebijakan Pemerintah Daerah Tentang 0.26 1 0.26 Perikanan 1.00 Total 0.78 Total Keseluruhan 2.34 Tabel 2. Faktor Eksternal Sibolga Untuk melihat posisi faktor internal dan eksternal pada kuadran, maka untuk faktor internal dinamakan. sumbu X dan faktor eksternal dinamakan sumbu Y. sehingga terletak pada titik koordinat X,Y (2.60;2.34) 5 O 4 KUADRAN IV 3 KUADRAN I 2 1 2.60 ; 2.34 W -5-4 -3-2 -1-1 -2 1 2 3 4 5 S -3 KUADRAN III -4-5 T KUADRAN II

Berdasarkan grafik SWOT diatas, posisi SWOT berada pada kuadran I yang berarti PPN Sibolga memiliki kekuatan dan peluang sehingga berada pada Progress yangbaik. Adapun strategi yang didasarkan atas seluruh kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki PPN Sibolga dapat dilihat seperti berikut: INTERNAL EKSTERNAL PELUANG (O) 1. Peluang Pasar 2. Jumlah Kapal di Luar Pelabuhan KEKUATAN (S) 1. Memiliki jaringan pemasaran yang baik. 2. Merupakan instansi yang berlandaskan hukum 3. Fasilitas yang lengkapdibanding pendaratanikan tradisional lainnya 4. Jenis dan Jumlah Alat Tangkap 5. Jumlah Pegawai 6. Ukuran Armada Perikanan 7. Luas Lahan STRATEGI S-O 1. Dengan Jaringan pemasaran yang baik, dapat menarik kapal di luar pelabuhan untuk mendaratkan ikan hasil tangkapannya di pelabuhan. (S1, O2). 2. Menjaga dan memanfaatkan fasilitas yang ada di pelabuhan, dan dengan luas lahan yang ada dapat KELEMAHAN (W) 1. Organisasi yang kurang baik 2. Pendidikan Pegawai 3. Fasilitas Docking Kapal STRATEGI W-O 1. Mengembangkan Manajemen yang Lebih baik, untuk Mengatur strategi pasar (W1, O1). 2. Memanfaatkan sarana fasilitas docking kapal agar dapat menarik kapal di luar pelabuhan. (W3,O2).

ANCAMAN (T) 1. Tempat Pendaratan Ikan Lain 2. Kebijakan Pemerintah Daerah tentang Perikanan Tabel 3. Matriks SWOT mendistribusikan ikan secara luas. (S3,S7, O1). STRATEGI S-T 1. Dengan memperluas jaringan pemasaran yang ada, maka bisa melemahkan pendaratan ikan yang lain. (S2, O1). 2. Dengan fasilitas, pegawai yang cukup, jenis dan ukuran armada, di PPNS dapat meyakinkan pemerintah untuk melarang berdirinya tangkahan. (S3, S4, S5, S6, T2) STRATEGI W-T 1.Melaksanakan koordinasi dengan bidang/bagian lain untuk meningkatkan operasional pelabuhan. (W1, T1). 2.Meningkatkan Pelatihan yang ada kepada semua pegawai (W2, T1) Posisi PPN Sibolga berada pada kuadran I sehingga strategi yang dijalankan menurut Rangkuti (1999) adalah strategi yang progresif, yakni menggunakan kekuatan yang ada untuk meraih peluang. KESIMPULAN DAN SARAN Fasilitas yang ada di Sibolgasudah lengkap atau sudah cukup baik.fasilitas tersebut terdiri dari fasilitas pokok, fasilitas pendukung, dan fasilitas penunjang. Fungsi-Fungsi Manajemen Operasional dimulai dari Perencanaan(Planning),Pengorganisa sian(organizing),pelaksanaan(planni ng), Pengawasan(Controlling),telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Berdasarkan pengamatan di lapangan, dan setelah dianalisis menggunakan analisis SWOT maka PPN Sibolga termasuk kuadran I yang merupakan situasi yang sangat menguntungkan dan memiliki peluang dengan 11 program strategi pengembangan yang harus dijalankan. Demi terciptanya kelancaran dan ketertiban penyelenggaraan operasional PPNS maka diharapkan pihak pengelola PPNS melaksanakan segala kegiatannya sesuai dengan

prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perikanan agar dapat memberikan pelayanan prima bagi nelayan dan pengusaha perikanan setempat. DAFTAR PUSTAKA DirjenPerikananTangkap, 1994. PetunjukTeknisPengelolaanP elabuhan Perikanan.Direktorat Prasarana. Jakarta. 162 hal. Bina Handoko, H. T., 1994. Manajemen 2, BPFE D.1> Yogyakarta, Yogyakarta. Rangkuti.F, 1999.Analisis SWOT TehnikBedahKasusBisnis.Pe nerbit PT. GramediaPustaka Jakarta.184 hal. Syawaluddin, 1999. Manajemen Operasional Pangkalan Pendaratan Ikan Dumai. Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. 47 hal. Pekanbaru(tidak diterbitkan) Hamzah, F. J. 2001.Manajemen Tangkahan Perikanan di Kota Batam.Skripsi.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru. 105 hal (tidak diterbitkan)