PERANCANGAN TRANSISI KOAXIAL KE WAVEGUIDE WG8. Toni Ismanto 1, Mudrik Alaydrus 2 1,2

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN TRANSISI KOAXIAL KE WAVEGUIDE WG8. Toni Ismanto 1, Mudrik Alaydrus 2 1,2

BAB II TEORI DASAR SALURAN TRANSMISI

SALURAN TRANSMISI 1.1 Umum 1.2 Jenis Media Saluran Transmisi

BAB III WAVEGUIDE. Gambar 3.1 bumbung gelombang persegi dan lingkaran

BAB II SALURAN TRANSMISI

BAB II SALURAN TRANSMISI. tunda ketika sinyal bergerak didalam saluran interkoneksi. Jika digunakan sinyal

BAB II SALURAN TRANSMISI MIKROSTRIP

RANCANG BANGUN ANTENA SLOT WAVEGUIDE 2,4 GHZ. Reza Farizqi 1,Mudrik Alaydrus 2 1,2

BAB II SALURAN TRANSMISI

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

PENGARUH BAHAN DIELEKTRIK DALAM UNJUK KERJA WAVEGUIDE

1. Pendahuluan 2. Rectangular Waveguide 3. Circular Waveguide

SALURAN TRANSMISI TELEKOMUNIKASI

BAB IV. Perancangan Dan Realisasi Antena Horn

ANALISIS PENGARUH FREKUENSI TERHADAP REDAMAN PADA KABEL KOAKSIAL

BAB I PENDAHULUAN. wireless dimana transmisi sinyal tanpa menggunakan perantara konduktor / wire.

PENGUKURAN EFEK TRANSFORMER PADA WAVEGUIDE

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bidang telekomunikasi yang begitu pesat, semakin banyak pilihan yang

TEKNIK SALURAN TRANSMISI P ENDAHULUAN O LEH : H ASANAH P UTRI

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTENA SLOT WAVEGUIDE

SAL TRANS GEL MIKRO (I) Ref : Pozar

BAB II LANDASAN TEORI

Jenis media transmisi

ANALISIS PENGARUH FREKUENSI TERHADAP REDAMAN PADA KABEL KOAKSIAL OLEH : SURYANTO NIM:

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP SLOT RECTANGULAR DUAL-BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED

Media Transmisi. Klasifikasi Media Transmisi. Dibagi 2 jenis Guided - wire Unguided wireless

Desain Antena Log Periodik Mikrostrip Untuk Aplikasi Pengukuran EMC Pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz

RANCANG BANGUN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENGGUNAAN STUB

ANALISIS PENGARUH UKURAN GROUND PLANE TERHADAP KINERJA ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT PADA FREKUENSI 2.45 GHz

BAB II LANDASAN TEORI

MEDIA TRANSMISI. Budhi Irawan, S.Si, M.T

Karakteristik Serat Optik

Elektromagnetika II. Nama : NIM : Kelas : Tanggal Tugas : / Take Home Kuis II

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA SEGITIGA

DASAR TELEKOMUNIKASI. Kholistianingsih, S.T., M.Eng

TUGAS AKHIR TE Desain Antena Log Periodik Mikrostrip untuk Aplikasi Pengukuran EMC pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz.

DAHLAN ABDULLAH

BAB IV PENGUKURAN ANTENA

BAB II ANTENA MIKROSTRIP. dalam sistem komunikasi tanpa kabel atau wireless. Perancangan antena yang baik

BAB III PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUKURAN PARAMETER ANTENA HORN PIRAMIDA

Fiber Optics (serat optik) Oleh: Ichwan Yelfianhar (dirangkum dari berbagai sumber)

PERANCANGAN PROTOTYPE ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY FREKUENSI 2,76 GHz UNTUK APLIKASI ANTENA RADAR MARITIM

Faktor Rate data. Bandwidth Ganguan transmisi(transmission impairments) Interferensi Jumlah receiver

BAB II TEORI DASAR ANTENA. Dilihat dari latar belakang telekomunikasi berupa komunikasi wireless,

BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik

BAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 Id paper: SM142

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI

ANALISIS DAN FABRIKASI ANTENA LTE MIKROSTRIP DENGAN FREKUENSI FIXED 2,6 GHZ DAN MOBILE 2,3 GHZ

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGI EMPAT TRIPLE BAND PADA FREKUENSI 2,3, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz

MEDIA TRANSMISI KOMUNIKASI DATA

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP REKTANGULAR UNTUK APLIKASI WIRELESS LAN 2.4 GHZ

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP WIDEBAND H-SHAPED PADA FREKUENSI GHz

KARAKTERISASI ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGITIGA SAMASISI DENGAN FREKUENSI KERJA 2,4 GHz UNTUK KOMUNIKASI WIRELESS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERANCANGAN PEMBANGKITAN FREKUENSI GANDA ANTENA MIKROSTRIP SEGITIGA SAMA SISI MENGGUNAKAN TEKNIK SAMBATAN ELEKTROMAGNETIK

MEDIA TRANSMISI. Sumber: Bab 4 Data & Computer Communications William Stallings. Program Studi Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

Antena Slot Waveguide Segi Empat Segala Arah pada Frekuensi 2.4 GHz Omnidirectional Slot Rectangular Waveguide Antenna at 2.

Antena Mikrostrip Slot Double Bowtie Satu Larik Dengan Pandu Gelombang Coplanar Untuk Komunikasi Wireless Pada Frekuensi 2.4 GHz

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III. PERANCANGAN ANTENNA YAGI 2,4 GHz

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI. Pokok bahasan perkembangan teknologi pada era telekomunikasi.

Bit direpresentasikan di media dengan mengubah karakteristik sinyal berikut:

PENGUKURAN DAN PEMODELAN KONSTANTA DIELEKTRIK AIR HUJAN PADA FREKUENSI GELOMBANG MIKRO

BAB 2 LANDASAN TEORI

STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI BAHAN PADA PEMBUATAN ANTENA HORN SEKTORAL BIDANG MEDAN LISTRIK (E)

Rancang Bangun Antena Mikrostrip Dua Elemen Patch Persegi Untuk Aplikasi Wireless Fidelity

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA SALURAN PENCATU FEED LINE DAN PROXIMITY COUPLED UNTUK ANTENA MIKROSTRIP PACTH SEGIEMPAT

Perancangan Antena Mikrostrip Planar Monopole dengan Pencatuan Coplanar Waveguide untuk Antena ESM

BAB II TINJAUAN TEORITIS

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI ANTENA MIKROSTRIP LINEAR ARRAY 6 ELEMEN UNTUK FREKUENSI BWA DUAL-BAND 2,4 GHZ DAN 3,3 GHZ

MEDIA TRANSMISI. Pertemuan II

RANCANG BANGUN BAND PASS FILTER DENGAN METODE HAIRPIN MENGGUNAKAN SALURAN MIKROSTRIP UNTUK FREKUENSI 2,4-2,5 GHZ

PERBANDINGAN MATCHING IMPEDANSI ANTENA DIPOLE SEDERHANA 152 MHz DENGAN ANTENA DIPOLE GAMMA MATCH 152 MHz

DAFTAR PUSTAKA. 1. Balanis Constatantine, A John Wiley - Sons Analysis And Design Antena Theory Third Edition.

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS HASIL PENGUKURAN

PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTENA MIKROSTRIP DOUBEL BIQUAD PADA FREKUENSI

DUAL FREQUENCY ANTENA MIKROSTRIP

FABRIKASI DAN KARAKTERISASI ANTENA MIKROSTRIP OMNI DIRECTIONAL BERSTRUKTUR LARIK GAP FOLDED DIPOLE

SIMULASI PERBANDINGAN ANTENA MIKROSTRIP RECTANGULARPATCH DAN CIRCULARPATCH MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2,3 GHz dan 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED

RANCANG BANGUN ANTENA PLANAR MONOPOLE MIKROSTRIP UNTUK APLIKASI ULTRA WIDEBAND (UWB)

PERANCANGAN PROTOTYPE ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY FREKUENSI 2,76 GHz UNTUK APLIKASI ANTENA RADAR MARITIM

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TIPE POLARISASI MELINGKAR MENGGUNAKAN ANSOFT

Pengaruh Loading Coil Terhadap Redaman Kabel

Sistem Telekomunikasi

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH STACKED DUAL-BAND PADA FREKUENSI WiMAX (3,3 GHZ DAN 5,8 GHZ)

LAPORAN FISIKA LABORATORIUM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA

Kata Kunci : Alumina, filter cavity, material dielektrik

Telekomunikasi: penyampaian informasi atau hubungan antara satu titik dengan titik yang lainnya yang berjarak jauh. Pengantar Telekomunikasi

SIMULASI PERBANDINGAN ANTENA MIKROSTRIP RECTANGULAR PATCH DAN CIRCULAR PATCH MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB

PENGANTAR PENGKABELAN (WIRING)

Teknologi Jaringan Komunikasi data dan Media Transmisi

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2013

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER

Perancangan Antena Mikrostrip PIF-A pada Frekuensi CDMA 800 MHz dan 1900 MHz Untuk Sistem Ambient Electromagnetic Harvesting

Transkripsi:

PERANCANGAN TRANSISI KOAXIAL KE WAVEGUIDE WG8 Toni Ismanto, Mudrik Alaydrus 2,2 Jurusan Elektro, Universitas Mercu Buana Jl. Meruya Selatan, Kebun Jeruk - Jakarta Barat. Telepon: 02-5857722 (hunting), 584086 ext.2600 Fax: 02-5857733 Email: mudrikalaydrus@yahoo.com Abstrak - Waveguide adalah struktur yang membimbing gelombang, seperti gelombang elektromagnetik atau gelombang suara. Ada berbagai jenis Waveguide untuk setiap jenis gelombang. Yang asli dan paling umum, artinya adalah pipa logam kosong digunakan untuk tujuan ini. Waveguides berbeda dalam geometri yang dapat membatasi energi dalam satu dimensi seperti di lempengan waveguides atau dua dimensi seperti dalam serat atau saluran waveguides. Selain itu, waveguides berbeda diperlukan untuk memandu frekuensi yang berbeda: membimbing serat optik laser (frekuensi tinggi) tidak akan memandu gelombang mikro (yang memiliki frekuensi yang jauh lebih rendah). Kata kunci: Waveguide, transisi koaxial, serat optik laser Abstract - Waveguide is a structure that guides the waves, like electromagnetic waves or sound waves. There are various types of waveguide for each type of wave. The original and most general meaning is an empty metal pipe used for this purpose. Waveguides different in geometry that can limit the energy in one dimension as in slab waveguides or two dimensions as in the fibers or channel waveguides. In addition, different waveguides is needed to guide the different frequencies: optical fiber guided laser (high frequency) will not guide the microwave (which has a much lower frequency). Keywords: Waveguide, coaxial transistion, laser fiber optic PENDAHULUAN Aplikasi sebuah saluran transmisi pada sebuah alat/perangkat memang tidak bisa dipisahkan, karena saluran transmisi dengan jenis medianya baik itu media fisik atau pun non fisik akan selalu berhubungan dengan perkembangan teknologi Vol.4 No.2 Mei 203 45

melalui alat/perangkat yang dibuat untuk mempermudah manusia dalam pekerjaan baik yang bersifat produksi ataupun pekerjaan seharihari. Untuk menunjang suatu perangkat yang dapat mengirimkan energi dari satu titik ke titik lainnya dengan jarak yang lebih jauh tentunya sangat dibutuhkan pengunaan media transmisi yang dapat mengirimkan energi dalam bentuk gelombang, untuk itu maka diperlukan sebuah transisi pada sebuah media transmisi fisik (kabel) menjadi media transmisi non fisik (udara) dalam bentuk gelombang elektromagnetik yang merambat diudara, energi dalam gelombang elektromagnetik tersebut merambat melalui udara untuk itu diperlukan suatu alat yang dapat membimbing gelombang yaitu waveguide. Waveguide adalah tabung berongga yang dapat membimbing gelombang untuk kemudian dapat dipancarkan melalui media udara dalam bentuk gelombang. Batasan Masalah. Penelitian ini hanya membatasi permasalahan pada bumbung gelombang persegi (waveguide) khususnya WG8. 2. Menganalisa transisi dari coaxial kabel ke waveguide. 3. Tujuan Penelitian Menganalisa transisi dari koaxial kabel ke waveguide dengan sebuah fabrikasi waveguide tipe WG8 yang dibuat dengan material plat kuningan yang merupakan bagian dari bahan konduktif dengan ketebalan = mm dan kemudian dibentuk dengan dimensi = 09 mm x 55 mm. Teori Dasar Saluran Transmisi Umum Penyampaian informasi dari suatu sumber informasi kepada penerima informasi dapat terlaksana bila ada suatu sistem atau media penyampai diantara keduanya jika jarak antara sumber informasi dengan penerima informasi dekat, maka sistem transmisi yang dipakai ckup melalui media udara. Namun jika jarak keduanya jauh dan sangat jauh maka di butuhkan suatu sistem transmisi yang lebih kompleks. Sistem transmisi itu dapat terdiri dari satu atau lebih media transmisi. Media yang digunakan dalam sistem Vol.4 No.2 Mei 203 46

ini dapat berupa media fisik (kabel) maupun nonfisik (nirkabel). Jenis Media Saluran Transmisi Walaupun secara umum media saluran transmisi yang digunakan pada frekuensi tinggi maupun gelombang mikro (microwaves) dapat berupa sepasang penghantar atau sebuah penghantar berongga, namun dalam aplikasinya dapat kita bedakan dalam 4 kategori, yakni : Saluran transmisi dua kawat sejajar (two-wire transmission line), Saluran transmisi koaksial (coaxial transmission line), Bumbung gelombang (waveguides), Microstrip dan stripline. Karakteristk Saluran Transmisi Karakteristik listrik pada saluran transmisi berbeda dengan karakteristik dari rangkaian listrik biasa. Karakteristik listrik suatu saluran transmisi sangat bergantung pada konstruksi dan dimensi fisiknya. Ketika hubungan antara sumber sinyal dengan beban sedang berlangsung, maka sinyal akan merambat pada pasangan kawat penghantar saluran transmisi menuju keujung yang lain dengan kecepatan tertentu. Semakin panjang saluran transmisi, maka waktu tempuh dari rambatan sinyal itu akan semakin lama. Arus yang mengalir di sepanjang saluran akan membangkitkan suatu medan magnet yang menyelimuti kawat penghantar dan adakalanya saling berhimpit dengan medan magnet lain yang berasal dari kawat penghantar lain di sekitarnya. Medan magnet yang dibangkitkan oleh kawat penghantar berarus listrik, merupakan suatu timbunan energi yang tersimpan dalam kawat penghantar tersebut sehingga dapat dianggap bahwa kawat penghantar bersifat induktif atau memiliki induktansi. Waveguide Bumbung Gelombang Persegi (waveguide) Bumbung gelombang merupakan pipa yang terbuat dari konduktor sempurna dan di dalamnya kosong atau di isi dielektrik, seluruhnya atau sebagian. Gelombang elektromagnetik yang menjalar dalam bumbung gelombang adalah mode TE dan mode TM. Vol.4 No.2 Mei 203 47

Berdasarkan bentuk penampangnya, bumbung gelombang dibagi menjadi beberapa jenis; yang banyak dikenal adalah bumbung gelombang dengan penampang persegi dan lingkaran. Bumbung gelombang persegi (rectangular waveguide) lebih populer dalam penggunaan daripada bumbung gelombang lingkaran (circular waveguide). Mode TM mn Pada mode TM, seluruh medan magnetik transversal terhadap arah jalar, berarti Hz berharga nol. Konstanta kc disebut bilangan gelombang cutoff. Untuk impedansi gelombang dicari dengan rumus : o adalah impedansi intrinsik vakum dan berharga 20 = 377 (impedansi intrinsik udara dianggap sama dengan o). Mode TE mn Pada mode TE, semua medan listrik transversal pada arah propagasi, Ez = 0, tapi ada medan magnetik yang longitudinal terhadap arah propagasi. Impedansi gelombang adalah : (m dan n tidak boleh berharga nol secara bersamaan,) Bila m = n = 0, adalah gelombang mode TEM, padahal dalam bumbung gelombang tidak ada mode TEM. Frekuensi cutoff mode-mode gelombang dapat dinyatakan dengan frekuensi cutoff mode TE0, dan mode TE0 frekuensi cutoffnya paling kecil. Dengan demikian frekuensi cutoff sebuah mode gelombang dalam bumbung gelombang persegi dapat dituliskan dalam bentuk. Waveguide harus dirancang dengan ukuran sedemikian rupa sehingga yang menjalar hanya satu mode gelombang, mode dominan. Agar hanya satu mode gelombang yang menjalar, maka gelombang tersebut harus mempunyai frekuensi cutoff paling kecil. Jadi pada bumbung gelombang persegi, dengan a b mode dominannya adalah mode TE0. Setelah mode TE0, mode berikutnya adalah mode TE20 atau mode TE0, tergantung apakah a 2b atau a 2b. Jadi lebar bidang frekuensi sebuah bumbung, agar hanya menjalarkan gelombang dengan mode tunggal, harus diperhatikan frekuensi cutoff ketiga mode ini. Untuk a 2b, lebar bidang Vol.4 No.2 Mei 203 48

frekuensi ditentukan oleh mode TE0 dan mode TE0. Karakteristik Waveguide Dalam waveguide ada dua karakteristik penting yaitu :. Frekuensi cut off, yg di tentukan oleh dimensi waveguide. 2. Mode gelombang yang ditransmisikan, yang memperlihatkan ada tidaknya medan listrik atau medan magnet pada arah rambat. Faktor-faktor dalam pemilihan waveguide sebagai saluran transmisi antara:. Band frekuensi kerja, tergantung pada dimensi. 2. Transmisi daya, tergantung pada bahan. 3. Rugi-rugi transmisi, tergantung mode yang digunakan. Pembuatan Dan Pengukuran Waveguide Proses pembuatan waveguide dilakukan dengan tujuan untuk menganalisa faktor transmisi dan faktor refleksi dari transisi koaxial ke waveguide dalam pembuatan waveguide yang dibuat secara manual, dengan dimensi waveguide yang sudah ditentukan. Perancangan Waveguide Tahap-tahap pembuatan Waveguide : a. Menentukan ukuran dimensi waveguide sesuai dengan frekuensi kerja. Semakin kecil ukuran waveguide, semakin membutuhkan toleransi yang kritis. b. Hitung panjang gelombang waveguide. g c. Tentukan posisi titik lubang konektor dari garis tengah bidang waveguide Dengan Frekuensi.70 Ghz, Wide Side (a) = 09 mm, Short Side (b) = 55 mm, dengan ketebalan/material Thickness mm, didapat : Free Space Wavelength 8 m c 3 0 s 300 0 cm3.95cm39.5 mm f 9 2.50 2.5 5 W avelength Cut Off ( ) c 2wideside 209mm 28mm Waveguide Wavelength g 0 2 39.5 g c 2 2 28 5 5 5.380 2.04 0 2 Vol.4 No.2 Mei 203 49

7.47 0 3 3.992 mm Probe Length 0 4 39.5 34.88 mm 4 Pengukuran Dengan Menggunakan Network Analyzer 0.dB dan (S2-0.5dB) pada 2.23 GHz = -3.46dB, 2.68 GHz = -3.dB, 2.7 GHz = -3.5dB, 2.94 GHz = - 0.9dB. Gambar 4. Pengukuran faktor transmisi dengan Network Analyzer Dari hasil pengukuran faktor transmisi S2 dengan menggunakan Network Analyzer di dapatkan hasil seperti yang ditunjukan pada gambar 4., dimana pada frekuensi kerja dari.2 3.0 GHz, terdapat beberapa faktor transmisi yang cukup baik karena sudah memenuhi tuntutan dari ketentuan faktor transmisi (S2-0.5dB) ada pada frekuensi.38 GHz = -0.3dB,.60 GHz = -0.2dB,.82 GHz = -0.2dB,.98 GHz = - Gambar 4.2 Pengukuran faktor refleksi dengan Network Analyzer Dari hasil pengukuran faktor refleksi S dengan menggunakan Network Analyzer di dapatkan hasil seperti yang ditunjukan pada gambar 4.3, dimana pada frekuensi kerja.2 3.0 GHz, terdapat faktor refleksi yang cukup baik (S - 20dB) ada pada frekuensi.38 GHz = -25.46dB,.60 GHz = -3.6dB,.82GHz = -3.6dB,.98GHz = - 33.8dB dan faktor refleksi yang kurang baik (S -20dB) ada pada frekuensi 2.23 GHz = -2.6dB, 2.68 GHz = -2.63dB, 2.7 GHz = - 3.5dB, 2.94 GHz = -7.35dB. Vol.4 No.2 Mei 203 50

Gambar 4.3 Diagram Smith Chart pada Network Analyzer Dari pembacaan data pada mode Smith pada Network Analyzer dapat dilihat pada gambar 4.5. Tampak pada display Network Analyzer gelombang berada di tengah hal ini menunjukan hasil yang cukup baik. Tabel. Pengukuran faktor Refleksi S Dan Faktor Transmisi S2 Frekuensi GHz S db S2 db.38-25.46-0.3.60-3.6-0.2.82-39.52-0.2.98-33.8-0. 2.23-2.6-3.46 2.68-2.63-3. 2.7-5.20-3.5 2.94-7.35-0.9 KESIMPULAN Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan menggunakan Network Analyzer pada faktor refleksi dan faktor transmisi dari fabrikasi waveguide WG8, didapat hasil yang cukup baik untuk faktor refleksi (S -20dB) yaitu pada frekuensi.38 GHz = -25.46dB,.60 GHz = -3.6dB,.82 GHz = - 39.52dB,.98 GHz = -33.8dB, dan didapat juga faktor refleksi yang kurang baik (S -20dB) yaitu pada frekuensi 2.23 GHz = -2.6dB, 2.68 GHz = -2.63dB, 2.7 GHz = - 5.20dB, 2.94 GHz = -7.35dB dan pada faktor transmisi, hasil yang cukup baik (S2-0.5dB) yaitu pada frekuensi.38 GHz = -0.3dB,.60 GHz = -0.2dB,.82 GHz = -0.2dB,.98 GHz = -0.dB sedangkan hasil yang kurang bak (S2-0.5dB) yaitu pada frekuensi 2.23 GHz = -3.46dB, 2.68 GHz = -3.dB, 2.7 GHz = - 3.5dB, 2.94 GHz = -0.9dB. Saran Dari hasil Penelitian yang dilakukan, diperlukan beberapa saran untuk menyempurnakan fabrikasi dan data pengukuran yang dihasilkan pada Penelitian ini, yaitu diperlukannya proses perancangan yang tepat, terutama pembuatan bidang waveguide dan proses pengelasan karena bentuk bidang yang presisi akan sangat mempengaruhi perambatan Vol.4 No.2 Mei 203 5

gelombang yang merambat pada dinding-dinding waveguide. DAFTAR PUSTAKA. N. Marcuvitz. Waveguide handbook. Peter Peregrinus Ltd, 986. 2. Wadel, Brian C. 99. Transmission Line Design Handbook, Artech House, Inc., Norwood. 3. http://en.wikipedia.org/wiki/w aveguide (di unduh 05 Mei 200). 4. http://www.radioelectronics.com/info/antennas/ waveguide/rf-waveguidedimensions-sizes.php (di unduh 0 Mei 200). Vol.4 No.2 Mei 203 52