UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL RAMBUT JAGUNG

dokumen-dokumen yang mirip
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TUNAS PISANG GOROHO

1) Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI

ABSTRACT. Key words : Bay leaves, Uric acids, Potassium oxonate, Rattus norvegius L. ABSTRAK

ABSTRACT. Key words : ethanol extract of salak seeds, diuretic effect, Wistar white male mice (Rattus novergicus) ABSTRAK

ABSTRAK. EFEK HIPOGLIKEMI TEH JIAOGULAN (Gynostemma pentaphyllum) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT Swiss Webster JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN

ABSTRAK. Vincent Halim, 2008; Pembimbing I : Ellya Rosa Delima.dr., M.Kes Pembimbing II : Rosnaeni, dra., Apt.

PENGUJIAN EFEK DIURETIK SARI WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus)

EFEK EKSTRAK ETANOL ALSTONIA SCHOLARIS (KULIT KAYU PULAI) TERHADAP PENURUNAN GLUKOSA DARAH MENCIT BETINA GALUR SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI ALOKSAN

PENGARUH KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN ANGSANA

EFEK ANTIHIPERGLIKEMIA EKSTRAK KULIT BATANG SAGA TELIK (ABRUS PRECATORIUS LINN.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI DENGAN ALLOXAN

PENGARUH EKSTRAK ETANOL BUAH PARE

UJI EFEKTIVITAS INFUSA DAUN NASI (Phyrnium capitatum Willd) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus)

Pembimbing I : Dr. Diana K Jasaputra, dr,m Kes Pembimbing II: Adrian Suhendra, dr, SpPK, M Kes

PERBANDINGAN EFEK EKSTRAK ETANOL UMBI BAWANG DAYAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UJI AKTIVITAS HIPOGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL SEMUT JEPANG (Tenebrio Sp.) PADA TIKUS PUTIH GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI ALOKSAN

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI (Tinospora caulis) TERHADAP GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR Swiss Webster YANG DIINDUKSI ALOKSAN

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

UJI ANTIDIABETES KOMBINASI EKSTRAK BUAH DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DAN EKSTRAK DAUN SALAM (Eugenia polyantha)

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona Muricata L.) TERHADAP KADAR GULA DARAH TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI ALLOXAN

PENGARUH EKSTRAK DAUN SUKUN

ABSTRACT. Key words : Periwinkle Leaf, Blood Glucose Level, Sucrose, Rattus norvegicus L. ABSTRAK

ABSTRAK. Verina Logito, 2007, Pembimbing I : Sylvia Soeng, dr.,m.kes Pembimbing II : Lusiana Darsono,dr.,M.Kes

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

POTENSI EKSTRAK DAUN KEJI BELING (Strobilanthes crispus) SEBAGAI PENURUN KADAR GLUKOSA DARAH: UJI IN VIVO PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

Dewi Luksri Anjaniwati, Richa Yuswantina, Sikni Retno K. ABSTRACT

AKTIVITAS ANTIDIABETES KOMBINASI EKSTRAK KULIT MANGGIS

UJI EFEKTIVITAS PENURUNAN KADAR GULA DARAH EKSTRAK ETANOL DAUN SENDOK

ABSTRAK. Albert Christopher Ryanto, Pembimbing I: Heddy Herdiman, dr., M.Kes. Pembimbing II: Christine Sugiarto, dr., Sp.PK.

Nofri P. Kurama, Widdhi Bodhi, Weny Wiyono Program Studi Farmasi, FMIPA UNSRAT Manado ABSTRACT

Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu.

Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL PATIKAN KEBO (Euphorbia hirta Linn.) SEBAGAI DIURETIK PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus sp.

ABSTRACT. Key words : Cinnamon, Blood Glucose Level, Sucrose, Rattus norvegicus L. ABSTRAK

PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 3 No. 2 Mei 2014 ISSN

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KEJIBELING (Strobilanthes crispus Linn) TERHADAPA PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus)

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet

BAB IV METODE PENELITIAN

UJI EFEKTIVITAS INFUSA AKAR SELEDRI (Apium graveolens L.) SEBAGAI DIURETIK PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus novergicus).

Sri Murti Sari Syamsuddin. Hosea Jaya Edy, Hamidah Sri Supriati. Program Studi Farmasi, FMIPA UNSRAT Manado ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)

Pembimbing I : Dr. Diana K. Jasaputra, dr, M.Kes. Pembimbing II : Adrian Suhendra, dr,sp.pk, M Kes.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging

PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH EKSTRAK AIR DAUN BUNGUR (LAGERSTROEMIA SPECIOSA [L.] PERS) PADA TIKUS DIABETES ALOKSAN LARISSA HINDARTO

ABSTRAK PENGARUH INFUSA BIJI ALPUKAT (Perseae Semen) SEBAGAI ANTIDIABETIK ALTERNATIF PADA MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN

Lampiran 1. Ethical Clearanc

UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN PRASMAN

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi

PERBANDINGAN EFEK AIR ALKALI DENGAN METFORMIN TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS MODEL DIABETES SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI EFEK HIPOGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL BUAH SAWO MANILA (Manilkara zapota) PADA MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN. Safriani Rahman, Aulia Wati

Sukmawati, Muhammad Akbar Harsita, Rachmat Kosman. Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

EFEK ANTIDIABETES FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (MOMORDICA CHARANTIA L.) PADA TIKUS PUTIH WINDA NUGAS LESTARI

PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Lampiran 1. Hasil Determinasi Kulit Kayu Manis ((Cinnamomum burmannii Nees & T.Nees)) Blume

Lampiran 1. Identifikasi sampel

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% KULIT BATANG POHON SALAM

Kata Kunci : ekstrak rambut jagung, hiperglikemia, Tes Toleransi Glukosa Oral

AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.) SEBAGAI ANTIDIABETES PADA MENCIT YANG DI INDUKSI ALOKSAN

OLEH: VEROS ALVARIS YUSTAKI FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

Susilawati: Aktivitas Antidiabetes Dariekstrak Etanol Biji Hanjeli (Coix lacryma-jobi) Pada mencit galur Swiss Webster Yang Diinduksi Aloksan

NOVIANA SYLVIA CHRISTY FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus)

Lampiran Universitas Kristen Maranatha

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh Maya Lakshita Noorya

ABSTRAK EFEK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT JANTAN GALUR SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI ALOKSAN

EDWARD WYENANTEA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

1 Victorson L. Zega 2 Pemsi M. Wowor 2 Christi Mambo.

Abstract. keywords: Noni leaves, Guava leaves, Antihyperglycemic, Albino rat. Abstrak

The Effect of Etanol Extract of Ceremai (Phyllantus acidus L.) Leaf Toward The Reduce Blood Sugar Levels on Albino Wistar Rats with Glucose Loading

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK ETANOL BATANG BRATAWALI (TINOSPORAE CAULIS) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT JANTAN GALUR BALB/C YANG DIINDUKSI ALOKSAN

ABSTRAK. PENGARUH LENDIR Abelmoschus esculentus (OKRA) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS WISTAR JANTAN MODEL TINGGI LEMAK

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN LIDAH MERTUA

ABSTRAK

UKDW BAB I PENDAHULUAN

Indri Wirasuasty Makalalag, Adeanne Wullur, dan Weny wiyono Program studi Farmasi, FMIPA UNSRAT Manado ABSTRACT

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

PENGARUH PEMBERIAN AIR ALKALI TERHADAP KADAR GULA DARAH TIKUS PUTIH MODEL DIABETES MELITUS SKRIPSI

UJI EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa Boerl.) TERHADAP EDEMA KAKI TIKUS PUTIH JANTAN

UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN TEMBELEKAN (LANTANA CAMARA L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

SIENDY KURNIAWAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

Mahesti Utami Mona P. Wowor Christi Mambo.

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN

ADRIANTA KETUT AGUS*, I GUSTI AGUNG AYU KUSUMA WARDANI* Akademi Farmasi Saraswati Denpasar, Jalan Kamboja No 11 A, Denpasar, Indonesia

Siwik Retno N 1, Sudrajat 1 dan Sudiastuti 1, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Mulawarman * 1

FORMULASI DAN EVALUASI SIRUP EKSTRAK DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.)

Jurnal Farmasi Indonesia, November 2014, hal

The results showed that potato was able to stablize blood sugar levels in diabetic rats compared to white rice.

Transkripsi:

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL RAMBUT JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus L.) YANG DIINDUKSI ALOKSAN Kristover Koloay 1), Gayatri Citraningtyas 1), Widya Astuty Lolo 1) 1) Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115 ABSTRACT Hair corn (Zea mays L.) is a plant that has been known to lowering blood glucose level, but it has not been proved experimentally. This study aims to test the effectiveness of the ethanol extract of hair corn to lowering blood glucose levels white male rats strain Wistar induced alloxan. This study design is randomized experimental design, using white male rats strain Wistar (Rattus norvegicus L.) were made hyperglycemia using alloxan 130 mg/kgbb intraperitoneally. The sample consisted of 15 rats were divided 5 groups. A positive control group (glibenclamide 0,63 mg/kg), group B as a negative control (aquadest), group C (hair corn extract 0,63 g/kgbw), group D (hair corn extract 1,26 g/kg) and group E (hair corn extract 2,52 g/kgbw). The treatment was given once for two weeks. Data were analyzed using SPSS, significant difference between treatments was tested by one-way ANOVA followed by LSD to see significant differences between each treatment group. The results showed that the hair corn extract has the effect of lowering glucose level and the most effective dose is 2,52 g/kgbw. This study showed that the extract of hair corn (Zea mays L.) has the effect of lowering blood glucose levels in white male rats strain Wistar (Rattus norvegicus L.) induced by alloxan. Key words : Zea mays L., hyperglycemia, alloxan, Rattus norvegicus L. ABSTRAK Rambut jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman yang telah diketahui mampu menurunkan kadar gula darah, namun belum dibuktikan secara eksperimental. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas dari ekstrak etanol rambut jagung terhadap penurunan kadar gula darah tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi aloksan. Desain penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan acak, menggunakan tikus putih jantan galur wistar (Rattus norvegicus L.) yang dibuat hiperglikemia menggunakan aloksan 130 mg/kgbb secara intraperitoneal. Sampel terdiri dari 15 ekor tikus yang dibagi 5 kelompok. Kelompok A sebagai kontrol positif (glibenklamid 0,63 mg/kgbb), kelompok B sebagai kontrol negatif (akuades), kelompok C (ekstrak rambut jagung 0,63 g/kgbb), kelompok D (ekstrak rambut jagung 1,26 g/kgbb) dan kelompok E (ekstrak rambut jagung 2,52 g/kgbb). Data di analisis menggunakan program SPSS, beda nyata antar perlakuan diuji dengan one way ANOVA dan dilanjutkan dengan LSD untuk melihat perbedaan signifikan antar setiap kelompok perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak rambut jagung memiliki efek menurunkan kadar gula darah dan dosis yang paling efektif ialah 2,52 g/kgbb. Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak rambut jagung (Zea mays L.) memiliki efek menurunkan kadar gula darah pada tikus putih jantan galur wistar (Rattus norvegicus L.) yang diinduksi aloksan. Kata kunci : Zea mays L., hiperglikemia, aloksan, Rattus norvegicus L. 34

PENDAHULUAN Gaya hidup yang sering mengkonsumsi makanan siap saji dan kurangnya berolahraga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Hal tersebut mengakibatkan tingginya penderita penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes dan hiperlipidemia (Dalimartha dan Andrian, 2012). Diabetes Mellitus (DM) dikenal di Indonesia sebagai penyakit kencing manis. Penyakit ini dapat diderita oleh siapa saja, baik tua maupun muda. (Dalimartha dan Andrian, 2012). Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia, yang terjadi akibat kelainan sekresi insulin dan kerja insulin maupun keduanya (Gustaviani, 2006). Hiperglikemia adalah suatu kondisi dimana kadar glukosa dalam plasma darah melebihi batas normal. Hiperglikemia yang berlangsung bertahun-tahun akan menimbulkan berbagai komplikasi dan kematian. Hiperglikemia menjadi salah satu dasar diagnosis dari penyakit diabetes melitus (Dalimartha dan Andrian, 2012). Sejak lama masyarakat telah menggunakan berbagai macam tumbuhan dalam upaya penyembuhan, pencegahan penyakit serta peningkatan daya tahan tubuh. Indonesia memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang cukup besar, yaitu sekitar 30.000 jenis tumbuhan dan lebih dari sekitar 1000 jenis telah dimanfaatkan untuk pengobatan (BPOM, 2007). Flavonoid merupakan salah satu golongan senyawa yang dapat mengatasi diabetes mellitus. Khasiat dari flavonoid telah banyak diteliti dan terbukti secara ilmiah memiliki pengaruh yang bermakna pada penurunan kadar glukosa dalam darah. Salah satu tanaman yang mengandung flavonoid adalah rambut jagung (Zea mays L.). Zea mays L atau lebih dikenal dengan nama jagung merupakan salah satu tanaman obat tradisional yang mengandung bahan aktif antioksidan dan flavonoid. Rambut jagung digunakan secara empiris oleh masyarakat sebagai pengobatan tradisional Diabetes melitus (DM). Akan tetapi belum ada penelitian secara ilmiah yang membuktikan khasiat tanaman tersebut sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efek tanaman rambut jagung (Zea mays L.) terhadap penurunan kadar gula darah. METODOLOGI PENELITIAN Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini : rambut jagung, aloksan, akuades, glibenklamid, kertas saring (whatman), pelarut etanol 70%. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini: kandang tikus, sarung tangan, tempat makan dan minum hewan, alat-alat gelas (pyrex), ayakan simplisia, gunting, disposible syringe 3 ml, Nasogastric tube (NGT) no. 3,5, timbangan analitik, rotary vaccum evaporator, oven, blender (Laboratory blender), mortir dan lumpang, 1 set alat ukur strip gula darah (Easy Touch Multi Check). Pembuatan larutan aloksan Aloksan monohidrat yang sesuai dengan dosis 130 mg/kgbb dilarutkan dalam pelarut NaCl 0,9% b/v. Dosis yang digunakan, dihitung berdasarkan berat badan dari masing-masing tikus. Pembuatan ekstrak rambut jagung Pembuatan ekstrak rambut jagung dilakukan dengan metode maserasi, yaitu ditimbang simplisia rambut jagung sebanyak 100 g lalu diekstraksi dengan 1000 ml etanol 70 % dengan cara maserasi selama 5 hari (setiap hari di aduk). Ekstrak kemudian disaring dengan 35

menggunakan kertas saring whatman diperoleh (maserat 1) dan sisanya (debris) diekstrak kembali selama 2 hari dengan 500 ml etanol 70% lalu disaring dengan menggunakan kertas saring whatman diperoleh (maserat 2). Selanjutnya maserat 1 dan 2 dikumpulkan dan diuapkan dengan rotary vacum evaporator pada suhu 40 o C sampai volumenya menjadi kemudian dilanjutkan dengan pengeringan di oven pada suhu 40 o C sehingga menghasilkan ekstrak kental. Dosis pemberian ekstrak Dosis empiris rambut jagung (Zea mays L.) berdasarkan dosis yang dikonsumsi manusia dengan berat badan 50 Kg ialah 10 g (setara dengan 10 g serbuk), untuk manusia (BB 70 Kg) yang dikonversi pada tikus (200 gram) adalah 70/50 0,018 10 g 1000/200 = 1,26 g/kgbb sebagai dosis II dan dosis I 0,63 g/kgbb (0,5 x 1,26 g/kgbb); dosis III 2,52 g/kgbb (2 1,26 g/kgbb). Kelompok B (kontrol negatif (-)) diberikan akuades; Kelompok C (Ekstrak rambut jagung 0,63 g/kgbb); Kelompok D (Ekstrak rambut jagung 1,26 g/kgbb) dan kelompok E (Ekstrak rambut jagung 2,52 g/kgbb). Masing-masing perlakuan diberikan secara peroral, satu kali dan di uji selama 14 hari. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan penurunan kadar gula darah menggunakan alat ukur (easy touch multy check) dengan pengukuran kadar gula darah pada masing-masing kelompok sebanyak tujuh kali yaitu pemeriksaan kadar gula darah dilakukan pada saat sebelum diinduksi aloksan (KGD awal), sesudah induksi aloksan tetapi belum diberi perlakuan ( ) dan sesudah pemberian perlakuan pada hari ke 1 ( ), 3 ( ), 5 ( ), 7 ( ) dan 14 ( ). Pengamatan kadar gula darah dapat dilihat pada gambar 1. Pembuatan suspensi glibenklamid Dosis glibenklamid pada manusia secara umum ialah 5 mg, maka dosis untuk tikus ialah 70/50 0,018 5 mg 1000/200 = 0,63 mg/kgbb. Tablet Glibenklamid yang setara dengan dosis 0,63 mg/kgbb dimasukkan ke dalam lumpang dan digerus kemudian dilarutkan dalam akuades hingga 5 ml. Setelah itu larutan glibenklamid diberikan kepada hewan uji sesuai dengan berat badan dari masing-masing tikus. Perlakuan terhadap hewan uji Sebanyak 5 kali percobaan Hewan uji sebanyak 15 ekor dibagi menjadi menjadi 5 kelompok perlakuan. Hewan uji dibuat dalam kondisi hiperglikemia dengan memberikan aloksan 130 mg/kgbb. Kelompok A (kontrol positif (+)) diberikan larutan glibenklamid dosis 0,63 mg/kgbb; 36

Gambar 1. Grafik Kadar Gula Darah Hewan Uji Keterangan : A : Kelompok kontrol positif (pemberian glibenklamid dosis 0,63 mg/kgbb). B : Kelompok kontrol negatif (pemberian akuades). C : Kelompok perlakuan ekstrak etanol rambut jagung dosis 0,63 g/kgbb. D : Kelompok perlakuan ekstrak etanol rambut jagung dosis 1,26 g/kgbb. E : Kelompok perlakuan ekstrak etanol rambut jagung dosis 2,52 g/kgbb. KGD : Kadar gula darah sebelum diinduksi aloksan. H 0 : Hari ke-7 setelah diinduksi aloksan 130 mg/kgbb. H 1 : Pengukuran kadar gula darah setelah pemberiaan ekstrak pada hari ke-1. H 3 : Pengukuran kadar gula darah setelah pemberiaan ekstrak pada hari ke-3. H 5 : Pengukuran kadar gula darah setelah pemberiaan ekstrak pada hari ke-5. H 7 : Pengukuran kadar gula darah setelah pemberiaan ekstrak pada hari ke-7. : Pengukuran kadar gula darah setelah pemberiaan ekstrak pada hari ke-14. H 14 Berdasarkan grafik kadar gula darah hewan uji menunjukkan adanya hasil yang berbeda pada waktu H 1. Kelompok C untuk perlakuan ekstrak dosis 1 rata-rata KGD 96,33 mg/dl, kelompok D untuk perlakuan ekstrak dosis 2 rata-rata KGD 123 mg/dl, dan kelompok E untuk perlakuan ekstrak dosis 3 rata-rata KGD 86,66 mg/dl, dimana pada pengamatan H 1 semua perlakuan mengalami penurunan kadar gula darah pada hewan uji. Namun pada kelompok D rata-rata KGD masih belum keadaan normal yaitu rata-rata > 110 mg/dl dibanding KGD pada kelompok C dan kelompok E. Pada kelompok A (kontrol positif (+)) penurunan kadar gula darah tikus terjadi yaitu rata-rata 76,66 mg/dl. Data menunjukkan bahwa kelompok B (kontrol negatif (-)) rata-rata KGD yaitu 164 mg/dl menunjukkan terjadinya penurunan kadar gula darah, namun masih dalam kondisi diabetes. Pada kelompok kontrol positif penurunan kadar gula darah tikus terjadi pada pengamatan H 1 (Hari ke-1 setelah diinduksi larutan glibenklamid dengan dosis 0,63 mg/kgbb) kemudian mengalami peningkatan pada hari ke-3 (H 3 ) yaitu ratarata 158,33 mg/dl, terjadi penurunan KGD pada hari ke 5 (H 5 ) yaitu rata-rata 144,66 mg/dl, KGD pada hari ke 7 (H 7 ) yaitu ratarata 98 mg/dl, dan KGD pada hari ke 14 (H 14 ) yaitu rata-rata 89 mg/dl. Hal tersebut 37

menunjukan glibenklamid dapat memberikan efek menurunkan kadar gula darah tikus dengan mekanisme merangsang sel β aktif memproduksi insulin sehingga gula dapat terikat dengan reseptor dan tersebar masuk ke dalam sel. Jika gula masuk ke dalam tubuh secara berlebihan dapat dimanfaatkan oleh sel β sebagai energi atau ditimbun sebagai cadangan dalam tubuh. Cadangan ini digunakan bila tubuh kekurangan energi oleh karena misalnya berpuasa beberapa waktu (Tan dan Raharja, 2002). Pada pengamatan grafik kadar gula darah tikus kelompok perlakuan dosis 1, dosis 2 dan dosis 3 pada waktu hari ke-1 (H 1 ) mulai terjadinya penurunan kadar gula darah dikarenakan dalam ekstrak rambut jagung (Zea mays L.) mengandung senyawa flavonoid yang berfungsi untuk merangsang pengaktifan insulin hal ini diduga dapat menurunkan kadar gula darah meskipun membutuhkan reaksi kerja yang lebih lama dari obat sintetis. Flavonoid sebagai antioksidan eksogen tubuh dapat merangsang perbaikan sel-sel yang rusak di dalam tubuh dengan menstabilkan radikal bebas juga melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas yang dapat menimbulkan stress oksidatif. Berkurangnya stress oksidatif dapat mengurangi terjadinya resistensi insulin terhadap gula sehingga mencegah perkembangan disfungsi sel β pankreas. Kelompok B (kontrol negatif) menunjukan penurunan kadar gula yang bermakna dibandingkan hari ke-0 (hari awal tikus dalam keadaan diabetes) pada pengamatan hari ke-1 (H 1 ) terjadi penurunan kadar gula darah tikus sampai pada hari ke-3 (H 3 ). Penurunan ini di duga disebabkan oleh regenerasi sel β Langerhans yang masih dapat mensekresi insulin akibat induksi Aloksan yang tidak merusak seluruh sel β pancreas. Pada hari ke-5 (H 5 ), hari ke- 7 (H 7 ) dan hari ke-14 (H 14 ) terjadi peningkatan kadar gula darah mulai keadaan stabil. Pada hari ke-14 (H 14 ) rata-rata KGD 103 mg/dl dan sudah berada pada keadaan normal. Berdasarkan pengamatan grafik kadar gula darah tikus rata-rata dapat dilihat grafik untuk kelompok A kontrol positif (glibenklamid), kelompok B negatif (akuades) dan grafik untuk kelompok perlakuan (ekstrak etanol rambut jagung (Zea mays L.)) dengan masing-masing dosis memiliki penurunan kadar gula darah akhir yang hampir sama. Data dari hasil penelitian ini dilanjutkan dengan pengujian statistik dengan analisis one way ANOVA. Sebelum uji Anova dilakukan, data dianalisis terlebih dahulu dengan melihat uji Homogenity of Varience untuk melihat apakah data yang diperoleh telah tersebar secara homogen. Pengujian akan dilanjutkan dengan uji one way ANOVA apabila nilai P lebih besar dari taraf nyata (0,05)(P>0.05). Tabel 1. Hasil Tes Homogenitas KGD Levene Statistic df1 df2 Sig. 38

.430 4 30.786 Tabel 2. Hasil Uji Anova KGD ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 6566.728 4 1641.682.172.951 Within Groups 286069.763 30 9535.659 Total 292636.492 34 Dari uji homogenitas (pada tabel 1) menunjukkan nilai signifikan 0,786 dengan nilai signifikan yang lebih besar dari 0,05 (P>0,05), hal ini berarti pengujian dapat dilanjutkan karena telah terpenuhi syarat untuk uji ANOVA. Hasil Pengujian ANOVA (Tabel 2) dengan menggunakan uji F, menunjukan F hitung sebesar 0,172 dan signifikan 0,951. Pengambilan keputusan didasarkan pada perbandingan F hitung dan F tabel, jika F hitung lebih kecil dari F tabel (F hitung < F tabel ) maka H 0 diterima dan jika F hitung lebih besar dari F tabel (F hitung > F tabel ) maka H 1 diterima. Dari hasil Uji ANOVA ekstrak etanol rambut jagung diperoleh bahwa F hitung lebih kecil dari F tabel (0,172<0,786) maka H 0 diterima dan H 1 ditolak. Hal ini berarti terdapat efek ekstrak etanol rambut jagung terhadap penurunan kadar gula darah. Untuk melihat perbedaan signifikan nilai rata-rata antara setiap kelompok perlakuan yang mengalami perbedaan secara statistik, maka pengujian dilanjutkan dengan uji LSD Hasil Uji LSD menunjukan perbedaan yang signifikan atau bermakna bila signifikansi tiap kelompok perlakuan kurang dari 0,05 ( 0,05). Kelompok perlakuan Glibenklamid (kontrol positif) tidak memberikan perbedaan yang signifikan dengan akuades (kontrol negatif) dan suspensi ekstrak etanol rambut jagung dosis 1, dosis 2, dan dosis 3. Selanjutnya kelompok perlakuan akuades (kontrol negatif) tidak memberikan perbedaan signifikan dengan suspensi ekstrak etanol rambut jagung dosis 1, dosis 2, dosis 3 dan kelompok perlakuan larutan glibenklamid. Hal ini berarti suspensi ekstrak etanol rambut jagung mempunyai efek yang tidak jauh berbeda (sama) dengan glibenklamid dan akuades dalam menurunkan kadar gula darah. Dengan demikian suspensi ekstrak etanol rambut jagung memiliki efek untuk menurunkan kadar gula darah selama 14 hari. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol rambut jagung (Zea mays L.) memiliki efek untuk menurunkan kadar gula darah pada tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi aloksan dan dosis yang paling efektif ialah 2,52 g/kgbb. DAFTAR PUSTAKA Agoes, G. 2007. Teknologi Bahan Alam. ITB Press, Bandung. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2007. Acuan Sediaan Herbal. Volume Ketiga, 39

Edisi Pertama. Jakarta: Direktorat Obat Asli Indonesia, Deputi II, Badan POM RI. 5 6. Dalimartha S, Adrian F. 2012. Makanan & Herbal untuk Penderita Diabetes Mellitus. Jakarta. Penebar Swadaya. Gustaviani, Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. In: Aru WS, Bambang S, Idrus A, Marcellus SK, Siti S, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid III edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2006. p. 1857-1859. Kronenberg, H.M, S Melmed, K.S. Polonsky, P.R Larsen, 2008. William text book of endocrinology. Philadelphia: Saunders. Lenzen S. 2008. The Mechanisms of Alloxan and Streptozotocin- Induced Diabetes. Diabetologia, 51, 216-226. Lukacinova L. 2008. Preventive Effects of Flavonoids on Alloxan-Induced Diabetes Mellitus in Rats. ACTA VET. BRNO (77): 175-182. Midian, S. 2007. Penuntun Fitokimia Dalam Farmasi. ITB, Bandung. Nabil, 2009. Mengenal Diabetes. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Suherman, Suharti K. Insulin dan antidiabetik oral. Dalam: Gunawan,S.G.,R.Setiabudy, Nafrialdi, Elysabeth. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sukandar, Yulinah, Elin., Andrajati, Retnosari., Sigit, I, Joseph., Adnyana, I Ketut, A., Setiadi, Prayitno, Adji, A., Kusnandar. 2008. ISO Farmakoterapi. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan, 26-28. Suryanto E. 2012. Fitokimia Antioksidan. Putra Media Nusantara, Surabaya. Tandra Hans, 2007. Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui tentang Diabetes. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. Tan H.T dan Raharja K. 2002. Obat-Obat Penting, PT.Elex Media Komputindo Gramedia, Jakarta. Wynn, Susan,. Fougere Barbara. 2007. Veterinary Herbal Medicine. USA: Mosby Elsevier. 542. 40