METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GQGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA SEKOLAH DASAR

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Ira Budayani Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

METODE TANYA JAWAB MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Emilidar Zulkarnaini Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 29 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Dedi Kurniawan ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

mengembangkan berbagai macam tingkat dan jenis sekolah.

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think. pair Share (TPS) pada Mata Pelajaran Ekonomi

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

JPM IAIN Antasari Vol. 01 No. 2 Januari Juni 2014, h

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tipe Team Games Tournament (TGT). Pada siswa kelas VIII SMP Islam

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI

Luwis Subi Widyaningsih, S.Pd, MM* ABSTRAKSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Syafrida Ali Kepala Sekolah dan Guru IPS SMP Negeri 29 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

PROSIDING ISBN :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI VARIASI MODEL THINK PAIR AND SHARE

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on the Draw dalam Perkuliahan Kalkulus Integral

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DI KELAS V SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Lutfi Nur Zakyah 1, Herawati Susilo 2, Triastono Imam Prasetyo 3 Universitas Negeri Malang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir

PENERAPAN THE LEARNING CELL PADA POKOK BAHASAN PETA DAN BENTUK POLA POLA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR (IPS) SISWA SMP

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH

Jurnal EduFisika Vol. 01 No. 02, November 2016 E-ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang

PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPIT AL-FITYAH PEKANBAU

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

PENERAPAN METODE THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA KELAS V SDN PATI WETAN 01 PATI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

FAKULTAS EKONOMI UNNES

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah

TINJAUAN PUSTAKA. kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi. Pengembangan

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm 24-31

Edumatica Volume 04 Nomor 01, April 2014 ISSN:

PENGGUNAAN COOPERATIVE LEARNING

II. TINJAUAN PUSTAKA

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE THINK-PAIR-SHARE DAN METODE EKSPOSITORI

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA SEKOLAH DASAR

x y 5x masih siswa yang menjumlahkan suku-suku yang

Oleh: Riza Pratiwi Sehatta Saragih Titi Solfitri ABSTRACT

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai. Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan sekolah Dasar. Disusun Oleh : Disusun :

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STRUKTURAL TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS BERPIKIR DAN BERDISKUSI SISWA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

JEMBER TAHUN PELAJARAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING DI SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

ABSTRAKSI. Irma Susilowati Guru SMA Negeri 1 Cepiring

BAB V PENUTUP. 1. Dengan menerapkan kolaborasi metode ceramah dengan model. pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) dapat

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DAN AKTIVITAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi matematika masih menjadi sebuah permasalahan bagi banyak

ABSTRAK. Kata Kunci: guided inquiry, hasil belajar, kooperatif

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SATU BABAK MENGGUNAKAN MODEL THINK-PAIR-SHARE BERBANTUAN ALAT PERAGA GAMBAR BERSERI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV.B SD NEGERI 62 PEKANBARU

BAB II LANDASAN TEORI. Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti. merupakan proses informasi ilmu dari guru kepada siswa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Lensa Vol. 2 No. 2, ISSN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVIEMENT DIVISION (STAD)

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

17 Media Bina Ilmiah ISSN No

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

Transkripsi:

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KORMIANA MS Guru SMP Negeri 3 Tapung kormiiana342@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas VII-G SMPN 3 Tapung Tahun Pelajaran 2014/2015 melalui penerapan metode Think Pair Share (TPS). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), dengan menganalisis secara deskriptif. Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai bulan Oktober 2014. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-G yang berjumlah 36 orang siswa terdiri dari 20 orang laki-laki dan 16 orang perempuan. Berdasarkan analisis data yang diperoleh peneliti, daya serap peserta didik sebelum PTK yaitu 73.1. Setelah PTK pada siklus I sebesar 80.8. Pada siklus II sebesar 85.3. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris pada siswa kelas VII-G SMPN 3 Tapung Tahun Pelajaran 2014/2015. Kata kunci : TPS, Hasil Belajar. PENDAHULUAN Belajar merupakan sebuah kata yang sering kita dengar dan sering kita sebut bahkan pada saat sekarang ini hampir semua orang mengetahui istilah belajar. Dalam pengertian umum, belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu atau sekarang dikenal dengan guru. Belajar adalah suatu perilaku. yang mana pada saat orang belajar, maka responya menjadi lebih baik, Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun (Dimyati dan Mujiono, 2006). Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan gurulah yang berada dibarisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Gurulah yang langsung berhadaapn dengan peserta didik untuk menstransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan (Kunandar, 2011). Kualitas proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh kualitas kinerja guru. Oleh karena itu, usaha Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017 61

meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar-mengajar perlu secara terus-menerus mendapatkan perhatian dari penanggung jawab sistem pendidikan. Belajar sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar. Karena prestasi itu sendiri merupakan hasil belajar itu biasanya dinyatakan dengan nilai. Hasil belajar merupakan kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan penerapan pengalaman belajar dalam suatu kompetensi dasar. Pembelajaran berbasis kompetensi merupakan program pembelajaran yang dirancang untuk menggali pengetahuan dan pembelajaran siswa agar mampu memenuhi pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan. Salah satu menjadi kunci keberhasilan dalam belajar adalah hasil yang optimal, yang merupakan tujuan utama dalam proses belajar mengajar. Agar diperoleh hasil yang optimal dalam proses belajar mengajar, seorang guru juga dituntut dapat menguasai suatu model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa sehingga dapat menarik minat, kreatifitas serta motivasi siswa dan nantinya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dalam paradigma baru pendidikan, tujuan pembelajaran bukan hanya untuk merubah perilaku siswa, tetapi membentuk karakter dan sikap mental profesional yang berorientasi pada global mindset. Fokus pembelajarannya adalah pada mempelajari cara belajar (learning how to learn) dan bukan hanya semata pada mempelajari substansi mata pelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran selalu menantang dan menyenangkan (Sardiman, 2009). Berdasarkan hasil observasi peneliti pada siswa kelas VII-G SMP Negeri 3 Tapung diketahui bahwa sebagai berikut : (a ) rendahnya tingkat keberhasilan siswa dalam pencapaian KKM, rata-rata dalam kuis, jumlah siswa yang mencapai nilai sama atau di atas KKM hanya 63.9% dari jumlah siswa yang mengikuti KBM, (b) pendekatan dan metode pembelajaran lebih didominasi guru, siswa kurang dilibatkan dalam kegiatan belajar mengajar, dan (c) manajemen kelas yang dikelola guru cendrung pasif, sehingga menyebabkan siswa cendrung tidak termotivasi dalam belajar serta timbulnya aktivitas keributan dalam kelas. Masalah diatas dapat di atasi dengan banyak cara yang dapat diterapkan guru dalam mengajar sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa dalam belajar, salah satunya adalah penerapan metode Think Pair Share (TPS). Metode ini memberi kesempatan pada siswa untuk berfikir dan saling bantu satu sama lain. Dengan sendirinya ini juga mendorong tumbuhnya sikap kesetiakawanan dan keterbukaan diantara siswa. Pola interaksi yang bersifat terbuka dan langsung diantara anggota kelompok sangat penting bagi siswa untuk memperoleh keberhasilan belajarnya. Keadaan inilah yang memberikan peluang bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hubunga metode Think Pair Share (TPS) dengan hasil belajar kognitif siswa dapat ditinjau dari setiap tahap pelakasanaan, pada tahap awal pelaksanaan pembelajaran koperatif tipe TPS setiap siswa berpikir sendiri dulu dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok untuk mengerjakan soal-soal yang terdapat dalam LKS, pada tahap ini peran setiap anggota kelompok sangat diharapkan sehingga semua anggota kelompok akan terlibat aktif, 62 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017

hal ini akan memotivasi siswa untuk mempelajari materi. Pada tahap pelaksanaan TPS setiap siswa terlibat dalam interaksi langsung dimana setelah siswa berpikir sendiri maka mereka akan bertukar pikiran dalam kelompoknya, sehingga tugasnya dapat terselesaikan. Karena mereka saling bertukar pikiran mencari penyelesaian tugas yang bagus, dan pada akhirnya hasil belajarnya akan semakin meningkat karena setiap siswa aktif dalam proses pembelajaran berlangsung. Metode Think Pair Share (TPS) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (Sanjaya, 2009). Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya (Trianto, 2010). Roger dan David Johnson dalam Anita Lie (2009), mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Metode Think Pair Share (TPS) yang dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawannya dari Universitas yang mampu mengubah asumsi bahwa LANDASAN TEORI mempengaruhi pola interaksi siswa. Metode TPS memiliki banyak keunggulan diantaranya adalah siswa dapat mengembangkan keterampilan berfikir dan menjawab dalam komunikasi antara satu dengan yang lain, serta bekerja saling membantu dalam kelompok kecil, dan mengajarkan siswa untuk menghargai pendapat orang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa penerapan metode Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris pada siswa kelas VII-G SMP Negeri 3 Tapung tahun pelajaran 2014/2015. metode resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelompok kelas secara keseluruhan. Ini memberikan kepada para siswa waktu untuk berfikir dan merespons serta saling bantu satu sama lain (Kunandar, 2011). Langkah-langkah TPS adalah sebagai berikut (Kunandar, 2011): 1. Berpikir ( Thinking), yaitu guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran dan siswa diberi waktu satu menit untuk berfikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut. 2. Berpasangan ( Pairing), yakni guru meminta kepada siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan. Interaksi selama periode ini dapat menghasilkan jawaban bersama jika suatu isu khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru mengizinkan tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan. 3. Berbagi ( Sharing), yakni guru meminta pasangan pasangan Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017 63

tersebut untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan. Langkah ini akan menjadi efektif jika guru berkeliling kelas dari pasangan yang satu ke pasangan yang lain sehingga seperempat atau separuh dari pasanganpasanagan tersebut memperoleh kesempatan untuk melapor. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Mulyono, 2009). Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII-G SMP Negeri 3 Tapung pada semester ganjil tahun pembelajaran 2014/2015. Penelitian ini dimulai dari bulan September 2014 sampai dengan bulan Oktober 2014. Subjek penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas VII-G SMP Negeri 3 Tapung. Jumlah siswa 36 orang, terdiri dari 20 orang putra dan 16 orang putri. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu suatu penelitian yang dilakukan di dalam kelas, guna memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Menurut Arikunto (20 10), Penelitian Tindakan Kelas memperbaiki proses belajar mengajar dikelas yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru atau peneliti karena dilakukan oleh guru sendiri yang bersifat reflektif yang bertujun untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Inggris. Berikut diuraikan prosedur penelitian yang telah dilaksanakan dalam dua siklus pada penelitian ini: METODE PENELITIAN keseluruhan bukan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut diatas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melinkan komperehensif (Suprijono, 2009). Hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana,2011). Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar (Purwanto, 2009). 1. Perencanaan Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Penetapan materi pembelajaran Bahasa Inggris berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan ini hal-hal yang akan dilakukan antara lain adalah sebagai berikut : a) Kegiatan pendahuluan yang terdiri dari absensi siswa dan mengkondisikan siswa. b) Kegiatan inti : Guru menjelaskan secara garis besar materi pelajaran. Tahap berpikir ( Thinking), guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan materi pelajaran. Tahap berpasangan (Pairing), guru memberikan instruksi kepada siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan jawaban yang telah dipikirkan tadi. Tahap berbagi ( Sharing), guru meminta kepada beberapa pasangan secara bergiliran untuk memberitahukan kepada seluruh kelas apa yang telah mereka diskusikan. 64 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017

c) Kegiatan penutup : Melakukan penilaian dan evaluasi. 3. Tahap Observasi Tahap observasi yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan format pengamatan yang telah disediakan. Hal-hal yang diamati adalah aktivitas guru dan aktivitas siswa. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII-G SMP Negeri 3 Tapung semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 36 orang yang terdiri dari 16 orang siswa perempuan dan 20 orang siswa laki-laki yang mempunyai kemampuan heterogen. Penelitian ini dibagi ke dalam dua siklus. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Sebelum PTK 4. Refleksi Tahap refleksi meliputi proses analisis hasil pembelajaran dan penyusunan rencana perbaikan untuk pembelajaran berikutnya. a. Mencatat hasil pengamatan b. Mengevaluasi hasil pengamatan c. Menganalisis tingkat pemahaman siswa dan hasil pembelajaran d. Membuat perbaikan tindakan untuk pembelajaran berikutnya. Hasil belajar siswa sebelum PTK dapat dilihat dari daya serap dan ketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal. Nilai diambil untuk melihat kemampuan siswa sebelum diberikan tindakan. Hasil belajar siswa kelas VII- G sebelum PTK dapat dilihat pada Tabel 1. No Interval nilai Jumlah 1 90 100 Sangat Baik 4 2 80 89 Baik 15 3 70 79 Cukup 4 4 60 69 Kurang 13 5 59 Sangat Kurang Jumlah 36 Rata-Rata Kelas 73.1 Ketuntasan Individu Cukup 23 orang Ketuntasan Klasikal 63.9% Tidak Tuntas Berdasarkan Tabel 1. dapat dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai dengan interval 90-100 sebanyak 4 orang siswa. Interval nilai 80-89 sebanyak 15 orang siswa. Interval nilai 70-79 sebanyak 4 orang siswa. Interval nilai 60-69 sebanyak 13 orang. Pada sebelum PTK rata-rata kelas yang diperoleh adalah 73.1 dengan kategori cukup. Ketuntasan individu sebanyak 23 orang siswa dari 36 siswa. Ketuntasan klasikal sebesar 63.9% dengan kategori tidak tuntas. Dikatakan tidak tuntas karena tidak mencapai > 85% siswa yang mencapai KKM. Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017 65

Hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Hasil Belajar Siklus I No Interval nilai Jumlah 1 90 100 Sangat Baik 14 2 80 89 Baik 12 3 70 79 Cukup 5 4 60 69 Kurang 5 5 59 Sangat Kurang - Jumlah 36 Rata-Rata Kelas 80.8 Baik Ketuntasan Individu 31 Ketuntasan Klasikal 86.1% Tuntas Data Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai dengan interval 90-100 sebanyak 14 orang siswa. Interval nilai 80-89 sebanyak 12 orang siswa. Interval nilai 70-79 sebanyak 5 orang siswa. Interval nilai 60-69 sebanyak 5 orang. Pada siklus I rata-rata kelas yang diperoleh adalah 80.8 dengan kategori baik. Ketuntasan individu sebanyak 31 orang siswa dari 36 siswa. Ketuntasan klasikal sebesar 86.1% dengan kategori tuntas. Dikatakan tuntas karena telah mencapai > 85% siswa yang mencapai KKM. Untuk refleksi siklus I berdasarkan analisa data dan pengamatan pada siklus I diperoleh beberapa masalah: 1. Masih terdapat siswa yang tidak berdiskusi dengan baik dan sebagian siswa masih takut mengeluarkan pendapatnya. 2. Kurang maksimalnya guru dalam memonitor siswa pada saat pair. Rencana yang dilakukan peneliti untuk memperbaiki tindakan adalah: 1. Guru akan lebih maksimal lagi memotivasi siswa untuk bisa berdiskusi dengan baik dan tidak takut untuk mengeluarkan pendapatnya. 2. Guru akan lebih memaksimalkan dalam memonitor dan membimbing siswa agar tahap pair dapat berjalan dengan baik. Tindakan dilanjutkan pada siklus II karena pada siklus I masih terdapat beberapa masalah sehingga pembelajaran belum berlangsung secara efektif. Hasil belajar siklus II dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini. 66 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017

Tabel 3. Hasil Belajar Siswa Siklus II No Interval nilai Jumlah 1 90 100 Sangat Baik 19 2 80 89 Baik 12 3 70 79 Cukup 3 4 60 69 Kurang 2 5 59 Sangat Kurang - Jumlah 36 Rata-Rata Kelas 85.3 Baik Ketuntasan Individu 34 Ketuntasan Klasikal 94.4% Tuntas Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai dengan interval 90-100 sebanyak 19 orang siswa. Interval nilai 80-89 sebanyak 12 orang siswa. Interval nilai 70-79 sebanyak 3 orang siswa. Interval nilai 60-69 sebanyak 2 orang. Pada siklus II rata-rata kelas yang diperoleh adalah 85.3 dengan kategori baik. Ketuntasan individu sebanyak 34 orang siswa dari 36 siswa. Ketuntasan klasikal sebesar 94.4% dengan kategori tuntas. Dikatakan tuntas karena telah mencapai > 85% siswa yang mencapai KKM. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, pada siklus II ini sudah lebih baik dari pada siklus I. Pada siklus II ini, diskusi telah berjalan dengan baik dan sebagian besar siswa sudah dapat mengeluarkan pendapatnya dengan baik. Guru juga sudah maksimal dalam memonitor kegiatan siswa pada saat pair. Ketuntasan klasikal pada siklus II yaitu 94.4%, ketuntasan klasikal telah mencapai lebih dari 85%. Oleh karena itu, berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus II ini, penulis tidak melanjutkan lagi ke siklus berikutnya. Hasil belajar siswa sebelum PTK memperoleh rata-rata kelas hanya 73.1 dengan kategori kurang. Ketuntasan individu hanya 23 orang siswa dari 36 orang siswa. Ketuntasan klasikal sebesar 63.9%. Pada siklus I hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan memperoleh rata-rata kelas 80.8 dengan kategori baik. Ketuntasan individu sebanyak 31 orang siswa dari 36 orang siswa. Ketuntasan klasikalnya sebesar 86.1% dengan kategori tuntas. Pada siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan memperoleh rata-rata kelas 85.3 dengan kategori baik. Ketuntasan individu sebanyak 34 orang siswa dari 36 orang siswa. Ketuntasan klasikalnya sebesar 94.4% dengan kategori tuntas. Hasil belajar siswa melalui penerapan metode Think Pair Share (TPS) mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas VII-G SMPN 3 Tapung. Metode Think Pair Share (TPS) merupakan cara yang efektif untuk mengubah pola di dalam kelas. Strategi ini menantang asumsi bahwa seluruh resitasi dan diskusi perlu dilakukan di Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017 67

dalam setting seluruh kelompok. Metode Think Pair Share (TPS) memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain (Ibrahim, 2010). Hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Di dalam meningkatkan hasil belajar siswa banyak cara yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran misalnya dengan metode Think Pair Share (TPS) yang menggunakan pembelajaran berkelompok dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Faktor lain yang menyebabkan meningkatnya hasil belajar siswa adalah hadiah/reward. Hadiah atau penghargaan kelompok dapat memacu siswa untuk belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Hamalik (2010), pujian-pujian yang dating dari luar kadang-kadang diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat yang sebenarnya. A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada siklus I dan II, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Penerapan metode Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris pada siswa kelas VII-G SMP Negeri 3 Tapung tahun pelajaran 2014/2015. 2. Hasil belajar sebelum PTK adalah 73.1 dengan ketuntasan individu 23 orang dan ketuntasan klasikal adalah 63.9%. Hasil belajar siklus I adalah 80.8 dengan ketuntasan individu 31 orang dan ketuntasan klasikal adalah 86.1%. Hasil belajar siklus II adalah 85.3 dengan ketuntasan individu 34 KESIMPULAN DAN SARAN Penghargaan kelompok diperoleh siswa dari hasil kuis, penghargaan kelompok dibagi dalam tiga kategori yaitu: kategori super, hebat dan baik. Penghargaan kelompok yang diberikan peneliti berupa kata-kata pujian, pena, buku, permen dan coklat. Hadiah tersebut diberikan sesuai dengan tingkat penghargaannya. Pada siklus I kelompok yang memperoleh kategori super adalah kelompok VI, XI, XII. Kelompok yang memperoleh kategori hebat adalah kelompok I, II, IV, VIII, IX, XIV, XV, XVII. Kelompok yang memperoleh kategori baik adalah kelompok III, V, VII, X, XIII. Pada siklus II kelompok yang memperoleh kategori super adalah kelompok I, II, IV, VI, XI, XII. Kelompok yang memperoleh kategori hebat adalah kelompok VIII, IX, X, XIII, XIV, XV, XVII. Kelompok yang memperoleh kategori baik adalah kelompok III, V, VII. B. Saran orang dan ketuntasan klasikal adalah 94.4%. Berdasarkan hasil penelitian dan pelaksanaan proses pembelajaran dengan penerapan metode TPS, maka peneliti menyampaikan saran-saran sebagai berikut : 1. Diharapkan kepada guru mata pelajaran agar menerapkan metode Think Pair Share (TPS) untuk menambah variasi dalam kegiatan belajar mengajar, karena telah terbukti metode Think Pair Share (TPS) ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi peneliti yang ingin melanjutkan atau melaksanakan 68 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017

penerapan metode Think Pair Share (TPS) agar dapat mengkolaborasikan alat bantu Ucapan terima kasih kepada semua pihak SMP Negeri 3 Tapung Arikunto, S. Suhardjono dan Supardi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, O. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Ibrahim. 2010. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Rineke Cipta. Kunandar. 2011. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Lie, Anita. 2009. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Grasindo. Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR PUSTAKA belajar yang agar membantu siswa meningkatkan kemampuannya. yang telah membantu dalam kesuksesan penelitian ini. Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media. Sardiman. 2009. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sudjana, N. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Remaja Rosdakarya. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif (Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017 69

70 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017