BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi dan Kreatif posted : 24 Oktober 2013, diakses : 8 Maret 2015)

dokumen-dokumen yang mirip
HOMESTAY ( ORIENTASI SOSIAL dan BUDAYA ) Edukasi Pertanian Jungle Track Pertunjukan Kesenian PHSIKO TERAPAN ALAM

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ciwidey, daerah ini kaya akan pemandangan alam dan mempunyai udara yang

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rahdiana Kartika Sari, 2015

BAB I PENDAHULUAN. negara/wilayah baik alam maupun budaya ini, kini semakin berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Ciwidey merupakan salah satu kawasan wisata yang terdapat di kabupaten

2016 PENGEMBANGAN WISATA AGRO DI DESA CIBURIAL KECAMATAN CIMENYAN KABUPATEN BANDUNG

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

2015 ANALISIS POTENSI EKONOMI KREATIF BERBASIS EKOWISATA DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. unggulan di Indonesia yang akan dipromosikan secara besar-besaran di tahun 2016.

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTEN

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

KRITERIA PENGEMBANGAN DESA SLOPENG SEBAGAI DESA WISATA DI KABUPATEN SUMENEP MIRA HAWANIAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN DESA WISATA DI NAGARI KOTO HILALANG, KECAMATAN KUBUNG, KABUPATEN SOLOK

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. mencari suatu konsep wisata yang bertemakan budaya di Indonesia. Seiring

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Pentingnya sektor pariwisata karena sektor pariwisata ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Ratu Selly Permata, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Andi Sulaiman, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi berkepanjangan pernah menimpa negara Indonesia dampak

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

2016 KEMENARIKAN DAYA TARIK WISATA KAWASAN PANTAI UJUNG GENTENG KECAMATAN CIRACAP KABUPATEN SUKABUMI

2016 PENGARUH CULTURAL VALUE PADA DAYA TARIK WISATA PURA TANAH LOT BALI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

LAPORAN PENGEMBANGAN PAKET WISATA DUSUN TAMANJAYA, DESA TAMANJAYA, KECAMATAN CIEMAS, KABUPATEN SUKABUMI, PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan lima pulau besar yang dimiliki serta pulau-pulau kecil yang tersebar dari

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. alam dan manusia dengan sebaik-baiknya, dengan memanfaatkan kekayaan alam

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disadari oleh penduduk Indonesia. Beberapa tahun terakhir berbagai program telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata sebagai sebuah sektor telah mengambil peran penting dalam membangun perekonomian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti PBB, Bank Dunia, dan World Tourism Organization (WTO) telah mengakui

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. antara lain berupa keanekaragaman hayati, keunikan budaya tradisional, keindahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seminar Tugas Akhir 1

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

6. MODEL PENGEMBANGAN DAN RANCANGAN IMPLEMENTASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang dianugerahi dengan kekayaan alam dan budaya yang sangat tinggi atau Negara Biodiversity. Indonesia memiliki 13.466 pulau, diantaranya 5 kepulauan besar dan 30 kelompok kepulauan kecil, ribuan pulau yang membentang tersebut ada di sepanjang 5.120 km. Indonesia memiliki luas lautan sepanjang 6.279.000 km² dan luas daratan sepanjang 1.910.000 km² atau dengan presentase 30 % daratan dan 70 % lautan. Bukan hanya kekayaan alam yang Indonesia miliki, namun masyarakat yang berbudaya dengan lebih dari 2000 etnik tinggal di Kepulauan Indonesia. Sumber : (www.indonesia.travel/id/discover-indonesia/2013 Kementrian Pariwisata Ekonomi dan Kreatif posted : 24 Oktober 2013, diakses : 8 Maret 2015) Apa yang dimiliki Indonesia selama ini tentu mendorong kehidupan industri pariwisata dalam negeri. Sejak tahun 1990-an dunia pariwisata di dalam negeri mulai memperlihatkan kemajuannya, bertambahnya destinasi wisata dan jumlah kunjungan wisatawan setiap tahunnya. Menurut Penelitian Tourism Field Study (TFS) pada tahun 2007, bahwa wisatawan internasional lebih banyak menyukai keramahtamahan masyarakat lokal atau hospitality, keindahan alam dan kuliner khas. Dan semua itu telah dimiliki oleh Indonesia. Seperti halnya Laporan The World & Tourism Council (WWTC) mencatat ditahun 2014, Indonesia telah mencapai pertumbuhan Wisatawan Mancanegara 14.2 % & Wisatawan Lokal 6.3 % dan pendapatan dari Pariwisata ini mampu berkontribusi pada negara sebesar 8.1 %. Sumber : (Harian Kompas - Rubrik Travel News, Rabu 2 April 2014). Bisa disimpulkan bahwa kekayaan alam dan budaya yang di miliki Indonesia dapat meningkatkan kuantitas berkunjung wisatawan mancanegara maupun lokal, tentunya diiringi dengan kualitas pariwisata yang kita ciptakan. Di Indonesia, salah satu kota yang masuk urutan ke-21 di ASEAN sebagai kota terfavorit untuk berwisata adalah Bandung. Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kota

2 Bandung Tahun 2006 menyebutkan bahwa Bandung telah ditetapkan sebagai Kota Jasa & Pariwisata. Sumber : (www.travelyuk.com/bandung-kotawisata posted : 31 Januari 2015, diakses : 8 Maret 2015) Bandung sebagai ibu kota Provinsi Jawa Barat banyak menyimpan potensi wisata, seperti : Wisata Budaya Alam & Heritage, Wisata Belanja & Kuliner dan Wisata Minat Khusus. Hal ini didukung oleh letak geografis Bandung yang relatif masih sejuk dan menjadi Pusat Pemerintahan, Perdagangan, Industri dan sebagian besar kegiatan jasa dan perekonomian Jawa Barat berpusat di Bandung. Industri Pariwisata tak hanya hidup dipusat kotanya saja, Kabupaten Bandung juga tak kalah memiliki Potensi Wisata yang sangat tinggi khususnya Alam & Budaya. Kabupaten Bandung yang beribukota di Soreang memiliki luas wilayah sebesar 176.239 Ha. Sebagian besar wilayah Kabupaten Bandung adalah pegunungan dengan suhu 12 C - 24 C. Kabupaten Bandung memiliki Potensi Daerah dari mulai kegiatan Pertanian, Perikanan, Perkebunan dan Peternakan. Berikut Potensi Daerah yang dimiliki oleh Kabupaten Bandung : No. Potensi Daerah Keterangan 1 Pertanian Lahan Sawah seluas 36.212 Ha 2 Perkebunan 1. Lahan Kebun seluas 20.901 Ha 2. Lahan Ladang seluas 12. 650 Ha 3 Peternakan Terdapat 22 Perusahaan di sub peternakan 4 Perikanan Terdapat 682 Rumah Tangga Perikanan (RTP) di 13 Kecamatan Tabel 1.1. : Potensi Daerah Kabupaten Bandung Sumber : (www.bandungkab.go.id/potensi-daerah - Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kab.Bandung 2012 posted: 17 Januari 2012, diakses: 3 Maret 2015) Dari Potensi Daerah yang dimiliki oleh Kabupaten Bandung, mulailah Pariwisata Kabupaten Bandung berkembang. Didukung oleh kondisi alam pegunungan, iklimnya yang sejuk dan masyarakat lokal yang masih memegang teguh budaya Sunda. Contohnya : Masyarakat Desa lebak Muncang masih memegang teguh budaya setempat dengan pergi Ngaliwet

3 bersama warga desa di puncak bukit sebagai bentuk rasa syukur mereka saat acara-acara tertentu dan masa panen tiba. Secara khusus, Wisata Alam dan Wisata Budaya mendominasi Pariwisata di Kabupaten Bandung ini, seperti Objek Wisata Pemandian Air Panas, Wana Wisata Bumi Perkemahan, Objek Wisata Kawah, Objek-objek Wisata Alam lainnya dan Desa Wisata. Desa Wisata di Kabupaten Bandung menjadi salah satu fokus program dari Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bandung yang telah dicanangkan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di tahun 2009. Berikut adalah data yang dilansir oleh Kemenparekraf terkait dengan Program Pengembangan Desa Wisata adalah : Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 1400 Jumlah Desa 104 Desa 200 Desa 569 Desa 978 Desa Desa Pagu Anggaran 8.7 19.57 61.7 121.45 123.25 Tabel 1.2. : Data Aliran Dana Kemenparekraf Untuk PNPM Mandiri 2009-2013 Sumber : (http://ekbis.sindonews.com/read/2013/06/17/kemenparekrafkucurkan-untuk-pnpm-mandiri posted: 17 Juni 2013, diakses : 5 Maret 2014) Sebuah Pedesaan yang bisa dikatakan sebagai Desa Wisata pasti memiliki karakteristik khusus dari kondisi alam, tradisi dan budaya. Faktor pendukungnya adalah Sistem Pertanian, Sistem Sosial dan Makanan Khas Desa. Ketika sebuah Kawasan Desa Wisata memiliki Atraksi Wisata yang bisa menghibur dan mendidik, memiliki jumlah Aktivitas Wisata yang beragam dan didukung oleh Pondok Wisata atau Homestay. Inilah yang disebut Kualitas Kawasan Wisata, dapat menahan wisatawan dan bermalam di suatu kawasan wisata. Menurut Surat Keputusan Bupati Kabupaten Bandung dengan Nomor 556.42/Kep.71-Dispopar/2011 Tentang Penetapan Desa Wisata Di Wilayah Kabupaten Bandung, terdapat 10 Desa yang ditetapkan sebagai Desa Wisata sesuai dengan potensi desa masing-masing. Desa Lebak Muncang memiliki luas wilayah

4 sebesar 802.26 Ha, wisatawan dapat tinggal beberapa hari dirumah warga dan mengikuti kegiatan rutin mereka layaknya warga desa. Desa Lebak Muncang sudah memiliki Homestay sebanyak 43 rumah warga yang dijadikan Homestay, Villa-villa yang tersebar disekitar desa untuk menunjang akomodasi pariwisata yang mereka jalankan, seperti : Villa Saung Kebon, Villa milik PT. Perhutani, Villa Palagon dan Paket Wisata Edukasi. Sumber : (www:lebakmuncang.wordpress.com/wisata/fasilitas/ posted: 18 Juli 2013, diakses: 10 Februari 2014). Aktivitas Wisata Desa Lebak Muncang, didukung oleh alam pegunungan dan di kategorikan sebagai Desa Agro Ekowisata dengan Produk Unggulan Pertanian, Perikanan, Peternakan dan Handycraft. Sumber : (Surat Keputusan Bupati Kabupaten Bandung dengan Nomor 556.42/Kep.71- Dispopar/2011 tentang Penetapan Desa Wisata Di Wilayah Kabupaten Bandung). Dibawah ini adalah Aktivitas Wisata yang terdapat di Desa Lebak Muncang : KONSEP WISATA Program Homestay Edukasi Pertanian AKTIVITAS WISATA Wisatawan akan menginap & mengikuti keseharian warga. Wisatawan akan diajak bercocok tanam sebagai petani di pematang sawah dan diajak belajar menanam Bawang Daun dan Seledri. Wisata Edukasi Edukasi Perkebunan (Agrowisata) Mapay Cibeber Wisatawan akan diajak berkebun di Kebun Strawberry dan Ladang Selada Air. Wisatawan akan diajak berjalan-jalan di Perkebunan Teh Cibeber, mengelilingi perkebunan teh dan berfoto disana.

5 Edukasi Budidaya (Agrowisata) Edukasi Budaya (Atraksi Budaya) Wisata Kuliner Jungle Tracking atau Sapoe Di Gunung Wisatawan akan diajak berkeliling ke Kumbung Jamur dan mendengarkan penjelasan tentang pembudidayaan Jamur Tiram Putih dari Guide dan para pekerja Kumbung. Pertunjukan Kesenian Sunda, seperti : Bangkong Reang dan Degung. Wisatawan bisa ikut serta dengan para penari dan pemain alat musik. Mengunjungi rumah warga untuk mengolah makanan khas pedesaan yang telah disediakan, mencicipi dan mempelajari bahan makanan serta sejarah dari makanan tersebut. Jalan santai menyusuri persawahanan, perkebunan dan mendaki sampai berakhir dipuncak bukit sambil "ngaliwet" bersama warga desa. Tabel 1.3. : Aktivitas Wisata Desa Lebak Muncang Sumber : Olahan Penulis dari Proposal Paket Wisata Edukasi Desa Wisata Lebak Muncang Ciwidey 2014 Penulis akan melakukan penelitian di Desa Wisata bagian Selatan tepatnya di Desa Lebak Muncang, Ciwidey. Alasan khusus Penulis melakukan penelitian tentang Wisata Edukasi di Desa Lebak Muncang adalah : 1. Semakin banyak keingintahuan wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata, wisatawan ingin lebih mengetahui bagaimana asal usul tempat wisata yang mereka kunjungi, hal ini menunjukan bahwa wisatawan

6 membutuhkan Learning Experience atau Travel Experience dari perjalanan wisatanya dan hal ini menggeser trend wisatawan menuju kegiatan Wisata Minat Khusus. 2. Saat melakukan survey lokasi, Penulis melihat Desa Lebak Muncang masih sangat alami, kendaraan bermotor masih terbilang sedikit, para petani bebas berjalan kaki di sepanjang jalan desa, pemandangan alami ini membuat Penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Desa ini. 3. Penulis sempat mempelajari Proposal Desa Wisata Lebak Muncang, disana tertera bahwa Atraksi Wisata yang mereka miliki berbasis Pendidikan, namun secara perincian/secara tertulis, Penulis tidak menemukan apa saja sisi edukasi yang akan mereka sajikan pada wisatawan. Ketidaksesuaian ini akan berdampak negatif pada sisi atraktif dari Kegiatan Wisata Edukasi Desa yang akan membuat wisatawan tidak tertarik untuk berwisata ke Desa Lebak Muncang. 4. Penulis termotivasi untuk melalukan penelitian disini karena sebelumnya pada tahun 2010, Desa Lebak Muncang sempat dijadikan sebagai objek penelitian untuk dijadikan sebagai Desa Wisata oleh Mahasiswa Institut Koperasi Indonesia (IKOPIN). 5. Belum ada target wisatawan yang mereka incar, jika sudah menetukan target pasar yang mereka incar tentu ini akan cukup membantu mereka dalam menyusun Strategi Pengembangan bagi Desa Wisata mereka, agar mampu menyajikan Aktivitas Wisata Edukasi yang tepat dan menambah jumlah kunjungan wisatawan. 6. Sebagai Mahasiswa yang berasal dari Program Studi Kepariwisataan, Penulis berada dikampus yang memiliki visi-misi yang bergerak dalam dunia Kependidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. Penulis ingin menyajikan nilai-nilai edukasi pada setiap Aktivitas Wisata di Desa Lebak Muncang, agar Wisatawan dapat lebih mencintai Kekayaan Alam & Budaya melalui kehidupan di pedesaan. 7. Wisata Edukasi ini tentunya akan memfokuskan pada materi wisata edukasi

7 Diharapkan, hasil penelitian ini sedikit banyaknya dapat membantu Sekretaris BPD Lebak Muncang sebagai Pengelola Desa dan kembali aktfnya 400 Anggota Kelompok Penggerak Pariwisata (KOMPEPAR) Kabupaten Bandung dalam mengembangkan Wisata Edukasi di Desa Lebak Muncang maupun membantu mempromosikan Desa pada masyarakat kota. Berdasarkan hal itulah Penulis tertarik untuk melakukan Penelitian di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung mengenai potensi wisata di Desa Lebak Muncang dan mengembangkan Wisata Edukasi Desa. Hal ini pasti sangat bermanfaat bagi arah Desa ini dari aspek perekonomian dan kualitas hidup warga desa & kemudian menganalisis Strategi Pengembangan Wisata Edukasi. Hasil penelitian ini akan dituangkan dalam skripsi dengan judul : STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG. B. Rumusan Masalah Adapun batasan masalah yang dirumuskan dari penelitian ini, diantaranya : 1. Apa saja Aktivitas Wisata Edukasi yang terdapat di Desa Lebak Muncang? 2. Pembelajaran apa saja yang wisatawan dapatkan dari serangkaian Aktivitas Wisata Edukasi yang telah mereka jalani? 3. Bagaimana Analisis Faktor Internal yang mempengaruhi Pengembangan Wisata Edukasi Desa Lebak Muncang? 4. Bagaimana Analisis Faktor Eksternal yang mempengaruhi Pengembangan Wisata Edukasi Desa Lebak Muncang? 5. Bagaimana Strategi Pengembangan Wisata Edukasi di Desa Lebak Muncang Sebagai Desa Wisata di Ciwidey?

8 C. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah menganalisis kegiatan wisata alam dan budaya yang dikemas menjadi serangkaian kegiatan wisata edukasi yang berada di Desa Lebak Muncang serta berpartisipasi dalam memberikan masukan berupa Strategi Pengembangan dari segi nilai-nilai edukasi. 1. Mengidentifikasi Aktivitas Wisata Edukasi yang terdapat di Desa Lebak Muncang. 2. Menganalisis nilai-nilai edukasi yang wisatawan dapatkan dari serangkaian Aktivitas Wisata Edukasi yang telah mereka dapatkan. 3. Mendeskripsikan Analisis Faktor Internal yang mempengaruhi Pengembangan Wisata Edukasi Desa Lebak Muncang. 4. Mendeskripsikan Analisis Faktor Eksternal yang mempengaruhi Pengembangan Wisata Edukasi Desa Lebak Muncang. 5. Menentukan Strategi Pengembangan Wisata Edukasi di Desa Lebak Muncang Sebagai Desa Wisata di Ciwidey. D. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian yang berkaitan dengan Pengembangan Wisata Edukasi Perdesaan. 2. Dapat menambah wawasan mengenai Pengembangan Wisata Edukasi Perdesaan di Kabupaten Bandung. Serta melatih Penulis dalam melakukan, mengolah dan menyusun hasil penelitian berdasarkan teori dan persepsi. 3. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi Pengelola Desa dalam mengembangkan Kegiatan Wisata Alam & Budaya Desa Lebak Muncang khususnya memperhatikan nilai-nilai edukasi yang terkandung dalam serangkaian Aktivitas Wisatawan berdampak positif terhadap peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Desa Lebak Muncang.

9 E. Struktur Organisasi Skripsi Struktur Organisasi penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu : Bab I PENDAHULUAN : Berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan & Struktur Organisasi penulisan. Bab II KAJIAN PUSTAKA : Berisi Jenis-jenis Pariwisata, Wisata Minat Khusus, Wisata Edukasi, Definisi Desa Wisata, Persyaratan Desa Wisata, Tipologi Desa Wisata, Kriteria Perwujudan Desa Wisata, Pengembangan Wisata Edukasi di Desa Wisata dan Konsep Community Based Tourism atau Pariwisata Berbasis Masyarakat. Bab III METODE PENELITIAN : Berisi Lokasi Penelitian, Metode Penelitian, Sumber Data, Populasi dan Sampel Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Objek Penelitian, Operasonalisasi Variabel, Instrumen Penelitian, Pengembangan Instrumen Penelitian dan Teknik Analisis Data. Bab IV TEMUAN & PEMBAHASAN : Analisis Data Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian Mengenai Wisata Edukasi di Desa Lebak Muncang, Ciwidey. Bab V SIMPULAN, IMPLIKASI & REKOMENDASI : Berisi Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi. Simpulan berisi hasil temuan selama masa penelian, masalah yang dimiliki lokasi penelitian dan solusi dari penulis atas masalah yang dihadapi lokasi penelitian tersebut. Sedangkan, Implikasi dan Rekomendasi berisi ide atau masukan dari Penulis yang disampaikan pada pihak-pihak yang terkait dengan kawasan penelitan.