KEBIJAKAN PRESPEKTIF DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL YANG BERWAWASAN KEPENDUDUKAN

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK DAN PELUANG TENAGA KERJA WANITA PADA SEKTOR INFORMAL

PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

POKOK BAHASAN III FENOMENA PERTUMBUHAN PENDUDUK : Perdebatan Tentang Penduduk

HASIL PERTEMUAN PENDALAMAN TEKNIS DALAM PENETAPAN PARAMETER KEPENDUDUKAN PROPINSI BENGKULU TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penduduk merupakan modal dasar dalam pembangunan, tapi dari sisi lain juga bisa

BAB I PENDAHULUAN. (disparity) terjadi pada aspek pendapatan, spasial dan sektoral. Golongan kaya

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN TAHUN A. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan adalah sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. (Muta'ali, 2010). Perubahan-perubahan yang terlihat dalam aspek ekonomi akan

Pengaruh pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan produktivitas tenaga kerja terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Jambi

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk merupakan bagian integral dari suatu negara. Komposisi dan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berharga bagi setiap bangsa. Penduduk dengan demikian menjadi modal

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam konteks bernegara, pembangunan diartikan sebagai

KERANGKA ACUAN KERJA SARASEHAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN INDONESIA Jakarta, 4 Februari 2009

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan permukiman merupakan bagian dari lingkungan binaan merupakan bagian

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BERWAWASAN KEPENDUDUKAN BAGI STAKEHOLDERS DAN MITRA KERJA DI PROVINSI BANTEN. Oleh. Riny Handayani

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Organisasi pemerintah daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan pembangunan di Indonesia diarahkan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau kontribusi dari masing-masing sektor perekonomian. Pada tahap-tahap

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan nasional suatu negara yakni melalui jumlah dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dian Kurnia Putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah dapat diartikan sebagai peningkatan taraf hidup masyarakat

BAB III Visi dan Misi

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH

I. PENDAHULUAN. membentuk sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Thomas Maltus mengatakan dalam bukunya yang berjudul Essay on the

I. PENDAHULUAN. (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang. kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. setinggi-tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak

VII KETERKAITAN EKONOMI SEKTORAL DAN SPASIAL DI DKI JAKARTA DAN BODETABEK

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 1997). ekonomi. Indikator ini pada dasarnya mengukur kemampuan suatu negara untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

IDENTIFIKASI BENTUK-BENTUK INVESTASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN OLEH SEKTOR INDUSTRI

BAB IV VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sumawinata, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, dan salah satu pemikir besar ekonomi kerakyatan Indonesia.

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

REFORMA AGRARIA SEBAGAI BAGIAN INTEGRAL DARI REVITALISASI PERTANIAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI PEDESAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perencanaan pembangunan, data kependudukan memegang peran yang

MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB III ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Bappeda Kotabaru

PERAN PEREMPUAN DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRI KECIL (Studi Kasus: Perempuan dalam Industri Batik di Kabupaten Banyumas) TUGAS AKHIR

PARADIGMA APARATUR PEMERINTAH DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PERKOTAAN (Studi Kasus: Kota Semarang) TUGAS AKHIR

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan kota-kota besar di Indonesia saat ini berada dalam tahap yang

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. penduduk harus menjadi subjek sekaligus objek pembangunan. Kualitas

Analisa Keterkaitan Ketimpangan Pembangunan Antar Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Wilayah Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang saat ini lebih ditekankan pada

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) IBUKOTA KECAMATAN TALANG KELAPA DAN SEKITARNYA

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DI PROPINSI SULAWESI TENGGARA 1) Muhammad Nur Afiat 2) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kondisi Ekonomi Pembangunan di Indonesia. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

BAB IV PENUTUP. Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mewujudkan ketahanan pangan, penciptaan lapangan kerja,

Implementasi Kebijakan Pengembangan Pertanian dalam Revitalisasi Pertanian Daerah Tertinggal Kecamatan Toboali Kabupaten Bangka Selatan.

5 Informasi Sosial-Ekonomi

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SRI HAYATI

Perekonomian Indonesia

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Visi Misi Baru, Mengembalikan Kejayaan KB?

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tugas-tugas pada posisinya tersebut. Apabila kita berbicara tentang tugas-tugas

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

EVALUASI PENERAPAN PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DALAM PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BOYOLALI

Transkripsi:

KEBIJAKAN PRESPEKTIF DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL YANG BERWAWASAN KEPENDUDUKAN Wahyu Saputra Mahasiswa Kependudukan Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya Jalan Padang Selasa No.524, Bukit Besar Palembang 30139 E-mail: milanisti_wahyu@yahoo.com ABSTRAK. Pada penulisan ini, penulis menemukan permasalahan tentang sudut pandang dari beberapa aspek pada permasalahan kependudukan yang sebenarnya. Dengan konsep pembangunan berwawasan kependudukan, guna memperbaiki permasalahan nasional di Indonesia. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor lain yang berpengaruh besar akan pembangunan yang berwawaskan kependudukan. Pada penulisan ini menggunakan kajian yang dilakukan dengan pendekatan studi literatur. Sifat kajian eksploratif-deskriptif. Sumber data berasal dari pustaka primer melalui jurnal dan pustaka sekunder buku buku yang relevan, publikasi institusi, artikel populer yang sebagian diperoleh secara online. Penulisan ini memberikan hasil bahwa permasalahan kependudukan Indonesia sangatlah kompleks, mulai dari jumlah populasi yang tinggi, rendahnya sumber daya manusia. Sesuai dengan kondisi Indonesia sekarang langkah yang paling tepat dalam pembangunan berwawasan kependudukan yaitu dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang besar ini kemudian untuk menekan laju bertambahnya penduduk yang dapat digelarkan program keluarga berencana yang lebih intensif lagi sehingga dapat menuju kesejahteraan masyarakat yang madani. Walaupun dalam pemaparan kuantitas penduduk tidak menjadi fokus utama, namun keadaan Indonesia yang memiliki TFR yang tinggi harus ditekan lajunya karena keseimbangan antara pembangunan dengan pertumbuhan penduduk mesti dalam keadaan stabil. Kata-kata kunci : Prespektif, Nasional, Pembangunan Berwawasan Kependudukan PENDAHULUAN Permasalahan kependudukan tidak pernah selesai, selalu saja mengalami pembiasan regulasi antara instansi-instansi pemerintahan yang membahas permasalahan penduduk yang tidak jauh-jauh dari sektor kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang masih mengalami pembangunan khususnya pembangunan masalah kependudukan. Masalah yang tidak kunjung usai dan terus membayangi terjadinya tsunami masyarakat jika tidak segera di antisipasi dengan segera dan serempak. Menurut Population Reference Bureau tahun 2012 bahwa sejauh ini Indonesia pada tahun 2012 memiliki jumlah penduduk 241 juta dengan TFR 2,3 dimana di proyeksikan pada tahun 2025 jumlah penduduk Indonesia akan meningkat menjadi 273,2 jutan dan pada tahun 2050 mencapai 309,4 juta. Jumlah yang tidak sedikit sedangkan kapasitas ruang dan hunian yang layak tidak pernah bertambah. Isu-isu kesenjangan sosial terus marak dibahas di media massa, semakin terlihat stratifikasi sosial yang sejauh ini masih mengkhawatirkan. Instansi-instansi masih sebagian besar berfokuskan pada fertilitas, namun dibalik itu masih ada faktor-faktor lain yang berpengaruh besar akan pembangunan yang berwawaskan kependudukan. Untuk itu kami mengkaji ulang secara studi pustaka tentang implikasi-implikasi yang berada dibalik permasalahan sosial yang telah bergerak secara radikal di negara kita. METODE Penelitian dengan judul kebijakan prespektif dalam pembangunan nasional yang berwawasan kependudukan merupakan penelitian dibidang kependudukan. Penulisan ini menggunakan kajian yang dilakukan dengan pendekatan studi literatur. Sifat kajian eksploratifdeskriptif. Sumber data berasal dari pustaka primer melalui jurnal dan pustaka sekunder buku buku yang relevan, publikasi institusi, artikel populer yang sebagian diperoleh secara online. Pemilihan data didasarkan pada indikator yang digunakan dalam kajian publikasi institusi.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kependudukan dalam integritas pembangunan nasional Pembangunan nasional diharapkan mencapai tujuan yang tepat sasaran. Dimana pembangunan nasional ditujukan untuk kesejahteraan penduduk yang dasar fundamentalnya dari penduduk itu sendiri, oleh penduduk, dan untuk penduduk, dimana pemerintah sebagai fasilisator yang cukup berperan. Menurut Tjiptoherijanto, 2002 bahwa ada beberapa yang menjadi dasar pemikiran dimana kependudukan merupakan faktor strategis dalam kerangka pembangunan nasional antara lain: 1. Beberapa alasan yang melandasi pemikiran bahwa kependudukan merupakan faktor yang sangat strategis dalam kerangka pembangunan nasional, antara lain adalah pertama, kependudukan, atau dalam hal ini adalah penduduk, merupakan pusat dari seluruh kebijaksanaan dan program pembangunan yang dilakukan. 2. Keadaan dan kondisi kependudukan yang ada sangat mempengaruhi dinamika pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. 3. Dampak perubahan dinamika kependudukan baru akan terasa dalam jangka yang panjang. Berorientasikan pada pembangunan berwawasan kependudukan Pembangunan sumber daya manusia merupakan tinjauan utama dalam pembangunan nasional yang berwawasan kependudukan. Pembangunan berwawasan kependudukan itu sendiri merupakan pembangunan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Dimana rakyat dalam hal ini merupakan penduduk yang sangat berpengaruh dalam pembangunan. Menurut Junaidi Chaniago dalam Tjiptoherijanto: 2002, seorang dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jambi mengatakan bahwa pembangunan berwawasan kependudukan mengandung dua makna sekaligus, yaitu: 1. Pembangunan berwawasan kependudukan adalah pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan kondisi penduduk yang ada. Penduduk harus dijadikan titik sentral dalam proses pembangunan. Penduduk harus dijadikan subjek dan objek dalam pembangunan. Pembangunan adalah oleh penduduk dan untuk penduduk. 2. Pembangunan berwawasan kependudukan adalah pembangunan sumberdaya manusia. Pembangunan lebih menekankan pada peningkatan sumberdaya manusia dibandingkan dengan peningkatan infrastruktur semata-mata. Dapat disimpulkan bahwa pembangunan berwawasan kependudukan berorientasikan pada partisipasi penduduk sesuai dengan pengembangan potensi sehingga meningkatkan kualitas penduduk yang menjadi tujuan dari pembangunan. Dengan meningkatnya kualitas penduduk maka dapat meningkatkan pendapatan yang diperoleh yang dalam hal ini dapat meningkatkan pula GNP negara kita sehingga isu tentang kemiskinan dan kelaparan dapat dibrantas dengan sendirinya. HASIL Kita mesti mempelajari terlebih dahulu pembangunan berwawasan kependudukan dimana pembangunan yang disesuaikan dengan potensi serta pembangunan yang disesuaikan kondisi penduduk yang ada. Diperlukan mengidentifikasikan ciri-ciri kependudukan Indonesia dimasa depan dan harus dicermati antara lain adalah: 1. Penduduk dimasa depan akan semakin tinggi pendidikannya. 2. Penduduk yang makin sehat dan angka harapan hidup naik. 3. Penduduk akan bergeser ke usia yang lebih tua. 4. Penduduk yang tinggal di perkotaan semakin banyak. 5. Jumlah rumahtangga akan meningkat namun ukurannya makin kecil. 6. Intensitas mobilitas penduduk yang makin tinggi. 7. Masih tingginya pertumbuhan angkatan kerja. 8. Terjadi perubahan lapangan kerja. Ketimpangan yang besar dalam distribusi pendapatan (kesenjangan ekonomi) dan tingkat kemiskinan yang menjadi masalah kependudukan merupakan masalah-masalah yang tidak asing bagi negara berkembang. Dalam Tambunan: 2011. Hal ini didukung dalam pemaparannya Sjarkowi:2012 bahwa keadaan Indonesia yang memiliki banyak populasi mesti diantisipasi dengan cara-cara

yang tepat. Yang dijelaskan melalui kurva dibawah ini: Menurut Todaro:2006 bahwa pertumbuhan penduduk bukanlah masalah yang sebenarnya. Inti persoalannya bukan pertumbuhan penduduk, melainkan hal-hal atau isu lain. Pertumbuhan penduduk merupakan persoalan rekaan atau masalah palsu yang sengaja diciptakan oleh badanbadan dan lembaga-lembaga milik Negara kaya dan dominan dengan tujuan menjadikan Negara-negara berkembang tetap terbelakang dan bergantung pada Negara-negara maju. Bagi kebanyakan Negara dan kawasan berkembang, pertumbuhan penduduk justru merupakan suatu hal yang dibutuhkan atau diinginkan. Ada Masalah Lain di Balik Pertumbuhan Penduduk yaitu: 1. Keterbelakangan 2. Penyusutan Sumber Daya Alam dan Kerusakan Lingkungan 3. Penyebaran Penduduk 4. Rendahnya Posisi dan Status Kaum Wanita Dengan sengaja terjadi pelemparan persoalan palsu yaitu pertama, pertumbuhan penduduk merupakan kendala utama pembangunan memiliki keterkaitan yang cukup erat dengan teori keterbelakangan-keterbelakangan neokolonial. Kedua, negara-negara kaya berusaha memaksa Negara-negara miskin untuk menerapkan program-program pengendalian kelahiran secara agresif, padahal kemajuan ekonomi Negara-negara yang sekarang maju dan kaya itu sendiri banyak didukung oleh pertambahan penduduknya yang pesat selama abad kesembilan belas. Dengan demikian demi mempertahankan status quo internasional yang sangat menguntungkan negara maju Negara Dunia Ketiga Negara Maju

Versi neo-marxiz yang radikal dari argumen ini bahkan menyatakan bahwa upayaupaya pengendalian kelahiran yang gencar dipromosikan oleh Negara-negara kaya dan badanbadan internasional sekutu mereka itu bersifat rasis, bahkan menjurus ke genocide (pemusnahan bangsa). Bangsa Minoritas dihambat Dominasi Kulit Putih Menurut Faturahman dan Dwiyanto kebijakan pembangunan nasional berwawasan kependudukan sebenarnya: 1. Visi dan arah dari pembangunan kependudukan perlu diperjelas (orientasi pada kualitas, baik dalam proses implementasi program maupun hasil yang diharapkan, yaitu kualitas penduduk, sudah saatnya menjadi arah kebijakan dan program yang baru) 2. Penduduk yang selama ini menjadi sasaran program seringkali tidak tahu ke mana arah mereka akan dibawa (Pembangunan berwawasan kependudukan hanya mungkin dikembangkan kalau sistem informasi kependudukan yang berorientasi pada pengguna bisa dikembangkan) 3. Masalah kelembagaan dalam penyusunan kebijakan dan pelaksanaan programprogram kependudukan hingga sekarang belum jelas pengaturannya Perubahan struktur seperti ini mencerminkan kurang pekanya pemerintah pusat terhadap masalah kependudukan 4. Keserasian kebijakan dan program tidak hanya dituntut pada tingkat pusat. Keserasian kebijakan dan program pada tingkat pusat atau nasional dengan daerah seharusnya menjadi salah satu sasaran kinerja program. Sudah lama isu ketidakserasian program pada tingkat pusat dengan daerah terjadi, tetapi selama ini tidak ada upaya yang serius untuk memecahkannya. 5. Perhatian seperti masalah perempuan, penduduk usia lanjut, penduduk miskin, dan penduduk di pedesaan. SIMPULAN DAN REKOMENDASI Indonesia memiliki masalah kependudukan yang kompleks, mulai dari jumlah populasi yang tinggi, rendahnya sumber daya manusia. Sesuai dengan kondisi Indonesia sekarang langkah yang paling tepat dalam pembangunan berwawasan kependudukan yaitu dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang besar ini kemudian untuk menekan laju bertambahnya penduduk yang dapat digelarkan program keluarga berencana yang lebih intensif lagi sehingga dapat menuju kesejahteraan masyarakat yang madani. Walaupun dalam pemaparan kuantitas penduduk tidak menjadi fokus utama, namun keadaan Indonesia yang memiliki TFR yang tinggi harus ditekan lajunya karena keseimbangan antara pembangunan dengan pertumbuhan penduduk mesti dalam keadaan stabil. Kualitas Kuantitas Kesejahteraan DAFTAR PUSTAKA Faturrochman dan Agus Dwiyanto. Menggagas Kebijakan Kependudukan Baru. http://fatur.staff.ugm.ac.id/file/buku% 20- %20Reorientasi%20Kebijakan%20Kep endudukan.pdf. Diakses pada tanggal 6 Okteober 2012 pukul 20.29 WIB. Population Reference Bereau. World Population Data Sheet 2012. 2012.Wahsington DC: PRB Sjarkowi, Fachrorozie. Kependudukan. 2012. Kuliah Kependudukan dan Ilmu-Ilmu Sosial. Palembang: Pascasarjana Universitas Sriwijaya Tambunan, Tulus. Perekonomian Indonesia. 2011. Jakarta: Ghalia Indonesia Tjiptoherijanto, Prijono. Dimensi Kependudukan dalam Pembangunan Berkelanjutan.

2002. Diakses pada tanggal 18 Okteober 2012 pukul 08.37 WIB. Todaro, Michael P, dan Stephen C. Smith. Pembangunan Ekonomi. Jilid 1. 2006. Jakarta: Erlangga.. Pembangunan Ekonomi. Jilid 1. 2006. Jakarta: Erlangga.