PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Ainun Sampede, Mohammad Jamhari, dan Amiruddin Kade. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Kata kunci: Model kooperatif tipe STAD, Hasil Belajar.

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair- Share Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SDN Malangga Selatan Tolitoli

Kata Kunci : Pendekatan Kontekstual, Jigsaw puzzle competition, Hasil Belajar Fisika I. PENDAHULUAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI TUMBUHAN HIJAU. Etmini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tilka Masoyang, Bonifasius Saneba, dan Anthonius Palimbong. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Ahmad Rifai, Kamaluddin, dan Amiruddin Kasim. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Abas. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA FKIP UNIB ABSTRAK

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN X. Indri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ISSN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 PENEBEL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN 1 Balukang

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Metode Discovery Learning pada Materi Sistem Pencernaan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Labuan

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Diskusi di SDN Siney

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga IPA Kelas IV SD Inpres 1 Siney

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis 1. Oleh karena itu,

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GLOBALISASI DI KELAS IV SDN NO.

Reni Dian Saputri *), Drs. Askury, M.Pd **) Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

Susilawati, Lilies, dan Bustamin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 1 Tahun 2014, ISSN: halaman 60-65

BAB III METODE PENELITIAN

Roi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 10 Karamat Melalui Media Gambar Pada Pembelajaran IPA Materi Tentang Alat-Alat Indera

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA di kelas IV SDN Sijoli Melalui Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan penelitian PTK merupakan salah satu bentuk

Agusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Parigi Pada Mata Pelajaran IPA Biologi Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA IPA KELAS V SD. Nurlianah SD Negeri Lengkongwetan I

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses penyampaian pelajaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

Action Research Literate ISSN : Vol. 1, No 1 Desember 2017

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VA2 SDN 12 Palu pada Mata Pelajaran Matematika

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 2 ISSN X. Lisnawati, Achmad Ramadhan, dan Bustamin

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Melalui Metode Eksperimen di Kelas VI SDN 21 Ampana

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu siswa kelas V SD Negeri 01 Suka Agung Barat sebanyak 23 siswa

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 11 MATARAM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP POSITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VIII A SMPN 2 MARAWOLA ABSTRAK

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

50 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG BIOLOGI DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 BANAWA Nurmah nurmaharsyad@gmail.com Guru SMP Negeri 6 Banawa Kabupaten Donggala Abstrak Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa tentang Biologi di kelas VIII SMP Negeri 6 Banawa. Jenis Penelitian adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan tatap muka dan satu kali pertemuan tes akhir siklus. Subyek penelitian sebanyak 24 siswa. Tehnik pengumpulan data menggunakan lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa dan tes hasil belajar. Indikator keberhasilan data kuantitatif menggunakan rumus ketuntasan belajar individu dan ketuntasan belajar klasikal. Indikator keberhasilan data kualitatif jika aktivitas guru dan siswa berada pada kategori baik atau sangat baik. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran Biologi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Aktivitas siswa dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa pada setiap pelaksanaan pembelajaran. Siklus I pertemuan pertemuan 1 dengan hasil 68,40% dan pertemuan 2 menjadi 71,35%. Sedangkan aktivitas guru 89,28% dengan kategori baik pada pertemuan1 dan 92,85% pada pertemuan 2 dengan kategori sangat baik. Pada siklus II akivitas siswa pertemuan 1, 71,88% dan pada pertemuan 2, 74,65% dan aktivitas guru dari 92,85% kategori sangat baik pertemuan 1 dan 96,42% pada pertemuan 2 juga berada pada kategori sangat baik. Hasil tes belajar siklus I diperoleh nilai ketuntasan belajar klasikal 70,83%, daya serap klasikal 71%. Sedangkan hasil belajar siklus II dengan ketuntasan belajar klasikal 87,5%, daya serap klasikal 77%. Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, aktivitas belajar, hasil belajar. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah bertujuan mengubah siswa menjadi lebih baik, cerdas dan berpotensi. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, banyak faktor yang saling berkaitan dan sangat menentukan keberhasilan siswa. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah: guru, siswa, sarana dan prasarana, kurikulum, lingkungan, dan metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru cenderung kurang bervariasi sehingga pembelajaran berpusat pada guru. Chotimah (2007) menjelaskan bahwa pembelajaran dengan pola berpusat pada guru dipandang kurang efektif karena kurang melibatkan kemampuan berpikir kritis siswa, kurang mengembangkan kemampuan berkolaborasi dalam proses pembelajaran, siswa kurang termotivasi dan bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa dalam pembelajaran akan lebih efektif untuk memotivasi siswa dan akan menumbuhkan kamampuan berpikir mandiri, dalam hal ini meningkatkan cara berpikir kritis dalam proses pembelajaran. Perubahan metode pembelajaran dari model pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher Centered) menjadi model pembelajaran yang berpusat pada siswa ( Student Centered), merupakan perubahan yang dapat memberi arti penting sehingga 86

87 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 1, Januari 2016 hlm 86-93 ISSN: 2089-8630 keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar dapat tercapai. Aktivitas pembelajaran dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Banawa pada mata pelajaran biologi selama ini masih tergolong rendah. Wikandari (2000) menjelaskan bahwa belajar IPA tidak hanya sekedar melihat, kemudian diingat dan dibayangkan. Agar benar-benar mengerti dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang diperolehnya, maka siswa bekerja untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu bagi dirinya sendiri dan selalu bergulat dengan ide-ide, sehingga konsep-konsep penting tersebut tertanam kuat dalam benak siswa. Hasil evaluasi belajar siswa yang tergolong rendah yang disebabkan oleh (1) aktivitas dan motivasi siswa rendah karena kurang terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran, (2) metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang bervariasi (3) dan kerjasama diantara siswa dalam proses belajar mengajar masih kurang. Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi dapat ditempuh dengan cara penerapan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa berinteraksi satu sama lain dalam kelompoknya. Interaksi siswa yang berkelanjutan mencerminkan tingkat aktivitas siswa yang tinggi dalam kelompoknya. Hal ini menunjukkan bahwa setiap siswa memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing. Saling ketergantungan merupakan semangat saling membutuhkan satu sama lain dalam menyelesaikan tugas (Devi, 2009). Untuk mengatasi hal tersebut peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division ( STAD) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa tentang Biologi di Kelas VIII SMP Negeri 6 Banawa. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dalam meningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas VIII SMPN 6 Banawa. METODE Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SMP Negeri 6 Banawa Kabupaten Donggala. Pelaksanaan penelitian yaitu pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Banawa berjumlah 24 siswa terdiri dari 9 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Desain penelitian yang dilaksanakan terdiri dari dua siklus dengan tiap siklus terdiri dari dua pertemuan dan satu kali pertemuan tes akhir siklus. Desain penelitian yang dilaksanakan adalah mengikuti desain penelitian tindakan kelas (Arikunto, dkk., 2012) yang terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Jenis dan sumber data adalahdata kuantitatif dan data kualitatif. Tehnik analisa data menggunakan rumus ketuntasan belajar individu dan ketuntasan belajar klasikal. Indikator keberhasilan data kuantitatif yaitu jika ketuntasan belajar perorangan memperoleh nilai ketuntasan individu 65% dan ketuntasan belajar klasikal diperoleh minimal 85% (Depdiknas, 2005). Indikator data kualitatif pembelajaran dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa serta hasil observasi aktivitas guru selama proses pembelajaran. Penelitian ini dinyatakan berhasil, jika aspek-aspek tersebut telah berada dalam kategori baik atau sangat baik. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Pelaksanaan penelitian Siklus I terdiri dua pertemuan yaitu pertemuan pertama

Nurmah. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) 88 dilaksanakan hari Jumat tanggal 21 Agustus 2015 dan pertemuan kedua hari Sabtu tanggal 22 Agustus 2015. Sebelum pelaksanaan tindakan terlebih dahulu menentukan nilai awal siswa. Nilai awal pada pelaksanaan penelitian ini diambil dari hasil tes pembelajaran sebelumnya. Nilai awal digunakan sebagai acuan untuk menentukan Tabel 1 Data hasil nilai Awal siswa Aspek Perolehan Hasil Jumlah Siswa 24 siswa Nilai Tertinggi 1 Siswa (90) Nilai Terendah 1 Siswa (38) Jumlah Siswa yang tuntas 13 Jumlah Siswa yang tidak tuntas 11 siswa Ketuntasan belajar Klasikal 54,17 % Daya serap Klasikal 64% Rata-Rata 63,75 pembagian kelompok-kelompok belajar siswa pada saat pelaksanaan tindakan. Nilai awal juga digunakan untuk menentukan perolehan skor perkembangan individu setiap siswa pada saat diadakan kuis diakhir pembelajaran. Perolehan nilai awal siswa disajikan pada Tabel 1 Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 24 siswa yang mengikuti tes, siswa yang memperoleh nilai tertinggi hanya 1 siswa dengan perolehan 90 dan nilai terendah juga 1 siswa dengan nilai 38. Terdapat 13 siswa yang sudah tuntas dan 11 siswa yang belum tuntas dengan nilai kriteria ketuntasan belajar minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 73. Daya serap klasikal (DSK) hanya mencapai 64% dan ketuntasan belajar klasikal (KBK) 54,17% dengan nilai rata-rata 63,75. Data tersebut masih tergolong rendah jika melihat kriteria ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan karena siswa yang belum tuntas hampir setengah dari jumlah yang siswa mengikuti tes. Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Siswa. Data hasil observasi kegiatan guru dan siswa siklus I dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD), dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung dan diamati oleh dua orang teman sejawat yang bertindak sebagai pertisipan. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 2 Tabel 2 Hasil Analisis Pelaksanaan Observasi Aktivitas Guru No Fase Indikator Siklus 1 / pertemuan 1 2 1 1 Menyiapkan siswa 3 4 2 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa 3 3 3 2 Menyajikan materi/menyampaikan informasi 3 4 4 3 Mengorganisasi siswa dalam kelompok belajar 4 4 5 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar 4 4 6 5 Evaluasi 4 3 7 6 Memberi Penghargaan 4 4 8 Jumlah Skor tercapai 25 26 9 Jumlah Skor Maksimal 28 28 10 Persentase 89,28 92,85 11 Kategori Baik Sangat baik

89 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 1, Januari 2016 hlm 86-93 ISSN: 2089-8630 Hasil tersebut pada Tabel 2 menggambarkan bahwa bservasi pelaksanaan aktivitas guru pertemuan kesatu adalah 89,28% dan pertemuan kedua 92,85%. Hasil observasi pada pertemuan kesatu masih terdapat tiga indikator yang belum terlaksana secara maksimal. Demikian juga pada pertemuan kedua masih terdapat dua indikator yang perlu ditingkatkan. Indikator tersebut terdapat pada fase menyiapkan siswa, menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, menyajikan materi/penyampaikan informasi dan untuk pertemuan kedua terdapat pada penyampaian informasi dan evaluasi. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I baik pertemuan pertama maupun pertemuan kedua disimpulkan belum mencapai hasil yang maksimal. Selanjutnya hasil pelaksanaan observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil Analisis Pelaksanaan Observasi Aktivitas Siswa No Fase Indikator Siklus 1/ pertemuan 1 2 1 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa 58,3 62,5 2 2 Menyajikan materi pelajaran 57,3 60,4 3 3 Mengorganisasi siswa dalam kelompok belajar 74,0 79,2 4 4 Membimbing kelompok dan belajar 56,3 59,4 5 5 Evaluasi 79,2 81,3 6 6 Memberi Penghargaan 85,4 84.4 7 Jumlah Skor tercapai 394 411 8 Jumlah Skor Maksimal 576 576 9 Persentase 68,40 71,35 Hasil analisis pelaksanaan observasi kegiatan siswa pada Tabel 3, menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa pada pertemuan 1 siklus I dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh rata-rata 68,40%. Perolehan ini belum mencapai indikator yang ditentukan karena masih terdapat tiga fase pembelajaran dari enam fase yang diterapkan dengan perolehan aktivitas belajar siswa berada pada kategori rendah yaitu pada fase pembimbingan kelompok belajar dengan 56,3%, fase penyajian materi pembelajaran 57,3% dan fase penyampaian tujuan dan memotivasi siswa 58,3%. Data tersebut menggambarkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran siklus I. Dari hasil uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas siswa dari pertemuan kesatu kepertemuan berikutnya. Meskipun peningkatannya tidak terlalu besar namun pada umumnya setiap fase mengalami peningkatan. Hasil perolehan siklus 1 menunjukkan bahwa kegiatan siswa belum terlaksana dengan baik, hal ini terjadi karena semua indikator belum terlaksana secara maksimal. Selanjutnya hasil tes siklus I dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Analisis Data Tes Akhir Siklus I No. Aspek Perolehan Siklus I 1 Jumlah Siswa 24 2 Nilai tertinggi 87 3 Nilai terendah 33 4 Jumlah Siswa yang tuntas 17 5 Jumlah Siswa yang tidak tuntas 7 6 Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal 70,83% 7 Persentase Daya serap Klasikal 71% 8 Nilai rata-rata 70,83

Nurmah. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) 90 Berdasarkan hasil tes siklus I seperti yang terdapat pada Tabel 4. diperoleh data yaitu dari 24 siswa yang mengikuti tes, siswa yang tuntas sebanyak 17 orang dan yang tidak tuntas sebanyak 7 orang, daya serap klasikal 71% dan ketuntasan belajar klasikal 70,83% serta diperoleh nilai rata-rata yakni 70,83. Jika dilihat dari hasil perolehan siswa di siklus 1, salah satu indikator keberhasilan penelitian telah tercapai seperti yang ditentukan pada penelitian ini yakni daya serap klasikal telah memenuhi ketentuan minimal 65% namun indikator ketuntasan belajar klasikal belum tercapai yakni minimal 85% siswa yang telah tuntas individual. Data di atas menunjukkan hasil tes siswa siklus I dengan menggunakan model pembelajaran STAD belum mencapai hasil yang maksimal sehingga penelitian ini dinyatakan belum berhasil dan dilanjutkan kesiklus berikutnya. Refleksi Refleksi pelaksanaan siklus I diadakan dengan tujuan untuk mengevaluasi data hasil tes evaluasi akhir, hasil observasi kegiatan guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan dan hasil kuis tiap pertemuan. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kekurangan dan kelebihan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Kekurangan yang didapatkan pada observasi aktivitas siswa: (1) masih terdapat siswa yang kurang termotivasi terhadap proses pembelajaran. Hal ini disebabkan siswa tersebut kurang mampu bekerja sama pada diskusi kelompok serta kurangnya referensi yang dimiliki siswa, (2) Siswa kurang mampu mengemukakan pendapat dalam hal menanggapi pertanyaan, (3) hasil kuis dan tes akhir belum maksimal dan indikator keberhasilan belum tercapai. Sedangkan kekurangan pelaksanaan tindakan yang terjadi pada guru adalah: (1) pemberian apresiasi dan motivasi masih kurang maksimal (2) pemberian penguatan dan penghargaan pada siswa yang menjawab pertanyaan (3) tidak mengaitkan materi dengan pelajaran sebelumnya. Siklus II Perencanaan Rencana pelaksanaan siklus II dibuat berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus I. Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki kekurangan-kekuranagn yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran siklus I. Pada siklus II kompetensi dasar yang dibahas adalah sistem pencernaan pada manusia dengan materi pada pertemuan pertama Makanan dan fungsinya bagi manusia sedangkan pertemuan kedua kompetensi dasar yang sama dengan materi yang berbeda yakni Saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Perencanaan pembelajaran siklus II yang dilakukan peneliti antara lain: Menyusun RPP pertemuan pertama dan kedua dengan memperhatikan hasil refleksi siklus I, Menyusun LKS yang akan dibahas pada setiap pertemuan oleh kelompok-kelompok belajar, Menyusun soal kuis yang akan diberikan pada akhir pertemuan, Menyusun dan mengembangkan alat evaluasi atau test akhir siklus II untuk mengetahui ketercapaian pembelajaran. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan pembelajaran Siklus II terdiri dua kali pertemuan yaitu pertama dilaksanakan hari Sabtu tanggal 29 Agustus 2015 dan pertemuan kedua hari Jumat tanggal 4 September 2015. Pembelajaran pada siklus II terdiri dari dua pertemuan waktu yang disediakan adalah 4 x 40 menit untuk penyajian materi (dua kali pertemuan), satu kali pertemuan 2 x 40 menit untuk mengadakan tes siklus II. Observasi Hasil observasi pelaksanaan tindakan pada siklus II yang dilakukan oleh dua orang guru sebagai observer bahwa pelaksanaan tindakan telah mengalami kemajuan dan telah terlaksana sesuai rencana. Hal ini dapat dilihat dari hasil obsevasi kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran

91 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 1, Januari 2016 hlm 86-93 ISSN: 2089-8630 berlangsung. Sebagai contoh saat diskusi kelompok berlangsung, telah terlihat beberapa siswa begitu antusias pada kegiatan diskusi kelompok. Demikian juga pada saat diskusi kelas, keberanian siswa untuk tampil di depan kelas mengalami peningkatan. Tabel 5 Hasil Analisis Pelaksanaan Observasi Aktivitas Guru Siklus II No Fase Indikator Siklus 2/ pertemuan 1 2 1 1 Menyiapkan siswa 4 4 2 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa 4 4 3 2 Menyajikan materi pelajaran 3 4 4 3 Mengorganisasi siswa dalam kelompok belajar 3 4 5 4 Membimbing kelompok dan belajar 4 4 6 5 Evaluasi 4 3 7 6 Memberi Penghargaan 4 4 8 Jumlah Skor tercapai 26 27 9 Jumlah Skor Maksimal 28 28 10 Persentase 92,85 96,42 Hasil tersebut pada Tabel 5 menggambarkan bahwa observasi pelaksanaan aktivitas guru siklus II telah mencapai hasil yang maksimal meskipun belum mencapai 100%. Pada pertemuan kesatu persentasi ketercapaian adalah 92,85% dan pertemuan kedua 96,42%. Tabel 6 Hasil Analisis Pelaksanaan Observasi Aktivitas Siswa Siklus II No Fase Indikator Siklus 2/ pertemuan 1 2 1 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa 62,5 68,8 2 2 Menyajikan materi pelajaran 61,5 63,5 3 3 Mengorganisasi siswa dalam kelompok belajar 78,1 82,3 4 4 Membimbing kelompok dan belajar 59,4 61,5 5 5 Evaluasi 82,3 84,4 6 6 Memberi Penghargaan 87,5 87,5 7 Jumlah Skor tercapai 414 430 8 Jumlah Skor Maksimal 576 576 9 Persentase 71,88 74,65 Tabel 6 menggambarkan hasil observasi pelaksanaan aktivitas siswa pertemuan kesatu siklus II mencapai 71,88% dan meningkat menjadi 74,65% di pertemuan kedua. Semua fase mengalami peningkatan kecuali fase keenam memberi penghargaan. Pada fase ini guru dituntut lebih kreatif lagi dalam memberi penghargaan, karena salah satu cara untuk memotivasi dan mengaktifkan siswa dalam pembelajaran adalah dengan pemberian reward atau penghargaan kepada siswa atas prestasi yang telah di capai baik individu maupun kelompok.

Nurmah. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) 92 Tabel 7. Hasil Analisis Data Tes Akhir Siklus II No. Aspek Perolehan Siklus I 1 Jumlah Siswa 24 2 Nilai tertinggi 93 3 Nilai terendah 47 4 Jumlah Siswa yang tuntas 21 5 Jumlah Siswa yang tidak tuntas 3 6 Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal 87,5% 7 Persentase Daya serap Klasikal 77% 8 Nilai rata-rata 76,67 Berdasarkan hasil tes siklus II seperti yang terdapat pada Tabel 7 diperoleh data yaitu dari 24 siswa yang mengikuti tes, siswa yang tuntas sebanyak 21 orang dan yang tidak tuntas sebanyak 3 orang, daya serap klasikal 77% dan ketuntasan belajar klasikal 87,5% serta diperoleh nilai rata-rata yakni 76,67. Hasil belajar yang tergambar pada perolehan nilai siswa diakhir siklus II menunjukkan adanya peningkatan. Peningkatan hasil belajar ini erat kaitannya dengan aktivitas dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran juga tidak terlepas dari aktivitas dan kegiatan guru sebagai motivator dan fasilitator. Sudjana dan Rivai (2009) menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan gambaran kemampuan siswa setelah melalui tahapan-tahapan pengalaman belajar hingga mencapai tujuan pembelajaran dalam satu kompetensi dasar. Faktor lain yang lebih mendukung peningkatan hasil belajar ini adalah penerapan model pembelajaran yang sesuai juga sangat membantu memotivasi siswa dan meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam proses belajar menagajar. Trianto (2007) mengatakan bahwa maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Refleksi Siklus II Refleksi pelaksanaan tindakan siklus II untuk melihat hasil pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan sesuai perencanaan pembelajaran dan hasil refleksi siklus 1 serta hasil diskusi dengan partisipan. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki hal-hal yang menjadi masalah dan kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada siklus 1. Setelah pelaksanaan tindakan siklus II, dilakukan refleksi lagi untuk mengetahui hasil yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus II. Hasil refleksi siklus II berdasarkan hasil observasi aktivitas guru adalah sebagai berikut: Guru telah berusaha maksimal memberi apresiasi dan motivasi kepada siswa, Guru telah berusaha maksimal membimbing siswa dalam diskusi kelompok dan hal ini telah menunjukkan perubahan dan hasil yang lebih baik dari siklus sebelumnya selama proses pembelajaran, Hal-hal yang menjadi kekurangan di siklus I menjadi perhatian guru untuk ditingkatkan pada siklus II. Adapun hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus II berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa adalah: Keberanian siswa dalam bertanya telah mengalami perubahan, siswa termotivasi untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan yang muncul, meskipun persentase perubahan tersebut masih kecil dan belum mencapai hasil yang diinginkan, Pemahaman siswa tentang kompetensi dasar yang diajarkan juga mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai tes pada siklus 2, Aktivitas belajar siswa juga meningkat hal ini dapat dilihat dari hasil tes

93 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 1, Januari 2016 hlm 86-93 ISSN: 2089-8630 dan lembar observasi kegiatan siswa yang mengalami peningkatan. Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa aktivitas siswa pada siklus I masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan disetiap fase pembelajaran. Indikator yang perlu ditingkatkan adalah keberanian siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat serta merespon pertanyaan masih sangat kurang. Hal ini terjadi karena aktivitas siswa dalam pembelajaran belum maksimal. Selain aktivitas guru dan siswa yang belum memuaskan, hasil tes akhir siswa juga menunjukkan nilai yang masih rendah. Hasil tersebut mengalami perubahan pada siklus II baik dari segi aktivitas perorangan maupun aktivitas kelompok dalam pembelajaran. Kekurangan-kekurangan yang muncul pada pertemuan pertama sudah dapat diminimalkan pada pertemuan berikutnya. Hal ini erat hubungannya dengan langkah-langkah model pembelajaran yang diterapkan dimana pada pertemuan pertama belum terlaksana dengan baik namun diminimalisir pada pertemuan berikutnya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Banawa pada mata pelajaran biologi dengan peningkatan aktivitas belajar siswa sebesar 11%. Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Banawa pada mata pelajaran biologi yang dilaksanakan sesuai dengan tahapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan ketuntasan belajar klasikal (KBK) adalah dari 70.83% menjadi 87,5% dan daya serap klasikal (DSK) dari 71% menjadi 77%. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S., Suhardjono, dan Supardi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Chotimah, H. 2007. Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Biologi dalam Pendekatan Kontekstual melalui Model Pembelajaran Think Pair Share pada Peserta Didik Kelas X-6 SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang. PenelitianPendidikan. 17(1): 103 109. Devi, K. P. 2009. Model pembelajaran langsung dan kooperatif. Jakarta: PPPPTK IPA untuk Program BERMUTU. Depdiknas. 2005. Ilmu Pengetahuan Alam (Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas). Jakarta: DEPDIKNAS. Sudjana, N. dan A. Rivai. 2009. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Trianto. 2007. Model-model pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Wikandari, P. R. 2000. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivitas dalam Pengajaran. Edisi ketiga. BukuAjar. Surabaya: Pusat Studi Matematika dan IPA. Universitas Negeri Surabaya.