BAB I PENDAHULUAN. dari luas wilayah Propinsi DIY (www.jogjakota.go.id/index/extra.detail/22).

dokumen-dokumen yang mirip
UKDW. Mengapa. City Hotel Bintang Empat di Kawasan Malioboro Yogyakarta. Pengertian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. serta fasilitas-fasilitas lainnya. Dunia perhotelan banyak melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat. Banyak negara-negara didunia menjadikan pariwisata sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, persaingan di dunia bisnis juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. sekian lama bangsa Indonesia diguncang krisis yang berkepanjangan. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pemerintah daerah (Undang-Undang Kepariwisataan No.10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. investor berniat berbisnis dan berinvestasi di Indonesia. Jumlah penduduk

BAB V PENUTUP. Berdasarkan karakteristik pekerjaan, 60% responden bekerja sebagai. telah menginap di Hotel Santikan antara 2 sampai 3 kali.

BAB I PENDAHULUAN. maraknya kebutuhan manusia rupanya membawa angin segar bagi dunia bisnis jasa

2.1. Gambaran Umum Kampoeng Baron Guest House Sejarah Berdirinya Fasilitas Kampoeng Baron Guest House

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata ini menjadi sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. Hotel Puri Artha dikenal sebagai Hotel yang menerapkan adat tradisional

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. selling, (Anderassen et al, 1997) dengan tujuan membangun citra yang kuat

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian 7

BAB I PENDAHULUAN. dimensi dan indikatornya dapat berbeda diantara orang-orang yang terlibat

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pelanggan. Para penyedia produk berupaya memenangkan. persaingan dari para kompetitornya dengan mengimplementasikan suatu

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Adi Sopian pada tahun 2004 yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. berbagai faktor termasuk di dalamnya keberadaan penginapan (hotel, homestay,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern ini persaingan yang terjadi di dunia pariwisata semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk kita simak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Di negara mana pun, termasuk Indonesia, keadaan perekonomian sangat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN. bisnis perusahaan juga telah mengalami perkembangan. Di tahun 1970-an dan

BAB I PENDAHULUAN. transportasi. Karenanya sistem transportasi perlu diperhatikan secara serius agar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun Bulan Tingkat Hunian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya era globalisasi serta tersedianya arus informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat semakin majunya perkembangan industri retail yang. begitu cepat dan beragam, maka mau tidak mau menuntut produsen

BAB 1 PENDAHULUAN. Average Length of Stay (Day) Per Visit. Growth (%)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dewasa ini membawa manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran saat ini menjadi sangat penting bagi usaha perhotelan, karena

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan peningkatan yang signifikan pada periode pasca krisis moneter

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha asing untuk turut

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Sektor ini akan menciptakan banyak peluang kerja terkait

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kepuasan pelanggan.perusahaan yang mampu bersaing dalam pasar adalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara untuk berkunjung. Seiring dengan meningkatnya kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan seseorang baik dalam aspek sosial, ekonomi, lingkungan, masyarakat agar beralih ke sarana jasa angkutan umum

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dahulu wisata dianggap kegiatan untuk kalangan tertentu dan bukan

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak di bidang jasa restoran harus cermat dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. minat pelanggan terhadap produk (barang) yang ditawarkan. Sesuai. Sehingga makin luas sektor bisnis yang berusaha untuk memenuhi

PERSEPSI TAMU TENTANG KUALITAS PELAYANAN PADA DEPARTEMEN TATA GRAHA DI HOTEL IBIS PADANG

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan kondisi mobil. Service Clinic Car merupakan perusahaan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kelayakan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan barang berteknologi. Konsumen cenderung menggunakan

Oleh karena itu, dimohon kerjasama dari para pelanggan jasa untuk dapat mengisi koesioner ini dengan sebenar-benarnya.

BAB I PENDAHULUAN. terbentang dari Sabang sampai Merauke, dimana didalamnya terkandung

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

BAB I PENGANTAR. pemandu wisata, dan lain-lain. Oleh karena itu, industri pariwisata memegang

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberikan pelayanan yang berkualitas ditujukan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. juga berlangsung pesat. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya persentase

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya dikenal oleh wisatawan domestik tetapi juga dikenal oleh

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia yang sempat terpuruk pada tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sektor yang cukup diperhitungkan dan diperhatikan oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. dikelilingi selat Singapura dan selat Malaka. Batam merupakan salah satu kota

BAB I PENDAHULUAN. liburan yang menggabungkan beberapa produk. Selain berurusan dengan

BAB I PENDAHULUAN. memadai bagi para wisatawan. Pertumbuhan pembangunan Hotel hotel baru di. fasilitas bisnis yang ditawarkan oleh hotel.

BAB I PENDAHULUAN. TABEL 1.1 Data Jumlah Hotel Di Jawa Barat Tahun Jumlah Hotel Kota Bogor 47. Kota. Sukabumi. Kota

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. melakukan diferensiasi adalah melalui jasa atau pelayanan yang diberikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 251 juta orang (Komisi Pemilihan Umum, 2012), Indonesia menyimpan

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

LAMPIRAN 1: KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dikumpulkan dari 54 hotel berbintang dan 521 hotel non bintang di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bagianfront office yang menawarkan fasiltas Hotel.Front

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dikembangkan adalah jasa pelayanan penginapan.

ANALISIS MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN

ABSTRAK. Perekonomian di Indonesia pada saat sekarang ini masih berjalan dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dramatis dibanding dekade sebelumnya. Dinamika ini terjadi pada sektor jasa

BAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi merupakan dasar bagi jalannya bisnis saat ini. Dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, yang tidak hanya menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Bertambahnya jumlah mahasiswa disertai dengan bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memperoleh keunggulan bersaing merupakan tantangan utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teliti. Terutama tentang suka atau tidaknya konsumen terhadap barang dan jasa. yang ditawarkan dan alasan yang mendasarinya.

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud adalah kajian

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan merupakan sektor

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jogja adalah sebutan pendek dari sebuah kata yang bernama lengkap Yogyakarta. Dalam bahasa Jawa disebut Ngayoja, yang berasal dari kata Ayodia. Kota Yogyakarta memiliki luas wilayah tersempit dibandingkan dengan daerah tingkat II lainnya, dengan luas wilayah sebesar yaitu 32,5 Km² yang berarti 1,025% dari luas wilayah Propinsi DIY (www.jogjakota.go.id/index/extra.detail/22). Yogyakarta memiliki keanekaragaman budaya yang dapat menarik minat wisatawan baik wisatawan domestik maupun mancanegara, untuk berwisata ke Yogyakarta. Candi berusia ribuan tahun seperti Candi Borobudur dan Prambanan, merupakan magnet yang dapat menggaet wisatawan. Selain warisan budaya, Yogyakarta memiliki panorama alam yang indah. Hamparan sawah hijau menyelimuti daerah pinggiran dengan Gunung Merapi tampak sebagai latar belakangnya. Pantai-pantai yang masih alami dengan mudah ditemukan di sebelah selatan Jogja. Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kota Yogyakarta senantiasa memberi perhatian peningkatkan kualitas kepariwisataan Yogyakarta termasuk aspek yang terkait dengan kepariwisataan seperti perbaikan sarana transportasi. Dengan peningkatan kualitas layanan kepariwisataan yang baik, maka wisatawan yang berkunjung akan merasa puas dan dengan tingkat kepuasaan tersebut 1

2 wisatawan akan melakukan proses word of mouth (WOM) atau setidaknya kembali menjadikan Yogyakarta sebagai tujuan berlibur. Salah satu fasilitas penting yang menjadi pendukung industri pariwisata adalah keberadaan industri perhotelan. Industri perhotelan tingkat Guest House di Yogyakarta banyak dijumpai di kawasan Sosrowijayan maupun di Prawirotaman. Sedangkan pilihan untuk pilihan hotel berbintang, berikut daftar hotel berbintang yang berada di Yogyakarta Tabel 1.1. Hotel Berbintang di DIY Bintang 3 Bintang 4 Bintang 5 Dusun Jogja Village Inn Century Saphir Hotel Hyatt Regency LPP Convention Hotel Hotel Grand Mercure Melia Purosani Hotel Hotel Brongto Grand Quality Hotel Sheraton Mustika Resort & Spa Hotel Queen of the South Inna Garuda Hotel Phoenix Ibis Malioboro Yogyakarta Jayakarta Mutiara Hotel Novotel Puri Artha Hotel Sahid Raya Yogyakarta Sejahtera Family Santika Hotel Yogyakarta Plaza (Radisson) Sumber: BPS Propinsi DIY, 2008 Selain memberikan manfaat kepada wisatawan dan pelaku bisnis perhotelan; industri perhotelan juga memberikan manfaat kepada pemerintah dalam rangka meningkatkan pendapatan asli daerah serta penyerapan tenaga kerja. Oleh karena itu Pemerintah DIY dan Kota Yogyakarta senantiasa memberikan perhatian yang besar kepada dua sektor industri tersebut. Permintaan jasa perhotelan di Kota Yogyakarta dalam beberapa bulan terakhir yaitu antara Februari 2008-April 2008 menunjukkan adanya peningkatan; hal ini sebagaimana tampak dalam tabel 2 dan tabel 3.

3 Tabel 1.2. Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang di DIY Sumber: BPS Propinsi DIY, 2008. Tabel 1.3. Jumlah Tamu Menginap di Kamar Hotel Berbintang di DIY Sumber: BPS Propinsi DIY, 2008. Peningkatan permintaan jasa perhotelan tersebut memberikan implikasi kepada para pelaku bisnis perhotelan Yogyakarta; untuk senantiasa mampu memberikan pelayanan berkualitas yang mampu memuaskan pelanggan. Pelaku bisnis perhotelan harus mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan yang diberikan dengan mengevaluasi secara periodik sampai sejauhmana pelayanan yang diberikan mampu memuaskan konsumen. Sebagai langkah operasional dan strategis, pihak manajemen hotel harus mampu mengidentifikasi atribut-atribut/dimensi-dimensi kualitas pelayanan apa yang menjadi penentu dan dipentingkan oleh pelanggan.

4 Secara umum untuk industri jasa telah ada instrumen pengukur kualitas jasa yaitu SERVQUAL singkatan dari Service Quality (Tjiptono, 2007). Instrumen pengukur kualitas jasa tersebut terdiri atas dimensi-dimensi: bukti langsung (tangibles), keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (empathy) (Tjiptono, 1997). Namun demikian, instrumen memiliki keterbatasan di antarnya adalah: (1) pengukuran SERVQUAL tersebut berfokus pada proses penyampaian jasa, bukan pada hasil interaksi jasa (encounter), (2) Lima dimensi Servqual tersebut tidak universal (Tjiptono, 2007). Oleh karena keterbatasan tersebut, maka langkah yang baik adalah mengembangkan suatu instrumen pengukur kualitas jasa yang sesuai dengan kondisi obyek/perusahaan/organisasi yang akan diteliti. Sebagai contoh, pengembangan instrumen pengukur kualitas jasa untuk bisnis perhotelan pernah dilakukan oleh Min (2002:310) di Korea Selatan. Min (2002:310) mengembangkan instrumen pengukur kualitas jasa dengan menggunakan metode dynamic benchmarking. Menurut hasil penelitian tersebut, kualitas jasa hotel terdiri atas dua faktor yaitu: guest room values dan front-office services. Faktor Guest room values terdiri atas 3 dimensi yaitu: tangibles, working environment, dan guest room setting. Faktor Front-office services terdiri atas 3 dimensi yang terdiri atas: responsiveness, reliability, dan amenity. Hotel Santika sebagai salah satu hotel bintang empat yang terdapat di Yogyakarta merupakan hotel yang berskala internasional. Hotel Santika memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan kepuasan bagi pelanggan mereka. Oleh sebab itu Hotel Santika dengan reputasi internasionalnya selalu berusaha

5 menerapkan standar kualitas pelayanan yang terbaik bagi pelanggan dalam menciptakan kepuasan pelanggan. Kepuasan yang dirasakan konsumen atas layanan yang diberikan pihak Hotel Santika diharapkan dapat meningkatkan pengambilan keputusan konsumen untuk menginap di Hotel Santika. Karena faktor kepuasan pelanggan merupakan variabel yang memiliki peran penting dan strategis, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian empiris mengenai pengaruh kepuasan konsumen terhadap pengambilan keputusan untuk menginap di Hotel Santika Yogyakarta. 1.2. Rumusan Masalah Keberadaan hotel memegang peranan penting sebagai sarana pendukung industri kepariwisataan di Yogyakarta. Industri perhotelan dituntut untuk mampu memberikan kualitas pelayanan yang baik dan mampu memuaskan tamu. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah yang akan diteliti yaitu sebagai berikut : 1. Apakah konsumen Hotel Santika Yogyakarta puas terhadap kualitas layanan hotel? 2. Apakah ada pengaruh kepuasan konsumen terhadap pengambilan keputusan untuk menginap di Hotel Santika Yogyakarta? 3. Apakah terdapat perbedaan tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan Hotel Santika Yogyakarta ditinjau dari perbedaan karakteristik demografi konsumen?

6 1.3. Batasan Masalah Agar penelitian spesifik dan fokus serta untuk membatasi permasalahan yang diteliti, penulis membuat batasan variabel yang diteliti yaitu sebagai berikut: 1. Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah menginap di Horel Santika Yogyakarta. 2. Kepuasan konsumen menurut Dimensi Kepuasan Pelanggan adalah memilah kepuasan pelanggan dalam empat komponen. Pertama, mengidentifikasi dimensi kunci kepuasan pelanggan. Kedua, meminta pelanggan menilai kualitas jasa berdasarkan item spesifik seperti kecepatan pelayanan layanan, fasilitas layanan, atau keramahan staf. Ketiga, meminta pelanggan menilai jasa pesaing berdasarkan item yang sama. Dan Keempat meminta pelanggan menentukan dimensi yang paling penting untuk memuaskan pelanggan. 1) Guest room values. Dimensi Guest room values diukur berdasarkan: a) Tangibles, pengukuran dimensi tangibles terdiri dari: - Ketenangan kamar tidur - Kebersihan kamar tidur - Kenyamanan tempat tidur b) Working environment, pengukuran dimensi working environment terdiri dari: - Fasilitas koneksi internet dan fax - Fasilitas telepon lokal gratis - Kelengkapan fasilitas ruangan seminar/pertemuan - Fasilitas meja kerja

7 c) Guest room setting, pengukuran dimensi guest room setting terdiri dari: - Ukuran loby hotel - Kualitas dan kelengkapan loby hotel - Suasana loby hotel 2) Front-office services. Dimensi front-office services diukur berdasarkan: a) Responsiveness, pengukuran dimensi responsiveness terdiri dari: - Kecepatan pelayaan check in dan check out - Kesopanan karyawan - Kemudahan reservasi - Kecepatan penanganan komplain b) Reliability, pengukuran dimensi reliability terdiri dari: - Keluwesan peraturan hotel - Kelayakan harga - Efisiensi waktu untuk menuju pusat bisnis c) Amenity, pengukuran dimensi amenity terdiri dari: - Kelengkapan fasilitas olah raga dan rekreasi - Hotel dan tour guide - Pelayanan terhadap pelanggan tetap hotel. 3. Pengambilan keputusan untuk menginap memiliki konotasi yang sama dengan pengambilan keputusan pembelian. Pengambilan keputusan untuk menginap, merupakan suatu proses yang dimulai dari proses pengenalan

8 kebutuhan, pencarian informasi, pemilihan alternatif, dan diakhiri dengan keputusan pembelian. Dengan kata lain keputusan pembelian merupakan tindakan aktual konsumen dalam menentukan suatu produk atau jasa yang akan digunakannya (Blacwell et al., 2000:37). Pengambilan keputusan untuk menginap diukur berdasarkan: a. Kelengkapan fasilitas fisik Hotel Santika Yogyakarta. b. Ketersediaan fasilitas yang berhubungan dengan kebutuhan kerja. c. Kelengkapan fasilitas guest room. d. Kecepatan pelayanaan karyawan e. Kehandalan pelayanan karyawan f. Kelengkapan fasilitas pendukung 4. Karakteristik demografi responden yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari: a. Jenis kelamin: - Pria - Wanita b. Usia: (Kotler, 1997:238) - Kurang dari 20 tahun - 20 34 tahun - 35 49 tahun - Lebih dari 49 tahun

9 c. Pendidikan - SMA/Sederajat atau dibawahnya - Diploma, Sarjana (S1, S2, S3) d. Pekerjaan - Pegawai Negeri Sipil/TNI/POLRI - Pegawai Swasta - Wiraswasta - Lainnya e. Penghasilan - Kurang dari Rp. 1.200.000 - Rp. 1.200.000 Rp. 2.400.0000 - Rp. 2.400.001 Rp. 4.800.0000 - Lebih dari Rp. 4.800.000 f. Pengalaman menggunakan jasa layanan Hotel Santika. - 2 3 kali - Lebih dari 3 kali 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kepuasan konsumen Santika Yogyakarta. 2. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan konsumen terhadap pengambilan keputusan untuk menginap di Hotel Santika Yogyakarta.

10 3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kepuasan konsumen terhadap pelayanan Hotel Santika Yogyakarta ditinjau dari perbedaan karakteristik demografi konsumen. 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah sebagai berikut : 1. Bagi Pengusaha Perhotelan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk menilai kinerja pelayanan hotel yang diukur dari kepuasan konsumen dalam rangka peningkatan pengambilan keputusan untuk menginap di Hotel Santika Yogyakarta. 2. Bagi Peneliti Penelitian ini memberikan pengalaman bagi peneliti secara nyata dalam penyusunan karya ilmiah. Penelitian ini juga memberikan pengetahuan bagi penulis bagaimana tingkat kepuasan konsumen berbintang di Yogyakarta. 3. Bagi pihak lain Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bacaan dan sarana penambah pengetahuan bagi pihak-pihak yang membutuhkan pada bidang manajemen pemasaran, khususnya mengenai kualitas jasa.

11 1.6. Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini akan menggunakan sistematika penulisan yang terdiri dari terdiri dari 5 bab. Sistematika ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran singkat dari keseluruhan penulisan. Penyusunan tersebut adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis Bab ini berisikan tinjauan pustaka dan teori-teori yang relevan dengan penelitian ini serta hipotesis. BAB III Metodologi Penelitian Bab ini membahas tentang metodologi yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini, meliputi desain penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, metode pengukuran data, pengujian instrumen dan alat analisis yang digunakan. BAB IV Analisis Data Bab ini berisi tentang analisis data dan pengujian hipotesis serta pembahasan hasil dari analisis data tersebut. BAB V Kesimpulan Bab ini merupakan bab penutup dan berisikan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan saran-saran yang diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan penelitian ini.