BAB I PENDAHULUAN. membentuk komite audit (Abbott, 2004). Kasus ini kemudian dibuktikan oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diindikasikan dengan adanya kesulitan keuangan (financial distress).

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan dimana profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN. Istilah corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas Pasar Modal) IX.1.5,Kep 29 /PM/2004 tanggal 22 desember 2003, UKDW

PENDAHULUAN. kinerja dari komite audit dilihat dari tingkat manajemen laba yang terjadi. yang diestimasi dengan menghitung akrual diskresioner.

PIAGAM KOMITE AUDIT PT INTERMEDIA CAPITAL, Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing guna mempertahankan efisiensi dan kelangsungan usahanya.

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. dilakukan oleh manajemen adalah manajemen laba (earnings management),

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan, kondisi ini disebut Good

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan laporan keuangan penting bagi para pihak eksternal

dapat menciptakan kepercayaan pemegang saham kepada perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Good Corporate Governance oleh perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB 1 PENDAHULUAN. disalurkan kembali kemasyarakat untuk menjalankan proses perekonomian.

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yang bertanggung jawab sebagai pengambilan keputusan mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Komite Audit terhadap Manajemen Laba dan Good Corporate Governance

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. yang paling bertanggung jawab terhadap masalah ini. Independensi auditor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh peluang pasar yang ada. Selain bersaing dengan perusahaan lokal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

BAB 1 PENDAHULUAN. Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya. bertanggung jawab. Masalah Corporate Governance ini semakin menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Selain perusahaan, opini audit digunakan pihak luar

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup masyarakat, hal ini seiring dengan tujuan pembangunan yang tertuang

PT KEDAUNG INDAH CAN TBK

BAB I PENDAHULUAN. dan manipulasi semua jenis informasi keuangan. Bahkan saat ini banyak. earnings restatements dan manipulasi earnings oleh

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan secara umum didirikan tentunya memiliki tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

BAB II LANDASAN TEORI. Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesejahteraan suatu penduduk dapat tercapai apabila di dalam suatu negara

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen dan auditor. Terkuaknya skandal Enron Corporation dan WorldCom

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : KEP-103/MBU/2002 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi (Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. shareholders (pemegang saham dan pemangku kepentingan) perlu

BAB I PENDAHULUAN. informasi laporan yang andal dan dapat dipercaya sebagai dasar untuk

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk

BAB I PENDAHULUAN. menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. dan diawasi, misalnya melalui penetapan tujuan perusahaan dan monitoring terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur modal merupakan hal yang paling penting dan harus dikelola

Bab I PENDAHULUAN UKDW. Piagam Audit atau Audit Charter, dimana Piagam Audit tersebut wajib dimiliki

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3. RAHASIA Hal 1/11

BAB I PENDAHULUAN. independen mengalami peningkatan. Laporan keuangan merupakan salah satu

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

PIAGAM KOMITE AUDIT. 1. Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris.

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontrak yaitu pihak (principal) mengikat pihak lain (agent) untuk melalukan

BAB I PENDAHULUAN. pada manajemen menjadi lebih besar sehingga menimbulkan konflik. pembentukan komite audit. Sesuai dengan peraturan BAPEPAM, Kep-

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah yang digunakan sebagai dasar pertimbangan pengambilan

Pedoman Kerja Komite Audit

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai good corporate governance mulai populer khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. bendanya. Agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Upaya manajer perusahaan untuk mempengaruhi informasi-informasi

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan kegiatan operasinya untuk mencapai beberapa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Teori keagenan (Agency Theory) menjadi dasar bagi perusahaan dalam

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

BAB I PENDAHULUAN. (manajer). Proksi Discretionary Accrual (DA) merupakan salah satu cara untuk

PT. JABABEKA TBK Piagam Komite Audit

BAB I PENDAHULUAN. Tiap jenis perusahaan menghasilkan sesuatu yang menarik konsumen untuk. dalam perusahaan yang dapat merusak kepercayaan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha yang besar dimana para pemilik atau penanam modalnya sudah

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PANIN FINANCIAL Tbk

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik. Penerapan corporate governance dalam dunia usaha merupakan

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan. Dalam

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter)

BAB I PENDAHULUAN. 3.1 Latar Belakang. perusahaan dan kemakmuran pemilik perusahaan adalah salah satu cara yang

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pedoman Kerja Dewan Komisaris

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya fee audit yang ditetapkan oleh kantor akuntan publik merupakan. memihak, perusahaan menggunakan jasa akuntan publik.

perusahaan PT. Toba Pulp Lestari? perusahaan PT. Toba Pulp Lestari?

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komite audit wajib dimiliki oleh seluruh perusahaan di banyak wilayah negara karena dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini telah menjadi perhatian bagi perusahaan-perusahaan besar yang mengalami kebangkrutan dalam beberapa tahun terakhir. Dalam menanggapi fenomena tersebut, maka bagi perusahaan-perusahaan besar direkomendasikan agar membentuk komite audit (Abbott, 2004). Kasus ini kemudian dibuktikan oleh beberapa negara yang telah mengalami kemajuan dan perkembangan dengan pesat karena adanya komite audit. Di Indonesia juga banyak perusahaan yang telah membentuk Komite Audit untuk meningkatkan kualitas dari praktik pelaporan keuangan. Di Indonesia, keberadaan Komite Audit diatur oleh beberapa peraturan, peraturan-peraturan ini dijadikan pedoman bagi anggota Komite Audit untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Menurut Ikatan Komite Audit Indonesia (2013), tugas pokok dari komite audit pada prinsipnya adalah membantu Dewan Komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan atas kinerja perusahaan. Hal tersebut terutama berkaitan dengan review sistem pengendalian intern perusahaan, memastikan kualitas laporan keuangan, dan 1

2 meningkatkan efektivitas fungsi audit. Tugas komite audit juga erat kaitannya dengan penelaahan terhadap resiko yang dihadapi perusahaan dan juga ketaatan terhadap peraturan. Menurut Sugiharto dalam Peraturan Menteri BUMN Nomor: Per- 05/MBU/2006 Pasal 2 menjelaskan bahwa Komisaris dan Dewan Pengawas wajib membentuk Komite Audit, yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu Komisaris/Dewan Pengawas dalam melaksanakan tugasnya. Komite Audit bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugasnya maupun dalam pelaporan, dan bertanggung jawab langsung kepada Komisaris/Dewan Pengawas. Keberadaan komite audit diatur dalam Surat Keputusan Badan Pengelola dan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) melalui Kep - 29/PM/2004 dan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: Per-05/MBU/2006. Ikatan Komite Audit Indonesia (2013) juga menjelaskan bahwa berdasarkan Surat Edaran dari Direksi PT. Bursa Efek Jakarta (sekarang BEI) No. SE -008/BEJ/12-2001 tanggal 7 Desember 2001 perihal keanggotaan komite audit untuk perusahaan publik, disebutkan bahwa: 1. Jumlah anggota Komite Audit sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang, termasuk Ketua Komite audit. Anggota Komite Audit yang berasal dari komisaris hanya sebanyak 1 (satu) orang. Anggota Komite Audit yang

3 berasal dari komisaris tersebut harus merupakan Komisaris Independen Perusahaan Tercatat yang sekaligus menjadi Ketua Komite audit. 2. Anggota lainnya dari Komite Audit adalah berasal dari pihak eksternal yang independen. Yang dimaksud pihak eksternal adalah pihak diluar Perusahaan Tercatat yang bukan merupakan komisaris, direksi dan karyawan Perusahaan Tercatat, sedangkan yang dimaksud independen adalah pihak diluar Perusahaan Tercatat yang tidak memiliki hubungan usaha dan hubungan afiliasi dengan Perusahaan Tercatat, komisaris, direksi dan Pemegang Saham Utama Perusahaan Tercatat dan mampu memberikan pendapat profesional secara bebas sesuai dengan etika profesionalnya, tidak memihak kepada kepentingan siapapun. Keberhasilan komite audit dapat diukur melalui pemenuhan karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh perusahaan antara lain ukuran komite audit, independensi komite audit, aktifitas dari komite audit, dan kompetensi yang dimiliki oleh anggota komite audit. Ukuran komite audit berhubungan dengan jumlah anggota komite audit. Independensi komite audit berhubungan dengan seberapa besar keterlibatan anggota komite audit dengan aktifitas perusahaan. Aktifitas dari komite audit diwujudkan melalui frekuensi pertemuan komite audit dalam satu tahun. Sedangkan kompetensi yang dimiliki oleh anggota komite audit berhubungan dengan pengetahuan akuntansi, keuangan dan audit serta pengalaman dalam tata kelola perusahaan.

4 Karakteristik dan kompetensi dari Komite Audit tersebut dipengaruhi oleh berbagai keragaman sumber daya anggota komite audit. Keragaman atau variasi tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek seperti usia, jenis kelamin, etnis atau ras, budaya, agama, daerah atau negara, latar belakang pendidikan, pengetahuan, kecakapan teknis dan keahlian, pengalaman dalam bisnis dan industri, karir dan pengalaman kerja. Selain adanya berbagai karakteristik dan kompetensi, kinerja komite audit juga tidak bisa terlepas dari aktivitas yang dilakukan oleh anggota komite audit yaitu jumlah pertemuan yang dilakukan oleh anggota komite dalam setiap tahunnya serta komitmen waktu yang dimiliki oleh anggota komite audit perusahaan. Adanya berbagai perbedaan karakteristik dalam komite audit merupakan suatu keunggulan kompetitif yang dipandang mampu menghasilkan strategi perusahaan yang lebih baik (Carter et al., dalam Rustiarini, 2011). Karakteristik, kompetensi dan aktivitas komite audit ini merupakan isu yang penting dan menarik untuk diteliti lebih lanjut. Selain itu, beberapa penelitian sebelumnya justru lebih banyak membahas pengaruh karakteristik dewan direksi daripada karakteristik komite audit. Penelitian di Indonesia dilakukan oleh Kusumastuti, et al. (2007) yang menemukan bahwa persebaran anggota dewan mempengaruhi nilai perusahaan. Darmadi (2011) menyatakan hasil yang berbeda yaitu diversitas dewan yang diasosiasikan berdasarkan gender, kebangsaan, dan usia tidak berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan.

5 Penelitian sebelumnya mengenai karakteristik komite audit di Indonesia telah dilakukan namun menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Penelitian Pamudji dan Trihartati (2009) menunjukkan bahwa keahlian di bidang akuntansi dan keuangan, frekuensi pertemuan komite audit, dan komitmen waktu anggota komite tidak berpengaruh pada manajemen laba perusahaan. Hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan hasil penelitian Wardhani dan Joseph (2010) yang menyatakan bahwa karakteristik ketua komite audit yang diproksikan dengan latar belakang akuntansi dan keuangan, serta pengalaman menjadi partner dalam suatu KAP berpengaruh pada manajemen laba. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Rustiarini (2011) Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh karakteristik, kompetensi, dan aktivitas komite audit pada kualitas audit. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena menggunakan periode yang berbeda yaitu tahun 2010 sampai dengan 2012 serta menambahkan variabel ukuran komite audit sebagai variabel kontrol untuk mengendalikan pengaruh variabelvariabel lain. Aktivitas komite audit pada penelitian ini diproksikan dengan komitmen waktu yang dimiliki oleh anggota komite audit dan jumlah pertemuan yang dilakukan anggota komite audit pada setiap tahunnya. Karakteristik anggota komite audit dalam penelitian ini meneliti variabel gender (keberadaan wanita), kebangsaan asing dan usia. Kompetensi anggota

6 komite audit diasosiasikan dengan independensi, tingkat pendidikan, keahlian dalam bidang akuntansi dan keuangan, serta memiliki pengalaman karir dan kerja dalam bidang bisnis dan industri. Kualitas audit yang digunakan dalam penelitian ini diproksikan dengan akrual lancar. Penggunaan akrual sebagai proksi dari kualitas audit juga digunakan oleh beberapa peneliti sebelumnya yaitu Giri (2010) dan Rustiarini (2011). Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh gender (keberadaan wanita), anggota berkebangsaan, usia anggota, independensi, tingkat pendidikan, keahlian dalam bidang akuntansi dan keuangan, pengalaman kerja, komitmen waktu anggota komite audit, dan aktivitas pertemuan pada kualitas audit pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012. Selain itu agar manajemen perusahaan dapat mempertimbangkan berbagai karakteristik, kompetensi, dan aktivitas yang harus dimiliki komite audit untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik. Maka dari itu peneliti bermaksud untuk mengembangkan penelitian dengan judul Pengaruh Karakteristik, Kompetensi dan Aktivitas Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan tersebut, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah keberadaan wanita dalam komite audit berpengaruh negatif 2. Apakah keberadaan anggota berkebangsaan asing dalam komite audit berpengaruh negatif 3. Apakah usia anggota dalam komite audit berpengaruh negatif terhadap akrual lancar? 4. Apakah independensi anggota komite audit berpengaruh negatif 5. Apakah tingkat pendidikan anggota komite audit berpengaruh negatif 6. Apakah keahlian bidang akuntansi dan keuangan anggota komite audit berpengaruh negatif 7. Apakah pengalaman kerja anggota komite audit berpengaruh negatif 8. Apakah frekuensi pertemuan dalam komite audit berpengaruh negatif 9. Apakah komitmen waktu dalam komite audit berpengaruh negatif

8 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk meneliti pengaruh keberadaan wanita dalam komite audit 2. Untuk meneliti pengaruh anggota berkebangsaan asing dalam komite audit 3. Untuk meneliti pengaruh usia anggota dalam komite audit 4. Untuk meneliti pengaruh independensi anggota dalam komite audit 5. Untuk meneliti pengaruh tingkat pendidikan dalam komite audit 6. Untuk meneliti pengaruh keahlian bidang akuntansi dan keuangan dalam komite audit 7. Untuk meneliti pengaruh pengalaman kerja dalam komite audit 8. Untuk meneliti pengaruh frekuensi pertemuan dalam komite audit 9. Untuk meneliti pengaruh komitmen waktu dalam komite audit D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan memberikan kontribusi dari berbagai bidang yang berkaitan:

9 1. Teoritis a. Memberikan pembuktian mengenai pengaruh gender (keberadaan wanita), anggota berkebangsaan asing, usia, independensi, tingkat pendidikan, keahlian dalam bidang akuntansi dan keuangan, pengalaman kerja, komitmen waktu anggota komite audit, dan aktivitas pertemuan dalam komite audit terhadap kualitas audit yang diproksikan dalam akrual lancar. b. Penelitian ini diharapkan menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian ini. 2. Praktis: a. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan menambah pengetahuan, wawasan, serta gambaran aplikasi teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah juga untuk mengetahui bagaimana penerapannya di lapangan khususnya mengenai karakteristik komite audit. b. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berguna bagi perusahaan sebagai bahan analisis terhadap penerapan karakteristik komite audit perusahaan dan juga sebagai bahan pertimbangan kepada perusahaan mengenai tanda peringatan awal adanya kebangkrutan pada masa yang akan datang, sehingga dapat

10 dengan cepat mengambil tindakan yang tepat untuk menanggulangi atau mengantisipasi hal tersebut. c. Bagi Pihak Lain Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran atau inspirasi yang diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan sehingga dapat membantu pihak yang membutuhkan untuk memahami bidang ini secara lebih mendalam.