BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti ini merujuk penelitian-penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH EX-DIVIDEND DATE TERHADAP HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atas saham-saham yang dimiliki oleh investor tersebut. Para investor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian terdahulu oleh beberapa penulis, antara lain :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam penelitian ini, maka peneliti mencoba untuk mereview kembali penelitianpenelitian

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi

II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang

BAB II LANDASAN TEORI. Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan

II. LANDASAN TEORI. Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen

BAB II TELAAH TEORETIS DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal

II. LANDASAN TEORI. laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

Dividen dan Pembelian Kembali Saham. Rita Tri Yusnita, SE., MM.

Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang

I. PENDAHULUAN. indonesia yang mengalami peningkatan antara lain nilai Gross Domestic Product

I. PENDAHULUAN. tren pertumbuhan yang membaik. Hal ini dilihat dari beberapa indikator ekonomi

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah

KEBIJAKAN DIVIDEN. 4. Stock Repurchase, Stock Split dan Stock Dividend. 1. Pengertian Kebijakan Dividen 2. Teori Dividen 3. Bentuk Kebijakan Dividen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kas maupun dalam bentuk lainnya. Dividen merupakan konsekuensi yang muncul

BAB VI KEBIJAKAN DIVIDEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Pasar modal menurut Keppres No.60 tahun 1988 ialah bursa yang merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti ini merujuk penelitian-penelitian

BAB I PENDAHULUAN. oleh manajer untuk menginformasikan prestasi prospek perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. barometer kondisi perekonomian suatu negara. Hal ini didasarkan pada fungsi pasar

BAB II LANDASAN TEORI. Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. tambahan tersebut dapat diperoleh dari investor yang menanamkan modalnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibagikan perusahaan dapat berupa tunai (cash dividend) yaitu kepada setiapp

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut John E. Junarsin ( ketika sebuah perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bermacam investasi ditawarkan dengan menjanjikan banyak keuntungan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang


BAB II LANDASAN TEORI. yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinnya (Baridwan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY)

KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY)

BAB I PENDAHULUAN. modal di Indonesia karena berfungsi sebagai perantara bagi pihak yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Indikator dari perekonomian suatu negara dapat dilihat dari pergerakan sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar Modal merupakan tempat diperjualbelikannya berbagai instrumen

REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN DIVIDEN KAS (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

Muniya Alteza

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Budi Hardiatmo dan Daljono (2013) Penelitian ini mengambil topik tentang analisis faktor - faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham untuk memperoleh pendapatan (dividen atau capital gain) di masa

BAB I PEDAHULUAN. adalah perkembangan politik. Sebagai contoh, dengan terpilihnya Donald

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada investor, yaitu keuntungan berupa dividen dan capital gain. Capital gain

Kebijakan Dividen 1 BAB 11 KEBIJAKAN DIVIDEN

BAB I PENDAHULUAN. imbalan atau pendapatan dari dana yang diinvestasikan berupa dividen atau capital

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan perekonomian dunia dan iklim investasi dalam

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar yang memperdagangkan surat berharga (efek)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin ketat, membuat perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Objek Penelitian

BAB II. Tinjauan Pustaka. baik dalam bentuk kas maupun saham kepada para pemegang saham suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 10 KEBIJAKAN DIVIDEN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuntungan bagi investor yaitu keuntungan berupa dividend. gain. Capital gain diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen

BAB I PENDAHULUAN. penawaran, sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi perekonomian. suatu negara. (Kamus Pasar Uang dan Modal: 1992)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KEBIJAKAN DEVIDEN. 1. Beberapa Teori Kebijakan Dividen :

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal merupakan salah satu leading indicator dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang. atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini, antara lain sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. cara meningkatkan nilai perusahaan. Harga pasar saham menunjukkan nilai perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tunai adalah sumber aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

BAB II VARIABEL YANG MEMPENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan sebuah keputusan investasi. Karena hal ini mempunyai dampak

CHAPTER 16. Distributions to Shareholders: Dividends and Repurchases. 9/29/2011 Magsi UNS 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Debt To Equity Ratio (DER) dan Devidend Payout Ratio (DPR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tipe dan Cara Pembayaran Dividen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai harapan akan mendapatkan keuntungan dari modal yang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan, laba dalam jangka panjang, dan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti ini merujuk penelitian-penelitian sebelumnya. Berikut ini adalah perbedaan antara penelitian terdahulu dan sekarang. R. Andi Sularso (2003) menganalisis pengaruh pengumuman ex-dividend date di Bursa Efek Jakarta, dengan mengambil sampel 14 saham. Sampel dibagi menjadi dua, yaitu dividen naik dan dividen turun. Periode penelitian selama 120 hari yang dibagi menjadi dua periode yaitu periode estimasi selama 90 hari dan periode peristiwa selama 30 hari termasuk 15 hari sebelum dan sesudah event. Teknik analisis yang digunakan adalah Paired Sample t-test. Hasil penilitian yang dilakukan Sularso adalah harga saham bereaksi negatif terhadap informasi pengumuman dividen naik pada saat ex-dividen date, dan bereaksi positif terhadap informasi pengumuman dividen turun pada saat ex-dividend date. Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis terdapat persamaan dengan penelitian sebelumnya yaitu: (1) sama-sama meneliti pengaruh ex-dividen date terhadap harga saham, (2) sama-sama menggunakan teknik analisis Paired Sample t-test. Tetapi dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis terdapat beberapa perbedaan yaitu, Periode yang digunakan dalam penelitian sebelumnya adalah 2000-2002, sedangkan penelitian ini mengambil periode 2007-2012. 8

9 Lani Siaputra dan Adwin Surja Admadja (2006) menguji pengaruh pengumuman dividen terhadap perubahan harga saham sebelum dan sesudah exdividend date di bursa efek jakarta (BEJ). Sampel yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Lani Siaputra dan Adwin Surja Admadja ini adalah perusahaan yang listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode tahun 2001-2004 dan secara terus-menerus membagikan dividen dari periode tahun 2001-2004. Teknik analisis yang digunakan adalah pengujian Paired Sample t-test. Hasil penelitiannya yang pertama adalah harga saham akan mengalami penurunan pada saat setelah ex-dividend date. Yang kedua besarnya nilai penurunan harga saham hampir setara dengan dividen perlembar saham yang dibagikan kepada investor. Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis terdapat beberapa persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lani Siaputra dan Adwin Surja Admadja yaitu: 1) Sama-sama meneliti pengaruh ex-dividen date terhadap harga saham, 2) Sama-sama menggunakan teknik analisis Paired Sample t-tests. Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis terdapat juga perbedaan, yaitu periode yang digunakan dalam penelitian sebelumnya adalah 2001-2004, sedangkan penelitian ini mengambil periode 2007-2012. Mohamad Reza Pahlevi (2008) meneliti tentang pengaruh pengumuman dividen terhadap harga saham perusahaan sektor keuangan pada saat ex-dividend date di bursa efek indonesia (BEI) pada tahun 2008. Sampel penelitiannya adalah semua perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

10 selama tahun 2007 dan 2008 dan menggunakan teknik analisis Paired Sample t- Test. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mohamad Reza Pahlevi adalah secara umum harga saham perusahaan sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami penurunan pada saat ex-dividend date. Penelitian yang dilakukan oleh Mohamad Reza Pahlevi ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, yaitu: 1) Sama-sama meneliti pengaruh ex-dividen date terhadap harga saham. 2) Sama-sama menggunakan teknik analisis Paired Sample t-test. Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis terdapat juga perbedaan dengan penelitian sebelumnya, yaitu sampel yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah perusahaan sektor keuangan, sedangkan penelitian ini menggunakan sampel perusahaan dalam indeks LQ 45 pada periode 2007-2012.

11 Tabel 1.1 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Tujuan Variabel Sampel Teknik Analisis Hasil R. Andi Sularso (2003) Lani Siaputra dan Adwin Surja Atmadja (2006) Mohamad Reza Pahlevi (2008) Untuk menganalisis pengaruh pengumuman ex-dividend date di Bursa Efek Jakarta Untuk menganalisis pengaruh ex-dividen date terhadap perubahan harga saham di Bursa Efek Jakarta Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari pengumuman dividen terhadap harga saham perusahaan sektor keuangan pada saat exdividend date di Bursa Efek Indonesia pada Ex-dividend date, return saham Dividen, harga saham Ex-dividend date, harga saham 14 saham yang listed di Bursa Efek Jakarta dari tahun 2000-2002 Emiten yang listing di BEJ antara tahun 2001-2004 Perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode Januari 2007 hingga Desember 2008 Paired t-test Paired t-test Paired t-test Sample Sample Sample Harga saham bereaksi negatif terhadap informasi pengumuman dividen naik pada saat ex-dividen date, dan bereaksi positif terhadap informasi pengumuman dividen turun pada saat ex-dividend date. Nilai rata-rata harga saham sebelum ex-dividend date akan mengalami kenaikan dan nilai rata-rata harga saham sesudah ex-dividend date akan mengalami penurunan dan besarnya nilai penurunan harga saham hampir setara dengan dividen perlembar saham yang dibagikan kepada investor. secara umum harga saham perusahaan sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami penurunan pada saat ex-dividend date.

12 tahun 2008 Fatkor Rohman (2013) Untuk menguji pengaruh ex-dividend date terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2012 Dividen, perubahan harga saham Indeks LQ 45 selama periode tahun 2007-2012. Paired Sample t-test Ex-dividend date berpengaruh negatif terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia dan perubahan harga saham tidak setara dengan dividen per lembar saham yang dibagikan. Sumber : Data diolah

13 2.2 Landasan Teori Pada sub ini akan diuraikan teori-teori yang pendukung yang nantinya digunakan sebagai dasar dalam menyusun kerangka pemikiran maupun merumuskan hipotesis. 2.2.1 Dividen Dividen adalah suatu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan baik dalam bentuk kas maupun saham kepada para pemegang saham suatu perusahaan sebagai proporsi dari jumlah saham yang dimiliki oleh pemilik. Dividen Per Share (DPS) merupakan total semua dividen yang dibagikan pada tahun buku sebelumnya, baik dividen intern, dividen total atau dividen saham. Pembayaran dividen pada hakikatnya merupakan komunikasi secara tidak langsung kepada para pemegang saham tentang tingkat profitabilitas yang dicapai perusahaan. Pembayaran ini diambil dari sebagian keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam kegiatan operasinya. Sedangkan sebagian lagi akan diinvestasikan untuk hal yang lebih menguntungkan. Terkait hal ini manajer keuangan sebagai orang dalam perusahaan yang mempunyai jalur informasi monopolistik tentang cash flow perusahaan, sebaiknya memilih untuk menciptakan isyarat komunikasi yang jelas mengenai masa depan perusahaan apabila mereka mempunyai dorongan yang tepat untuk melakukannya. Salah satu isyarat komunikasi yang baik yaitu melalui pembayaran dividen.

14 2.2.2 Jenis-jenis Dividen Terdapat beberapa jenis dividen yang dapat dibayarkan kepada para pemegang saham, tergantung pada posisi dan kemampuan perusahaan bersangkutan. Berikut ini adalah jenis-jenis dividen menurut Brigham & Houtson (2006 : 95): a. Cash Dividend (Dividen Tunai) Cash dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk uang tunai. Pada umumnya cash dividend lebih disukai oleh para pemegang saham dan lebih sering dipakai perseroan jika dibandingkan dengan jenis dividen yang lain. b. Stock Dividend (dividen saham) Stock dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham, bukan dalam bentuk uang tunai. Pembayaran stock dividend juga harus disarankan adanya laba atau surplus yang tersedia, dengan adanya pembayaran dividen saham ini maka jumlah saham yang beredar meningkat, namun pembayaran dividen saham ini tidak akan merubah posisi likuiditas perusahaan karena yang dibayarkan oleh perusahaan bukan merupakan bagian dari arus kas perusahaan. c. Property dividend (dividen barang) Property dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk barang (aktiva selain kas). Property dividend yang dibagikan ini haruslah merupakan barang yang dapat dibagi-bagi atau bagian-bagian yang homogeny serta penyerahannya kepada pemegang saham tidak akan mengganggu kontinuitas perusahaan.

15 d. Script Dividend Script dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk surat (script) janji hutang. Perseroan akan membayar sejumlah tertentu dan pada waku tertentu, sesuai dengan yang tercantum dalam script tersebut. Pembayaran dalam bentuk ini akan menyebabkan perseroan mempunyai hutang jangka pendek kepada pemegang script. e. Liquidating dividend Liquidating dividend adalah dividen yang dibagikan berdasarkan pengurangan modal perusahaan, bukan berdasarkan keuntungan yang diperoleh perusahaan. 2.2.3 Prosedur Pembayaran Dividen Prosedur pembayaran aktualnya adalah sebagai berikut (Brigham & Houtson, 2006 : 92): 1. Tanggal deklarasi (declaration date) adalah tanggal dimana para direksi perusahaan mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengumumkan pembayaran dividen. 2. Tanggal pemegang saham tercatat (holder-of-record date)artinya jika daftar yang dimiliki perusahaan menyatakan saham sebagai seorang pemilik pada tanggal hari ini, maka pemegang saham tersebut akan menerima dividen 3. Tanggal eks dividen (ex-dividend date) adalah tanggal dimana hak atas dividen saat ini tidak lagi menyertai sebuah saham, biasanya dua hari kerja sebelum tanggal pemegang saham tercatat.

16 4. Tanggal pembayaran adalah tanggal dimana sebuah perusahaan benar-benar mengirimkan cek pembayaran dividennya. 2.2.4 Teori Kebijakan Dividen Bringham & Houtson (2006 : 70) menyebutkan terdapat tiga teori dari preferensi investor mengenai kebijakan dividen dan dua isu teoritis lainnya yang dapat mempengaruhi pandangan kita terhadap kebijakan dividen yaitu: 1) Dividend irrelevance theory Dividend Irrelevance Theory adalah suatu teori yang menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Jika kebijakan dividen tidak memiliki pengaruh yang signifikan, maka kebijakan tersebut akan irelevan. Pendukung utama dari teori irelevansi dividen (dividend irrelevance theory) ini adalah Merton Miller dan Franco Modigliani (MM). Mereka berpendapat bahwa nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasar untuk menghasilkan laba dan risiko bisnisnya. Dengan kata lain, MM berpendapat bahwa nilai dari sebuah perusahaan akan tergantung hanya pada laba yang diproduksi oleh aktiva-aktivanya, bukan pada bagaimana laba tersebut akan dibagi menjadi dividend an laba saldo ditahan. 2) Bird in the hand-theory Bird In The Hand-Theory di ungkapkan oleh Gordon dan Lintner menyatakan bahwa ks (tingkat pengembalian) turun seiring dengan peningkatan pembayaran dividen karena para investor kurang yakin akan penerimaan dari keuntungan modal yang seharusnya berasal dari saldo laba ditahan dibandingkan dengan penerimaan dari pembayaran dividen. Gordon dan lintner mengatakan,

17 secara tidak langsung, investor menilai dolar dari dividen yang diharapkan karena komponen imbal hasil dividen, D1/P0, lebih tidak berisiko jika dibandingkan dengan komponen g dalam persamaan total pengembalian yang diharapkan, ks = D1/P0 + g. 3) Teori preferensi pajak Terdapat tiga alasan yang berhubungan dengan pajak mengapa kita dapat berpikiran bahwa investor mungkin akan lebih menyukai pembayaran dividen yang rendah ketimbang menerima pembayaran yang tinggi: (1) Keuntungan modal jangka panjang biasanya dikenakan pajak dengan tarif 20 persen, sedangkan laba dividen dikenakan pajak dengan tarif efektif yang dapat mencapai angka maksimal 38,6 persen. Oleh sebab itu, investor yang kaya (yang memiliki saham yang lebih banyak dan menerima sebagian besar dividen) mungkin lebih menyukai perusahaan menahan dan menanamkan kembali labanya ke dalam bisnis. Pertumbuhan laba mungkin akan mengarah pada kenaikan harga saham, dan akibatnya keuntungan modal yang pajak rendahnya akan menggantikan dividen yang pajaknya tinggi. (2) Pajak atas keuntungan tidak akan dibayarkan sampai saham tersebut dijual. Karena adanya pengaruh nilai waktu, satu dolar pajak yang dibayarkan di masa depan akan memiliki biaya efektif yang lebih rendah daripada satu dolar yang dibayarkan sekarang. (3) Jika sebuah saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal dunia, keuntungan modal saham tersebut tidak akan dikenakan pajak sama sekali, para ahli waris yang menerimanya dapat menggunakan nilai saham pada saat kematian sebagai dasar

18 harga perolehan mereka sehingga sepenuhnya terhindar dari pajak keuntungan modal. 4) Pengaruh Klien (clientele effect) Teori ini menyatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih menyukai suatu Dividen Payout Ratio yang tinggi. Sebaliknya kelompok pemegang saham yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan. Jika ada perbedaan pajak bagi individu maka pemegang saham yang dikenai pajak tinggi lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Kelompok ini lebih senang jika perusahaan membagi dividen yang kecil. Sebaliknya kelompok pemegang saham yang dikenai pajak relatif rendah cenderung menyukai dividen yang besar. Bukti empiris menunjukkan bahwa efek dari Clientele ini ada. Tetapi menurut MM hal ini tidak menunjukkan bahwa lebih baik dari dividen kecil, demikian Clientele ini hanya mengatakan bahwa bagi sekelompok pemegang saham, kebijakan dividen tertentu lebih menguntungkan mereka. 5) Teori Pensinyalan (Signaling Hypothesis) Pembagian dividen tunai dapat dipandang sebagai indikator oleh para investor, sehingga dapat mempengaruhi harga saham perusahaan. Dividen mempunyai dampak terhadap harga saham karena dividen mengkomunikasikan informasi atau isyarat mengenai profitabilitas perusahaan. Ada bukti empiris

19 bahwa jika ada kenaikan dividen, sering diikuti dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya penurunan dividen pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini dapat dianggap sebagai bukti bahwa para investor lebih menyukai dividen dari pada capital gains. Tetapi MM berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen yang diatas biasanya merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik dividen masa mendatang. Sebaliknya, suatu penurunan dividen atau kenaikan dividen yang dibawah kenaikan normal (biasanya) diyakini investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan menghadapi masa sulit dividen waktu mendatang. Seperti teori dividen yang lain, teori Signaling Hypothesis ini juga sulit dibuktikan secara empiris, bahwa perubahan dividen mengandung beberapa informasi. Tetapi sulit dikatakan apakah kenaikan dan penurunan harga setelah adanya kenaikan dan penurunan dividen semata-mata disebabkan oleh efek sinyal atau disebabkan karena efek sinyal dan preferensi terhadap dividen. 2.2.6 Studi Peristiwa (Event Study) Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat (Jogiyanto, 2010 : 410). Jika pengumuman mengandung informasi, maka pasar diharapkan akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan

20 dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Penelitian yang mengamati dampak dari pengumuman informasi terhadap harga sekuritas disebut dengan event study (Eduardus Tandelilin, 2010 : 364). Penelitian event study umumnya berkaitan dengan seberapa cepat suatu informasi yang masuk ke pasar dapat tercermin pada harga saham. Menurut Eduardus Tandelilin, standar metodologi yang biasanya digunakan dalam event study ini adalah : 1) Mengumpulkan sampel, yaitu perusahaan-perusahaan yang mempunyai pengumuman yang mengejutkan pasar (event) 2) Menentukan hari pengumuman atau event. 3) Menentukan periode pengamatan. 4) Menghitung return masing-masing sampel setiap hari selama periode pengamatan. 5) Menghitung return abnormal, yaitu dihitung dengan mengurangi return aktual yang sebenarnya terjadi dengan return yang diharapkan. 6) Menghitung rata-rata return abnormal semua sampel setiap hari. 7) Terkadang return abnormal harian tersebut digabungkan untuk menghitung return abnormal kumulatif selama periode tertentu. 8) Mempelajari dan mendiskusikan hasil yang diperoleh.

21 2.2.7 Ex-divident Date dan Harga Saham Ex-dividend date adalah tanggal dimana hak atas dividen periode berjalan dilepaskan dari sahamnya, sehingga investor yang membeli saham pada tanggal tersebut tidak berhak atas dividen yang telah diumumkan sebelumnya. Investor pada ex-dividend date secara otomatis akan berpikir bahwa pembagian dividen akan memberikan dampak pada harga saham. Pemikiran ini disebabkan karena investor telah kehilangan hak atas return dari dividen dan melihat prospek ke depan perusahaan yang membagi dividen. Pada pemikiran pertama (Suad Husnan, 2001 : 347), investor yang berkeinginan mendapat keuntungan dari capital gain, lebih memilih untuk tidak membeli saham tersebut. Dengan demikian harga saham tersebut akan mengalami penurunan sebanding dengan nilai dari return yang telah hilang. Sedangkan pada pemikiran kedua, investor melihat bahwa apabila perusahaan mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar dividen kepada pemegang saham, maka akan mempengaruhi cash flow perusahaan yang nantinya dapat mengganggu operasi perusahaan. Apabila dana yang dikeluarkan bisa mengganggu jalannya operasi, otomatis dapat juga menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Adanya dua pemikiran tersebut secara logika akan mendorong harga atau nilai saham di pasar mengalami penurunan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Lani Siaputra dan Adwin Surja Admadja (2006), pada pengujian terhadap besarnya nilai perubahan harga saham dengan nilai dividen per lembar saham yang dibagikan dapat disimpulkan, bahwa besarnya nilai perubahan harga saham secara statistik tercermin dalam besarnya

22 nilai dividen per lembar saham yang dibagikan. Hal ini berarti, bahwa harga saham berubah hampir sebesar nilai dividen per lembar saham yang dibagikan. 2.3 Kerangka Pemikiran Gambar 2.1 Kerangka pemikiran Pengumuman Dividen Tunai Ex-dividend Date Harga Saham Turun Turunnya Harga Sebesar dengan Nilai Dividen yang dibagikan Ketika terjadi ex-dividend date harga saham akan cenderung mengalami penurunan karena para pemegang saham kehilangan hak atas dividen yang dibagikan. Investor yang berkeinginan mendapat keuntungan, cenderung akan memilih untuk tidak berada dalam posisi beli (long position). Dengan demikian harga saham tersebut akan mengalami penurunan sebanding dengan nilai dari return yang telah hilang. 2.4 Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan teori, maka hipotesis dari penelitian ini adalah :

23 1) Ex-dividen date berpengaruh negatif terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2) Penurunan harga saham setara dengan nilai dividen per lembar saham yang dibagikan