TEKNOLOGI JurnalIlmu - IlmuTeknikdanSains Volume 10 No.1 April 2013

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNOLOGI JurnalIlmu - IlmuTeknikdanSains Volume 10 No.1 April 2013

BAB IV PERHITUNGAN & ANALISA

TEKNOLOGI JurnalIlmu - IlmuTeknikdanSains Volume 10 No.1 April 2013

ANALISA PERUBAHAN SISTEM PROPULSI DARI SCHOTTLE MENJADI TWIN SCREW PADA KAPAL PENUMPANG KMP NIAGA FERRY II

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. displacement dari kapal tersebut. Adapun hasil perhitungan adalah : 2. Coefisien Blok (Cb) = 0,688

RANCANG BANGUN AIRBOAT SEBAGAI ALAT ANGKUT PENANGGULANGAN BENCANA TAHAP II

PERUBAHAN BENTUK LAMBUNG KAPAL TERHADAP KINERJA MOTOR INDUK. Thomas Mairuhu * Abstract

BAB II LANDASAN TEORI

Analisa Rekondisi Main Engine dan System Propulsi Kapal Kumawa Jade 20.7 Meter Catamaran

ANALISA PENGARUH PEMASANGAN CADIK PADA KAPAL NELAYAN 3 GT DITINJAU DARI POWER ENGINE

Analisa Perhitungan Fixed Pitch Propeller (FPP) Tipe B4-55 Di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero)

BAB III METODE PELAKSANAAN

Analisa Penerapan Bulbous Bow pada Kapal Katamaran untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar

ANALISA PENERAPAN BULBOUS BOW PADA KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PEMAKAIAN BAHAN BAKAR

Penilaian Hambatan Total Kapal Transportasi Antar Pulau Tipe Longboat

TEKNOLOGI JurnalIlmu - IlmuTeknikdanSains Volume 10 No.1 April 2013

Perancangan Kapal Kontainer 8500 DWT Pada Software Maxsurf Enterprise V8i

TUGAS AKHIR (LS 1336)

Bentuk dari badan kapal umumnya ditentukan oleh: Ukuran utama Koefisien bentuk Perbandingan ukuran kapal. A.A. B. Dinariyana

Published: ELTEK Engineering Journal, June 2004, POLINEMA

Analisa Pengaruh Trim terhadap Konsumsi Bahan Bakar

Modifikasi Transmisi dan Final Gear pada Mobil Prototype Ronggo Jumeno

Surjo W. Adji. ITS Surabaya

OPTIMISASI BENTUK BULBOUS BOW DENGAN MENGGUNAKAN KONEKSI (LINK) ANTARA MAXSURF DAN MICROSOFT EXCEL (STUDI KASUS : KAPAL TANKER 6500 DWT)

ANALISA ENGINE PROPELLER MATCHING PADA KAPAL PERINTIS BARU TYPE 200 DWT UNTUK MEDAPATKAN SISTEM PROPULSI YANG OPTIMAL

PENGARUH PERGANTIAN MOTOR INDUK DI KAPAL TERHADAP EFISIENSI SISTEM PROPULSI. Thomas Mairuhu *) Abstract

ANALISA PENERAPAN BULBOUS BOW PADA KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PEMAKAIAN BAHAN BAKAR O LEH :

DESAIN KAPAL TANKER 3500 DWT

PERHITUNGAN DAYA MOTOR PENGGERAK UTAMA a. EHP (dinas) = RT (dinas) x Vs = 178,97 Kn x 6,172 m/s = Kw = Hp

PENGARUH BENTUK LAMBUNG KAPAL TERHADAP TAHANAN KAPAL

PREDIKSI TAHANAN KAPAL CEPAT DOLPIN DENGAN METODE EKSPERIMEN

II. TINJAUAN PUSTAKA Kapal Perikanan. Kapaf ikan adalah salah satu jenis dari kapal, dengan demikian sifat dan

TEKNOLOGI JurnalIlmu - IlmuTeknikdanSains Volume 10 No.1 April 2013

HIGH SPEED SHIP TOTAL RESISTANCE CALCULATION (AN EMPIRICAL STUDY)

LOGO. Mohamad Fikki Rizki NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir Nyoman Sutantra,Msc,PhD Yohanes.ST,MSc

Investigasi Efisiensi Propeler Kapal Ikan Tradisional

Oleh : Febrina Ikaningrum

REKAYASA JALAN REL. Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

ALBACORE ISSN Volume I, No 3, Oktober 2017 Diterima: 11 September 2017 Hal Disetujui: 19 September 2017

Studi Eksperimental Tahanan dan Momen Melintang Kapal Trimaran Terhadap Variasi Posisi Dan Lebar Sidehull

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA PERANCANGAN STERN DRIVE PADA BOAT FISHING SPORT 12 METER


Estimasi Perhitungan Kebutuhan Daya Kapal dengan Menggunakan Matlab

HAMBATAN, PROPULSI & MOTOR INDUK KAPAL

Kajian Unjuk Kerja Mesin Induk Kapal Cepat Pasca Re-Powering

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

A. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada minggu awal Mei sampai dengan bulan Juni

Pengaruh Pemasangan Vivace Terhadap Intact Stability Kapal Swath sebagai Fleksibel Struktur Hydropower Plan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut

Bentuk baku konstruksi kapal rawai tuna (tuna long liner) GT SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional

KARAKTERISTIK TRAKSI DAN KINERJA TRANSMISI PADA SISTEM GEAR TRANSMISSION DAN GEARLESS TRANSMISSION

MODIFIKASI BENTUK BURITAN KAPAL DAN SISTEM PROPULSI KT ANGGADA XVI AKIBAT RENCANA REPOWERING. A.K.Kirom Ramdani ABSTRAK

BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS ( LINES PLAIN )

BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS (LINES PLAN)

ANALISA HAMBATAN KAPAL AKIBAT PENAMBAHAN STERN TUNNELS PADA KAPAL TROPICAL PRINCESS CRUISES MENGGUNAKAN METODE CFD (COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC)

BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS (LINES PLAN)

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies

KINERJA KAPAL KM. MANTIS UNTUK PUKAT UDANG GANDA KEMBAR

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

PENGARUH PENGGUNAAN TURBOCHARGER DENGAN INTERCOOLER TERHADAP PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL

TUGAS AKHIR MV EL-JALLUDDIN RUMMY GC 3250 BRT BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS (LINES PLAN)

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Bentuk baku konstruksi kapal pukat cincin (purse seiner) GT

BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS ( LINES PLAIN )

STUDI MOTOR PENGGERAK KEMUDI KMP. SULTAN MURHUM SETELAH MENGALAMI PERUBAHAN DIMENSI DAUN KEMUDI

USULAN BIDANG MARINE MANUFACTURE AND DESIGN (MMD) Oleh: Hanifuddien Yusuf NRP

PERHITUNGAN RENCANA GARIS (LINES PLAN)

Tahun Pembuatan 2009 Kayu Ketapa (terminalia catapa) 10,05 meter 0,97 meter

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

PEMANFAATAN TEKNOLOGI DIMPLE PADA LAMBUNG KAPAL UNTUK MENGURANGI TAHANAN KAPAL

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Dosen Pembimbing: Ir. Suhariyanto, MSc Oleh : Alessandro Eranto Bais

ANALISA TEKNIS PENGGANTIAN MESIN INDUK KAPAL PATROLI KP. PARIKESIT 513

STUDI PERANCANGAN SISTEM PROPULSI WATERJET PADA KAPAL PENUMPANG 200 PAX TIPE WAVE PIERCHING CATAMARAN

HADID BISMARA TEDJI

STUDI HAMBATAN DAN KECEPATAN KAPAL TIPE LAMBUNG SERIES 60 DITINJAU DARI TIGA BENTUK HALUAN KAPAL

INVESTIGASI GEOMETRI DAN PERFORMA HIDRODINAMIS PROPELER PRODUKSI UKM PADA KONDISI OPEN WATER

Tugas Propeller dan Sistem Perporosan

Pengaruh Bulbous bow Terhadap Pengurangan Tahanan Kapal Kayu Tradisional

KOMPARASI HULL PERFORMANCE PADA KONSEP DESIGN KAPAL IKAN MULTI FUNGSI DENGAN LAMBUNG KATAMARAN

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan alat transportasi seperti kendaraan bermotor kian hari kian

BAB II PERHITUNGAN RENCANA GARIS (LINES PLAN)

Kajian penggunaan daya mesin penggerak KM Coelacanth di Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara

Dhani Priatmoko REDUCTION GEAR AND PROPULSION SYSTEM VIBRATION ANALYSIS ON MV.KUMALA

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KAJIAN TEKNIS KINERJA SISTEM PENGGERAK KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIODIESEL PADA KAPAL KM. LABOAR

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

HUBUNGAN ANTARA BENTUK KASKO MODEL KAPAL IKAN DENGAN TAHANAN GERAK Relationship Between Hull Form of Fishing Vessel Model and its Resistance

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan pula untuk menarik tongkang, kapal rusak dan peralatan lainnya dan

ANALISA PERUBAHAN BENTUK KAPAL TERHADAP KECEPATAN TRANSPORTASI KAPAL LAUT AKIBAT PERUBAHAN UKURAN POKOK. Hedy Cynthia Ririmasse *) Abstract

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

dimana H = 9,8 m ; T = 7,11 m

SOFTWARE QUANTITAVE SYSTEM FOR BUSINESS (QSB)

KONSEP DASAR PERKAPALAN RENCANA GARIS C.20.02

OPTIMALISASI KONSUMSI BAHAN BAKAR KAPAL SKALA PENUH BERDASARKAN ANALISA UJI TARIK KAPAL MODEL SKRIPSI

KAJIAN EKSPERIMEN PENAMBAHAN PROPERTIES OUTLET PADA GAS BUANG ENGINE UNTUK MENAMBAH DAYA DORONG DAN EFEK TURBULENSI

JUDUL TUGAS AKHIR STUDI PERBANDINGAN PERENCANAAN KAPAL KATAMARAN DAN MONOHULL SEBAGAI KAPAL RISET DIPERAIRAN BENGKALIS RIAU

KLASTER TONASE KAPAL FERRY RO-RO DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEBUTUHAN LAHAN PERAIRAN PELABUHAN PENYEBERANGAN

Transkripsi:

Vol. 10 No.1, April 2013 ISSN 1693-9425 TEKNOLOGI JurnalIlmu - IlmuTeknikdanSains Volume 10 No.1 April 2013 D a f t a r I Titik-Titik Utama Siklus Kerja Mesin Diesel Truk Nissan 320 Hp 2100 Rpm Empat Langkah Enam Silinder Dengan Supercharger Dan Intercooler Aloysius Eddy Liemena 1105-1108 Tinjauan Penggunaan Motor Diesel Mobil Mitsubishi L 300 Sebagai Motor Induk Kapal Rakyat Prayitno Ciptoadi J. Nanlohy, Rusdin Lestaluhu 1109-1114 Analisa Pengaruh Modifikasi Kopling Otomatis Sentrifugal Dengan Kopling Plat Terhadap Kecepatan Motor Jialing Evaluasi Profil Tegangan Dan Rugi Daya Jaringan Distribusi Primer 20 Kv Dengan Terintegrasinya Penyulang Gi Sirimau Ke Penyulang Kota Ambon Willem M E. Wattimena Marceau A. F. Haurissa 1115-1121 1122-1130 Estimasi Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Profesionalisme Manajer Proyek Konstruksi Gedung Dengan Model Linear Berganda Kajian Interferensi Aliran Pada Model Katamaran Untuk Mengungkapkan Hambatan Viskos Dengan Menggunakan Uji Terowongan Angin Imran Opier, Nasir Suruali Ronald S. Hutauruk, Hendrik S, Latumaerissa 1131-1140 1141-1149 Analisis Siklus Kerja Yanmar Empat Langkah 5,5 Hp Dan 2200 Rpm Helly Simon Lainsamputty 1150-1154 Tinjauan Kebutuhan Air Tawar Untuk Melayani Refrigerasi Terapung Dalam Menjamin Mutu Produk Hasil Tangkapan Hedy Cynthia Ririmasse 1154-1162

Jurnal Teknologi Vol. 10 No. 1 - April 2013 1109 TINJAUAN PENGGUNAAN MOTOR DIESEL MOBIL MITSUBISHI L 300 SEBAGAI MOTOR INDUK KAPAL RAKYAT Prayitno Ciptoady, J Nanlohy, Rusdin Lestaluhu Abstrak Mitsubishi L 300 is a car using Diesel engine as it is driven engine. Because of long time operation, the car s chassis and body was damaged by corrosion but the engine still normally working. In order to use the engine as main engine of small cruise ship, it must be determined appropriate dimensions of the ship. The objective of this research is to determined appropriate dimensions of the ship by calculated total resistance, boundary speed and effective power of five small cruise ships as references. From the research result it is find that the Mitsubishi L 300 Diesel engine can be used to drive a small cruise ship with a length of the entire ship (L OA ): 17.68 m, the length of water line (L WL ): 17.00, hull height (T): 1.46 m, width of the vessel (B): 3.58 m, deck height (H): 2.01 m to rise speed of 8 knots. Key word: Car engine, ship dimensions, ship spee I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Mobil Misubishi L 300 menggunakan motor Diesel sebagai motor penggeraknya. Setelah sekian lama pengoperasiannya, mobil tersebut mengalami kerusakan pada rangka dan bodinya disebabkan oleh korosi. Hal ini mengakibatkan mobil tidak dapat beroperasi lagi meskipun motor penggeraknya masih dalam keadaan baik. Pemilik mobil ingin menggunakan motor penggerak mobil tersebut sebagai motor induk kapal tetapi tidak mengetahui berapa ukuran pokok kapal yang sesuai agar diperoleh kecepatan kapal yang optimal. Disebabkan karena masalah tersebut maka penulis mengkaji penggunaan motor Diesel mobil Mitsubishi L 300 tersebut terhadap beberapa ukuran pokok kapal agar diperoleh ukuran kapal yang sesuai. 1.2 Gambaran Umum Motor Diesel Mitsubishi L 300 Motor Diesel Mitsubushi L300 produksi PT Karma Yudha Tiga Berlian Motors yang bergerak dalam bidang otomotif. Motor Diesel tipe 4D56 SOHC berdaya 70 HP yang mampu mendorong mobil sampai dengan kecepatan 130 km/jam dan mampu mengangkut beban sampai dengan 1500 kg. Sistem transmisi motor Diesel ini menggunakan gear box yang terdiri dari susunan gigi-gigi yang berfungsi mereduksi putaran motor dengan perbandingan gigi transmisi seperti terlihat pada tabel 1 sedangkan kostruksi gear box seperti terlihat pada gambar 1. Hal ini diperlukan agar motor dapat bekerja dengan stabil karena pada kondisi jalan menanjak atau pada awal start kendaraan membutuhkan torsi besar sedangkan pada kondisi jalan mendatar kendaraan membutuhkan kecepatan putar besar. Tabel 1. Perbandingan gigi transmisi Tipe 5 speed manual, floorshift Gigi 1 4,330 Perbandingan gigi Gigi 2 2,335 Gigi 3 1,509 Gigi 4 1,000 Gigi 5 0,827 Mundur 4,142 Perbandingan gigi akhir 5,286 Gbr. 1. Gear box Mitsubishi L 300

Jurnal Teknologi Vol. 10 No. 1 - April 2013 1110 Agar motor Diesel Mitsubishi L300 dapat digunakan sebagai penggerak kapal maka sistem transmisi atau gear box diganti dengan gear box yang biasa digunakan pada kapal-kapal kecil yang kontruksinya seperti terlihat pada gambar 2. Dengan menggunakan gear box sistem hidrolik seperti terlihat pada gambar 2 maka perubahan gigi reduksi yang dihasilkan adalah maju dan mundur, putaran poros yang dihasilkan menjadi berkurang dan kecepatan putar menjadi kecil namun daya yang dihasilkan cukup besar. Dengan gigi sistem hidraulik ini, maka motor Diesel akan selalu stabil operasinya pada kondisi laut yang selalu berubah. Gbr. 2. Gear box kapal-kapal kecil II.METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel 5 (lima ) buah kapal rakyat yang beroperasi di perairan Maluku dengan trayek Tulehu-Tehoru pp. Berdasarkan ukuran pokok ke lima kapal tersebut kemudian dilakukan perhitungan Tahanan kapal, Kecepatan batas dan Daya efektif dari tiaptiap kapal dengan kecepatan konstan 8 knot. Dari hasil perhitungan akan diperoleh ukuran pokok kapal dengan penggunaan Daya efektif yang paling mendekati Daya motor Diesel Mitsubishi, kemudian dilakukan interpolasi agar diperoleh ukuran pokok kapal yang sesuai. Data Ukuran Pokok Ukuran pokok dari ke lima kapal yang digunakan sebagai sampel adalah sebagai berikut: KLM. NIAGA NUSANTARA -Panjang seluruh kapal (LOA) : 10,40 m : 10,00 m -Panjang antara garis tegak (L BP ) : 9,44 m : 2,10 m : 1,17 m : 0,84 m -Deplasemen volume ( ) : 9,279 m 3 -Koefisien blok (C B ) : 0,545 -Koefisien gading tengah (C M ) : 0,905 -Koefisien prismatic (C P ) : 0,602 -Koefisien garis air (C W ) : 0,756 -Panjang letak titik tekan (L CB ) : -0,289 m KLM. TIGA SAUDARA I -Panjang seluruh kapal (LOA) : 13,25 m : 12,27 m -Panjang antara garis tegak (L BP ) : 13,00 m : 2,73 m : 2,32 m : 1,095 m -Deplasemen volume ( ) : 21,76 m 3 -Koefisien blok (C B ) : 0,58 -Koefisien gading tengah (C M ) : 0,915 -Koefisien prismatic (C P ) : 0,634 -Koefisien garis air (C W ) : 0,77 -Panjang letak titik tekan (L CB ) : -0,272 m KLM. TIGA SAUDARA II -Panjang seluruh kapal (LOA) : 16,64 m : 16,00 m -Panjang antara garis tegak (L BP ) : 15,10 m : 3,37 m : 1,88 m : 1,347 m -Deplasemen volume ( ) : 41,67 m 3 -Koefisien blok (C B ) : 0,596 -Koefisien gading tengah (C M ) : 0,920 -Koefisien prismatic (C P ) : 0,648 -Koefisien garis air (C W ) : 0,787 -Panjang letak titik tekan (L CB ) : -0,273 m KLM. BINTANG SAMUDERA I -Panjang seluruh kapal (LOA) : 18,72 m : 18,00 m -Panjang antara garis tegak (L BP ) : 16,99 m : 3,78 m : 2,13 m : 1,57 m -Deplasemen volume ( ) : 67,723 m 3 -Koefisien blok (C B ) : 0,636 -Koefisien gading tengah (C M ) : 0,922 -Koefisien prismatic (C P ) : 0,682 -Koefisien garis air (C W ) : 0,792 -Panjang letak titik tekan (L CB ) : -0,266 m KLM. BINTANG SAMUDERA II -Panjang seluruh kapal (LOA) : 20,81 m : 20,00 m -Panjang antara garis tegak (L BP ) : 18,89 m : 4,21 m : 2,35 m : 1,68 m -Deplasemen volume ( ) : 92,653 m 3

Jurnal Teknologi Vol. 10 No. 1 - April 2013 1111 -Koefisien blok (C B ) : 0,655 -Koefisien gading tengah (C M ) : 0,932 -Koefisien prismatic (C P ) : 0,702 -Koefisien garis air (C W ) : 0,811 -Panjang letak titik tekan (L CB ) : -0,271 m Data Motor Diesel Mitsubshi -Merek : Mitsubishi Diesel L 300 -Type : 4D56 -Daya efektif (Ne) : 70 HP -Putaran (n) : 4200 rpm -Jumlah silinder (i) : 4 buah -Volume silinder : 2477 cc -Bahan bakar : Solar υ : Koefisien viskositas kinematis air laut, (m/det 2 ) C R : Koefisien tahanan sisa, merupakan fungsi dari bilangan Froude, perbandingan panjang dengan displasemen volume pangkat sepertiga dan koefisien prismatic (C P ) C A : Koefisien tahanan tambahan akibat kekasaran permukaan untuk korelasi model kapal, C A = 0.0004 ρ : Massa jenis air laut, (kg.det 2 /m 4 ) Vs : Kecepatan kapal, (m/det) S : Luas permukaan basah kapal, (m 2 ). Gbr. 3. Motor Diesel Mitsubishi L 300 III.HASIL DAN PEMBAHASAN 1.Perhitungan Tahanan Total Kapal Secara umum tahanan total suatu kapal dirumuskan dalam persamaan (Harvald, 1983, hal 133): RT = 1/2. C T. ρ. S. V S 2 dengan: C T = C F + C R + C A C F : koefisien tahanan gesek, dihitung dengan menggunakan rumus ITTC- 1957 sebagai berikut : C F =."# ("# " "), dimana Rn : Bilangan Reynold, Rn =. V : Kecepatan Kapal, (m/det) L : Panjang garis air, L WL, (m) υ Perhitungan tahanan kapal dapat dilakukan dengan berbagai macam metode, dimana setiap metode mempunyai kriteria tertentu. Dengan melihat perbandingan ukuran-ukuran pokok kapal yang merupakan salah satu kriteria dalam penentuan metode yang digunakan maka dalam penentuan parameter perhitungan tahanan kapal, digunakan metode perhitungan Guldhammer. Kriteria perhitungan metode Guldhammer adalah : Rasio perbandingan panjang kapal dengan displasemen volume pangkat sepertiga sebesar ; 4.0 8.0 L : Panjang garis air, (m) : Displasemen volume, (m 3 ) Bilangan Froude Fn : sebesar 0.15-0.45. V : Kecepatan Kapal, (m/det) ; 1 knot = 0.5144 (m/det) g : Konstanta gravitasi, (m/det 2 ) g = 9.81 m/det 2 L : Panjang garis air, (m) /, Koefisien Prismatik (C p ) C p sebesar 0.50 0.85 Proses perhitungan tahanan kapal dan daya dorong efektif mencakup komponen-komponen antara lain : (1) Displasemen Volume = Lwl x B x T x C B, m 3 (2) Displasemen Berat Δ = x ρ, Ton (3) Luas Permukaan Basah S = 1,025.Lpp (C B.B+1,7T), m 2

Jurnal Teknologi Vol. 10 No. 1 - April 2013 1112 (4) Menghitung Angka Froude Formula : Fn = v gl (Edwar V. Lewis. Principles of Naval Architecture. Hal 58) dengan : v = 8 knot = 4.115 m / detik g = Percepatan gravitasi standar ( = 9,81 m / detik 2 ) (5) Menghitung Angka Reynold Formula : Rn = V Lwl v k (Edwar V. Lewis. Principles of Naval Architecture. Hal 58) = Koefisien Viskositas kinematik tergantung dari temperature air laut sehingga untuk temperature 25 0 C, maka = 0,943 X 10-6 m 2 /det (6) Perhitungan Koefisien Tahanan Gesek (C F ) Menurut ITTC-1957, tahanan gesek spesifik dihitung dengan persamaan (Harvald, 1983, hal. 101): C F =."# ("# " ") Selain melalui persamaan di atas perhitungan tahanan gesek dapat juga menggunakan grafik dari nilai tahanan gesek seperti pada grafik ITTC-1957yang kemudian dilakukan interpolasi. (7) Perhitungan Koefisien Tahanan Sisa (C R ) Koefisien tahanan sisa dengan menggunakan metode Guldhammer yang merupakan fungsi dari bilangan Froude (Fn), perbandingan panjang terhadap displasemen volume pangkat sepertiga (L/ 1/ 3 ) dan koefisien prismatic (C P ) dan koefisien tahanan sisa yang diperoleh merupakan koefisien tahanan sisa standar. Komponen perhitungan tahanan kapal dihitung berdasarkan data kapal standar serta kriteria yang telah ditentukan. Oleh karena kapal pada umumnya berbeda dengan kapal standar dengan tingkat perbedaan tertentu, ada yang lebih besar atau yang lebih kecil sehingga perlu dilakukan koreksi tahanan sisa standart terhadap komponen-komponen berikut, antara lain : Koreksi C R terhadap B/T Koreksi ini dilakukan apabila B/T kapal lebih kecil atau lebih besar dari B/T standar, B/T standar adalah 2.5. Pada koreksi ini digunakan persamaan (Harvald, 1983 hal 119) sebagai berikut : 10 3 C R = 10 3 C R (B/T=2.5) + 0.16 (B/T 2.5) Dimana ; 10 3 C R (B/T=2.5) adalah 10 3 C R (Standar) hanya untuk B/T = 2,5 Koreksi C R terhadap L CB L CB (Standar) diperoleh dari grafik sesuai fungsi (Fn) untuk setiap kecepatan yang berada dalam perhitungan. Penentuan ΔL CB dapat ditentukan dengan persamaan : ΔL CB = L CB - L CB (Standar), (L CB dalam %L) di mana : L CB adalah L CB kapal L CB (Standar) diperoleh dari grafik Koreksi dapat dilakukan melalui persamaan berikut (Harvald, 1983 hal 130) : 10 3 C R = 10 3 C R (Standar) + " " ΔL CB o " " dapat diperoleh dari grafik Koreksi C R terhadap bentuk penampang atau badan kapal/bentuk lambung kapal Koreksi C R terhadap bow Koreksi C R terhadap bagian-bagian menonjol (Appendage) adalah : Daun kemudi Bess baling-baling Untuk kapal C R (Standar) ditambahkan (3 5) % Bracket dan poros balingbaling Untuk kapal ramping C R (Standar) ditambahkan ( 5 8 ) % Koofisien tahanan udara 10 3 C AA = 0.07 Koofisien tahanan kemudi 10 3 C As = 0.04

Jurnal Teknologi Vol. 10 No. 1 - April 2013 1113 Koofisien tahahan tambahan akibat pengaruh kekasaran Koreksi C F tehadap anggota badan kapal Koreksi C F terhadap anggota badan kapal hanya dilakukan dengan cara menaikan C F sebanding dengan luas permukaan basah badan kapal lainnya. Dapat dinyatakan dalam persamaan (Harvald, 1983 hal 132) : C F = C F S adalah luas permukaan basah lambung kapaldan dapat dihitung dengan rumus : S = LxBxTxC B, m 2 S 1 adalah luas permukaan basah lambung kapal termasuk appendages yang diperoleh melalui : S 1 = S + (0-3%) S. m 2 Tabel 2. Kriteria perhitungan tahanan kapal Namakapal C P Fn L/ 1/3 KLM. Niaga 0,602 0,415 4,775 Nusantara KLM. Tiga 0,634 0,364 4,657 SaudaraI KLM. Tiga 0,648 0,328 4,616 SaudaraII KLM. Bintang 0,682 0,310 4,569 SamudraI KLM. Tiga 0,702 0,294 4,637 SaudaraII KLM.TigaSaudaraII 16,00 4,743 9,220 KLM. Bintang Samudra 18,00 5,030 9,779 I KLM. Bintang samudra II 20,00 5,303 10,308 Hasil perhitungan tahanan total R T masing-masing kapal diperlihatkan pada tabel 4. Tabel 4. Tahanan total kapal Namakapal R T,kgf KLM.NiagaNusantara 397,913 KLM.TigaSaudaraI 523,801 KLM.TigaSaudaraII 778,326 KLM.BintangSamudraI 1418,217 KLM.BintangsamudraII 1425,72 2.Perhitungan Daya Efektif Kapal Daya efektif kapal dihitung berdasarkan tahanan total kapal dengan persamaan: P E = R T. V/75, HP dengan: V = 8 knot ( 4,115 m/det) 1 HP = 75 kgf. m/det Hasil perhitungan daya efektif masing-masing kapal P E diperlihatkan pada tabel 5. Kriteria perhitungan tahanan kapal dengan metode Guldhammer dan Harvad dari masing-masing kapal dapat dilihat pada tabel 2. Berdasarkan bilangan Froude Fn dihitung kecepatan batas untuk tiap-tiap kapal dengan persamaan (Rawson, Basic Ship Theory, 2008, hal. 388): = 1,1857 L, m/det dengan: L = panjang kapal (L WL ), m Hasil perhitungan kecepatan batas seperti terlihat pada tabel 3. Tabel 5. Daya efektif kapal Namakapal P E,HP KLM.NiagaNusantara 21,833 KLM.TigaSaudaraI 28,741 KLM.TigaSaudaraII 42,706 KLM.BintangSamudraI 77,816 KLM.BintangsamudraII 78,228 Dari hasil-hasil perhitungan dibuat grafik hubungan antara panjang kapal dan daya efektif sebagai berikut: Tabel 3. Kecepatan batas kapal Namakapal L WL, (m) V, m/det V, knots KLM.NiagaNusantara 10,00 3,749 7,289 KLM.TigaSaudaraI 13,00 4,275 8,310

Jurnal Teknologi Vol. 10 No, 1 - April 2013 1114 Panjang kapal, m 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 20 30 40 50 60 70 80 Daya Efektif, HP Grafik 1. Hubungan antara panjang kapal dan daya efektif 2.Penentuan Ukuran Pokok Kapal Dari perhitungan tahanan total dan grafik hubungan antara panjang kapal dan daya efektif untuk kecepatan kapal konstan 8 knot dapat ditentukan ukuran pokok kapal yang menggunakan motor Diesel Mitsubishi L 300 sebagai berikut: DAFTAR PUSTAKA 1. 1. Circular BKI 2007, Petunjuk Survey Modifikasi mesin diesel Dari Jenis di Darat Untuk di Pakai di Kapal 2. Djaya Indra Kusna, 2008, Teknik konstruksi Kapal. 3. Edwar V. Lewis, 1988, Principles of Naval Architecture, Volume II. Resistance, Propulsion and Vibration. 4. Rawson K.J. and E.C. Tupper, 2008, Basic Ship Theory 5. Sv. Aa. Harvald, 1983, Tahanan dan Propulsi Kapal, John Wiley & Son, Inc. 6. Arismunandar W dan Tsuda K, 1975, Motor Diesel Putaran Tinggi, Pradnya Paramita, Jakarta. -Panjang seluruh kapal (LOA) : 17,68 m : 17,00 m -Panjang antara garis tegak (L BP ) : 16,05 m : 3,58 m : 2,01 m : 1,46 m -Deplasemen volume ( ) : 52,79 m 3 -Koefisien blok (C B ) : 0,625 -Koefisien gading tengah (C M ) : 0,921 -Koefisien prismatic (C P ) : 0,673 -Koefisien garis air (C W ) : 0,789 -Panjang letak titik tekan (L CB ) : -0,270 m IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan tahanan total kapal, kecepatan batas dan daya efektif kapal disimpukan bahwa motor Diesel Mitsubishi L 300 dapat digunakan sebagai motor induk kapal dengan ukuran pokok utama yaitu: -Panjang seluruh kapal (LOA) : 17,68 m : 17,00 m -Panjang antara garis tegak (L BP ) : 16,05 m : 3,58 m : 2,01 m : 1,46 m Dengan ukuran pokok tersebut di atas kapal akan dapat bergerak dengan kecepatan 8 knot.