PERAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN *

dokumen-dokumen yang mirip
MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran

02. Konsep Dasar Media

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN GURU KELAS TK

AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan. Fitri Rahmawati, MP Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana FT UNY

Oleh: Fitta Ummaya Santi

BAB VI MEDIA PENGAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU BAHASA

UNIT 8. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Unik Ambar Wati PENDAHULUAN

MEDIA PEMBELAJARAN. Drs. Mahdum, MPd.

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)

Materi I KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Verbal Simbol visual Visual Radio Film Tv Wisata Demonstrasi partisipasi Observasi Pengalaman langsung

Pengertian dan Klasifikasi Media Pendidikan

Teknologi & Media Pembelajaran

II.KAJIAN PUSTAKA. Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang masih. berkembang menjadi manusia dewasa seutuhnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah

Pembuatan CD Interaktif Sebagai Media Pembelajaran Febriana Sandy

PENDAYAGUNAAN SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN. Oleh: Sungkono

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM

LEARNING RECOURSES DALAM PEMBELAJARAN

II. KERANGKA TEORETIS. Persepsi dalam arti luas menurut Leavitt (2006:27) dapat diartikan Pandangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

FALSAFAH TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DAN KERANGKA KONSEP

01. Konsep Dasar Media. Pengertian Media. Media dan Teknologi Pembelajaran Biologi. Media dan Teknologi Pembelajaran Biologi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium

MEDIA PEMBELAJARAN ( 5 JP

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Di dalam Undang-Undang Sistem

Pemanfaatan Program Computer Assisted Instruction (CAI) dalam Program Pembelajaran Berbasis Internet. Oleh: Ali Muhtadi *)

PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin. Kata Kunci: Media Gambar, Pembelajaran Menulis

INISIASI UNIT 3 PENGERTIAN STRATEGI, METODE, DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAH SD

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Penggunaan Radio Sebagai Media Pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Guruan (Association for Education and Communication technology) AECT dalam

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ending Khoerudin. Media Pembelajaran Bahasa Jerman. Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS - UPI

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti

TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang

Instructional Technology and Media Learning. Brainstorming IT Media

MAKALAH PENELITIAN HIBAH PEMBINAAN RANCANG BANGUN MEDIA VISUAL UNTUK MATA KULIAH K3 DAN HUKUM KETENAGAKERJAAN

MULTIMEDIA PEMBELAJARAN Sebuah Pengantar & Teknik Pengembangan. Oleh Gde Putu Arya Oka *

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. EACT yang dikutip oleh Rohani (2007:2) media adalah segala bentuk yang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication

KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI

Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu

PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Tujuan I.2 Batasan Masalah I.3 Sasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana

MEDIA DAN PROSES BELAJAR-MENGAJAR

I. TINJAUAN PUSTAKA. bukanlah hanya sekedar versi yang lebih kecil dari orang dewasa. Anak

MEDIA ELEKTRONIK BERBASIS KOMPUTER SEBAGAI MEDIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

APLIKASI MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tentang pemahaman siswa. Biasanya siswa memahami sesuatu hanya melalui

KLASIFIKASI MEDIA PENGAJARAN

BAB 2 A. PENGELOMPOKAN MEDIA PEMBELAJARAN

TINJAUAN PUSTAKA. pengembangan dan validasi produk. Penelitian pengembangan sering dikenal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini fisika merupakan salah satu pelajaran yang kurang diminati oleh kebanyakan siswa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

EVALUASI PENGGUNAAN VIDEO TUTORIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEMESTER IV PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

PARADIKMA BARU PEMBELAJARAN MATEMATIKA

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

MODUL TEORI BELAJAR, PRINSIP-PRINSIP BELAJAR, DAN MEDIA PEMBELAJARAN

PERAN MULTI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Hakikat IPA Tujuan Pembelajaran IPA

SUPLEMEN PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN : METODA DAN MEDIA PEMBELAJARAN

BAB II KAJIAN TEORI. dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument

MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER/IT

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN

PENGGUNAAN MULTIMEDIA SEBAGAI SALAH SATU MEDIA PEMBELAJARAN PADA ANAK

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah REZA FAUZI, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah, materi tembang

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN

Transkripsi:

PERAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN * Oleh: Haryono ** Pendahuluan Kita sekarang hidup dalam era informasi dan era media. Era informasi ditandai oleh banyaknya informasi yang tersedia dengan berbagai variasi dan tingkat persebaran yang sangat luar biasa cepatnya. Era media ditandai oleh banyaknya waktu kita yang dikendalikan oleh media baik elektronik maupun cetak. Meski dalam derajad yang berbeda, tetapi secara riil kita tidak bisa lepas dari hamparan informasi dan jeratan media yang terus berkembang seiring perubahan waktu dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam bidang pendidikan, perkembangan media menurut Ashby (1972:9) telah menimbulkan revolusi keempat dalam dunia pendidikan dan pembelajaran. Revolusi pertama telah terjadi beberapa puluh abad yang lalu, yaitu pada saat orang tua menyerahkan pendidikan anak-anaknya kepada orang lain yang berprofesi sebagai guru; revolusi kedua terjadi dengan digunakannya bahasa tulis sebagai sarana utama pendidikan; revolusi ketiga terjadi dengan tersedianya media cetak sebagai hasil dari ditemukannya mesin dan teknik percetakan; dan revolusi keempat berlangsung dengan meluasnya penggunaan media komunikasi elektronik. Bahkan kini dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, revolusi dalam bidang pendidikan telah merambah tataran kelima dan keenam. Revolosi kelima ditandai dengan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam bentuk pengembangan multimedia interaktif dan pembelajaran berbasis web, sedangkan revolusi keenam adalah pola pembelajaran dial akses dalam program e-learning. Dalam pelaksanaan tugas profesional, setiap pendidik terpanggil untuk mengembangkan suasana pembelajaran yang kondusif bagi terjadinya proses belajar secara utuh pada peserta didik, baik belajar untuk mengetahui sesuatu, belajar untuk melakukan sesuatu, belajar utuk menjadi dirinya, dan belajar untuk hidup bersama dengan orang lain (Dellors, 1996). Bagi pendidik profesional mengajar tidak terbatas pada upaya membantu siswa memperoleh sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi mengembangkan kemampuan belajar tentang bagimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan diperoleh (Zamroni, 2000; Semiawan, 1998). Pendidik profesional baru akan puas dan bahagia dalam melaksanakan tugas, manakala telah berhasil menjadikan peserta didiknya paham benar tentang materi yang diajarkan, merasa senang dan tidak bosan belajar bersama dirinya, dan terus * Makalah Disajikan dalam Seminar Guru SMP di Kabupaten Wonosobo tanggal 9 Maret 2008. ** Guru Besar pada Fak Ilmu Pendidikan dan Program Pascasarjana UNNES.

terdorong untuk belajar mengembangkan kemampuan belajarnya. Untuk mencapai kondisi demikian, seorang pendidik perlu melakukan upaya mulai dari saat merancang proses pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, hingga pada saat mengevaluasi proses pembelajarannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pendidik adalah menggunakan media dalam pembelajarannya. Media Pembelajaran Istilah media yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala bentuk dan saluran untuk proses transmisi informasi (AECT, 1979). Sedangkan istilah pembelajaran menunjuk pada usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu, dan yang pelaksanaannya terkendali. Berbeda dengan proses pendidikan yang sering kali seseorang belajar tanpa disengaja, tanpa tahu tujuannya terlebih dahulu, dan tidak selalu terkendali baik dalam artian isi, waktu, proses, maupun hasilnya. Namun dalam tulisan ini istilah pendidikan dan pembelajaran dipakai secara bergantian. Media dalam konteks pendidikan/pembelajaran oleh Asosiasi Pendidikan Nasional di Amerika (National Education Association/NEA) seperti dikutip AECT (1979) didefinisikan sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Cakupan pengertian ini sangat luas karena artefak seperti relief di candi Borobudur pun termasuk media untuk dibicarakan dan ditafsirkan/diinterpretasikan. Sedangkan oleh Commission on Instructional Technology (1970) media pendidikan diartikan sebagai media yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk tujuan pembelajaran di samping guru, buku teks, dan papan tulis. Media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar, sarana yang dapat memberikan rangsang bagi terjadinya proses belajar pada peserta didik. Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik ke arah terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali dapat disebut sebagai media pembelajaran. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa tujuan dari penggunaan media dalam pembelajaran adalah memfasilitasi atau membantu memudahkan peserta didik melakukan proses belajar untuk mengetahui sesuatu, melakukan sesuatu, menjadi dirinya, dan hidup bersama dengan orang lain. Penggunaan media dalam pembelajaran bukan untuk kepentingan pendidik dalam mengajar, tetapi untuk kepentingan belajar peserta didik.

Potensi Media Pembelajaran Berbagai kajian teoritik maupun empirik menunjukkan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran berpotensi; 1. Memberikan rangsang kepada otak (peserta didik) secara bervariasi, sehingga berfungsi secara optimal. Otak manusia terbagi atas belahan kiri dan kanan. Otak belahan kiri merupakan pusat berpikir verbal, rasional, analitik, dan konseptual dengan fungsi kontrol wicara, sedangkan otak belahan kanan merupakan pusat berpikir visual, emosional, holistik, fisikal, spatial, dan kreatif dengan fungsi kontrol tindakan. Dalam pembelajaran kedua belahan otak ini perlu rangsang yang seimbang agar dapat berfungsi maksimal, dan penggunaan media yang tepat memungkinkan untuk itu. 2. Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik. Pengalaman setiap peserta didik berbeda, kehidupan keluarga dan masyarakat mewarnai pengalaman masing-masing peserta didik. Melalui media tertentu perbedaan-perbedaan ini dapat diatasi. 3. Melampaui batas ruang kelas, artinya banyak hal yang tidak mungkin dialami lansung oleh peserta didik di dalam kelas dapat diatasi dengan menggunakan media tertentu. Hal-hal yang dimaksud adalah objek yang terlalu besar (candi, gunung berapi), objek yang terlalu kecil (bakteri, protozoa), gerak yang terlalu cepat atau sebaliknya terlalu lambat, objek yang kompleks, suara yang terlalu halus atau sebaliknya terlalu keras, dan banyak hal yang sulit dan berbahaya seperti tentang perubahan iklim, kehidupan ikan di laut dalam, atau kehidupan singa di hutan, semuanya dapat di bawa ke dalam kelas pembelajaran melalui media tertentu. 4. Memungkinkan terjadinya interaksi antara peserta didik dan lingkungannya. Peserta didik tidak hanya diajak "membaca tentang" atau "berbicara tentang" gejala-gejala fisik dan sosial, tetapi diajak berkontak langsung dengannya objek-objek itu. 5. Menghasilkan pengamatan/pengalaman belajar yang relatif sama/seragam, dan memperluas pengalaman, serta mempertajam persepsi peserta didik tentang sesuatu. 6. Membangkitkan motivasi dan merangsang belajar peserta didik. Pemasangan gambar-gambar di papan tempel, pemutaran film, mendengarkan rekaman, atau radio merupakan rangsangan yang membangkitkan keinginan untuk belajar. 7. Memberikan pengalaman belajar yang integral/menyeluruh tentang sesuatu yang konkret maupunyang abstrak. Sebuah film atau serangkaian foto tentang

candi Borobudur, dapat memberikan imajinasi yang konktet tentang wujud, ukuran, lokasi, dan lainnya, di samping juga mengarahkan pada generalisasi tentang arti kepercayaan dan kebudayaan. 8. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mandiri pada tempat dan waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri. 9. Meningkatkan efek sosial, seperti meningkatnya kesadaran akan lingkungan dan dunia sekitar. Taksonomi Media Pembelajaran Pada saat ini kita dihadapkan pada pilihan media yang sangat beragam, sehingga perlu penggolongan berdasarkan kemampuan, bentuk fisik, biaya yang dibutuhkan, dan sebagainya. Pengklasifikasian media berdasarkan ciri-ciri tertentu ini selanjutnya dikenal sebagai taksonomi media. Karena pada esensinya bahwa media yang digunakan dalam pembelajaran adalah media komunikasi, maka dalam hal ini digunakan taksonomi media komunikasi sebagaimana dibuat oleh Haney and Ullmer, 1981). Berdasarkan muatan informasi (pesan) yang melekat, media pembelajaran dapat diklasifikasi dalam tiga bentuk yaitu media penyaji, media objek, dan media interkatif. 1. Media penyaji, yaitu media yang mampu menyajikan informasi. Kategori media penyaji ini dibedakan atas tujuh kelompok, yaitu; a. kelompok grafis, bahan cetak (foto), dan gambar diam, b. kelompok media proyeksi diam, seperti slide, filmstrip, OHP/OHT, dan opaque projector, c. kelompok media audio, seperti radio dan tape recorder, d. kelompok media audio dipadu dengan visual diam, misalnya slide suara dan film strip suara, e. kelompok media gambar hidup (film), f. kelompok media televisi, dan g. kelompok media multimedia, yaitu berbagai bahan belajar yang membentuk satu unit yang terpadu, dikombinasikan dalam bentuk modul atau yang biasa disebut sebagai kit yang memungkinkan peserta didik belajar secara mandiri. Ini merupakan pengertian multimedia secara konvensional. Dalam arti yang sekarang multimedia dimaknai sebagai integrasi dari sejumlah media (visual, audio, dan gerak) yang dikendalikan oleh sistem komputer. 2. Media objek, yaitu benda tiga dimensi yang mengandung informasi (pesan) tidak dalam bentuk penyajioan tetapi melalui ciri fisik seperti ukuran, berat,

bentuk, struktur, warna, fungsi, dan sebagainya. Media ini dibedakan atas objek yang sesusungguhnya atau realia dan objek pengganti. Objek yang sebenarnya dibedakan atas objek alami yaitu segala yang ada di alam baik yang hidup maupun yang mati, yang memuat informasi atau pesan-pesan pembelajaran tertentu, dan objek buatan manusia (bangunan, alat, jaringan, dan sebagainya). Objek pengganti adalah semua yang dibuat untuk merepresentasikan objek seebenarnya, terdiri atas replika, model, dan tiruan. 3. Media Interaktif, adalah kelompok media yang dalam penggunaannya memaksa peserta didik untuk berinteraksi aktif, tidak cukup hanya dengan memperhatikan penyajian atau objek. Paling tidak ada tiga macam interaksi yang dapat diidentifikasi. Pada tingkat pertama siswa berinteraksi dengan sebuah program, misalnya mengisi blanko pada teks yang terprogram. Tingkat berikutnya siswa berinteraksi dengan mesin, misalnya mesin pembelajaran, simulator, laboratorium bahasa, atau terminal komputer. Bentuk ketiga media interaktif adalah yang mengatur interaksi antarsiswa secara teratur tetapi tidak terprogram. Berbagai permainan pendidikan atau simulasi melibatkan siswa dalam kegiatan atau masalah yang mengharuskan mereka membalas serangan "lawan" atau bekerja sama dengan teman seregu dalam memecahkan masalah. Dalam hal ini siswa harus dapat menyesuaikan diri dengan situasi karena tidak ada batasan yang kaku tentang jawaban yang benar. Permainan pendidikan dan sitnulasi yang berorientasi pada masalah memiliki potensi untuk memberikan pengalaman belajar yang merangsang minat dan realistis, dan oleh karena itu para pendidik per1u menganggapnya sebagai sumber terbaik untuk belajar. Media interaktif yang sekarang tengah berkembang adalah model pembelajaran elektronik atau e-learning, di mana peserta didik dapat belajar melalui dial acces dengan tutorial secara on line. Pola Penggunaan Media dalam Pembelajaran Pola pembelajaran secara umum digambarkan dalam bagan berikut ini;

Dari bagan di atas dapat dipahami bahwa; 1. Pola pertama, penyajian bahan ajar sepenuhnya oleh pendidik tanpa dukungan perangkat pembelajaran tertentu. 2. Pola kedua, penyajian bahan ajar oleh pendidik dengan bantuan media yang dikembangkan sendiri (media lebih sebagai alat peraga). 3. Pola ketiga, penyajian bahan ajar dengan memanfaatkan sumber dan media yang ada. 4. Pola keempat, penyajian bahan ajar dilakukan secara terintegrasi antara pendidik dan media, ada pembagian peran yang jelas. 5. Pola kelima, penyajian bahan ajar sepenuhnya oleh media, pembelajaran tanpa kehadiran pendidik atau belajar mandiri. Dalam menggunakan media untuk pembelajaran perlu diperhatikan, hal-hal sebagai berikut; 1. Tidak ada satu media yang terbaik untuk mencapai semua tujuan petnbelajaran. Masing-masing media memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga dalam penggunaannya perlu kombinasi agar lebih mampu membantu tercapainya tujuan pembelajararan. 2. Penggunaan media harus mempertimbangkan kecocokan ciri media dengan karakteristik materi pelajaran yang disajikan. 3. Penggunaan media harus disesuaikan dengan bentuk kegiatan helajar yang akan dilaksanakan seperti belajar secara klasikal, belajar dalar kelompok kecil, belajar secara individual, atau belajar mandiri. 4. Penggunaan media harus disertai persiapan yang cukup seperti mem preview media yang akan dipakai, mempersiapkan berbagai peralatan yang dibutuhkan sebelum kegiatan dimulai. Hal ini diperlukan agar tidak terjadi gangguan pada saat penggunaannya. 5. Peserta didik perlu disiapkan sebelum media pembelajaran digunakan, agar mereka dapat mengarahkan perhatian pada hal-hal yang penting selama proses penyajian berlangsung. 6. Penggunaan media dalam pembelajaran harus dapat melibatkan partisipasi aktif peserta didik. Daftar Pustaka Ashby, Eric. "The Fourth Revolution: Instructional Technology in Higher Education", A Report of the Carnebie Commission on Higher Education. New York: McGraw-Hill Book Co. 1972. Association for Educational Communications and Technology. Definisi Teknologi Pendidikan (terjemahan). Jakarta: CV Rajawali. 1986.

Briggs, Leslie J. Handbook of Procedures for the Design of Instruction. Pitsburg: American Institute of Research. 1970. Gagne, Robert M. The Conditions of Learning, 2nd Edition. New York: Holt, Rinehart and Winston. 1970. Haney, John B. and E. J. Ullmer. Educational Communications and Technology, 3nd Edition. New Jersey: Wm. C. Brown Company. 1980. Miarso, Yusufhadi. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media. 2004.