BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan uji laboratorium yang dilakukan di Laboratorium

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Kandungan Formalin Dan Zat Pemutih Pada Ikan Asin Di Beberapa Pasar Kota Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. kedelai yang tinggi protein, sedikit karbohidrat, mempunyai nilai gizi dan

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. ikan laut yang dicampur dengan bahan-bahan, seperti cabe kering yang dihaluskan

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: UJI KANDUNGAN FORMALIN PADA IKAN ASIN DI PASAR TRADISIONAL KOTA BANDA ACEH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya, khususnya makanan basah dibutuhkan oleh manusia. Namun, ketika isu formalin dan bahan-bahan kimia

IDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN PADA TAHU YANG DIJUAL DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO. Sriyanti Dunggio, Herlina Jusuf, Ekawaty Prasetya 1

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. sanitasi. Banyaknya lingkungan kita yang secara langsung maupun tidak lansung. merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kolang-kaling merupakan hasil produk olahan yang berasal dari perebusan

PENGGUNAAN ES SEBAGAI PENGAWET HASIL PERIKANAN

KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber)

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting bagi umat manusia. Pangan juga tak lepas dari kaitannya sebagai

PEMBERIAN CHITOSAN SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA BAKSO UDANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

Assalamu alaikum Wr. Wb. BAHAN TAMBAHAN PANGAN (BTP) Disusun oleh : Devi Diyas Sari ( )

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN GROBOGAN MEMILIH DAGING ASUH ( AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL )

PENDAHULUAN. ekonomi yang masih lemah tersebut tidak terlalu memikirkan akan kebutuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo sebagai ibukota Provinsi Gorontalo merupakan kota yang

BAB I PENDAHULUAN. Keamanan pangan (food safety) merupakan hal-hal yang membuat

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan terpenuhi. Menurut UU No.7 tahun 1996 menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. akan menimbulkan penyakit bagi yang mengkonsumsinya (Fardiaz, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang mudah dimasak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Keamanan produk perikanan merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik

ANALISIS KADAR NITRIT PADA SOSIS SAPI DI PASAR MODERN KOTA GORONTALO. Nurnaningsi Yalumini, Rama P Hiola, Ramly Abudi 1

CONTOH KARYA TULIS ILMIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. tidak ada sama sekali. Saat produksi ikan melimpah, belum seluruhnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan,

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia, karena rasanya yang gurih dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penetapan kadar larutan baku formaldehid dapat dilihat pada

DAFTAR ISI. Halaman PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI PENGESAHAN DEDIKASI RIWAYAT HIDUP PENULIS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a

ANALISIS KANDUNGAN FORMALIN PADA TAHU PUTIH DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO TAHUN 2017 Regina Sasmita Lakuto*, Rahayu H. Akili*, Woodford B.

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo, SMPN 3 Gorontalo,

I PENDAHULUAN. udang kerang/tiram, kepiting, tripang, cumi-cumi, rumput laut dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia

BAB I PENDAHULUAN. dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya sasaran pembangunan pangan adalah menyediakan pangan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Mie merupakan salah satu bahan pangan yang bernilai ekonomis tinggi. Mie

ANALISIS BORAKS DAN UJI ORGANOLEPTIK PADA BERBAGAI IKAN ASIN YANG DIJUAL DI PASAR

9/6/2016. Hasil Pertanian. Kapang; Aspergillus sp di Jagung. Bakteri; Bentuk khas, Dapat membentuk spora

BAB I PENDAHULUAN. mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak bermotif ekonomi, artinya kegiatan yang dilakukan didasarkan profit

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang luas wilayahnya 64,79 km atau sekitar 0,58 % dari luas Provinsi Gorontalo.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ilotidea, Tualango, Tabumela, Tenggela dan Tilote. Kecamatan Tilango memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini peredaran rumah makan berbasis ayam goreng kian

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pangan dan bahan kimia yang dibutuhkan agar mutunya baik.

PERBEDAAN KADAR FORMALIN PADA TAHU YANG DIJUAL DI PASAR PUSAT KOTA DENGAN PINGGIRAN KOTA PADANG. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan dan kosmetik di berbagai negara. Pangan yang ditemukan

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Makanan merupakan komponen penting bagi kehidupan manusia, karena

MENGENAL BAHAYA FORMALIN, BORAK DAN PEWARNA BERBAHAYA DALAM MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INTISARI ANALISIS KUALITATIF FORMALIN PADA IKAN ASINTELANG DARI PRODUSEN DI DESA SIMPANG EMPAT SUNGAI BARU KECAMATAN JORONG KABUPATEN TANAH LAUT

BAB 1 PENDAHULUAN. alami tersebut, sekarang marak dipakai pewarna sintetik/buatan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Faktor-faktor yang menentukan kualitas makanan baik, dapat ditinjau dari

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

1 I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi. Pemikiran, (6) Hipotesis, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

BAB I PENDAHULUAN. Kerupuk karak merupakan produk kering dari proses penggorengan,

BAB I PENDAHULUAN. Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia.

I. PENDAHULUAN. dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bagi kesehatan dan lingkungan. Kelemahan-kelemahan yang ditimbulkan oleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat pengambilan sampel dilaksanakan di pasar tradisional dan pasar

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi DIAH AYU FITRIANI

BAB I PENDAHULUAN. kandungan protein nabati dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3)

BAB I PENDAHULUAN. tambahan pangan, bahan baku dan bahan lain yang digunakan dalam proses pengolahan

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Analis Laboratorium Medik, 30/11 (2016), IDENTIFIKASI FORMALIN PADA IKAN ASIN YANG DIPERJUAL BELKAN DI PUSAT PASAR SAMBU MEDAN TAHUN 2015

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

BAB 1. Di Indonesia, sebagian besar masyarakatnya mempunyai tingkat pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

EVALUASI KANDUNGAN FORMALIN PADA IKAN ASIN DI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi lengkap yaitu karbohidrat, lemak, protein, mineral dan

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, mendefenisikan Makanan dan minuman

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan

A. Penggunaan. B. Alat dan Bahan. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai. 1. Alat

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat.

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Berdasarkan uji laboratorium yang dilakukan di Laboratorium Pengendalian dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Gorontalo melalui uji kandungan formalin dengan metode kolorimetri terhadap sejumlah ikan kering asin yang berasal tempat penjualan ikan asin di Kota Gorontalo yang banyak dikunjungi oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari hari seperti Pasar Sentral Kota Gorontalo, Pasar Sabtu Liluwo dan Hypermart Gorontalo Mall diperoleh hasil pengujian seperti tampak pada Tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Hasil pengujian kandungan formalin ikan asin dengan metode kolorimetri di LPPMHP Gorontalo Hasil uji formalin (ppm) No Sampel penelitian Pengambilan sampel I Pengambilan sampel II Pengambilan sampel III 1 Ikan balanangsiang 0 0 0 2 Ikan teri sedang 0 0 0 3 Ikan teri kecil 0 0 0 4 Ikan teri (hitam) 0 0 0 5 Ikan teri besar 0 0 0 6 Ikan teri besar(hitam) 0 0 0 7 Ikan teri sedang (hitam) 0 0 0 8 Ikan jambal 0 0 0 9 Ikan pakang 0 0 0 10 Ikan teri weda 0 0 0 11 Ikan jabrong 0 0 0 12 Ikan bilis tawa 0 0 0 13 Cumi telor 0 0 0 14 Ikan jengki besar 0 0 0 15 Ikan teri tawa 0 0 0 16 Ikan gabus 0 0 0 17 Ikan peda putih 0 0 0 \ 32

Hasil uji formalin (ppm) No Sampel penelitian Pengambilan sampel I Pengambilan sampel II Pengambilan sampel III 18 Ikan sepat kecil 0 0 0 19 Cumi 0 0 0 20 Ikan bulu ayam 0 0 0 21 Ikan jambal roti 0 0 0 22 Ikan dendeng 0 0 0 23 Ikan peda merah 0 0 0 24 Ikan teri besar (hitam) 0 0 0 25 Ikan teri sedang (hitam) 0 0 0 26 Ikan teri besar (kuning) 0 0 0 27 Ikan teri sedang (kuning) 0 0 0 28 Ikan teri kecil (hitam) 0 0 0 29 Ikan teri kecil (kuning) 0 0 0 30 Ikan teri kecil (putih pucat) 0 0 0 31 Ikan karang 0 0 0 32 Ikan lolosi 0 0 0 33 Ikan layang 0 0 0 Sumber : LPPMHP Gorontalo, 2013 Berdasarkan Tabel 4 bahwa hasil pengujian kandungan formalin pada ikan asin di Kota Gorontalo yang banyak ditemukan di Pasar Sentral Kota Gorontalo, Pasar Sabtu Liluwo dan Hypermart Gorontalo Mall, semua sampel pengujiannya adalah negatif (tidak mengandung formalin) dimana tidak ada perubahan warna keunguan sehingga ikan-ikan asin tersebut aman untuk di konsumsi. Selain itu ikan asin yang dijadikan sampel penelitian berwarna agak coklat, aroma khas ikan asin tercium dengan jelas dan pada saat diidentifikasi dilapangan banyak lalat berkerumun pada tempat penjualan ikan asin tersebut. Kondisi ikan asin yang tidak berformalin secara jelas dapat disajikan pada Gambar 2 di bawah ini. 33

Gambar 2. Kondisi ikan asin yang tidak berformalin 4.2. Pembahasan Pasar Sentral merupakan pusat pasar tradisional di Kota Gorontalo. Dinamakan Pasar Sentral karena sebagian besar aneka jualan yang dipasarkan di pasar harian lainnya berasal dari Pasar Sentral. Hal ini berlaku juga untuk ikan asin. Pasar Sentral menjadi induk beberapa pasar harian untuk memperoleh ikan asin. Ikan asin yang masuk ke Pasar Sentral Kota Gorontalo sebagian besar berasal dari Kabupaten Gorontalo Utara dan Provinsi Sulawesi Tengah melalui perantara pedagang pengumpul, penjual ikan asin di Pasar Sentral kemudian menghubungi pedagang pengumpul untuk memperoleh ikan asin tersebut. 34

Hasil uji kandungan formalin pada ikan asin di Pasar Sentral Kota Gorontalo ditemukan bahwa semua sampel pengujiannya adalah negatif (tidak mengandung formalin) dimana tidak ada perubahan warna keunguan. Hasil uji diatas menunjukkan bahwa ikan asin yang diperdagangkan di Pasar Sentral Kota Gorontalo bebas dari formalin sehingga ikan-ikan asin tersebut aman untuk di konsumsi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Salosa (2013) yang menyatakan bahwa ikan asin dari Kabupaten Sarmi yang telah diidentifikasi kandungan formalinnya secara kualitatif diperoleh hasil bahwa ikan asin tersebut bebas dari formalin. Selanjutnya dijelaskan bahwa ciri ikan asin yang mengandung formalin adalah berwarna cerah dan bersih, daging tidak mudah hancur, tidak berbau amis serta awet hingga 1 bulan pada suhu kamar. Pada penelitian uji formalin pada ikan asin di daerah Karangantu dan daerah Labuan Provinsi Banten telah diidentifikasi kandungan formalinnya secara kualitatif diperoleh hasil bahwa ikan asin di daerah Karangantu tersebut mengandung zat formalin yang sangat tinggi dan mencapai positif 3 serta daerah Labuan mencapai positif 1. Untuk ikan asin jenis pepetek dan kurisi yang berasal dari daerah Panimbang menunjukkan tidak adanya zat formalin yang terkandung (Suparta, 2013). Formalin banyak digunakan karena disebabkan oleh beberapa faktor antara lain (1) harganya jauh lebih murah dibanding pengawet lainnya, seperti natrium benzoat atau potasium sorbat (2) jumlah yang digunakan tidak perlu sebesar pengawet lainnya, misalnya 1 liter formalin komersil (37-40%) untuk 10 ton ikan laut sedangkan untuk dosis penggunaan natrium benzoat sebesar 0.1% dari bahan yang akan diawetkan (3) mudah digunakan untuk proses 35

pengawetan karena bentuknya larutan (4) waktu pemrosesan pengawetan lebih singkat (5) mudah didapatkan di toko kimia dalam jumlah besar, dan (6) rendahnya pengetahuan masyarakat produsen tentang bahaya formalin (Widyaningsih, 2006). Hasil identifikasi diperoleh bahwa permintaan ikan asin dari pedagang pengumpul ke produsen tidak stabil atau tidak memiliki waktu yang tetap. Biasanya permintaan ikan asin dari pengumpul tergantung pada jumlah ikan asin yang laku terjual pada pedagang eceran, sehingga pada saat ikan asin masih pada kondisi sulit terjual, maka pedagang pengumpul juga belum menghubungi produsen dari kedua wilayah tersebut. Ikan asin yang di jual di Pasar Sentral relatif hampir seragam. Ikan asin yang paling banyak dijumpai adalah jenis ikan teri, sebagian kecilnya adalah ikan karang oleh sebab itu ikan teri adalah sampel terbanyak dari 30 buah sampel ikan asin di Pasar Sentral. Jenis ikan asin yang digunakan sebagai sampel untuk menguji kandungan formalinnya yang berasal dari Pasar Sentral pada Gambar 3 dibawah ini Gambar 3. Sampel ikan asin dari Pasar Sentral 36

Kuat dugaan ikan asin yang dipasarkan di Kota Gorontalo tidak mengandung formalin karena Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Gorontalo dalam waktu yang singkat dan tidak terjadwal terus melakukan inspeksi terhadap seluruh jenis makanan termasuk ikan asin yang dipasarkan di Kota Gorontalo. Hal serupa juga terus dilakukan oleh pemerintah nasional dengan melaksanakan program Gerakan Nasional Pemberantasan Penyalahgunaan Formalin dan Bahan Berbahaya Lainnya dalam Penanganan dan Pengolahan Ikan (Mukhtar, 2013) Pasar Sabtu merupakan salah satu pasar tradisional yang beroperasi secara harian tepatnya pada setiap hari Sabtu. Ditinjau dari aneka jualan, Pasar Sabtu menyajikan sejumlah produk-produk perikanan termasuk ikan asin. Ikan asin yang masuk ke Pasar Sabtu sebagian besar berasal Pasar Sentral dan ada juga para pedagang di Pasar Sabtu yang langsung mengambil ke pedagang pengumpul. Ikan asin yang di jual di Pasar Sabtu relatif hampir seragam dan tidak jauh berbeda dengan ikan asin di Pasar Sentral. Ikan asin yang paling banyak dijumpai adalah jenis ikan teri, oleh sebab itu teri adalah sampel terbanyak dari 24 buah sampel ikan asin di Sabtu. Jenis ikan asin yang digunakan sebagai sampel untuk menguji kandungan formalinnya yang berasal dari Pasar Sabtu Liluwo dapat disajikan pada Gambar 4 dibawah ini 37

Gambar 4. Sampel ikan asin dari Pasar Sabtu Liluwo Hasil uji kandungan formalin pada ikan asin di Pasar Sabtu Liluwo ditemukan bahwa semua sampel pengujiannya adalah negatif (tidak mengandung formalin) dimana tidak ada perubahan warna keunguan. Hasil uji diatas menunjukkan bahwa ikan asin yang diperdagangkan di Pasar Sabtu Liluwo terbebas dari formalin sehingga ikan-ikan asin tersebut aman untuk di konsumsi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Suwahono, dkk (2009) dimana sampel ikan asin dari Kendal yang telah di uji kandungan formalinnya diperoleh hasil pengujiannya adalah negatif sedangkan sampel ikan asin dari Jrakah, Jawa Tengah memberikan reaksi positif yaitu terbentuk cincin ungu setelah sampel yang telah dilarutkan dalam FeCl 3 0.5 % dialiri H 2 SO 4 pekat. Berdasarkan uji laboratorium yang dilakukan Sucofindo (2009) dalam Hastuti (2010) di sejumlah pasar tradisional terhadap sejumlah sampel ikan asin, seluruh sampel ternyata mengandung formalin dengan kadar beragam. 38

Hypermart Gorontalo merupakan salah satu pasar modern yang ada di Kota Gorontalo. Pasar modern ini menjajakan aneka bahan makanan termasuk ikan asin. Ikan Asin yang masuk ke Hypermart Gorontalo adalah jenis dan kualitas yang sama dengan seluruh Hypermart di Indonesia. Produk ikan asin yang ada di Hypermart merupakan produk yang masih di kirim dari Hypermart pusat. Kondisi ini disebabkan karena produk-produk lokal belum bisa memenuhi berbagai macam persyaratan yang diwajibkan oleh hypermert diantaranya adalah surat keamanan pangan dari karantina. Jenis ikan asin yang digunakan sebagai sampel untuk menguji kandungan formalinnya yang berasal dari Hypermart Gorontalo Mall dapat disajikan pada Gambar 5 dibawah ini. Gambar 5. Sampel ikan asin dari Hypermart Gorontalo Mall Ikan asin yang positif mengandung formalin setelah dilakukan pengujian di laboratorium ditunjukkan dari sampel yang akan berubah warna menjadi keunguan ketika dibaca di atas tabel warna. Jika sampel tersebut semakin tinggi 39

kandungan formalinnya maka warna ungu yang akan ditimbulkan semakin pekat (Widyaningsih, 2006). Pada penelitian uji formalin pada beberapa jenis ikan asin yang dijual di Pusat Pasar Kota Medan Tahun 2005 dengan metode pengujian spektrofotometri di Laboratorium Kimia Analitik FMIPA Universitas Sumatera Utara diperoleh hasil bahwa seluruh sampel ikan asin mengandung formalin dengan kadar yang berbeda yaitu ikan kakap merah 0,1856 ppm, ikan kerapu 0,1551 ppm, ikan teri 0,1551 ppm, cumi-cumi 0,3334 ppm, ikan kembung 0,1100 ppm, ikan lidah 0,1249 ppm, ikan kepala batu 0,1103 ppm, ikan selar 0,1249 ppm, ikan belah 0,0810 ppm. Hal ini sesuai dengan Permenkes RI no. 277/Menkes/Per/IX/1988, tentang tambahan bahan makanan (Fatimah, 2012). Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suryanengsih (2009) menyatakan bahwa ikan asin yang diperoleh dari Pasar Selasa, Pasar Sentral dan Gelael Kota Gorontalo setelah dilakukan uji kandungan formalinnya dengan metode analisa kuantitatif diperoleh hasil bahwa ikan asin tersebut tidak mengandung formalin sehingga aman dikonsumsi serta tidak berbahaya bagi kesehatan manusia Ikan asin yang mengandung formalin dapat diketahui lewat ciri ciri antara lain tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu 25 0 C, bersih, cerah dan tidak berbau khas ikan asin, tidak dihinggapi lalat di area berlalat (Astuti, 2010). Selain itu tekstur kerasnya seperti karet, tidak beraroma, warna bagus cerah bening, cepat kering dan bila digoreng keras dagingnya kenyal, utuh, lebih putih dan bersih tidak ada jamur / belatung, tahan hingga berbulan-bulan, susut 60% 40

lebih dari berat awal, harga lebih mahal dibandingkan ikan asin tanpa formalin agak berwarna coklat tekstur lemas, empuk dan aroma khas, lama kering dan digoreng renyah, empuk, lalat mau hinggap, cepat terkena jamur / belatung, hanya tahan 1 minggu, susut kurang dari 60% dari berat awal, harga lebih murah (Widyaningsih, 2006). 41