ANALISIS TATA NIAGA TELUR AYAM RAS (LAYER) SISTEM KEMITRAAN UD. JATINOM INDAH KABUPATEN BLITAR. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN

IV. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS USAHA PADA PETERNAKAN RAKYAT AYAM PETELUR DI KECAMATAN SRENGAT KABUPATEN BLITAR

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

IV. METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

IV. METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian memiliki beberapa sektor seperti peternakan, perikanan, perkebunan,

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian terdiri dari peternak dan pelaku pemasaran itik lokal

IV. METODE PENELITIAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Peternak Barokah Abadi Farm Kabupaten Ciamis.

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Perkembangan masyarakat yang semakin bertambah tidak hanya dari segi

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

IV. METODE PENELITIAN

DESKRIPSI HARGA JUAL DAN JUMLAH PEMBELIAN AYAM PEDAGING DI KOTA MAKASSAR

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN *

EFISIENSI PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI KECAMATAN RINGINREJO KABUPATEN KEDIRI Mega Yoga Ardhiana 1), Bambang Ali Nugroho 2) dan Budi Hartono 2)

IV. METODE PENELITIAN

EFISIENSI PEMASARAN EMPING MELINJO DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN. Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara

Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L)

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Komoditas Sejarah Ayam Petelur. Ayam liar atau ayam hutan adalah ayam yang pertama kali dipelihara oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pembangunan nasional Indonesia, sub sektor peternakan merupakan bagian dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalis data sesuai dengan tujuan penelitian.

I. PENDAHULUAN. dikembangkan dan berperan sangat penting dalam penyediaan kebutuhan pangan

PERKEMBANGAN DAN VARIASI HARGA DAGIN. DAN TELUR PADA BERBAGAI KOTA BESAR DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

Key words: marketing margins, egg, layer, small scale feed mill

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa melaksanakan produksi, perdagangan dan distribusi produk

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Badan Pusat Statistik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis Tataniaga Kambing Di Pasar Hewan Wlingi Kabupaten Blitar

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan

1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar

BAB III METODE PENELITIAN

Program Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP ,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin kompleksnya kebutuhan suatu negara, hampir tidak satupun negara

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. daerah penelitian ini dilakukan secara sengaja atau purposive pada agroindustri

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

ANALISIS TATANIAGA AYAM RAS PEDAGING DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang

BAB III MATERI DAN METODE

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten Kota Medan. Lokasi

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

IV. METODE PENELITIAN

AGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal ISSN ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN

I. PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Komoditi Kubis 2.2. Sistem Tataniaga dan Efisiensi Tataniaga

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera

PENDAHULUAN. Telur ayam merupakan jenis makanan bergizi yang popular dikalangan

ANALISIS MARGIN HARGA PADA TINGKAT PELAKU PASAR TERNAK SAPI DAN DAGING SAPI DI NUSA TENGGARA BARAT PENDAHULUAN

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013 TATANIAGA DAGING SAPI DI KABUPATEN PURWOREJO. Mariyono, Dyah Panuntun Utami dan Zulfanita ABSTRAK

KARYA ILMIAH MAHASISWA AGRIBISNIS

FARMER SHARE DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KACANG HIJAU

DESKRIPSI HARGA JUAL DAN VOLUME PENJUALAN PEDAGANG PENGUMPUL AYAM POTONG DI KOTA MAKASSAR

: Saluran, Pemasaran, Buah, Duku, Kabupaten Ciamis

I. PENDAHULUAN. salah satu cara memperbaiki keadaan gizi masyarakat (Stanton, 1991).

ANALISIS TATANIAGA TELUR AYAM KAMPUNG (Studi Kasus: Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) SKRIPSI BETTY SAFITRI H

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

TINJAUAN PUSTAKA. berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya berupa pupuk kandang, kulit, dan

PENDAHULUAN. anemia (kekurangan zat besi), terutama terjadi pada anak-anak. Hal ini

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Ayam buras merupakan keturunan ayam hutan (Gallus - gallus) yang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

ANALISIS PEMASARAN TEMPE PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MULTI BAROKAH DI KOTA PALU

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN DATARAN TINGGI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI

ANALISIS PROFITABILITAS TERHADAP PENGEMBALIAN ASET USAHA AYAM PETELUR (Studi Kasus UD. Putra Tamago Kota Palu)

POLA PERDAGANGAN MASUKAN DAN KELUARAN USAHA TERNAK AYAM RAS"

STUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

PENDAHULUAN. Kemitraan merupakan hubungan kerjasama secara aktif yang dilakukan. luar komunitas (kelompok) akan memberikan dukungan, bantuan dan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

I. PENDAHULUAN. Sumber :

Transkripsi:

85 ANALISIS TATA NIAGA TELUR AYAM RAS (LAYER) SISTEM KEMITRAAN UD. JATINOM INDAH KABUPATEN BLITAR Candra Adinata 1), Ismudiono 2), Dady Soegianto Nazar 3) 1)Mahasiswa, 2) Departemen Reproduksi Veteriner, 3) Departemen Ilmu Peternakan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1) Mengidentifikasi struktur pemasaran dan saluran pemasaran telur ayam ras (layer) sistem kemitraan di UD. Jatinom Indah. 2) Menganalisis efisiensi saluran pemasaran telur ayam ras (layer) sistem kemitraan di UD. Jatinom Indah berdasarkan margin pemasaran, farmer s share dan keuntungan serta biaya pemasaran. Penelitian ini diselesaikan selama 30 Desember 2013-31 Januari 2014. Metode survei untuk memperoleh data primer dan data sekunder. Sampel terdiri dari peternak inti dan peternak plasma yang menggunakan sistem kemitraan di kabupaten Blitar dengan melakukan wawancara dan mengisi kuisioner untuk mendapatkan data primer. Data sekunder diperoleh dari Dinas Peternakan kabupaten Blitar, Badan Pusat Statistik, dan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian. Hasil survei memperlihatkan struktur dan saluran tata niaga terdiri dari peternak plasma, peternak inti, dan pembeli. Hasil analisis menunjukkan di UD. Jatinom Indah saluran pemasaran telur ayam sudah efisien. Efisiensi pemasaran dari UD. Jatinom Indah ditunjukkan dari rendahnya margin pemasaran : hanya Rp. 100/kg, tingginya farmer s share : 88.9 % di peternak plasma, dan 89.4 di peternakan milik inti, dan menunjukkan keuntungan yang lebih tinggi dan rendahnya biaya pemasaran di Januari 2014. Kata kunci: Tata niaga, Kemitraan, Petelur, Telur, Blitar Pendahuluan Kecukupan protein dari makanan yang dikonsumsi oleh manusia merupakan kebutuhan gizi untuk tubuh yang harus dipenuhi. Sumber protein dapat dibedakan menjadi protein hewani dan protein nabati. Telur mempunyai kadungan protein dengan kandungan asam amino uang cukup lengkap (Mulyantini, 2010). Sebutir telur didapatkan gizi yang cukup sempurna karena mengandung zat-zat gizi yang lengkap dan mudah dicerna (Rusli, 2011). Statistik peternakan dan kesehatan hewan yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (2013), bahwa dari tahun 2009 sampai 2013 produksi telur di Indonesia semakin meningkat. Berbagai daerah di Jawa Timur yang

86 memproduksi telur ayam ras terbanyak ada di kabupaten Blitar (Dinas Peternakan Jawa Timur, 2010). UD. Jatinom Indah merupakan salah satu perusahan di bidang peternakan ayam petelur yang menerapkan sistem kemitraan yang sudah dimulai sejak tahun 1970an di kabupaten Blitar. Adapun penelitian tentang tata niaga telur ayam yang dilakukan sebagai salah satu dasar untuk menentukan kebijaksanaan di sub sektor peternakan. Kondisi yang demikian perlu adanya suatu analisis tata niaga telur ayam ras petelur ini dilakukan guna mengetahui struktur dan saluran pemasaran telur ayam ras di UD. Jatinom Indah yang menerapkan sistem kemitraan dilihat dari margin pemasaran, farmer s share serta keuntungan dan biaya pemasaran. Soepranianondo dkk., (2013) menyatakan bahwa pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program pertukaran nilai dengan target pasar untuk mencapai tujuan organisasi dengan harga, komunikasi, dan distribusi yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur pemasaran dan saluran pemasaran telur ayam ras (layer) sistem kemitraan di UD. Jatinom Indah Menganalisis efisiensi saluran pemasaran telur ayam ras (layer) sistem kemitraan di UD. Jatinom Indah berdasarkan margin pemasaran, farmer s share dan keuntungan serta biaya pemasaran Materi dan Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan di UD. Jatinom Indah di desa Jatinom kecamatan Kanigoro kabupaten Blitar provinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive sampling) yaitu di UD. Jatinom Indah dan salah satu plasma dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan perusahaan di bidang peternakan ayam petelur yang menggunakan sistem kemitraan di kabupaten Blitar. Kegiatan penelitian dilaksanakan mulai tanggal 30 Desember 2013 sampai 31 Januari 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei sehingga mendapatkan data primer dan data sekunder. Sesuai dengan Singarimbun dan Effendi (1995) menyatakan metode survei merupakan metode penelitian yang mengambil sampel dari beberapa populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (data primer). Wawancara yang mendalam serta pengamatan secara langsung merupakan cara pengumpulan data primer yang lain (Sumardjono, 1996). Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur atau referensi

87 yang relevan dengan penelitian ini (Syukur, 2008). Safitri (2009) menggunakan metode penelitian yaitu dengan metode data dan informasi yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk deskriptif, gambar dan tabulasi. Data kualitatif digunakan untuk menjelaskan dan menggambarkan keadaan objek penelitian. Data kuantitatif digunakan untuk menggambarkan perhitungan margin pemasaran, farmer s share serta keutungan dan biaya pemasaran. Pada Rasuli, dkk (2007) menghitung margin pemasaran, biaya pemasaran, keuntungan dan efisiensi, dengan menggunakan rumus (Rasyaf, 1995) sebagai berikut: M = He- Hp Keterangan : M = Margin pemasaran Hp = Harga pada produsen He = Harga eceran Secara matematik menghitung farmer s share dirumuskan sebagai berikut: FS x100% Keterangan: FS = Farmer s Share (100%) P = Harga ditingkat peternak (Rp/kg) K = Harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir (Rp/kg) Keuntungan dan biaya pada masing-masing lembaga pemasaran dapat dirumuskan sebagai berikut: Keuntungan peternak : Harga Jual - BEP Keuntungan lembaga lain : Harga jual - (biaya pemasaran+harga beli) Hasil dan Pembahasan Struktur pasar yang terjadi pada daerah penelitian berbeda-beda karena jumlah lembaga pemasaran yang terlibat, keadaan produk, dan hambatan serta informasi pasar berupa biaya, harga dan kondisi pasar setiap peternak itu berbeda. Pada UD. Jatinom Indah memiliki struktur pemasaran telur sendiri, yaitu telur dari plasma dan peternakan milik sendiri didistribusikan kepada pembeli. Lembaga pemasaran yang berperan adalah peternak plasma, UD. Jatinom Indah, dan pembeli tetap yang ada di Surabaya. Pada UD. Jatinom Indah, saluran pemasarannya adalah telur yang sudah disortir, yaitu telur yang tidak pecah, bagus, bersih, berwarna coklat, berat diatas 58 gram dan dibawah 70 gram yang masuk kriteria penjualan sebagai standarisasi yang

88 telah ditetapkan dari seluruh peternakan plasma dan peternakan milik inti dikumpulkan untuk dikirim ke pembeli. Produksi dari peternakan milik UD. Jatinom Indah dan milik Bapak Yuda sebagai peternak plasma dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rincian Produksi UD. Jatinom Indah Peternakan plasma Yuda Perbandingan per 1000 ekor Aspek produksi UD. Jatinom Peternakan Indah plasma Yuda Populasi ayam 80.000 ekor 2.000 ekor 1.000 ekor 1.000 ekor Biaya pakan Rp. 38.640.000 Rp. 940.000 Rp.483.000 Rp.470.000 /hari /hari /hari /hari Produksi telur 3500 kg/hari 75 kg/hari 43.75kg/hari 37.5 kg/hari Telur yang berkualitas 90 % /panen 95 % /panen Tenaga Kerja Rp. 70.000/hari Rp.32.000/hari Pengangkutan Rp.750.000/hari - Pada UD. Jatinom Indah, saluran pemasarannya adalah telur yang sudah disortir, yaitu telur yang tidak pecah, bagus, bersih, berwarna coklat, berat diatas 58 gram dan dibawah 70 gram yang masuk kriteria penjualan sebagai standarisasi yang telah ditetapkan dari seluruh peternakan plasma dan peternakan milik inti dikumpulkan untuk dikirim ke pembeli. Margin pemasaran merupakan perbedaan harga atau selisih harga yang dibayarkan konsumen akhir dengan harga yang di terima produsen (Kohls and Uhls, 2002). Total margin pemasaran merupakan penjumlahan seluruh biaya pemasaran dengan keuntungan yang diambil oleh lembaga pemasaran. Tabel 2. Margin Pemasaran Antara Plasma dengan Inti Januari 2014 Harga jual oleh peternak plasma Harga jual oleh UD. Jatinom Indah Margin Rp. 16.000/kg Rp. 16.100/kg Rp. 100/kg

89 Tabel 3. Margin Pemasaran Telur Ayam Ras di UD. Jatinom Indah dengan Harga Beli Masyarakat Umum Januari 2014 Harga jual UD. Jatinom Indah Harga beli telur masyarakat umum sebagai konsumen akhir Margin Rp. 16.100/kg Rp. 18.000/Kg Rp. 1.900/kg Farmer s share merupakan perbandingan antara harga yang diterima oleh peternak dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen, dan pada umumnya dinyatakan dalam persentase. Besarnya bagian yang diterima peternak telur ayam ras dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Analisis Farmer s Share Telur Ayam Ras (Layer) di UD. Jatianom Indah Januari 2014 Saluran pemasaran Harga pada tingkat produsen (Rp/Kg) Harga pada tingkat masyarakat umum sebagai konsumen akhir (Rp/Kg) Farmer s share (%) UD. Jatinom Indah 16.100 18.000 89,4 % Peternak Plasma 16.000 18.000 88.9 % Harga telur yang setiap harinya berubah menjadikan margin dan farmer s share yang terjadi juga berubah-ubah. Menurut peternak, harga telur biasanya naik pada hari raya Idul Fitri dan lebaran haji. Harga telur memang sudah dapat diprediksikan, seperti pada prediksi harga telur oleh Kementrian Pertanian yang ada dalam buletin Analisis Perkembangan Harga Komoditas Pertanian yang terbit setiap bulan yang tentunya tidaklah selalu tepat. Berdasarkan data dari Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Kementan, Desember 2013) perkembangan harga rata-rata telur ayam ras di tingkat nasional selama tahun 2010 November 2013 berfluktuasi namun cenderung meningkat setiap tahunnya. Ciri pasar pada produk pertanian yang biasanya peternak hanya sebagai price taker bukan price maker menjadikan rendahnya harga yang diterima oleh petani dan pada saat yang bersamaan meningkatkan bagian yang diterima lembaga pemasaran sementara

90 konsumen harus membayar harga yang lebih tinggi (Elieser, 2005). Tabel 5. Biaya Pemasaran yang Harus Ditanggung Peternak Tanggungan Biaya pemasaran Biaya Pemasaran UD. Jatinom Indah peternakan plasma Tenaga kerja Rp. 70.000 /hari - Pengangkutan Rp. 750.000/hari - Total Rp. 820.000/hari - Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran dalam menyalurkan telur ayam ras dari peternak ke pembeli dalam rupiah per kilogram. Keuntungan lembaga pemasaran merupakan selisih antara BEP dengan harga penjualan. Dalam pemasaran hasil produksi, peternakan inti mengeluarkan biaya yang besar untuk memasarkan produknya, sedangkan peternakan plasma tidak mengeluarkan biaya sama sekali untuk pemasaran karena telur dari plasma diambil oleh inti yaitu UD. Jatinom Indah. Tabel 6. Keuntungan Peternak Januari 2014 Lembaga pemasaran BEP per kilogram Harga jual per kilogram Jumlah penjualan Keuntungan per hari Peternakan milik Rp. 12.000 Rp. 16.100 3.500 Kg Rp. 14.350.000 inti Peternakan plasma Rp. 12.000 Rp. 16.000 75 Kg Rp. 300.000 Menurut Syahyuti (1999) perdagangan ternak di Indonesia berjalan dengan menerapkan nilainilai yang eksklusif dengan sifat-sifat tradisional dan informal. Pemilihan strategi yang lebih baik adalah melalui pengembangan mekanisme pasar yang efisien. Pemasaran yang efisien merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai dalam suatu sistem pemasaran. Para pelaku pemasaran suatu komoditi harus mengetahui keragaan pasar yang akan dihadapinya sehingga dapat diketahui apakah sistem pemasaran yang dilakukan sudah efisien atau tidak. Dilihat dari efisiensi operasional pemasaran telur dari peternak UD. Jatinom Indah sangat singkat jika sampai ke pembeli tetap

91 yang berada di Surabaya. Efisiensi harga telur dari UD. Jatinom Indah cukup baik margin pemasaran menunjukkan bahwa telur produksi dari peternakan plasma dihargai cukup baik oleh inti, farmer s share yang diterima peternak juga persentasenya tinggi. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa struktur dan saluran pemasaran telur ayam ras (layer) di UD. Jatinom Indah dengan sistem kemitraan terdiri dari peternak plasma, UD. Jatinom Indah, dan pembeli sehingga membentuk saluran pemasaran dari ketiga lembaga tersebut. Harga telur mengalami kenaikan setiap tahunnya dan menunjukkan grafik yang fluktuatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemasaran di UD. Jatianom Indah mulai dari peternak plasma ke UD. Jatinom Indah yang kemudian telurnya dijual ke pembeli sudah efisien. Efisiensi dapat dilihat dari margin pemasaran rendah, persentase farmer s share yang tinggi, dan adanya keuntungan bagi lembaga yang terlibat yaitu peternak inti maupun plasma, bahkan peternak plasma tidak mengeluarkan biaya pemasaran Daftar Pustaka Dinas Peternakan. 2010. Statistik Produksi Hasil Peternakan. Dinas Peternakan Jawa Timur. Surabaya. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2013. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2013. Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI. Jakarta. Elieser, S. 2005. Analisis Kelembagaan Pemasaran dan Margin Tata Niaga Ternak Domba : Study Kasus Pada Pengembangan Ternak Domba Model Sutpa di Kabupaten Langkat dan Pir-nak Domba Transmigrasi di Kabupaten Tapanuli Selatan Propinsi Sumatera Utara. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Kohls, R.L and J.N. Uhl. 2002. Marketing og Africultural Products. MacMillian Publishing Company. New York. Muyantini, N.G.A. 2010. Ilmu Manajemen Ternak Unggas. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

92 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2013. Buletin Analisis Perkembangan Harga Komoditas Pertanian Desember 2013. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian. Jakarta. Rasuli, N., M.A. Saade dan K. Ekasari. 2007. Analisis Margin Pemasaran Telur Itik di Kelurahan Borongloe, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa. Agrisistem, Vol. 3 No. 1. Safitri, B. 2009. Analisis Tataniaga Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) [Skripsi]. Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Bogor. Singarimbun, M. dan S. Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta. Soepranianondo, K., R. Sidik, D.S. Nazar, S. Hidanah, Pratisto dan S.H. Warsito. 2013. Buku Ajar Kewirausahaan. Pusat Penerbitan dan Percetakan Uneversitas Airlangga. Surabaya Sumardjono, M. 1996. Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Syahyuti. 1999. Keragaan Subsistem Tata Niaga Peternakan di Indonesia: Suatu Analisis Sosiologis Pelaku Pemasaran Komoditas Peternakan. Wartazoa Vol. 8 No. 1. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor. Syukur, S.H. 2008. Analisis Break Event Point Usaha Peternakan Rakyat Ayam Petelur di Kecamatan Palu Selatan. Jurnal Aribis.