BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh kadar ekstrak daun Binahong (Anredera

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari Maret 2016 di Desa Bocor,

BAB III MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Laboratoium Unit

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. diberi lima perlakuan. Domba yang digunakan ini adalah domba lokal yang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian menggunakan semen kambing Peranakan Etawah

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek yang digunakan adalah semen yang berasal dari lima kambing

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Unit Pelayanan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pejantan Peranakan Etawah berumur 1,5-3 tahun dan dipelihara di Breeding

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 di Unit Pelaksana

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung,

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. breeding station Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Domba jantan yang

BAB III MATERI DAN METODE. Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis ini dilaksanakan pada tanggal

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Metode Penelitian

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di. Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian yang digunakan adalah semen yang didapat dari lima

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL). Perlakuan dikelompokkan menjadi 7 kelompok dengan 5 kali ulangan.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah semen kambing yang berasal 5 ekor kambing

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari2015 di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Januari-Februari 2014 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Maret hingga 27 April 2017 di

PENGARUH EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) DALAM PENGENCER TRIS KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING PERANAKAN ETAWAH

Inseminasi Buatan (IB)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PERSENTASE HIDUP DAN ABNORMALITAS SEL SPERMATOZOA KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) DENGAN PAKAN YANG DISUPLEMENTASI DAUN BINAHONG

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan pola faktorial dengan dua faktor, yaitu suhu dan lama thawing, dengan

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Kelinci Penelitian

PERBANDINGAN KUALITAS SEMEN KAMBING KEJOBONG DAN KAMBING KACANG DI JAWA TENGAH ABSTRACT

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat Metode Penelitian Pembuatan Larutan Ekstrak Rumput Kebar

BAB III METODE PENELITIAN. motilitas spermatozoa terhadap hewan coba dilaksanakan di rumah hewan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai evaluasi kualitas semen beku sapi Brahman post

BAB II JUDUL PRAKTIKUM : INSEMINASI BUATAN [IB]

TUGAS AKHIR - SB Oleh: ARSETYO RAHARDHIANTO NRP DOSEN PEMBIMBING : Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si Ir. Ninis Trisyani, MP.

3. METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Evaluasi Karakteristik Semen Ayam Arab pada Frekuensi Penampungan yang Berbeda

PENGARUH LAMA SIMPAN SEMEN DENGAN PENGENCER TRIS AMINOMETHAN KUNING TELUR PADA SUHU RUANG TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING BOER

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan

UJI KU <klitas SPERMA DAN PENGHITUNGAN JUMLAH PENGENCER DALAM UPAYA MENENTUKAN KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

PENGARUH PENGENCER SEMEN TERHADAP ABNORMALITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA KAMBING LOKAL PADA PENYIMPANAN SUHU 5ºC

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di kandang ayam petelur Varia Agung

Kualitas semen sapi Madura setelah pengenceran dengan tris aminomethane kuning telur yang disuplementasi α-tocopherol pada penyimpanan suhu ruang

Tatap mukake 8&9. Universitas Gadjah Mada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ongole) berumur 1,5-2 tahun bagian paha yaitu silver side sebanyak 2

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Hewan Coba Departemen Biologi

BAB III MATERI DAN METODE. Penilitian dilaksanakan selama bulan Mei sampai Juli 2017 di Laboratorium

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dikandangkan secara individu di Kandang Kambing Perah Fakultas Peternakan

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Ternak Manunggal IV Dusun

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

PENGARUH TINGKAT PENGENCERAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PE SETELAH PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kualitas semen yang selanjutnya dapat dijadikan indikator layak atau tidak semen

Pengaruh Penambahan Streptomycin dalam Skim Kuning Telur Sebagai Pengencer terhadap Kualitas Semen Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.)

BAB III METODE PENILITIAN. Penelitian ini telah dilakukan selama 3 bulan (Januari - Maret 2012).

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA EVALUASI SEMEN Hari dan tanggal : Senin, 21 Desember 2015

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL). Perlakuan dikelompokkan menjadi 5 kelompok dengan 5 kali ulangan.

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN. domba lokal yang digunakan dalam penelitian inibaik secara makroskopis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium kimia D-3 Analis Kesehatan Fakultas Ilmu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ada (Mulyono dan Sarwono, 2004). K isaran volume semen per ejakulat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

PENDAHULUAN. sehingga dapat memudahkan dalam pemeliharaannya. Kurangnya minat terhadap

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium

Tatap muka ke 4&5 PENILAIAN ATAU EVALUASI SPERMA

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

MATERI DAN METODE. Gambar 7 Metode penampungan semen babi : a) Metode manual (glovehand method); b) Alat penampungan semen.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi

DAYA HIDUP DAN ABNORMALITAS SPERMA ENTOK (Cairina moschata) YANG DITAMPUNG 3 DAN 6 HARI SEKALI DALAM PENGENCER YANG BERBEDA SKRIPSI.

Spermatogenesis dan sperma ternak

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan 7 perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

III. METODE 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Tahap Persiapan Hewan Percobaan Aklimatisasi Domba

Transkripsi:

14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai pengaruh kadar ekstrak daun Binahong (Anredera cordifolia (Teen.) Steenis) dalam pengencer tris kuning telur tehadap kualitas semen kambing Peranakan Etawah (PE) ini dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal IV Dusun Wawar Lor, Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Jawa Tengah. Pelaksaan penelitian mulai dari persiapan sampai pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016. 3.1. Materi Materi yang digunakan yaitu kambing PE jantan 6 ekor dengan umur 11 16 bulan dan bobot badan 55 kg hingga 66 kg. Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan ekstrak daun Binahong maupun pembuatan pengencer serta pemeriksaan semen adalah blender untuk menghaluskan daun Binahong, waterbath, rotary vacuum evaporator untuk menguapkan hasil maserasi ekstrak daun Binahong, timbangan elektrik untuk menimbang ekstrak daun Binahong, beaker glass, object glass, aluminium foil, kertas saring, batang pengaduk, pipet, tabung reaksi, spuit,tissue, magnetic stirer, gelas ukur, mikroskop, bilik hitung, pemanas bunsen, erlenmeyer dan handtallycounter, sedangkan bahan yang digunukan adalah kuning telur, ekstrak daun Binahong, tris aminomethane, asam sitrat, fruktosa, penicilin, streptomycin dan aquabidest, NaCl fisiologis 0,9%,

15 eosin-negrosin 0,2%, spirtus, alkohol 70%, etanol 70% untuk maserasi ekstrak daun Binahong. 3.2. Metode 3.2.1. Rancangan percobaan Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 6 kelompok kambing PE bedasarkan bobot badan. Perlakuan dalam penelitian terdiri dari : T0 : Tris kuning telur + ekstrak daun Binahong 0% T1 : Tris kuning telur + ekstrak daun Binahong 1,28% T2 : Tris kuning telur + ekstrak daun Binahong 2,57% T3 : Tris kuning telur + ekstrak daun Binahong 3,85% T4 : Tris kuning telur + ekstrak daun Binahong 5,10% Perhitungan persentase ekstrak daun Binahong yang ditambahkan tertera pada Lampiran 8. 3.2.2. Pelaksanaan 3.2.2.1. Persiapan. Alat dan bahan yang dibutuhkan selama penelitian dipersiapkan, kemudian persiapan pembuatan ektrak daun Binahong yaitu dengan cara, sebanyak 500 g sampel daun Binahong segar diblender kemudian dimaserasi dengan 5 liter etanol 70% dimasukkan ke dalam Erlenmeyer selama 5 hari dan setiap harinya diaduk selama 15 menit, setelah itu ampas dan filtratnya disaring

16 dan dipisahkan. Kemudian filtrat tersebut diuapkan atau dievaporasi menggunakan alat rotary vacum evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental. Ekstrak yang telah didapatkan kemudian diencerkan dengan aquabidest. \3.2.2.2. Adaptasi. Tahap adaptasi disini adalah penampungan semen kambing Peranakan Etawah, adaptasi dilakukan selama 2-3 minggu. Penampungan semen diawali dengan cara vagina buatan dipersiapkan terlebih dahulu dengan cara ujung corong penampung dipasang sebuah tabung pengumpul semen berskala, lalu diikat pula dengan karet gelang. Air panas dengan suhu 50 o sampai 55 o C dimasukkan ke dalam vagina buatan dengan volume setengah sampai dua pertiga penuh. Suhu vagina buatan dipertahankan pada waktu penampungan berkisar antara 42 o sampai 44 o C. Setelah vagina buatan disiapkan kemudian pejantan yang akan ditampung semennya dibawa ke kandang penampungan (kandang jepit) yang sebelumnya telah disiapkan betina pemancing. Saat pejantan mulai menaiki betina dan penis mulai ereksi maka vagina buatan mulai didekatkan dengan penis pejantan, dan dipegang dengan kemiringan 45 o dari tanah. Penis dimasukkan ke dalam vagina buatan dan semen mulai ditampung saat terjadinya ejakulasi, yang ditandai dengan adanya dorongan yang kuat dari penis yang berereksi dengan sempurna pada vagina buatan. 3.2.2.3. Persiapan kuning telur. Telur ayam yang masih segar dibersihkan dengan kapas yang dibasahi alkohol 96%, kemudian telur dipecahkan dengan hati-hati. Kuning telur dan putih telurnya dipisahkan dan letakkan kuning telur pada kertas saring. Kuning telur tersebut digulingkan agar albumen yang

17 masih menempel pada kuning telur terserap ke kertas saring, kemudian kuning telur ditusuk menggunakan scalpel steril dan dituangkan isinya ke dalam gelas ukur. Jaga jangan sampai lapisan pembungkus kuning telur (membran vitellin) ikut tercampur (Kaka, 2011). 3.2.2.4. Pembuatan pengencer. Pembuatan pengencer diawali dengan cara pembuatan larutan buffer terlebih dahulu yaitu tris (hydroxymethyl) aminomethane ditimbang sebanyak 3,63 g, asam sitrat 1,9 g, fruktosa 0,50 g ditambah aquabidest hingga volumenya 70 ml, kemudian ditambahkan antibiotik penicilin 1 g dan streptomicyn 1 gr dilarutkan kedalam 10 ml aqubidest, campur dengan larutan buffer sehingga volumenya menjadi 80 ml. Kuning telur 20 ml dicampurkan kedalam larutan buffer antibiotik yang telah dibuat hingga volumenya menjadi 100 ml (Kaka, 2011). Kemudian untuk perlakuan kadar esktrak daun Binahong masing-masing 0% (pengencer sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yaitu memakai antibiotik penicilin dan streptomycin), serta 1,28%, 2,57%, 3,85% dan 5,10% ditambahkan ke dalam 100 ml pengencer tris kuning telur yang berbeda tanpa penambahan antibiotik penicilin dan streptomycin. 3.2.2.5. Pengambilan data 3.2.2.5.1. Pemeriksaan semen segar. Pengambilan data mulai dari penampungan semen menggunakan vagina buatan kemudiandievaluasi kualitas semennya. Evaluasi semen secara makroskopis meliputi : - Volume : diukur dengan cara melihat skala pada tabung yang digunakan untuk menampung semen

18 - ph : diukur menggunakan kertas ph-meter yang ditetesi semen - Warna : dilihat secara langsung pada tabung - Konsistensi : diamati dengan cara tabung yang berisi semen dimiringkan dan dilihat apakah semen encer, sedang atau kental Evaluasi semen secara mikroskopis meliputi: - Konsentrasi : perhitungan konsentrasi menggunakan haemocytometer. Pipet erythrocyt diisi dengan semen yang belum diencerkan dihisap sampai angka 0,5. NaCl fisiologis 0,9% dihisap sampai angka 1,01 pada pipet, kemudian dikocok menurut angka 8 selama 2 sampai 3 menit agar homogen. Satu atau dua tetes dibuang kemudian dikocok lagi, kemudian satu tetes ditempatkan di bawah deck glass/penutup bilik hitung Neubauer. Spermatozoa yang ada pada 5 kotak bilik hitung (pojok atas kanan dan kiri, tengah dan pojok bawah kanan dan kiri) dihitung menggunakan handtally counter. Pada setiap bilik mempunyai 16 ruangan kecil, maka di dalam 5 bilik terdapat 80 ruangan kecil (Ilustrasi 2). Ilustrasi 3. Gambaran Bilik Hitung Neubauer dibawah Mikroskop

19 Bilik hitung Neubauer seluruhnya memiliki 400 ruangan kecil, dengan volume bilik 0,1 mm 3, pengenceran 200 kali, dan apabila didalam 5 bilik atau 80 ruangan kecil terdapat X spermatozoa, konsentrasi spermatozoa dapat dihitung menggunakan rumus (Susilawati, 2011) sebagai berikut: Konsentrasi = X x 10 7 spermatozoa/ml X= Jumlah total spermatozoa dalam 5 bilik besar - Gerak massa : Semen diambil menggunakan pipet kemudian diteteskan pada objeck glass secara tipis lalu diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 10. Tabel 2. Penilaian Gerak Massa (Toelihere, 1985) No Kriteria Tanda Keterangan Nilai 1 Sangat +++ Gelombang besar jumlah banyak, tebal 4 2 baik dan gelap serta gerakan cepat 3 Baik ++ Gelombang tipis, gerakannya lebih lambat 3 4 Cukup + Tidak terdapat gelombang, terlihat 2 gerakan sperma sendiri-sendiri 5 Jelek 0 Sedikit gerakan atau tidak terdapat 1 gerakan sama sekali - Gerak individu (motilitas) : pemeriksaan motilitas dengan cara meletakkan sampel semen pada object glass yang kemudian ditutup dengan deck glass, sampel diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 40 x 10. Pemeriksaan yang dilakukan berupa pengamatan pergerakan progresif spermatozoa yang bergerak ke depan. Motilitas spermatozoa dihitung dengan rumus sebagai berikut : % Motilitas spermatozoa = x 100%

20 - Viabilitas spermatozoa : Diamati dengan cara yang sama seperti pengamatan motilitas, namun pada pengamatan viabilitas spermatozoa diamati berapa lama waktu yang dibutuhkan hingga spermatozoa tersebut mati (tidak ada pergerakan). Pengamatan viabilitas spermatozoa dilakukan setiap 15 menit sekali hingga spermatozoa mati, sehingga diketahui setiap penurunannya. - Persentase hidup spermatozoa: Dihitung dengan cara semen diteteskan sebanyak satu tetes pada object glass kemudian ditambahkan satu tetes larutan eosin 2% lalu dihomogenkan, kemudian preparat ulas dibuat dengan cara dipanaskan di atas bunsen. Pengamatan preparat dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran 40 x 10, selanjutnya untuk menghitung sperma hidup jumlah minimal yang dihitung sebanyak 200 sel spermatozoa. Sperma yang dianggap hidup adalah sperma yang kepalanya berwarna putih karena tidak menyerap zat warna eosin, dan sperma yang dianggap mati terlihat warma merah atau kemerahan pada bagian kepala. Persentase hidup spermatozoa dihitung dengan rumus sebagai berikut : % Hidup spermatozoa = x 100% 3.2.2.5.2. Pengenceran semen. Setelah pemeriksaan semen segar dilakukan dilanjutkan dengan pengenceran semen menggunak tris kuning telur + antibiotik penicilin dan streptomycin (T0) dan untuk perlakuan ekstrak daun Binahong 1,28% (T1), 2,57% (T2), 3,85% (T3) dan 5,10% (T4) ditambahkan ke dalam 100 ml pengencer tris kuning telur yang berbeda tanpa penambahan antibiotik penicilin dan streptomycin. Perhitungan pengencer per inseminasi 0,25 ml semen

21 cair dengan jumlah spermatozoa 100 juta. Untuk membuat dosis tersebut semen segar diencerkan dengan menggunakan rumus menurut Toelihere (1985) : Total pengencer = x 0,25 ml Keterangan: V : Volume semen M K A : Motilitas semen : Konsentrasi semen : Jumlah spermatozoa yang diinginkan 3.3. Analisis Data Analisis data menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan model linear aditif sebagai berikut : Y ij = µ + α i + β j + Ɛ ij ; i = perlakuan {1,2,3,4,5} dan j = kelompok {1,2,3,4,5,6} Y ij = Kualitas semen kambing PE ke-j yang mendapat perlakuan ekstrak Binahong dalam pengencer tris kuning telur ke-i. µ = Nilai tengah umum kualitas semen kambing PE. α i = Pengaruh aditif perlakuan ekstrak Binahong dalam pengencer tris kuning telur ke-i. β j Ɛ ij = Pengaruh aditif kelompok ke-j = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ekstrak Binahong dalam pengencer tris kuning telur ke-i terhadap kualitas semen kambing PE ke-j.

22 Hasil yang diperoleh kemudian diuji hipotesis dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Menurut Steel dan Torrie (1995) kaidah keputusan yang harus diambil adalah sebagai berikut : 1. Apabila F hitung > F tabel pada taraf 1%, maka pengaruh perlakuan dikatakan sangat nyata. F hitung ditandai dengan (**). 2. Apabila F hitung > F tabel pada taraf 5% dan F tabel pada taraf 1%, maka pengaruh perlakuan dikatakan nyata. F hitung ditandai dengan (*). Apabila F hitung F tabel pada taraf 5%, maka pengaruh perlakuan dikatakan tidak nyata. F hitung ditandai dengan ( ns ). 3.4. Hipotesis Hipotesis statistik dari penelitian ini yaitu : H 0 : 0 = 1 = 2 = 3 = 0 (Tidak ada pengaruh penggunaan ekstrak daun Binahong dalam pengencer tris kuning telur terhadap kualitas semen kambing PE). H 1 : minimal ada satu i 0 untuk i = 0,1,2,3 (Minimal ada satu pengaruh penggunaan ekstrak daun Binahong dalam pengencer tris kuning telur terhadap kualitas semen Kambing PE). Kriteria pengambilan keputusan hipotesis di atas adalah : Apabila F hitung < F tabel dengan α = 0,05 maka H 0 diterima dan H 1 ditolak. Apabila F hitung F tabel dengan α = 0,05 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima.