Prototype Sistem Pengisian Dus Otomatis dengan Robotik Berbasis PLC (Programmable Logic Controller)

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK

Abstrak. Arbye S L2F Halaman 1

BAB III RANCANG BANGUN ALAT

APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

TUGAS AKHIR -TE Sistem Monitoring Pengemasan Air Minum Botol Menggunakan Kontrol PLC

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RANCANG BANGUN MODUL PERANGKAT KERAS KONVEYOR BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM PENGEPAKAN PRODUK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL

OTOMASI ALAT PEMBUAT BRIKET ARANG MENGGUNAKAN PLC

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk.

Abstrak. Susdarminasari Taini-L2F Halaman 1

Rancang Bangun Sistem Pengambilan Dan Pemuatan Kemasan Yang Dikendalikan Melalui PLC OMRON CP1E-E40DR-A

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR

BAB IV PENGUJIAN ALAT. elektrikal dan sipil dapat dikontrol melalui PLC sebagai kontrollernya.

BAB II SISTEM PENCETAK KUE LIDAH KUCING

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

TUGAS AKHIR. AUTOMATIC SPRAY CONTROLLER UNTUK MESIN INJECTION PLASTIK MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL (PLC) PANASONIC NAiS FP0-C14RS

PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*)

Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO

BAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM

Kata kunci : Konveyor, sensor, PLC

JOBSHEET PRAKTIK MEKATRONIKA BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER FC-20. Disusun Oleh: Totok Heru TM.

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :

BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III RANCANG BANGUN

Gambar 3.1 Tahapan Perancangan Miniatur Lift

PENDAHULUAN. Traffic Light adalah suatu lampu indikator pemberi sinyal yang di tempatkan di

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGISIAN BARANG OTOMATIS MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL (PLC) TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN ELECTRICITY MANAGEMENT SYSTEM UNTUK BEBAN PENERANGAN DAN PENDINGINAN PADA RUANG B.301 TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengontrol dan bisa diprogram sesuai dengan kebutuhan, yang

Crane Hoist (Tampak Atas)

Aplikasi PLC pada Tangan Robot Pemisah Benda Logam dan Non-Logam Berbasis Human Machine Interface

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung

IMPLEMENTASI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA PENGENDALIAN ROBOT PEMINDAH BOTOL MINUMAN. Sujito

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGANTONGAN MATERIAL OTOMATIS BERBASIS PLC OMRON CPM 1A

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR

Nama : Widdiyanto NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

BAB III LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN PROTOTIPE SISTEM PENGEMASAN BERBASIS PENGENDALI LOGIKA TERPROGRAM

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS BERBASIS SISTEM SCADA

TIMER DAN COUNTER. ERI SETIADI NUGRAHA, S.Pd. 2012

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL

BAB I PENDAHULUAN. yang dioperasikan secara manual menggunakan tenaga manusia. Hal ini membuat

Mengendalikan Pintu Otomatis Menggunakan PLC Siemens LOGO 230 RC

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB III PERANCANGAN SISTEM KONTROL

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan Programmable Logic Controller (PLC) dalam dunia industri

Optimalisasi Smart Relay Zelio sebagai Kontroler Lampu dan Pendingin Ruangan

Prototipe Sistem Pewarnaan Pupuk Berbasis Programmable Logic Control (PLC)

BAB IV PENGUJIAN ALAT

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan April 2015,

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Bab 1 Pendahuluan Otomasi Sistem

BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN

PROTOTYPE MECHANICAL SCREEN UNTUK RUMAH POMPA DI SUNGAI (PENYARING SAMPAH PADA SUNGAI)

RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAKAN ROBOT BERODA TIGA UNTUK PEMBERSIH LANTAI

Pengantar Programable Logic Control. Dr. Fatchul Arifin, MT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL

ALAT PENGEMAS CAIRAN PEMBERSIH KEMASAN BOTOL KE DALAM KARDUS BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL (PLC) SEBAGAI PENGENDALI

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL PENGGERAK PANEL SEL SURYA BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

RANCANG BANGUN SIMULATOR INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS PLC OMRON CP1L

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran teknologi dewasa ini dalam dunia industri telah berkembang dengan pesat.

1. Pengenalan Otomasi Sistem

RANCANGBANGUN SISTEM OTOMASI APLIKASI MESIN PENCAMPUR BERBASIS PLC OMRON CP1E 20 I/O

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

KEGIATAN. Tes tertulis Pengamatan Wawancara Laporan. Menjelaskan pengetahuan dasar kendali elektronik

UNIT IV MENJALANKAN DAN MEMBALIK PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR DALAM HUBUNGAN-BINTANG

2. Prinsip dan aplikasi Relay

MODUL SISTEM KONTROL PENYELEKSI UKURAN BUAH APEL BERBASIS PLC

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC UNTUK STARTING DAN BREAKING PADA PINTU GESER MENGGUNAKAN PID

USER MANUAL PINTU GESER OTOMATIS MATA DIKLAT:SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA

STIKOM SURABAYA BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB III METODE DAN PERANCANGAN

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA

Transkripsi:

25 Prototype Sistem Pengisian Dus Otomatis dengan Robotik Berbasis PLC (Programmable Logic Controller) Beny Prastiya dan Tatyantoro Andrasto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia benyprastiya57@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan suatu prototype yang bisa membantu dalam proses pengepakan khususnya dalam proses pengisian dus yang bekerja secara otomatis dengan menggunakan PLC sebagai kontrol dan motor DC sebagai penggerak robotik sehingga nantinya dapat digunakan dalam dunia industri. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian pengembangan (research and development). Penelitian ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji kefektifan produk tersebut. Prosedur dalam penelitian ini yaitu menentukan potensi dan masalah, mengumpulkan data dan informasi, desain produk, validasi desain, revisi desain, pengujian alat, uji kelayakan alat, analisis data dan terakhir menarik kesimpulan. Hasil penelitian laboratorium menunjukkan bahwa unjuk kerja prototype mampu untuk melakukan tugasnya sesuai dengan desain kerja. Penilaian tingkat kelayakan prototype dibagi dalam beberapa aspek. Penilaian Ahli, aspek desain dan unjuk kerja memperoleh hasil skor 81,25%. Aspek kemudahan pengoperasian mendapatkan hasil skor 87,5%. Aspek manfaat mendapatkan hasil skor 76,25%. Kata kunci Research and Development, Prototype, Human Error I. PENDAHULUAN Sistem pengepakan terdiri dari beberapa proses, dari pemilahan produk atau barang, pengisian barang atau produk ke dalam dus, dan pembungkusan dus. Pada dasarnya sistem tersebut menggunakan manusia sebagai subyek yang melakukan pengepakan barang. Namun banyak faktor negatif yang dilihat masih mempengaruhi hal tersebut, seperti faktor human error, kurangnya kerapihan, waktu dan tenaga yang dibutuhkan masih banyak sehingga dirasa masih kurang efisien. Berdasarkan hasil observasi ditemukan beberapa permasalahan dalam dunia industri antara lain kecelakaan kerja yang menyebabkan karyawan terluka, kesalahan dalam proses pengepakan, pemindahan barang dari konveyor ke dus sering menyebabkan kerusakan pada barang dan kesalahan kerja yang menyebabkan kerugian baik secara material maupun finansial. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dibutuhkan sistem kerja otomatis yang menggantikan kerja manusia dalam proses pengepakan. Dalam perkembangannya, pada saat ini sudah banyak industri yang menggunakan salah satu peralatan kontrol dengan sistem pemrograman yang dapat diperbaharui atau lebih popular disebut dengan nama PLC (Programmable Logic Controller). Selain itu faktor human error juga mampu diminimalisir dengan melihat tingkat keunggulan yang ditawarkan dari sistem kontrol otomatis tersebut. Berdasarkan Domino s Theory bahwa manusia cenderung melakukan kesalahan saat melakukan pekerjaan [1]. Selanjutnya disempurnakan oleh Bird dan Germain yang menghubungkan dengan refleksi manajemen secara langsung akibat human error yang menyebutkan bahwa kelalaian kerja dapat mengakibatkan kerugian pada manusia itu sendiri, harta benda, dan proses produksi [2]. Berdasarkan masalah-masalah dan keadaan di dunia industri tersebut, maka diperlukan pengembangan suatu prototype sistem pengisian barang dalam dus otomatis dengan robotik berbasis Programmable Logic Controller (PLC). Sistem ini akan mempermudah proses produksi dan hasil produksi lebih optimal. Sistem ini dapat dioprasikan secara otomatis maupun manual, yaitu dengan mengaktifkan tombol selector untuk memilih secara manual ataupun ototmatis. Sistem otomatis hanya dengan mengarhkan selector ke posisi otomatis maka sistem akan bekerja, sedangkan sistem manual cukup dengan menekan tombol hijau untuk naik turun sistem otomatis dan tombol merah untuk kanan kiri. Untuk mematikanya tinggal mengarahkan tombol selector pada posisi normal. Sistem otomatis akan menggantikan kerja manusia dalam pemindahan barang logam, dimana terkini di industri sudah menggantikan kerja manusia dengan robot maka sistem ini akan menggunakan kerja robotik dalam proses pengisian barang dalam dus. Dalam penelitian ini, digunakan motor DC sebagai penggerak konveyor dan robotik, PLC Omron CP1L sebagai kontrol dan menggunakan sensor proximity induktif serta ditambahkan sistem magnet otomatis unruk memindahkan barang ke dalam dus. Pengembangan sistem ini diharapkan mampu menciptakan sistem pengepakan barang yang lebih efisien dan bermanfaat. 25

Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan suatu prototype yang bisa membantu dalam proses pengepakan khususnya dalam proses pengisian dus yang bekerja secara otomatis dengan menggunakan PLC sebagai control dan motor DC sebagai penggerak robotic sehingga nantinya dapat digunakan dalam dunia industri. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Pembuatan alat dilakukan di PT Mitra Surya Solusindo dan Fakultas Teknik Elektro Universeitas Negeri Semarang. Pengujian alat dilakukan di PT Mitra Surya Solusindo Tambun Selatan Bekasi. Prosedur penelitian ini terdiri dari potensi dan masalah, pengumpulan data/informasi, desain produk (persiapan alat dan bahan, membuat rancangan alat, membuat alat), validasi desain oleh pakar/ahli, revisi desain, pengujian prototype, uji kelayakan prototype, analisis data dan menarik kesimpulan [3]. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, wawancara dan angket. Analisis data menggunakan metode statistik deskriptif. Data kelayakan dianalisis dengan menggunakan teknik perhitungan mean (pengukuran tendensi sentral), median, dan juga modus. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Laboratorium 1) Uji Komponen a. Motor DC Hasil pengujian motor DC menunjukkan bahwa motor DC dalam keadaan baik karena motor tidak panas ketika dibiarkan selama 3 jam dan setelah diberi beban motor tidak mengalami slip, kemudian ketika diamati dengan stopwatch, jumlah putaran sesuai dengan RPM. b. MCB Hasil pengujian MCB menunjukkan bahwa MCB dalam kondisi baik yang ditandai dengan adanya gerakan jarum ketika saklar MCB on dan jarum menjadi diam ketika saklar MCB off. c. Power suplay Hasil pengujian menunjukkan bahwa Power suplay dalam kondisi baik karena jarum menunjuk ke angka 24 volt ketika Output power suplay dihubungkan pada probe volt meter. d. PLC Hasil pengujian menunjukkan bahwa PLC dalam kondisi baik karena PLC dapat dimasukan program sehingga komponen bekerja sesuai dengan program dan lampu indikator PLC menyala. e. Relay Pengujian relay dilakukan dengan menggunakan ohm meter. Hasil pengujian menunjukkan bahwa relay dalam kondisi baik karena pada posisi normal NC jarum tidak bergerak dan jika posisi normal NO jarum bergerak. f. Sensor/Proximity Hasil pengujian menunjukkan bahwa sensor dalam kondisi baik karena ketika sensor diberi tegangan dan didekatkan pada benda (logam) maka output sensor memberi sinyal berupa 0vdc. g. Push botton Hasil pengujian menunjukkan bahwa push botton dalam kondisi baik, karena saat diuji dengan ohm meter jarum bergerak saat ditekan jika push botton NO, dan diam saat ditekan jika push botton NC h. Limit switch Hasil pengujian menunjukkan bahwa limit switch dalam kondisi baik, karena saat diuji dengan ohm meter jarum bergerak saat ditekan jika Limit switch NO, dan diam saat ditekan jika Limit switch NC. 2) Uji Mekanik a. Pengujian Konvenyor Pengujian konveyor dilakukan dengan cara memberi tegangan 24 vdc pada motor DC yang sudah terhubung dengan timing pulley dan timing belt. Motor DC dibiarkan bekerja, kemudian diperhatikan apakah timing belt bergeser atau tidak, jika timing belt bergeser diatur kembali as timing pulley hingga timing belt diam (berarti baik). Hasil analisis menunjukkan bahwa Timing pulley mengalami pergeseran sehingga perlu mengatur as timing pulley. Setelah diatur, timing pulley diam (tidak bergeser). Artinya konvenyor sudah dalam kondisi baik. b. Pengujian Gerak Robotik Naik Turun Pengujian dilakukan dengan memberi tegangan 24 vdc pada motor DC, sehingga teflon turun hingga mengenai limit switch. Kemudian balik input motor antara 24 vdc dan 0 vdc sehingga motor DC berbalik putaran, menaikan teflon ke atas sampai mengenai limit switch. Hasil analisis menunjukkan gerak robotik sudah benar dan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk selanjutnya disesuaikan jarak untuk naik dan turun sesuai dengan fungsi robotik. c. Pengujian Gerak Robotik Kanan Kiri Cara pengujian sama dengan pengujian gerak naik dan turun. Gerak robotik disesuaikan dengan teflon yang sudah terhubung dengan magnet otomatis dan disesuaikan dengan letak konveyor. Hasil analisis menunjukkan bahwa gerak sesuai dengan yang diharapkan, dan magnet sesuai dengan letak benda (logam). 3) Uji Program Pengujian program dilakukan setelah seluruh komponen diberi wiring dengan baik dan benar. Pemerograman dilakukan secara online (terhubung dengan kabel LAN) sehingga dapat membuat program dalam kondisi prototype dijalankan. Pemrograman dilakukan sesuai dengan kerja yang diinginkan, kemudian dilakukan secara berurutan dan bertahap. Pemerograman dilakukan dengan tahapan kerja otomatis terlebih dahulu selanjutnya kerja manual. PLC yang digunakan yaitu CP1L Omron, 26

sehingga program juga harus menyesuaikan. Pemrograman dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Program PLC Hasil analisis menunjukkan bahwa kerja prototype sesuai dengan yang diinginkan baik secara manual maupun otomatis. Hasil pemerograman berhasil, meski mengalami beberapa kali kesulitan. 4) Pengujian Keseluruhan Prototype a. Pengujian Sistem Robotik Otomatis Pengujian sistem ini dapat dijalankan dengan mudah, seperti dengan fungsinya yaitu otomatis, maka prototype akan bekerja secara otomatis tanpa perlu melakukan kendali dari push botton. Selector switch diarahkan pada posisi otomatis maka sistem akan bekerja dengan sendirinya. Langkah-langkah pengujian sistem robotic otomatis secara berurutan adalah sebagai berikut. Ketika ON konveyor akan berjalan, benda (logam) diletakkan pada belt konveyor. Ketika benda mengenai proximity, maka konveyor berhenti dan gerak robotik bergerak turun. Ketika limit switch bawah aktif menghidupkan magnet dan mengangkat benda (logam) ke atas. Ketika limitch switch atas aktif maka gerak robotik ke kanan. Ketika limit switch kanan aktif maka gerak kembali turun. Ketika limit switch bawah aktif, mematikan magnet dan benda (logam) terlepas, gerak robotik kembali naik. Ketika limit switch atas aktif gerak robotik ke kiri. Ketika limit switch kiri aktif maka konveyor kembali aktif dan konveyor1 kembali berjalan. Konveyor2 berjalan jika sudah terhitung dua barang (logam) masuk ke dalam dus. b. Pengujian Sistem Robotik Manual Pengujian sistem manual dilakukan dengan menggunakan push botton hijau dan push botton merah. Sebelum melakukan pengujian terlebih dahulu mengarahkan selector switch pada posisi manual sehingga mengaktifkan konveyor. Langkah-langkah pengujian sistem robotic manual secara berurutan adalah sebagai berikut: Ketika ON konveyor berjalan. Benda (logam) ditaruh pada belt konveyor. Benda (logam) mengenai proximity sehingga mamatikan konveyor. robotik ke bawah. Ketika limit switch bawah aktif magnet aktif dan gerak robotik berhenti. robotik ke atas. Ketika limit switch atas aktif gerak robotik berhenti. Push botton merah ditekan sehingga menggerakkan robotik ke kanan. Ketika limit switch kanan aktif gerak robotik berhenti. robotik ke bawah. Ketika limit switch bawah aktif robotik berhenti dan magnet mati sehingga menjatuhkan benda (logam). Push botton hijau ditekan sehingga menggerakan robotik ke atas. Ketika limit switch atas aktif gerak robotik berhenti. Push botton merah ditekan sehingga gerak robotik ke kiri. Ketika limit switch kiri aktif robotik berhenti dan konveyor1 kembali berjalan. Konveyor2 berjalan jika sudah terhitung dua barang (logam) masuk ke dalam dus. Setelah pengujian secara otomatis dan manual, maka dapat diketahui bahwa prototype sudah bekerja sesuai dengan fungsi yang diharapkan. Untuk sistem otomatis cukup dengan mengarahkan limit switch pada posisi otomatis maka sistem bekerja. Sedangkan, untuk sistem manual perlu menggunakan push botton untuk menggerakan robotik. Push botton hijau untuk gerak naik dan turun. Push botton merah untuk gerak kanan dan kiri. B. Hasil Penelitian Laboratorium Kelayakan prototype dianalisis berdasarkan hasil pengisian masing-masing aspek yang diajukan pada kuesioner. Aspek tersebut diantaranya: desain dan unjuk kerja, kemudahan pengoperasian dan manfaat. Penilaian kelayakan prototype ditujukan kepada 4 ahli dibidangnya dari 2 perusahaan berbeda yang bekerja dalam bidang yang sama. Pakar/ahli memiliki wewenang untuk menilai aspek desain dan unjuk kerja, kemudahan penggunaan serta manfaat prototype. No Ahli/Pakar TABEL I. HASIL UJI KELAYAKAN AHLI Desain dan Unjuk kerja (%) Kemudahan pengoperasian (%) Manfaat Prototype (%) 1 Hedy M 91.67 91.67 88.33 2 Anis S 83.33 83.33 66.67 3 Yuskrisna 75 83.33 66.67 4 A.Tarmizi 75 91.67 83.33 Rata-rata 81.25 87.5 76.25 27

C. Pembahasan Berdasarkan pengujian laboratorium, kerja prototype sistem bekerja dengan baik dan sesuai dengan yang diinginkan. Dengan memberi tegangan input 220 v pada mcb, kemudian terhubung pada input power suplay sehingga output power suplay dapat mengaktifkan komponen lain maka prototype dapat bekerja. Sistem otomatis dapat dijalankan dengan mengubah posisi selector switch pada posisi otomatis maka sistem otomatis bekerja. Sistem manual dapat dijalankan dengan mengubah posisi selector switch pada posisi manual maka sistem manual bekerja dengan push botton hijau sebagai pengendali gerak naik turun dan push botton merah sebagai pengendali gerak kanan kiri. Penilaian tingkat kelayakan prototype dibagi dalam aspek-aspek yang dinilai untuk kemudian dianalisis secara statistik kuantitatif. Untuk perhitungan secara lengkap mengenai penilaian pakar/ahli dapat dilihat pada lampiran. Hasil pengujian jika dibuat dalam diagram ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2. Diagram Penilaian Kelayakan oleh Ahli Ahli menilai aspek desain dan unjuk kerja dinyatakan sangat setuju dengan penilaian 81.25%, aspek kemudahan pengoperasian dinyatakan sangat setuju dengan penilaian 87.5% dan aspek manfaat dinyatakan sangat setuju dengan penilaian 76.25%. Di dalam koesioner juga terdapat pertanyaan penunjang terkait dengan kekurangan dari prototype, kinerja prototype dan kelayakan prototype. Berdasarkan jawaban dari pertanyaan penunjang tersebut dilakukan revisi atau perbaikan guna mendapatkan prototype yang jauh lebih baik dan efisien. a) Kekurangan Prototype Menurut parkar/ahli kekurangan prototype meliputi safety, speed, desain, dan penyesuaian lanjutan jika digunakan dalam keadaan aslinya. Dari penilaian oleh pakar/ahli dilakukan penelitian lanjutan diantaranya yaitu : 1) Safety atau kemanan kerja prototype yaitu dengan mengganti emergency stop dengan selector switch yang juga dapat digunakan sebagai pemutus atau menghentikan kerja prototype jika terjadi gangguan. 2) Speed atau kecepatan prototype yaitu dengan mengganti motor dc sebagai penggerak robotik dengan torsi yang lebih besar sehingga dapat bekerja lebih cepat dan dapat memperbaiki tingkat presisi menjadi lebih baik. 3) Desain prototype yaitu dengan memberi pelindung kabel atau spiral pada prototype, membuat box panel dari akrilik, dan menambahkan satu konveyor sebagai penggeser dus. 4) Penyesuaian lanjutan. Jika prototype ingin digunakan dalam dunia industri maka harus disesuaikan dengan SOP yang terdapat pada masing-masing industri. Sesuai dengan pernyataan pada koesioner pakar/ahli menyatakan jika sebagai miniature konsepnya sudah sangat bagus. b) Kinerja Prototype Menurut pakar/ahli sesuai dengan hasil dari koesioner secara umum untuk kinerja sudah dianggap layak, baik, menarik dan penting dalam dunia industri. Kekurangan dari kinerja bisa ditutupi dengan memperbaiki kekurangan seperti pada point 4.2.3 dan menambahkan satu buah konveyor sebagai penggeser dus yang sudah terisi. c) Kelayakan Prototype Berdasarkan hasil kuisioner dapat diketahui bahwa menurut pakar/ahli, prototype sudah layak digunakan dalam dunia industri karena dari segi kemudahan, pengoperasian prototype dianggap mudah, dari segi kecepatan pekerjaan, prototype dapat membantu karyawan, dan dari segi konsep, prototype sudah sangat layak namun dengan memperbaiki desain dan juga menambahkan body safety. Dari pernyataan tersebut, dilakukan penelitian lanjutan dengan menambahkan safety pada konveyor. Berdasarkan hasil penelitian lanjutan maka kekurangankekurangan pada prototype dapat diperbaiki, sehingga menghasilkan prototype yang jauh lebih baik dan efisisen sesuai dengan apa yang diharapkan. Adapun penambahan signifikan pada prototype yaitu penambahan satu konveyor sebagai penggeser dus yang sudah terisi barang. Penggantian motor DC sebagai penggerak robotik dengan torsi yang lebih cepat. Pembuatan box panel dari akrilik dilengkapi dengan banana socket. Juga ditambahkan pelindung pada belt konveyor sebagai pengaman atau safety. No TABEL II. PERSAMAAN SISTEM Parameter Pengepakan Plastik Pengisian dus otomatis 1 Membantu sistem pengepakan 2 Menggunakan panel control 3 Digunakan dalam dunia industri 4 Berupa Prototype TABEL III. PERBEDAAN SISTEM No Parameter Pengepakan plastic Pengisian dus otomatis 1 PLC Omron Omron CP1L CPM2A 2 Sensor Photo sensor Proximity induktif 3 Sistem Manual Sistem manual dan otomatis serta dilengkapi robotic 4 Motor Penggerak 12 Vdc 24 Vdc 28

Pada suatu penelitian PLC digunakan juga pada sistem pengepakan yaitu pengepakan barang plastik otomatis [4]. Dalam penelitian ini metode tersebut dikembangkan pada sistem pengepakan untuk mengepak barang plastik. Berikut persamaan dan perbedaan sistem pengepakan barang plastik dan sistem pengisian dus otomatis dengan sistem robotik. Dari keseluruhan hasil prototype terdapat beberapa kekurangan dari protoype, dan dapat terjadi karena keterbatasan dari peneliti baik secara konsep maupun material. Keterbatasan tersebut sudah ditutupi sebagaimana dengan fungsi sesuai tujuan dari penelitian. Untuk keterbatasan tersebut akan dijabarkan sebagai berikut : a. Kecepatan Robotik Pada prototype untuk menggerakan robotik menggunakan motor 24 Vdc. Untuk gerak naik/turun menggunakan torsi 100 rpm dan untuk gerak kanan/kiri menggunakan torsi 50 rpm. Hal ini mengakibatkan gerak kanan/kiri menjadi lebih lambat, karena jika menggunakan motor dengan torsi 100 rpm jauh lebih berat dan dapat mengakibatkan kerusakan pada mekanik. Keterbatasan tersebut sudah ditutupi dengan menggunakan torsi lebih cepat pada gerak naik/turun. Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk satu kali kerja relatif cukup cepat dan tidak terlalu lama. b. Kekuatan Mekanik Konstruksi prototype dibuat dengan konsep yang sederhana sehingga mudah dalam pembuatan dan pengoprasian. Untuk bahan yang digunakan terbuat dari stainless sehinga lebih ringan, anti karat dan lebih kuat. Akan tetapi masih mengalami kendala pada kekuatan dari prototype, seperti ukuran dan daya beban. Hal ini terjadi karena keterbatasan pada material, peneliti kurang memiliki dana yang cukup untuk membeli bahan dengan kualitas lebih baik. Keterbatasan tersebut sudah ditutupi dengan menggunakan material yang cukup sesuai dengan standar industri. IV. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa Prototype sistem pengisian dus otomatis dengan robotik dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan dan hasil penilaian oleh ahli/pakar menunjukkan bahwa prototype sudah baik dan layak. REFERENSI [1] Heinrich, 1972. AWorker s Education Manual. Diakses pada hari kamis, tanggal 9 April 2015 pukul 20.12 WIB dari http://jurnalk3.com [2] Bird, F. E., Germain. & L. George. 1986. Practical Loss Kontrol Leadership. Diakses pada hari kamis, tanggal 9 April 2015 pukul 20.10 WIB dari http://jurnalk3.com [3] Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta [4] Erlambang, Y. D. 2014. Rancang Bangun System Pengepakan Barang Plastic Berbasis Programmable Logic Kontroller (PLC). Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro. 29