BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara menangani pasien

BAB I PENDAHULUAN. Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudraja dalam. website MetroTV mengatakan Indonesia merupakan salah satu pemasok

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penerbangan merupakan sarana transportasi yang sudah dalam kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, pihak penyedia jasa dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. bidang komunikasi maupun bidang instruksional telah memungkinkan tersedianya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah kendaraan juga berbanding lurus dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran energi, sehingga berpengaruh pada kemampuan kerja. manusia. Untuk mengoptimalkan kemampuan kerja, perlu diperhatikan

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH MUSIK TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL PEKERJA BATIK TULIS DAN CAP DI BATIK PUTRA LAWEYAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan

ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWAT

Unisba.Repository.ac.id DAFTAR ISI

PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS PADA OPERATOR PEMETIKAN TEH DAN OPERATOR PRODUKSI TEH HIJAU DI PT MITRA KERINCI

ANALISIS TINGKAT BEBAN KERJA OPERATOR PACKING DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT GEMBIRA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ANALISA BEBAN KERJA OPERATOR INSPEKSI DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT. XYZ

KUESIONER PENELITIAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari kondisi kesehatan fisik dan mental, pendidikan atau keahlian,

BAB 6 KESIMPULAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan adalah banyaknya jumlah unit pengantongan semen (packing plant) yang

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

Evaluasi Beban Kerja Mental Dengan Subjective Workload Assessment Technique (Swat) Di PT. Air Mancur

NASKAH. Diajukan oleh: D TEKNIK

Tabel I.1 Volume Ekspor Teh Indonesia (Ditjenbun, 2014)

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL OPERATOR WEAVING B UNIT INSPECTING PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV DENGAN METODE NASA-TLX

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Dewasa ini perusahaan-perusahan dipacu untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS BEBAN KERJA KOORDINATOR DAN MANAGER MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX (11 pt, bold, huruf kapital)

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan perekonomian mereka masing-masing, sedangkan untuk

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH FAKTOR PERSONAL DAN MANAJEMEN K3 TERHADAP TINDAKAN TIDAK AMAN (UNSAFE ACTION) PADA PEKERJA

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja diwajibkan dalam peraturan perundangundangan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan agar memperoleh keuntungan.

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan metode yang telah diakui. berbagai metode, dan salah satunya adalah metode pengukuran NASA TLX.

BAB I PENDAHULUAN. daya, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Kedua sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. arus globalisasi yang terus berjalan. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan harus

Gambar 1.1 merupakan logo perusahaan PT Kabepe Chakra : Gambar 1.1 Logo Perusahaan PT Kabepe Chakra Sumber : Kabepe Chakra (2014)

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA DEPARTEMEN LOGISTIK PT ABC

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS BEBAN KERJA TERHADAP PENGEMUDI BUS JURUSAN BANDUNG-DENPASAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan metode pengukuran denyut jantung. Metode pengukuran. dengan metode SWAT (Subjective Workload Assessment Technique).

Amri 1, Herizal Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Aceh-Indonesia

Disusun oleh : : Dinar Ramadhan. Npm :

PENGUKURAN BEBAN KERJA PERAWAT MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX DI RUMAH SAKIT XYZ

ANALISIS BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL UNTUK MENGURANGI TINGKAT KELELAHAN PEKERJA DI CV. SUMBER JAYA FURNITURE

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. utama yang tidak dapat digantikan oleh unsur apapun.

,,3. Sv.h erii. s7-,,tr t. Surat Pernyataan. Pengalihan Hak Pubtikasi. Menyatakan bahwa makalah berludul: Judul Ka

Bab I Pendahuluan. Gambar I. 1 Desain Kantong Pasted. Sumber : Biro Pabrik Kantong PT. Semen Padang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGUKURAN BEBAN KERJA MENTAL MASINIS KERETA API RUTE JARAK JAUH (STUDI KASUS PADA PT KAI DAOP 2)

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA USULAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLIFIED SWAT (STUDI KASUS DI BANK X)

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh subur di Indonesia. Semua bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat

PERBAIKAN BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL PADA PEMBUATAN KERIPIK SINGKONG MENGGUNAKAN QUICK EXPOSURE CHECK

Ergonomics. Human. Machine. Work Environment

PENGUKURAN BEBAN KERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX DI UPBJJ UNIVERSITAS TERBUKA MEDAN TUGAS SARJANA

PENENTUAN BEBAN KERJA MENTAL PERAWAT BERDASARKAN SHIFT KERJA DAN JENIS KELAMIN MENGGUNAKAN METODE NATIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, banyak terjadi perubahan yang cukup drastis pada lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Beban kerja fisik (physical workload) merupakan beban yang diterima

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu dapat. perusahaan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan untuk mengundurkan diri. Karyawan yang puas memiliki. tersebut akan dibawa ke luar dari organisasi.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. keuntungan bagi perusahaan atau organisasi. Sistem kerja yang lebih baik dari sistem

ANALISA BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA OPERATOR KARGO DI PT. DHARMA BANDAR MANDALA (PT. DBM)

BAB 1 PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE OWAS DAN ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PERONTOKAN PADI

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL UNTUK MENGURANGI TINGKAT KELELAHAN PEKERJA DI CV. SUMBER JAYA FURNITURE

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan di dunia industri semakin ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya dan melakukan perbaikan sistem kerja yang telah ada. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan setiap pelaku usaha diantaranya tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan pekerja yang mampu menghasilkan barang atau jasa. Memiliki tenaga kerja yang profesional merupakan impian setiap perusahaan. Agar tenaga kerja dapat bekerja dengan professional perusahaan harus memperhatikan beban kerja para pekerjanya Soedarmayanti (2008). Beban kerja dapat digolongkan dalam dua komponen utama yaitu beban kerja fisik dan beban kerja mental. Beban kerja fisik, terjadi jika terdapat perbedaan tuntutan pekerjaan, termasuk lingkungan kerja dan kemampuan pekerjaan untuk memenuhi tuntutan pekerjaan fisik. Aktivitas kerja fisik adalah aktivitas yang dilakukan oleh para pekerja yang lebih banyak menyerap kemampuan fisiknya dibandingkan dengan kemampuan psikisnya, dalam tubuh manusia akan terjadi perubahan konsumsi oksigen, denyut jantung, temperature tubuh, konsentrasi asam laktat dalam darah, dan peredaran darah keparu-paru. L.Hardi Pranoto Retnowati (2015). Sedangkan beban kerja mental berkaitan kejiwaan dan kemampuan befikir cepat para pekerja. Dalam bekerja hampir setiap orang mempunyai stres yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Stres kerja adalah suatu kondisi yang muncul akibat interaksi antara individu dengan pekerjaan mereka, dimana terdapat ketidak sesuaian karakteristik dan perubahan-perubahan yang tidak jelas yang terjadi dalam perusahaan Beer dan Newman (1998). Banyak hal yang dapat menyebabkan pegawai mengalami stres kerja, beberapa hal yang dapat menyebabkan stres kerja, salah satunya adalah kondisi kerja, seperti people decisions, kondisi fisik yang berbahaya, pembagian waktu kerja, kemajuan teknologi (technostres), beban kerja yang kurang (work underload) dan beban kerja yang berlebihan (work overload). Seringkali beban kerja yang berlebihan I-1

I-2 (work overload) diakibatkan oleh pekerja memiliki terlalu banyak pekerjaan yang harus dilakukan setiap harinya tanpa ada perhatian dari pengusaha (Rice, 1992). Maka dari itu setiap perusahaan harus memperhatikan beban fisik maupun beban mental setiap pekerja. CV Wijaya Tea adalah Perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan teh dan pabrik pengolah teh hijau. CV.Wijaya Tea yang berdiri sejak tahun 1986 ingin mempertahankan kualitas hasil teh dengan tetap menggunakan mesin tradisional. CV.Wijaya Tea masih mengutamakan alat yang tradisional yaitu mesin rotary panner yang pembakaranya dibantu kayu bakar. Penggunaan mesin ini masih dipertahankan karena untuk menjaga kualitas teh, yang telah dipercaya sejak tahun 1986. Penggunaan mesin ini masih manual yaitu masih mengutamakan aktivitas fisik dan mental tenaga kerja. CV. Wijaya Tea sebagai pelaku usaha ingin tetap memperhatikan para pekerjanya agar tetap dalam kondisi fisik dan mental yang terbaik. Apabila kondisi setiap pekerja tidak diperhatikan bahkan tidak diketahui beban yang harus mereka hadapi setiap harinya, dikhawatirkan akan menurunkan kualitas daun teh. CV. Wijaya tea ingin tetap menggunakan alat tradisional yang mereka miliki tetapi pekerja harus bekerja ekstra fisik maupun mental. Berikut ini rincian pekerjaan yang harus dilakukan pekerja setiap kali proses. Tabel 1.1 Produksi Teh Bulan Januari- Desember 2015 CV Wijaya Tea No Bulan Target produksi Hasil produksi Produk reject 1 Januari 96.000 91.140 4.860 2 Februari 96.000 94.110 1.890 3 Maret 96.000 93.240 2.760 4 April 96.000 92.660 3.340 5 Mei 96.000 90.880 5.120 6 Juni 96.000 90.690 5.310 7 Juli 96.000 91.760 4.240 8 Agustus 96.000 90.700 5.300

I-3 no Sumber: CV Wijaya Tea Bulan Target produksi Hasil produksi Produk reject 9 September 96.000 91.690 4.310 10 Oktober 96.000 90.785 5.215 11 November 96.000 89.903 6.097 12 Desember 96.000 89.887 6.113 Dilihat dari table 1.1 menunjukkan data produksi teh pada CV. Wijaya Tea dari bulan Januari sampai Desember 2015, menunjukan hasil produksi untuk setiap bulannya mengalami penurunan kurang lebih 5% dari 96.000kg target produksi. Tabel 1.2 Produktivitas kerja CV. Wijaya Tea Proses Pekerjaan Tahapan proses pekerjaan Jumlah tenaga kerja Kapasitas mesin Banyaknya proses kerja per hari Waktu 1 kali proses Waktu proses per hari Persentase Pelayuan Memasukan daun teh kedalam mesin Di pres Di panaskan 11 300kg 27 kali proses ±12 ±270 56,25% Di aduk Di keluarkan Pengilingan Memasukan daun teh kedalam mesin Di panaskan Pembentukan/ penggulunagan 4 200 kg 13 kali proses ± 7 ±78 16,25% Di keluarkan

I-4 Proses Pekerjaan Tahapan proses pekerjaan Jumlah tenaga kerja Kapasitas mesin Banyaknya proses kerja per hari Waktu 1 kali proses Waktu proses per hari Persentase Ripit Memasukan daun teh kedalam mesin Penguapan 4 500 kg 8 kali proses ± 6 ±48 10% Pendinginan Sortir Pemisahan ukuran daun teh 2 600 kg 6 kali proses ±6 ±48 10% Packing Bahan di periksa dan di bungkus 6-6 kali proses ± 7 ±42 8,75% Total ± 38 ± 486 101,25% Keterangan: bahan baku 8.000 kg daun teh perhari Sumber: CV Wijaya Tea Berdasarkan table 1.2 yang menjelaskan produktifitas kerja di CV.Wijaya Tea mulai dari proses pelayuan hingga packing beban kerja fisik dan beban kerja mental merupakan faktor yang harus dipersiapkan oleh pekerja. Di setiap proses pekerja memiliki tahapan yang berbeda. Jika dilihat dari table 1.2 proses pelayuan memiliki tahapan yang panjang dan membutuhkan waktu paling lama yaitu 56,25%, dari seluruh proses pekerjaan. Tahapan awal pekerja harus memasukkan daun teh kedalam tungku pelayuan atau mesin rotry panner dengan mengangkat daun teh ketungku pelayuan. Pekerja harus mengangkat daun teh dengan kapasitas keranjang 25kg, untuk memenuhi kapasitas tungku 300kg pekerja harus membawa daun teh sebanyak 12 kali. Selain itu, CV.Wijaya Tea harus memenuhi target produksi daun teh perhari hingga 8.000kg, jika harus memenuhi target dan menyesuaikan dengan kapasitas tungku, maka membutuhkan 27 kali proses kerja. Setelah memasukan daun teh ketungku pekerja harus mengaduk daun teh secara manual.

I-5 Setelah memastikan daun teh masuk kedalam mesin rotry panner, merupakan alat pelayuan daun teh yang masih tradisional karena menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakarnya. Para perkerja harus menjaga suhu tungku agar tetap stabil serta memastikan daun teh layu dengan merata. Menjaga suhu tungku sangatlah penting karena dapat menentukan kualitas daun teh, maka dibutuhkan pekerja yang ahli dan berpengalaman. Beban kerja fisik yaitu menggunkan otot sebagai kegiatan sentral dan beban kerja mental menggunakan otak sebagai pencetus utama Grandjean (1998). Maka, disimpulkan pada proses mengangkat dan mengaduk daun teh pekerja dituntut harus memiliki beban kerja fisik yang layak, karena otot sebagai kegiatan sentral. Sedangkan pada proses memastikan suhu tetap stabil dan daun teh layu merata dituntut beban kerja mental, karena dibutuhkan kecerdasan untuk menentukan daun teh sudah layak untuk diangkat atau belum dari mesin pelayuan. Dengan permasalahan yang ada pengukuran beban kerja dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu Administration Task Load Index (NASA-TLX), dan Subjective Workload Assessment Technique (SWAT). Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah NASA-TLX, karena menurut Luximon dan Goonetilleke (2001), pada metode NASA-TLX pengukuran beban kerjanya lebih dominan ke beban kerja fisik dan mental sedangkan metode SWAT pengukuran beban kerjanya lebih ke beban kerja fisik. Pada metode NASA-TLX mengukur enam dimensi ukuran beban kerja yaitu mental demand, physical demand, temporal demand, performance, effort dan frustation level, sedangkan menggunakn metode SWAT hanya mengukur tiga dimensi ukuran beban kerja yaitu time load (waktu yang dibutuhkan), mental effort (kerja otak / mental) dan psychological stress (tingkat stress). Maka metode NASA-TLX merupakan metode yang paling tepat, jika dibandingkan dengan metode lain. metode inilah yang dianggap paling lekap dan cocok untuk mengetahui permasalahan beban kerja fisik dan mental yang dihadapi oleh pekerja di CV. Wijaya tea.

I-6 1.2. Perumusan Masalah Dengan demikian perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Seberapa besar beban kerja fisik yang dihadapi pekerja pada proses pelayuan daun teh? 2. Seberapa besar beban kerja mental yang dihadapi pekerja pada proses pelayuan daun teh? 3. Bagaimana mengatasi masalah beban kerja yang dialami CV. Wijaya tea? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui seberapa besar beban kerja fisik yang dihadapi pekerja pada proses pelayuan daun teh 2. Mengetahui seberapa besar beban kerja mental yang dihadapi pekerja pada proses pelayuan daun teh 3. Mengetahui cara mengatasi masalah beban kerja yang dialami CV. Wijaya tea Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Dapat mengetahui seberapa besar beban kerja fisik yang dihadapi pekerja pada proses pelayuan daun teh 2. Dapat mengetahui seberapa besar beban kerja mental yang dihadapi pekerja pada proses pelayuan daun teh 3. Memberikan solusi tebaik untuk mengatasi masalah beban kerja yang dialami CV. Wijaya tea

I-7 1.4 Pembatasan Masalah Dalam menganalisis masalah ini, maka perlu dilakukan pembatasan masalah di CV. Wijaya Tea, bertujuan agar tujuan yang diinginkan dapat terlaksana dan pemasalahan tidak melebar. pembatasan masalah tersebut sebagai berikut : 1. Beban kerja fisik merupakan aktivitas fisik pekerja pada proses pelayuan 2. Beban kerja mental merupakan kejiwaan atau tingkat stress pekerja pada proses pelayuan 3. Tidak merubah peralatan yang ada 4. Data yang digunakan dianggap prefensi yang diberikan valid. 1.5. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian pada tugas akhir yang penulis lakukan bertempat di CV Wijaya Tea pabrik pengolahan teh Jl. Raya Cibeber Ciwidey KM 3 BANDUNG 40973 1.6 Sistematika Penulisan Untuk memper mudah dan memberi gambaran untuk memahami permasalahan dan pembahasannya, maka penulisan tugas akhir ini dilakukan dengan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan uraian singkat mengenai gambaran umum dari penelitian yang dilakukan antara lain latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, pembatasan masalah serta sistematika penulisan laporan tugas akhir ini. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisikan teori-teori dan konsep-konsep yang melandasi dan menjadi kerangka berfikir dalam laporan tugas akhir ini. Teori dan

konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini digunakan sebagai acuan pembahasan yang berhubungan dengan masalah penelitian. I-8 BAB III USULAN PEMECAHAN MASALAH Bab ini berisikan uraian mengenai tahapan, proses dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian sejak studi awal, identifikasi masalah, pengumpulan dan pengolahan data, hingga analisa serta penarikan kesimpulan dalam penelitian. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini berisi mengenai data yang diperlukan, pengumpulan data, pengolahan data untuk solusi akhir yang diinginkan. BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan mengenai analisi dan pembahasan dari pengolahan yang telah dilakukan. BAB VI KESIMPULAN Bab ini berisikan kesimpulan dari kesuluran masalah yang telah dibahas pada bab sebelumnya, sesuai dengan hasil yang diperoleh.