BAB VI PENUTUP. Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kemudian, Pelaksanaan Penerapan. penerapan atau praktek;

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. 1. MI Miftahul Jannah Kedungglugu Gondang Nganjuk

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada. Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah

BAB VI PENUTUP. a. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits. pada Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul

BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Fiqih

BAB VI PENUTUP. bagi berbagai pihak berkaitan dengan implementasi pembelajaran tematik dalam. maka ditarik kesimpulan sebagai berikut :

2015 PENERAPAN PENILAIAN OTENTIK D ALAM RANGKA MENINGKATKAN PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK D I SMK

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang sekolah dasar mata pelajaran Ilmu

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP

BAB VI PENUTUP. berbagai pihak yang berkaitan dengan implementasi Authentic Assessment dalam

BAB VI PEMBAHASAN. Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dalam skripsi ini. yang berjudul Penggunaan Metode Tanya Jawab Dalam Meningkatkan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang dilakukan pada kegiatan

KURIKULUM 2013 PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. pendidikan (UUSPN No. 20 TH. 2003, Bab I pasal 1:2).

BAB I PENDAHULUAN. yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa:

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan kegiatan pembelajaran IPA dengan pendekatan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana dikemukakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Authenthic Assessment dalam Kurikulum 2013 pada Mata. Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Negeri 3 Tulungagung

MATERI PELATIHAN 1: KONSEP TEMATIK INTEGRATIF

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB IV ANALISIS KETERCAPAIAN STANDAR ISI MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS DI MI

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional, pasal 1 ayat 1 tentang ketentuan umum menyatakan Pendidikan

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

EDISI : 4 PENGEMBANGAN SILABUS. Modul : Pengembangan Silabus Soal-soal Pengembangan Silabus

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari hari. Pencapaian tujuan pendidikan ini bisa ditempuh

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

EVALUASI HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PENILAIAN AUTENTIK PADA MATA PELAJARAN KELISTRIKAN SISTEM REFRIGERASI

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di kelas II MIN Karantina Kecamatan Pandawan

ANALISIS MUATAN IPA PADA BUKU TEKS PELAJARAN TEMATIK TERPADU SD KELAS V TEMA 1 SUBTEMA 1 WUJUD BENDA DAN CIRINYA

BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI. IPA mempelajari tentang bagaimana cara mencari

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELARAN MATERI: PENYUSUNAN RPP

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Fiqih adalah ilmu yang membahas tentang hukum-hukum syara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. keaktifan siswa. Bahan uji publik Kurikulum 2013 menjelaskan standar penilaian

CONTOH TES BAGI CALON SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran untuk menambah wawasan di suatu bidang. Kompetensi

RAMBU - RAMBU PENYUSUNAN RPP

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 BARUGA KOTA KENDARI

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia bahkan tidak

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. satupun usaha untuk memperbaiki mutu proses belajar mengajar yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelompok, serta belajar berinteraksi dan berkomunikasi. dapat dilakukan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.

pendidikan dasar, yaitu pendidikan di SD dan SMP. Prinsip dasar filosofis, sosiologis, anthropologis, psikologis, pedagogis, yuridis, ideologis, dan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah standar yang diberi nama Standar Nasional Pendidikan (SNP). Standar

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi

NUR ENDAH APRILIYANI,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi pendidikan merupakan hal yang sangat fundamental bagi

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. A. Perbandingan Penjabaran Kompetensi Mata Pelajaran Al-Qur an Hadits

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengajar mata pelajaran matematika di MI adalah kurangnya pengetahuan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. akan mengarah kepada tindakan seseorang. Oleh karena itu, penumbuh

BAB VI PENUTUP. 1) Landasan dan Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 di SMK. kurikulum sebelumnya (KTSP 2006 dan KBK 2004).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) memilki peran yang

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebijakan perubahan Kurikulum 2013 merupakan sebuah ikhtiar dan

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran melibatkan beberapa komponen yaitu: 1) peserta didik;

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

PENILAIAN AUTENTIK DALAM KURIKULUM 2013

Transkripsi:

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Teoritis a. Pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan perencanaan pelaksanaan, dan pengevaluasian/penilaian pembeljaran. Dalam perencanaan pembelajaran menurut standar proses merupakan tahap pertama pembelajaran yang diwujudkan dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kemudian, Pelaksanaan Penerapan Metode Demonstrasi, melipui 3 langkah: 1) Kegiatan Pendahuluan: a) Memilih KD/tujuan pembelajaran yang menuntut kemampuan penerapan atau praktek; b) Guru mengatur tempat duduk peserta didik, pastikan semua peserta didik dapat melihat demonstrasi dengan jelas; c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran/kd, serta menjelaskan hal-hal apa yang akan dilakukan baik oleh guru atau peserta didik secara umum, 2) Kegiatan Inti: a) Guru mendemonstrasikan suatu praktek, baik didemonstrasikan sendiri, atau orang lain atau bahkan peserta didik yang sudah diaggap mampu; b) Peserta didik lain mengamati secara seksama dan sesekali diberi 190

191 kesempatan bertanya; c) Guru meminta peserta didik untuk mempraktekkan apa yang telah dilihatnya dalam demonstrasi. Guru dan peserta didik lain mengamati dengan seksama. Karena itu metode demonstrasi ini biasanya digabung dengan metode praktek, 3) Kegiatan Penutup: a) Guru memberi umpan baik/member tanggapan atas praktek yang dilakukan peserta didik; b) Sekiranya peserta didik yang praktek sudah proporsional, dan semua peserta didik dianggap menguasai, maka guru menyimpulkan materi pembelajaran. Adapun Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar Fiqih siswa. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari kegiatan awal pembelajaran, proses berlangsung, dan hasil pembelajaran, yang meliputi ranah sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. b. Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar berupa tingkat penguasaan pengetahuan, dan kecapakan-kecakapan yang dimiliki siswa pada proses pembelajaran. Penguasaan hasil belajar siswa dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik.

192 2. Empiris a. Pelaksanaan Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Fiqih pada Kelas IV di MI Miftahul Jannah Kedungglugu Gondang Nganjuk dan MI Islamiyah Jatisari Lengkong Nganjuk tahun pelajaran 2015/ 2016, adalah: Kedua MI dalam Perencanaan pembelajaran menyiapkan silabus dan RPP, serta guru mata pelajaran Fiqih kedua MI tersebut aktif dalam kegiatan KKG. Adapun dalam pengembangan RPP terdapat perbedaan yakni di MI Miftahul Jannah, guru mata pelajaran Fiqih dilakukan sendiri dengan prinsip berpusat pada peserta didik, berpusat pada anak, adanya kemandirian belajar, dan ada umpan balik atau tindak lanjut dari pembelajaran. Sementara itu, di MI Islamiyah, pembelajaran, guru mata pelajaran Fiqih dilakukan secara berkelompok di madrasah dengan prinsip setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi dasar sikap spiritual (KD dari KI-1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan keterampilan (KD dari KI-4), berpusat pada anak, adanya kemandirian belajar, berbasis konteks, ada umpan balik atau tindak lanjut yang positif. Sehubungan dengan langkah langkah penyusunan RPP memilki kesamaan yakni Kemudian langkah penyusunan RPP, (1) Mengkaji silabus, (2) Perumusan Indikator Pencapaian KD pada KI, (3) Menyiapkan materi Pembelajaran, (4) Menjabarkan kegiatan pembelajaran terdiri kegiatan awal, inti, dan akhir, (5) Menentukan alokasi waktu, (6) Mengembangkan penilaian otentik, (7) Menentukan

193 strategi pembelajaran Fiqih yaitu menerapkan metode demonstrasi, dan (8) Menyiapkan soal dan penilaian pembelajaran. Selanjutnya, dalam Pelaksanaan Penerapan Metode Demonstrasi pada kedua MI tersebut memiliki kesamaan, perbedaannya ketika penelitian tema yang disampaikan di MI Miftahul Jannah menyampaikan materi shalat Jum at, sedangkan di MI Islamiyah materi shalat Idain. Langkah-langkah Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Fiqih di kelas IV pada kedua MI tersebut, adalah: Pertama, Kegiatan Pendahuluan meliputi adalah: 1) Memilih KD/tujuan pembelajaran yang menuntut kemampuan penerapan atau praktek, 2) Guru mengatur tempat duduk peserta didik, pastikan semua peserta didik dapat melihat demonstrasi dengan jelas, dan 3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran/kd, serta menjelaskan hal-hal apa yang akan dilakukan baik oleh guru atau peserta didik secara umum. Kedua, Kegiatan Inti meliputi adalah: 1) Guru mendemonstrasikan suatu praktek, baik didemonstrasikan sendiri, atau orang lain atau bahkan peserta didik yang sudah diaggap mampu, 2) Peserta didik lain mengamati secara seksama dan sesekali diberi kesempatan bertanya, 3) Guru meminta peserta didik untuk mempraktekkan apa yang telah dilihatnya dalam demonstrasi. Guru dan peserta didik lain mengamati peserta didik yang melakukan demonstrasi materi Fiqih dengan seksama. Karena itu metode demonstrasi ini biasanya digabung dengan metode praktek, dan 4) Guru memberi umpan balik/memberi tanggapan atas praktek yang dilakukan peserta didik.

194 Ketiga, Kegiatan penutup meliputi Guru dan peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran. Sedangkan, pengevaluasian dari Penerapan Metode Demonstrasi pada Pembelajaran Fiqih di Kelas IV menggunakan instumen tes dan non tes untuk penilaian proses dan hasil. Selain itu pelaksanaan evaluasi juga didukong oleh evaluasi berwawasan non teknologik. Evaluasi non teknologik digunakan untuk mengevaluasi potensi siswa tidak hanya berdasar hasil tes tulis saja melainkan juga mengevaluasi implementasi materi Fiqih yang berkaitan dengan sikap dan keterampilan dalam kehidupan sehari. b. Hasil belajar dari Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Fiqih pada Kelas IV. Hasil belajar Penerapan Metode Demonstrasidalam pembelajaran Fiqih pada kelas IV di MI Miftahul Jannah Kedungglugu, Hasil belajar Fiqih dengan penerapan metode demonstrasi diperoleh dari evaluasi dan penilaian otentik yang dilakukan guru. Dalam hasil belajar tersebut, dapat diketahui kemampuan peserta didik pada proses dan hasil tes. Pada materi shalat Jum at, hasil belajar peserta didik cukup baik. Pada penilaian proses dari 19 peserta didik, yang tuntas belajar ada 16 peserta didik (84%). Kemudian 3 peserta didik (16%) belum tuntas karena mendapatkan nilai di bawah Kriteria ketuntasan Minimal (KKM). Dari ketiga peserta didik tersebut, tidak lancar melafalkan niat shalat Jum at.kemudian pada penilaian hasil yakni post tes menuliskan niat shalat Jum at, yang tuntas hanya 12 peserta didik (63%) dari 19 peserta

195 didik kelas IV yakni benar tulisan bacaan niatnya. Kemudian yang 7 peserta didik (37%) belum tuntas karena banyak kesalahan tulisan bacaan niat shalatnya. Sedangkan hasil belajar Penerapan Metode Demonstrasi dalam pembelajaran Fiqih pada Kelas IV di MI Islamiyah Jatisari Lengkong Nganjuk, Hasil pembelajaran Fiqih peserta didik dengan penerapan metode demonstrasi cukup baik. Dalam hasil belajar tersebut, diketahui kemampuan peserta didik pada proses dan hasil tes. Hal ini terlihat pada materi shalat Idain. Pada penilaian proses praktek niat dan shalat Idain dari 27 peserta didik, terdapat 6 peserta didik (22%) memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 75. Kemudian 21 peserta didik (78%) sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sedangkan, penilaian hasil berasal dari tugas/tes tulis berkaitan shalat Idain, terdapat 4 peserta didik (15%) yang memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 75, dan 23 peserta didik (85%) sudah berhasil (diatas KKM). Dari hasil nilai telah mencakup kognitif, afektif dan psikomorik peserta didik dalam pembelajaran Fiqih. B. Implikasi Penelitian 1. Implikasi Teoritis Penelitian ini memberikan implikasi teoritis yaitu menguatkan teori bahwa tujuan pembelajaran memberikan fungsi optimal untuk mendasari sebuah proses apabila dirumuskan dengan jelas dan operasional. Pemilihan

196 metode demonstrasi yang tepat dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai akan menentukan keberhasilan proses pembelajaran. 2. Implikasi Praktis Penerapan sebuah metode pada pembelajaran Fiqih tidak terlepas dengan tujuan yang ingin dicapai. Dengan penentuan tujuan yang jelas maka penentuan metode akan menjadi tepat. Dalam penerapan metode demonstrasi pada pembeljaran Fiqih terdiri atas tiga kegiatan yakni Pertama, Kegiatan Pendahuluan meliputi adalah: 1) Memilih KD/tujuan pembelajaran yang menuntut kemampuan penerapan atau praktek, 2) Guru mengatur tempat duduk peserta didik, pastikan semua peserta didik dapat melihat demonstrasi dengan jelas, dan 3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran/kd, serta menjelaskan hal-hal apa yang akan dilakukan baik oleh guru atau peserta didik secara umum. Kedua, Kegiatan Inti meliputi adalah: 1) Guru mendemonstrasikan suatu praktek, baik didemonstrasikan sendiri, atau orang lain atau bahkan peserta didik yang sudah diaggap mampu, 2) Peserta didik lain mengamati secara seksama dan sesekali diberi kesempatan bertanya, 3) Guru meminta peserta didik untuk mempraktekkan apa yang telah dilihatnya dalam demonstrasi. Guru dan peserta didik lain mengamati peserta didik yang melakukan demonstrasi materi Fiqih dengan seksama. Karena itu metode demonstrasi ini biasanya digabung dengan metode praktek, dan 4) Guru memberi umpan balik/memberi tanggapan atas praktek yang dilakukan peserta didik. Ketiga, Kegiatan penutup meliputi Guru dan peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran.

197 Dengan pemahaman tersebut akan menjadikan perencanaan, langkahlangkah pembelajaran, dan pengevaluasian pembelajaran Fiqih menjadi efektif. C. Saran Berdasarkan temuan penelitian di atas, beberapa saran ditujukan kepada: 1. Bagi Lembaga Temuan penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan pendidikan dan pembelajaran di madrasah kaitannya dengan penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran Fiqih maupun mata pelajaran lain yang relevan. 2. Bagi Pendidik Dapat digunakan sebagai tambahan wawasan dan pengalaman dalam upaya meningkatkan kualitas, proses, dan hasil belajar dalam pembelajaran Fiqih. 3. Bagi Peserta didik Dapat menjadikan peserta didik terbiasa dan memiliki ketrampilan mempraktekan atau mengamalkan materi Fiqih dalam kehidupan seharihari. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai bahan acuan pengembangan penentuan startegi atau metode pembelajaran yang untuk peningkatan kualitas, proses, dan hasil belajar siswa.

198 5. Bagi Perpustakaan Pascasarjana IAIN Tulungangung Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan koliksi penelitian dalam bidang ilmu pendidikan dasar Islam khususnya terkait peneliti selanjutnya. Penelitian ini diharapkan juga bisa dijadikan acuan bagi peneliti kerikutnya atau peneliti lain yang ingin mengkaji lebih mendalam mengenai topik dengan fokus serta setting yang lain sehingga memperkaya temuan penelitian ini, 6. Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang Penerapan Metode Demonstrasi dalam pembelajaran Fiqih pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah.