Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN USIA WANITA SAAT COITARCHE DAN LAMA PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

KARAKTERISTIK IBU DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) BANGIL

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Hubungan antara Karakteristik Pasien dengan Kejadian Ca Servix Di Rumah Sakilt Al-Islam Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. serviks uteri. Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia. Sampai saat ini, kanker

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sedang berkembang, salah satunya Indonesi (WHO, 2012).

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS STADIUM LANJUT DI BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2011

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Gambaran Karakteristik Penderita Rawat Inap Karsinoma Serviks di RSUD Karawang Periode 1 Januari Desember 2011

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X. Bagian Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung 3

FAKTOR RISIKO KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD TUGUREJO KOTA SEMARANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang paling umum yang diakibatkan oleh HPV. Hampir semua

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X. Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung 3

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan pertumbuhan sel yang tidak normal/terus-menerus dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kedua di dunia dimana konstribusinya 13 % dari 22% kematian yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bila program skrining sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki. 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi pada Juli 2013

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK) MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker serviks merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan.

PENGARUH PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI KOMBINASI PROGESTERON ESTROGEN TERHADAP KEJADIAN KANKER LEHER RAHIM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA.

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KANKER SERVIKS UTERI DENGAN FAKTOR RISIKO MENIKAH USIA MUDA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK INSIDENSI DAN GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat. Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di

BAB III METODE PENELITIAN

Prosiding SNaPP2017 Kesehatan pissn eissn

BAB I PENDAHULUAN. Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini ditularkan melalui hubungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

BAB IV METODE PENELITIAN. kandungan khususnya berhubungan dengan kedokteran ginekologi.

ABSTRAK GAMBARAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN 2010 JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. Papiloma Virus (HPV) terutama HPV 16 dan 18 (Aziz et al, 2006 ).

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.1. Januari 2012

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi wanita merupakan hal yang perlu diperhatikan agar suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit

FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penyakit kanker yang menyerang kaum perempuan (Manuaba, 2008).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

FAKTOR RISIKO AKSEPTOR KB HORMONAL TERHADAP KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN. Sri Wahyuni

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUP DR.SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh :

BAB III METODE PENELITIAN. desain cross-sectional deskriptif. Pengumpulan data resep obat off-label

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA. Dwika Suryaningdyah. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA SERVIKS DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

BAB I PENDAHULUAN. rahim yaitu adanya displasia/neoplasia intraepitel serviks (NIS). Penyakit kanker

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan tumor ganas pada sel-sel yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. neoplasmagana yang berasal parenchyma. Kankerpayudara adalah penyakit

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan manusia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Keadaan

Karakteristik penderita kanker serviks di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari Desember 2015

GAMBARAN FAKTOR FAKTOR KEJADIAN LESI PRAKANKER LEHER RAHIM DI PUSKESMAS CANDIROTO, KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (Maharani, 2009). World Health Organization (WHO) (2014) mengatakan. terjadi di Negara berkembang dari pada Negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. dan mendekati pola di Negara maju (Dalimartha, 2004). maupun orang-orang yang sama sekali tidak berpendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RISIKO TERJADINYA KANKER PAYUDARA DITINJAU DARI PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENCEGAHAN

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRACT. CHARACTERISTICS OF CERVICAL CARCINOMA AT HASAN SADIKIN HOSPITAL BANDUNG in 1 JANUARY DECEMBER 2010

BAB I PENDAHULUAN kematian per tahun pada tahun Di seluruh dunia rasio mortalitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui

Transkripsi:

Prosiding SNaPP011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:089-358 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PASIEN DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS YANG DIRAWAT INAP DI BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 010-31 DESEMBER 010 1 Astia Irvianty, Wawang S Sukarya 1 Jurusan Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Jl. Hariang Banga No. Bandung 40116 Dosen Senior Fak. Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Jl. Hariang Banga No. Bandung 40116 E-mail : 1 astiairvianty@yahoo.com, wssukarya@yahoo.com Abstrak. serviks merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada wanita di seluruh dunia. Setiap tahunnya ditemukan sekitar 500.000 kasus baru dengan 85% kasus diantaranya terjadi di negara berkembang. Di Indonesia, kanker serviks menempati urutan pertama di antara kanker ginekologi lainnya. serviks dapat dipicu oleh beberapa faktor risiko seperti usia, ras, pendidikan, status sosioekonomi rendah, hubungan seksual di usia muda, merokok, paritas tinggi, dan penggunaan kontrasepsi. Dilakukan penelitian analitik observasional kasus kontrol dengan pendekatan retrospektif mengenai hubungan karakteristik pasien dengan kejadian kanker serviks yang dirawat inap di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Karakteristik pasien yang diteliti meliputi usia, pendidikan, usia pertama kali menikah, dan paritas. Data yang dipergunakan adalah data sekunder, diambil dari rekam medik pasien. Populasi penelitian adalah pasien dengan kanker serviks yang dirawat inap di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung periode 1 Januari 010 31 Desember 010. Sampel pasien yang diteliti meliputi pasien kanker serviks dan non-kanker serviks, masing-masing sebanyak 46 kasus. Hasil penelitian menunjukan prevalensi kanker serviks sebesar 59,3% kasus. Pasien kanker serviks terbanyak terdapat pada pasien dengan pendidikan 6 tahun (71,7%), pertama kali menikah < 0 tahun (69,6%), dan paritas 3 (80,4%). Analisis uji statistik Chi-Square memperlihatkan hubungan yang bermakna antara kejadian kanker serviks dengan pendidikan (p=0,00, OR=3,949) dan paritas (p=0,000, OR=6,395). Kata kunci : kanker serviks, pendidikan, paritas, usia pertama kali menikah. 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang serviks merupakan keganasan tertinggi kedua setelah kanker payudara pada wanita di seluruh dunia. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), terdapat 500.000 kasus kanker serviks setiap tahunnya. Data dari Global Burden of Cancer (GLOBOCAN) tahun 008 menunjukan angka kejadian kanker serviks sebanyak 530.000 kasus dan lebih dari 85% terjadi di negara berkembang. Di Indonesia, kasus kanker serviks diperkirakan sebanyak 90-100 kasus di antara 100.000 penduduk per tahun. Data tersebut menempatkan kanker serviks di urutan pertama di antara kanker ginekologi yang terjadi pada wanita di Indonesia. 47

48 Astia Irvianty et al. Masalah kanker serviks diperkirakan akan semakin meningkat di masa mendatang. Departemen Kesehatan (Depkes) RI memprediksi angka mortalitas akan terus mengalami peningkatan sebanyak 5% hingga 10 tahun ke depan bila kanker serviks ini diabaikan. Hal tersebut dipicu oleh beberapa faktor risiko seperti melakukan hubungan seksual di usia muda (kurang dari 16 tahun), berganti-ganti pasangan seksual, merokok, paritas tinggi, dan status sosioekonomi rendah. Angka mortalitas dan morbiditas kanker serviks di Indonesia menempati peringkat tertinggi diantara kanker ginekologi lainnya dan diprediksi akan mengalami peningkatan setiap tahunnya. 4,6 Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai hubungan karakteristik pasien kanker serviks dilihat dari segi usia, pendidikan, usia pertama kali menikah, dan paritas dengan kejadian kanker serviks di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. RSHS dipilih menjadi lokasi penelitian karena belum adanya penelitian kanker serviks yang dilakukan pada tahun 010. Selain itu RSHS juga merupakan rumah sakit umum pemerintah terbesar di Kota Bandung yang menjadi pusat rujukan dari berbagai daerah di Jawa Barat. 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, terdapat identifikasi masalah sebagai berikut : 1). Berapa angka kejadian kanker serviks di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung periode 1 Januari 010 sampai dengan 31 Desember 010? ). Bagaimana gambaran karakteristik pasien kanker serviks ditinjau dari segi usia, pendidikan, usia pertama kali menikah, dan paritas yang dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung selama periode 1 Januari 010 sampai dengan 31 Desember 010? 3). Apakah terdapat hubungan antara karakteristik pasien kanker serviks dengan kejadian kanker serviks? 1.3 Tujuan Penelitian 1). Mengetahui angka kejadian kanker serviks yang tercatat di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung periode 1 Januari 010 sampai dengan 31 Desember 010. ). Mengetahui karakteristik pasien kanker serviks berdasarkan usia, pendidikan, usia pertama kali menikah, dan paritas. 3). Mengetahui hubungan antara karakteristik pasien kanker serviks berdasarkan usia, pendidikan, usia pertama kali menikah, dan paritas dengan kejadian kanker serviks. 1.4 Serviks 1.4.1 Definisi serviks merupakan keganasan progresif yang terjadi di serviks uteri. Lesi prekanker biasanya terjadi 10-1 tahun sebelum berkembang menjadi kanker yang invasif. 1.4. Insidensi dan Epidemiologi serviks merupakan jenis keganasan kedua tersering pada wanita di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri kasus kanker serviks menempati peringkat pertama diantara kanker ginekologi lainnya. serviks juga menjadi salah satu penyebab kematian tersering pada wanita di seluruh dunia. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sains, Teknologi, dan Kesehatan

Hubungan Karakteristik Pasien dengan. 49 1.4.3 Etiologi Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) merupakan etiologi utama terjadinya kanker serviks. Infeksi HPV ditemukan pada 99,7% kasus kanker serviks dan ditularkan secara seksual. Terdapat lebih dari 100 jenis HPV, namun dua diantaranya yaitu HPV 16 dan 18 ditemukan pada lebih dari 70% kasus kanker serviks. 1.5 Faktor Risiko 1.5.1 Usia Insidensi kanker serviks meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Usia > 35 tahun mempunyai risiko tinggi terhadap kanker serviks. 1.5. Pendidikan Dari hasil beberapa penelitian ditemukan sebagian besar pasien kanker serviks berpendidikan tamat SD yaitu lebih dari 50% kasus. 1.5.3 Perilaku Seksual Dari berbagai penelitian epidemiologi menujukan bahwa wanita yang mulai melakukan hubungan seksual pada usia muda kurang dari 0 tahun serta beganti ganti pasangan memiliki risiko terkena kanker serviks 10-1 kali lebih besar daripada mereka yang menikah pada usia lebih dari 0 tahun. 1.5.4. Paritas Dari beberapa penelitian ditemukan insidensi kanker serviks meningkat sesuai dengan meningkatnya paritas. Paritas yang dianggap berbahaya adalah memiliki jumlah anak lebih dari orang atau jarak persalinan terlampau dekat. 1.6 Bahan Penelitian Bahan penelitian adalah data sekunder yang didapat dari rekam medik pasien yang telah didiagnosis positif kanker serviks. Dari rekam medik pasien diambil data berupa usia, pendidikan, usia pertama kali menikah, dan paritas. 1.7 Sampel Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu : a. Kelompok kasus : Wanita yang menderita kanker serviks yang dirawat inap di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung periode 1 Januari 010 sampai 31 Desember 010. b. Kelompok kontrol : Wanita yang menderita kanker ginekologi lain selain kanker serviks yang dirawat inap di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung periode 1 Januari 010 sampai 31 Desember 010. 1.8 Kriteria Inklusi 1) Pasien kanker yang pertama kali didiagnosis kanker serviks oleh Bagian Obstetri Ginekologi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. ) Pasien kanker serviks yang pernah menikah. 3) Pasien kanker serviks yang pernah melahirkan. ISSN:089-358 Vol, No.1, Th, 011

50 Astia Irvianty et al. 1.9 Kriteria Eksklusi 1) Pasien kanker serviks yang menggunakan kontrasepsi hormonal. ) Pasien kanker serviks yang merokok. 1.10 Metode Penelitian Metode penelitian adalah deskriptif analitik observasional kasus kontrol (case control) dengan pendekatan retrospektif. 1.11 Teknik sampling Besar sampel dalam penelitian ini dihitung dari variabel yang diteliti dan ditetapkan berdasarkan rumus sebagai berikut : Keterangan : N = Jumlah sampel Z 1-1/ = Level of confidence ( =0,05) = 1,96 Z 1-1/ = Power of test ( =0,10) = 1,8 P1 = Proporsi kanker serviks di Mali 31 P = Proporsi non kanker serviks n = (Z 1-1/ a + Z 1-1/ b ).(P1+ P) (P1- P) P = P1/OR(1- P1) + P1 Dari hasil perhitungan sampel dengan rumus diatas, didapatkan jumlah sampel dari setiap variabel yaitu : Usia = 15,7, Pendidikan =19,48, Usia pertama kali menikah =36,96, dan Paritas = 41,73. Ditetapkan jumlah sampel sebesar 41,73 (dibulatkan 4). Dengan memperhitungkan drop out sampel, maka sampel ditambah 10% dari hasil yang didapat. Dengan demikian jumlah sampel ditentukan kanker serviks 46 sampel dan kontrol (kasus non-kanker serviks) juga 46. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. 1.1 Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan menghitung jumlah dan persentasenya dan disajikan dalam bentuk tabel. Uraian hasil kemudian diolah dengan menggunakan uji statistik Chi-Square.. Hasil Penelitian dan Pembahasan.1 Hasil Penelitian Dari data rekam medik pasien penderita kanker ginekologi periode 1 Januari 010 31 Desember 010 di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung ditemukan kasus kanker serviks dan non-kanker serviks sebanyak 74 kasus. Dari jumlah total tersebut didapatkan kasus kanker serviks sebanyak 49 (59,3%) dan kasus non-kanker serviks 95 (40,7%). Kemudian ditentukan sampel kasus kanker serviks dan non-serviks yang memenuhi syarat untuk diteliti masing-masing sebanyak 46 kasus. Hasil penelitian dijelaskan pada tabel-tabel dibawah ini. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sains, Teknologi, dan Kesehatan

Hubungan Karakteristik Pasien dengan. 51. Perbadingan Dua Kelompok Kasus Tabel 1. Uji Perbandingan Dua Kelompok Kasus Berdasarkan Usia Usia (tahun) serviks Kelompok Kasus non-serviks Total p-value n % n % < 0 0 0 1 100 1 0-35 5 31,3 11 68,8 16 3,903 > 35 41 54,7 34 45,3 75 =0,05 Tabel diatas memperlihatkan bahwa perbedaan dua kelompok secara statistik tidak bermakna karena p > 0,05 (p=3,903). Dengan demikian kedua kelompok selanjutnya dapat diperbandingkan..3 Distribusi Pasien Serviks Berdasarkan Pendidikan Tabel. Distribusi Pasien Serviks Berdasarkan Pendidikan No. Lama Pendidikan n % 1 6 tahun 33 71,7 > 6 tahun 13 8,3 Total 46 100.4 Hubungan Kejadian Serviks dengan Pendidikan Tabel 3. Hubungan Kejadian Serviks dengan Pendidikan Pendidikan Kelompok Kasus serviks nonserviks Total p-value Odds hitung Ratio n % n % 6 tahun 33 64,7 18 35,3 51 > 6 tahun 13 31,7 8 68,3 41 9,900 0,00 3,949 =0,05 Pada Tabel terlihat bahwa pasien yang menempuh lama pendidikan 6 tahun paling banyak mengalami kanker serviks yaitu sebanyak 33 pasien (71,7%). ISSN:089-358 Vol, No.1, Th, 011

5 Astia Irvianty et al. Berdasarkan hasil perhitungan statistik seperti yang tercantum pada Tabel 3, diperoleh nilai hitung sebesar 9,900 dengan p-value sebesar 0,00. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p-value (0,00) < α (0,05) yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara kejadian kanker serviks dengan pendidikan. Hasil perhitungan OR menunjukan angka 3,949, artinya lama pendidikan 6 tahun meningkatkan risiko 3,949 kali lebih besar daripada pasien dengan lama pendidikan > 6 tahun untuk terkena kanker serviks..5 Distribusi Pasien Serviks Berdasarkan Usia Pertama Kali Menikah Tabel 4. Distribusi Pasien Serviks Berdasarkan Usia Pertama Kali Menikah No. Usia Pertama Kali Menikah n % 1 < 0 tahun 3 69,6 0-35 tahun 14 30,4 Total 46 100.6 Hubungan Kejadian Serviks dengan Usia Pertama Kali Menikah Usia Pertama Kali Menikah (tahun) Tabel 5. Hubungan Kejadian Serviks dengan Usia Pertama Kali Menikah Kelompok Kasus serviks nonserviks n % n % < 0 3 58, 3 41,8 55 0-35 14 37,8 3 6, 37 =0,05 Total p-value Odds hitung Ratio 3,66 0,056,86 Pada Tabel 4 terlihat bahwa pasien dengan usia pertama kali menikah < 0 tahun paling banyak mengalami kanker serviks yaitu sebanyak 3 pasien (69,6%). Berdasarkan hasil perhitungan statistik seperti yang tercantum pada Tabel 5, diperoleh nilai hitung sebesar 3,66 dengan p-value sebesar 0,056. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p- value (0,056) > α (0,05) yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara kejadian kanker serviks dengan usia pertama kali menikah. Hasil perhitungan OR menunjukan angka,86. Artinya, usia pertama kali menikah < 0 tahun meningkatkan risiko,86 kali lebih besar daripada pasien dengan usia pertama kali menikah 0-35 tahun. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sains, Teknologi, dan Kesehatan

Hubungan Karakteristik Pasien dengan. 53.7 Distribusi Pasien Serviks Berdasarkan Paritas Tabel 6. Distribusi Pasien Serviks Berdasarkan Paritas No. Paritas n % 1 P > 3 37 80,4 P < 3 9 19,6 Total 46 100.8 Hubungan Kejadian Serviks dengan Paritas Tabel 7. Hubungan Kejadian Serviks dengan Paritas Kelompok Kasus serviks nonserviks n % n % P 3 37 67,3 18 3,7 55 P < 3 9 4,3 8 75,7 37 =0,05 Total hitung p-value Odds Ratio 16,30 0,000 6,395 Pada Tabel 6, terlihat bahwa pasien dengan paritas 3 paling banyak mengalami kanker serviks dengan jumlah yang sama yaitu sebanyak 37 pasien (80,4%). Berdasarkan hasil perhitungan statistik yang terantum pada Tabel 7, diperoleh nilai hitung sebesar 16,30 dengan p-value sebesar 0,000. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p-value (0,000) < α (0,05) yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara kejadian kanker serviks dengan paritas. Hasil perhitungan OR menunjukan angka 6,395. Artinya, paritas 3 memiliki risiko 6,395 kali lebih besar untuk terkena kanker serviks daripada paritas < 3. 3. Kesimpulan dan Saran 3.1 Kesimpulan 1) Prevalensi kasus kanker serviks di Rumah Sakit Hasan Sadikin periode 1 Januari 010 31 Desember 010 adalah sebesar 59,3%. ) Pasien kanker serviks terbanyak pada pasien dengan pendidikan 6 tahun (71,7%), usia pertama kali menikah < 0 tahun (69,6%), dan paritas 3 (80,4%). 3) Terdapat hubungan yang bermakna antara kasus kanker serviks dengan pendidikan 6 tahun dan paritas 3. ISSN:089-358 Vol, No.1, Th, 011

54 Astia Irvianty et al. 3. Saran 1) Mendorong meningkatkan pendidikan diatas 6 tahun sesuai dengan program pemerintah yaitu wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. ) Dianjurkan mempunyai anak < 3 salah satunya dengan menerapkan program Keluarga Berencana (KB). 4. Daftar Pustaka Berek, JS. (007). Gynecology. 14 th edition. United States: Lippincott Williams & Wilkins. Cancer Helps. Cervical cancer. (Online), (http://cancerhelps.com/kanker-serviks.htm, diakses 1 Januari 011). Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Vaksin HPV Untuk Perangi Serviks. (Online). (http://www.depkes.go.id/index.php/berita/pressrelease/873-vaksin-hpv-untuk-perangi-kankerserviks.html, diakses 3 Januari 011). Diananda R. (007). Mengenal Seluk Beluk. Yogyakarta: Katahati. Global Burden of Cancer. (010). Cervical Cancer Incidence and Mortality Worldwide in 008. (Online) (http://globocan.iarc.fr/factsheets/cancers /cervix.asp, diakses 3 Januari 011). Khasbiyah. (004). Faktor Risiko Serviks Uteri. Semarang. Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP. McCance KL, Huether SE. (006). Pathophysiology the Biologic for Disease in Adult and Children. 5 th edition. United States: Elsevier Mosby. Saslow D, Runowicz CD, Solomon D, Moscicki AB, Smith RA, Eyre HJ, et al. American Cancer Society Guideline for the Early Detection of Cervical Neoplasia and Cancer. (Online). (http://caonline.amcancersoc.org/cgi/content/full/5/6/34, diakses 4 Juli 011). CA Cancer J Clin. Sjamsuddin S. (001). Pencegahan dan deteksi dini kanker serviks. Cermin Dunia Kedokteran, 133:8-13. WHO. Cervical cancer. (Online) (http://www.who.int/reproductivehealth/ topics/cancers/en/index.html, diakses 3 Januari 011). Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sains, Teknologi, dan Kesehatan