BAB I PENDAHULUAN. berproses secara efektif dan efisien tanpa adanya model pembelajaran. Namun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dijenjang pendidikan formal mulai dari tingkat SD sampai pada tingkat SMA

BAB II KAJIAN TEORI. melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT UNTUK SISWA KELAS IV SD MELALUI KOOPERATIF TIPE STAD

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Sedangkan menurut Undang Undang

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN X. Indri

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut.

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Astri Jayanti, 2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

Penerbit AR-RUZZ MEDIA, Yogyakarta, hal ) Esa Nur Wahyuni, Baharuddin, 2008, Teori Belajar dan Pembelajaran,Cetakan III,Mei 2008,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pendidikan yang terus-menerus dan bersifat fleksibel, yaitu pendidikan harus

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Masalah internal yang sering dihadapi siswa dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dan pendapat akan semakin dibutuhkan. Adanya kemampuan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KOMBINASI STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI MTS USB SAGULUNG BATAM

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe. STAD (Student Team Achievement Divisions) Terhadap Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan mulai dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat

BAB I PENDAHULUAN. menuntut kemajuan-kemajuan dalam berbagai bidang, baik dalam ilmu

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Kebanyakan siswa tidak menyukai belajar matematika, karena mereka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas. yang berhubungan dengan pelajaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan

matematika dikarenakan terlalu banyak deretan rumus-rumus yang abstrak dan membosankan. Sebagian besar peserta didik di sekolah menganggap bahwa mata

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses penyampaian pelajaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL MATEMATIKA MATERI SIFAT-SIFAT KESEBANGUNAN DAN SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang berkualitas untuk menghadapi era global.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

AYUNI DIANA Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya pendidikan,

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions)

Jurnal Penelitian Kualitatif 1

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan. pendidikan menengah adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan utama manusia, karena dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak aspek yang harus diperbaiki secara terus-menerus. Diharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pengajarannya, oleh karena itu setiap pengajar menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. semua orang berkepentingan dengan pendidikan. Orang yang ingin memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. manusia harus dilandasi dengan akhlak al-karimah. Kepentingan akhlak ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga materi yang disampaikan oleh guru kurang diserap oleh siswa.

I. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari yang mendukung kemajuan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam era globalisasi, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan masalah jika mereka menemui masalah dalam kehidupan. adalah pada mata pelajaran matematika.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, perubahan sikap, perilaku dan nilai-nilai pada individu,

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembelajaran Matematika dari zaman ke zaman merupakan salah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan siswa berpikir logis, rasional, kritis, ilmiah dan luas. Selain itu,

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan. depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Syahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar. Abstrak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2013 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, pemerintah maupun pihak yang berhubungan langsung dalam proses

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kegiatan pembelajaran, suatu materi pembelajaran tidak akan dapat berproses secara efektif dan efisien tanpa adanya model pembelajaran. Namun penggunaan suatu model pembelajaran yang tidak tepat guna akan menjadi penghalang kelancaran jalannya kegiatan pembelajaran, sehingga banyak tenaga dan waktu terbuang sia-sia. Pengalaman penulis ketika Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) dalam proses pembelajaran menunjukkan, bahwa terdapat sekolah yang model pengajarannya mengkondisikan muridnya dengan kegiatan-kegiatan yang kurang perlu seperti mencatat bahan pelajaran yang sudah ada dalam buku, guru lebih suka memaksakan kehendaknya dalam belajar muridnya sesuai keinginannya dan ada juga guru untuk memudahkan kerjanya meminta salah satu seorang muridnya untuk mencatat di papan tulis dan kegiatan-kegiatan yang kurang perlu dan sebagainya. Model mengajar seperti yang telah disebut di atas tentu saja dipandang tidak mendidik seperti dikemukakan A. S. Neil dalam dalam bukunya H. Syaiful Sagala menuturkan bahwa saya percaya bahwa memaksakan apapun dengan kekuasaan adalah salah, seorang anak seharusnya tidak melakukan apapun sampai ia mampu berpendapat dengan mengemukakan pendapatnya sendiri. 1

2 Pendapat ini memberi gambaran bahwa para siswa diminta untuk berpikir dan belajar tanpa tekanan, tetapi bimbingan dan arahan-arahan yang menganut prinsip-prinsip kemerdekaan dan demokrasi. 1 Karena sebuah model pembelajaran dalam proses pembelajaran bertujuan agar proses pembelajaran dapat disampaikan dalam suasana yang menyenangkan, menggembirakan, penuh dorongan dan motivasi, sehingga materi yang disampaikan mudah diterima dan dipahami oleh siswa. Disamping manfaat tersebut di atas, sebuah model pembelajaran juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai bukan sekedar penguasaan materi pelajaran, akan tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal. 2 Oleh karena itu seorang guru diharuskan pandai memilih sekaligus menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan agar menarik minat dan peran aktif anak didik dalam proses pembelajaran tanpa adanya paksaan dan tekanan, sebab keberhasilan prestasi belajar siswa salah satunya ditunjang oleh model pembelajaran yang tepat guna. Dari pernyataan tersebut diatas, maka tidaklah cukup bagi seorang guru hanya menggantungkan diri pada satu model pembelajaran, dengan bermodalkan kemampuan melaksanakan berbagai model pembelajaran, guru dapat memilih 1 H. Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 174 2 Wina Sanjaya, pembelajaran dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi, (Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2006), h. 128

3 model yang cocok untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Sejalan dengan hal tersebut Susan Issacs (1948) berpendapat bahwa praktek pembelajaran yang bijak dari seorang pendidik yang terlatih adalah memberikan suatu kerangka kerja yang kokoh untuk kontrol dan rutin serta bantuan nyata sesuai aturan-aturan sosial, namun tetap dalam kebebasan pribadi yang luas (Hinshelwood dalam Palmer, 2003:11). Artinya keterampilan guru dalam menggunakan sarana dan prasarana belajar secara optimal adalah penting. 3 Berlakunya Kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah direvisi melalui kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya pada jenis dan jenjang pendidikan formal (persekolahan). Perubahan tersebut harus pula diikuti oleh guru yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pembelajaran di sekolah (didalam kelas ataupun diluar kelas). 4 Sebagai seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan secara umum mengenai sifat berbagai model pembelajaran, baik mengenai kebaikan maupun kelemahan-kelemahannya, maka seseorang guru akan lebih mudah menetapkan dan menggunakan model pembelajaran apa yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Karena proses belajar mengajar merupakan tugas yang sangat kompleks, oleh sebab itu untuk menjadi guru yang berhasil, perlu mempelajari dan memiliki sejumlah karakteristik. Salah satu karakteristik 3 H. Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Op.Cit., h. 175 4 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), h. 2

4 penting bagi guru yang berhasil adalah mengusai sejumlah keterampilan mengajar, khususnya model-model pembelajaran sebagai sarana untuk mendorong keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar. Selain harus menguasai model-model pembelajaran, sebagai seorang guru juga diharuskan dapat menerapkan berbagai model pembelajaran tersebut agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sangat beraneka ragam. Menurut Indrawati dalam bukunya Trianto menyatakan, bahwa suatu pembelajaran pada umumnya akan lebih efektif bila diselenggarakan melalui model-model pembelajaran yang termasuk rumpun pemrosesan informasi. Hal ini dikarenakan model-model pemrosesan informasi menekankan pada proses berpikir dan bagaimana dampaknya terhadap cara-cara mengelola informasi. 5 Disamping itu strategi penggunaan model pembelajaran amat menentukan kualitas hasil belajar, model pembelajaran inkuiri tidak sama dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Karena gagasan utama dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. 6 5 Ibid, h. 134 6 Robert E. Slavin, Cooperative Learning, (Bandung: Nusa Media, 2008), h. 12

5 Sedangkan dalam model pembelajaran inkuiri lebih menekankan kepada proses mencari dan menemukan sendiri jawaban dari masalah yang dipertanyakan, materi pelajaran tidak diberikan secara langsung, dan guru hanya berperan sebagai fasilitator dan membimbing siswa untuk belajar. 7 Aktifitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Oleh sebab itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Tetapi perlu diketahui bahwa antara model pembelajaran yang satu dengan model pembelajaran yang lain tidak ada yang lebih unggul ataupun yang lebih rendah. Hal ini diperkuat oleh pendapat Arends dalam bukunya Trianto bahwa tidak ada satu model pembelajaran yang paling baik diantara yang lainnya, karena masing-masing model pembelajaran dapat dirasakan baik, apabila telah diujicobakan untuk mengajarkan materi pelajaran tertentu. 8 Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan model pembelajaran inkuiri, karena model pembelajaran inkuiri berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah, serta mengembangkan kekreatifan dalam memecahkan masalah. Sedangkan model pembelajaran STAD merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang cukup sederhana, karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan 7 Wina Sanjaya, Strategi Pendidikan Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: kencana predana media group, 2006), h. 193 8 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktifistik, Loc. Cit., h. 9

6 masih dekat kaitannya dengan pembelajaran konvensional yang mana terdapat penyajian informasi atau materi pelajaran. Berdasarkan hasil tersebut maka peneliti merasa perlu mengadakan penelitian yang berjudul PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENDAPAT MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA POKOK BAHASAN ALJABAR DI KELAS VII MTS HASANUDDIN SIDOARJO. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan beberapa masalah, sebagai berikut: 1. Bagaimana ketuntasan hasil belajar siswa yang mendapat model pembelajaran inkuiri pada pokok bahasan aljabar di kelas VII MTs Hasanuddin Sidoarjo? 2. Bagaimana ketuntasan hasil belajar siswa yang mendapat model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada pokok bahasan aljabar di kelas VII MTs Hasanuddin Sidoarjo? 3. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang mendapat model pembelajaran inkuiri dan siswa yang mendapat model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada pokok bahasan aljabar di kelas VII MTs Hasanuddin Sidoarjo?

7 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa yang mendapat model pembelajaran inkuiri pada pokok bahasan aljabar di kelas VII MTs Hasanuddin Sidoarjo. 2. Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa yang mendapat model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada pokok bahasan aljabar di kelas VII MTs Hasanuddin Sidoarjo. 3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang mendapat model pembelajaran inkuiri dan siswa yang mendapat model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada pokok bahasan aljabar di kelas VII MTs Hasanuddin Sidoarjo. D. Kegunaan Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan: 1. Manfaat Teoritis a. Untuk mengembangkan khazanah intelektual pada umumnya, terutama pada bidang pendidikan yang koheren dengan kepentingan kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam mengelola pembelajaran. b. Sebagai konstribusi dalam pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan matematika, serta mampu menambah ilmu pengetahuan dibidang pengembangan model pembelajaran.

8 2. Manfaat Praktis a. Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan progam sarjana strata guna memperoleh gelar (S1) sarjana pendidikan dalam bidang ilmu pendidikan matematika. b. Sebagai bahan pertimbangan dan acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah pada materi aljabar, dan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut. E. Batasan Masalah Dalam hal ini, penulis membatasi masalah yang akan diteliti, yaitu pada sub pokok bahasan bentuk aljabar dan unsur-unsurnya, serta operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar. F. Definisi Operasional Untuk lebih memahami judul yang diangkat oleh penulis, perlu dirumuskan definisi sebagai berikut: 1. Hasil belajar adalah suatu perubahan yang terjadi melalui proses pembelajaran yang berbentuk nilai atau skor siswa setelah mengerjakan soal matematika pada sub pokok bahasan bentuk aljabar dan unsur-unsurnya, serta operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar.

9 2. Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berprikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. 9 3. Student Teams Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. 10 4. Bentuk aljabar adalah suatu bentuk matematika yang dalam penyajiannya memuat huruf-huruf untuk mewakili bilangan yang belum diketahui. 11 G. Sistematika Pembahasan Untuk lebih memudahkan pembahasan pada judul skripsi ini penulis mengatur sistematis. Dan untuk menghindari kerancuan pembahasan, maka penulis mebuat sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab pertama : pendahuluan yang merupakan landasan awal penelitian meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, batasan masalah, definisi operasional dan sistematika pembahasan. 9 Wina Sanjaya, Strategi Pendidikan Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Loc. Cit., h. 194 10 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktifistik, Loc. Cit., h. 52 11 Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni, Matematika Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta: Pusat Perbukuan departemen pendidikan Nasional, 2008), h. 80

10 Bab kedua : landasan yang meliputi: pertama, tinjauan mengenai model pembelajaran inkuiri, yang terdiri dari: pengertian model pembelajaran inkuiri, ciri-ciri pembelajaran inkuiri, prinsip-prinsip penggunaan pembelajaran inkuiri, langkahlangkah pembelajaran inkuiri, dan kelebihan serta kekurangan pembelajaran inkuiri. kedua, tinjauan mengenai STAD, yang terdiri dari: Pengertian STAD, lima komponen utama dari STAD, langkah-langkah pembelajaran STAD, dan kelebihan serta kekurangan STAD. Ketiga, tinjauan mengenai hasil belajar, yang terdiri dari: pengertian belajar, belajar sebagai suatu proses, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, dan tipe hasil belajar. Bab ketiga : metodologi penelitian yang meliputi: jenis penelitian, populasi dan sampel, rancangan penelitian, metode pengumpulan data, perangkat pembelajaran, metode analilsis data. Bab keempat : hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi: penyajian data dari hasil penelitian dan analisis data yang terdiri dari deskriptif data hasil penelitian baik menggunakan model pembelajaran STAD maupun inkuiri, yang terdiri dari: analisis ketuntasan hasil belajar siswa, analisis ukuran

11 pemusatan, analisis ukuran penyebaran, dan analisis data hasil belajar siswa menggunakan visual grafik. serta analisis data statistik yang terdiri dari: uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan dua rata-rata untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran inkuiri dengan model pembelajaran STAD, serta pembahasan hasil penelitian. Bab kelima : pembahasan dan didiskusi hasil penelitian. Pembahasan meliputi: ketuntasan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran STAD dan model pembelajaran inkuiri, ukuran pemusatan nilai hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran STAD dan model pembelajaran inkuiri, ukuran penyebaran nilai hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran STAD dan model pembelajaran inkuiri, hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran STAD dan model pembelajaran inkuiri dengan visual grafik, perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran STAD dan model pembelajaran inkuiri Bab enam : penutup yang meliputi: kesimpulan dan saran-saran.