BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB I PENDAHULUAN. dan pihak yang kekurangan dana. Kelebihan dana tersebut dapat disalurkan

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank sebagai lembaga keuangan adalah bagian dari faktor

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya,

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB V PENUTUP. independen yang berupa Return On Asset (ROA), BOPO, Financing to Deposit Ratio

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan syariah merupakan institusi yang memberikan pelayanan jasa

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Selain itu fungsi bank sebagai lembaga termediasi keuangan (financial

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa bank lainnya (Martono, 2010 : 37). Tujuan fundamental bisnis

BAB I PENDAHULUAN. modal yang menghasilkan laba tersebut. Sama seperti pernyataan Pandia. mengukur efektivitas perusahaan memperoleh laba.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. /atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mengalami kelebihan dana untuk di produktifkan pada sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Bank berperan sebagai perantara keuangan (financial

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Asset

BAB I PENDAHULUAN. intermediary) antara pihak yang mempunyai dana (surplus unit) dengan pihak

BAB 5 PENUTUP. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Dalam penilaian permodalan yaitu dengan Capital Adequacy Ratio

BAB I PENDAHULUAN. peran lembaga keuangan tersebut menjadi sangat penting. taraf hidup rakyat banyak (UU RI No. 10 tahun 1998).

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri. (manufaktur), jasa, dan perbankan. Perkembangan perekonomian ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (Financial intermediary institution),yakni. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB 5 PENUTUP. normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. Nama : Sarah Natya


BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

Pengaruh Efisiensi Operasi, Kualitas Aktiva, Permodalan Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Bank Bumd Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya dengan cara menghasilkan laba tinggi sehingga. profitabilitasnya terus mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1 /perkembangan-perbankan-syariah. Diunduh pada tanggal 24 Desember 2013.

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( Financial Intermediales )

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan telah menjadi ujung tombak

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank akan menerima dana dari. masyarakat (DPK) dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena yang terjadi adalah dimana keadaan perekonomian

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian tentang bagaimana perbandingan antara kinerja perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. nasabahpun juga semakin meningkat. syariah menerapkan sistem bagi hasil berdasarkan prinsip Profit Sharing

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan Capital

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan sebagai salah satu lembaga intermediasi memiliki peranan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. ditengah kondisi perekonomian yang masih dalam tahap pemulihan, membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. mengikutsertakan peran dan partisipasi masyarakat secara keseluruhan yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tersebut semakin membaik pada akhir 2015 seiring dengan. semakin baik (Laporan Tahunan Perbankan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri perbankan merupakan industri yang penuh dengan resiko, terutama karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk berbagai investasi, seperti pemberian kredit, pembelian surat-surat berharga dan penanaman dana lainnya. Industri perbankan merupakan sektor penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial intermediary diantara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008). Kriteria penilaian dalam kinerja keuangan bank yang berpegang pada prinsip prudential banking, pada dasarnya dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan bank. Pendekatan kualitatif ini dilakukan dengan penilaian terhadap perhitungan rasio keuangan. Oleh karena itu, rasio keuangan bermanfaat dalam menilai kinerja keuangan bank yang bersangkutan. Salah satu ukuran melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return On Asset (ROA). Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001, rasio ROA dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap total aset (total aktiva). Semakin besar ROA akan menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Menurut Wibowo dan Syaichu (2013), ROA penting bagi bank karena Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas 1

suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat. Menurut gambaran kinerja keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional pada triwulan III-2015. Kinerja keuangan Bank Umum Syariah pada triwulan III-2015 mengalami sedikit penurunan rasioreturn On Asset (ROA) Bank Umum Syariah pada triwulan ini turun menjadi 0,49% dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,50%. Penurunan Return On Asset (ROA) pada periode tersebut antara lain dipengaruhi adanya peningkatan pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) oleh Bank Umum Syariah sebagai dampak dari peningkatan Non Performing Financing (NPF) pada triwulan III-2015 dibandingkan triwulan sebelumnya (LPIP Triwulan III 2015, OJK). Menurut Ketua Pengembangan Bisnis Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Dinno Indiano mengatakan bahwa dari data SPI OJK menunjukkan posisi Return On Asset (ROA) Bank Umum Syariah mencapai 0,24% pada akhir Agustus 2015. Sedangkan, Return On Asset (ROA) industri bank konvensional tercatat menyentuh 2,30%. Sementara itu, dari data statistik perbankan syariah OJK tercatat total laba tahun berjalan tahun 2014 dari Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah (UUS) mencapai 1,79 triliun. Padahal, laba bersih Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah pada 2013 menembus Rp 3,28 triliun (LPIP Triwulan III 2015, OJK). Kinerja keuangan Bank Umum Konvensional pada triwulan III-2015 masih tergolong baik atau cenderung stabil, tercemin dari ROA yang meningkat menjadi 2,31%. Peningkatan ROA lebih disebabkan oleh 2

pertumbuhan aset yang lebih rendah sebesar 1,52% dibandingkan pertumbuhan laba sebesar 2,21%. Peningkatan ROA mencerminkan adanya peningkatan laba, yang salah satunya dipengaruhi oleh Harga Pokok Dana untuk Kredit (HPDK) yang merupakan komponen Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK). Mengingat HPDK sangat dipengaruhi oleh biaya DPK dan non DPK, maka apabila biaya dana meningkat, HPDK juga akan yang akan mempengaruhi perolehan laba bank menjadi lebih kecil (LPIP Triwulan III 2015, OJK). Bila dilihat dari kinerja bank diatas, dapat disimpulkan bahwa Bank Umum Konvensional pada triwulan III-2015 masih tergolong baik atau cenderung stabil, karena terjadi peningkatan ROA yang mencerminkan adanya peningkatan laba, yang salah satunya dipengaruhi oleh Harga Pokok Dana untuk Kredit (HPDK) yang merupakan komponen Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK), dibandingkan dengan Bank Umum Syariah pada triwulan III- 2015 masih mengalami menurunan ROA yang diakibatkan oleh adanya peningkatan pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) oleh Bank Umum Syariah sebagai dampak dari peningkatan Non Performing Financing (NPF) pada triwulan III-2015 dibandingkan triwulan sebelumnya. Kinerja keuangan dapat dinilai dari rasio keuangan bank, seperti rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), BOPO Biaya Operasional/Pendapatan Operasional), Net Operating Margin (NOM), Financingto Deposit Ratio (FDR). Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) digunakan untuk mengukur proporsi modal sendiri dibandingkan dengan dana dari luar di dalam 3

pembiayaan kegiatan usaha perbankan. Semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang beresiko. Jika nilai CAR tinggi (sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia sebesar 8%) berarti bahwa bank tersebut mampu membiayai operasi bank, dan keadaan yang menguntungkan tersebut dapat memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas bank (ROA) yang bersangkutan.rendahnya CAR dikarenakan peningkatan ekspansi aset beresiko yang tidak diimbangi dengan penambahan modal menurunkan kesempatan bank untuk berinvestasi dan dapat menurunkan kepercayaan masyarakat kepada bank sehingga berpengaruh terhadap profitabilitas (Loen, B dan Ericson, 2008). Menurut penelitian Sistiyarini dan Supriyono (2016) yang menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Non Performing Financing (NPF) merupakan istilah yang digunakan untuk rasio pembiayaan bermasalah dalam perbankan syariah. NPF lebih dikenal dengan nama Non Performing Loan (NPL) di dalam bank kovensional. Risiko kredit yang diterima oleh bank merupakan salah satu risiko usaha bank, yang diakibatkan dari ketidakpastian dalam pengembaliannya atau yang diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan oleh pihak bank kepada debitur, (Kasmir, 2013). Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin besar dan menyebabkan kerugian, 4

sebaliknya jika semakin rendah NPF maka laba atau profitabilitas bank (ROA) tersebut akan semakin meningkat. Menurut Pramuka (2010) menyatakan bahwa semakin tinggi NPF dalam suatu bank syariah maka menunjukkan bahwa kinerja bank tersebut semakin buruk. Rasio Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan oprasinya. Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, maka biaya dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan hasil bunga. Setiap peningkatan biaya operasi akan berakibat pada berkurangnya laba sebelum pajak yang pada akhirnya akan menurunkan laba atau profitabilitas (ROA) bank yang bersangkutan (Loen, B dan Ericson, 2008). Menurut penelitian Wibowo dan Syaichu (2013), Usnan, Setiawan dan Sukardi (2016), Sabir, Ali dan Habbe (2012) menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Rasio Net Operating Margin (NOM) merupakan rasio yang menggambarkan pendapatan operasional bersih sehingga diketahui kemampuan rata-rata aktiva produktif dalam menghasilkan laba (Rivai, 2010). NOM berpengaruh terhadap ROA, karena jika bank syariah memiliki rasio NOM yang tinggi mengindikasikan bahwa bank tersebut mampu menghasilkan pendapatan bagi hasil yang lebih tinggi daripada biaya bagi 5

hasil yang dikeluarkan untuk penyaluran pembiayaan, sehingga profit yang didapat oleh bank semakin tinggi pula. Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Sabir, Ali dan Habbe (2012) melihat adanya hubungan positif signifikan antara NOM terhadap ROA. Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) digunakan untuk mengukur kemampuan bank tersebut mampu membayar hutang-hutangnya dan membayar kembali kepada deposannya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan. Karena di dalam bank syariah tidak mengenal sistem kredit, maka penyaluran dananya disebut dengan pembiayaan, sehingga dalam bank syariah dikenal sebagai Financing to Deposit Rasio (FDR). Rasio Financing to Deposit Rasio (FDR) menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayarkan kembali penarikan dananya yang dilakukan oleh deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai likuiditasnya (Asiyah, 2015). Semakin tinggi Financing to Deposit Ratio (FDR) maka akan berdampak pada meningkatnya profitabilitas bank umum syariah. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Pramuka (2010), Sabir, Ali dan Habbe (2012). Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wibowo (2013). Mengenai Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR, BOPO, NPF Terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Bedanya dalam penelitian ini ada penambahan rasio NOM, FDR, sebagai variabel independen dan menghilangkan rasio Inflasi dan suku bunga. Rasio NOM merupakan rasio yang menggambarkan pendapatan operasional bersih 6

sehingga diketahui kemampuan rata-rata aktiva produktif dalam menghasilkan laba. Rasio FDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayarkan kembali penarikan dananya yang dilakukan oleh deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai likuiditasnya. Pada penelitian terdahulu dilakukan pada periode 2008-2011, sedangkan penelitian ini diakukan pada periode 2011-2015. Pembatasan masalah dalam penelitian ini dibatasi rasio keuangan yaitu yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Net Operating Margin (NOM), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Return On Assets (ROA). Periode data yang diambil selama 5 tahun dari tahun 2011, 2012, 2013, 2014, 2015. Maka berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas dan karena adanya hasil penelitian terdahulu terkait dengan profitabilitas bank syariah atau ROA, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: ANALISIS PENGARUH CAR, NPF, BOPO, NOM, FDR TERHADAP ROA PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2011-2015. B. Perumusan Masalah 1. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Net Operating Margin (NOM), Biaya Operasional dan 7

Pendapatan Operasional (BOPO), Financing to Deposit Rasio (FDR) mempunyai pengaruh secara simultan terhadap Return On Assets (ROA)? 2. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap Return On Assets (ROA)? 3. Apakah Non Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap Return On Assets (ROA)? 4. Apakah BOPO mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap Return On Assets (ROA)? 5. Apakah Net Operating Margin (NOM) mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap Return On Assets (ROA)? 6. Apakah Financing to Deposit Ratio (FDR) mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap Return On Assets (ROA)? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan pemasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka tujuan dari penelitian adalah: 1. Untuk menganalisis Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Net Operating Margin (NOM), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), Financing to Deposit Rasio (FDR) mempunyai pengaruh secara simultan terhadap Return On Assets (ROA) 2. Untuk menganalisis Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif signifikan terhadap Return On Assets (ROA). 8

3. Untuk menganalisis Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif signifikan terhadap Return On Assets (ROA). 4. Untuk menganalisis BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap Return On Assets (ROA). 5. Untuk menganalisis Net Operating Margin (NOM) berpengaruh positif signifikan terhadap Return On Assets (ROA). 6. Untuk menganalisis Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif terhadap Return On Assets (ROA). D. Manfaat Penelitian 1. Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi investor dalam berinvestasi dengan melihat Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), BOPO, Net Operating Margin (NOM), Financing to Deposit Ratio (FDR) sebagai bahan pertimbangan keputusan investasi di perusahaan perbankan. 2. Emiten Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam bidang keuangan terutama dalam rangka memaksimumkan kinerja perusahaan dan pemegang saham, sehingga saham perusahaannya dapat terus bertahan dan mempunyai return yang benar. 9

3. Peneliti a. Untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Purwokerto. b. Untuk menerapkan teori yang diperoleh dari perkuliahan ke dalam dunia kerja. 4. Akademis Hasil penelitian diharapkan dapat mendukung penelitian selanjutnya dalam melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan rasio keuangan dan perusahaan laba pada perusahaan perbankan syariah. 10