85 ANALISIS TATA NIAGA TELUR AYAM RAS (LAYER) SISTEM KEMITRAAN UD. JATINOM INDAH KABUPATEN BLITAR Candra Adinata 1), Ismudiono 2), Dady Soegianto Nazar 3) 1)Mahasiswa, 2) Departemen Reproduksi Veteriner, 3) Departemen Ilmu Peternakan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1) Mengidentifikasi struktur pemasaran dan saluran pemasaran telur ayam ras (layer) sistem kemitraan di UD. Jatinom Indah. 2) Menganalisis efisiensi saluran pemasaran telur ayam ras (layer) sistem kemitraan di UD. Jatinom Indah berdasarkan margin pemasaran, farmer s share dan keuntungan serta biaya pemasaran. Penelitian ini diselesaikan selama 30 Desember 2013-31 Januari 2014. Metode survei untuk memperoleh data primer dan data sekunder. Sampel terdiri dari peternak inti dan peternak plasma yang menggunakan sistem kemitraan di kabupaten Blitar dengan melakukan wawancara dan mengisi kuisioner untuk mendapatkan data primer. Data sekunder diperoleh dari Dinas Peternakan kabupaten Blitar, Badan Pusat Statistik, dan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian. Hasil survei memperlihatkan struktur dan saluran tata niaga terdiri dari peternak plasma, peternak inti, dan pembeli. Hasil analisis menunjukkan di UD. Jatinom Indah saluran pemasaran telur ayam sudah efisien. Efisiensi pemasaran dari UD. Jatinom Indah ditunjukkan dari rendahnya margin pemasaran : hanya Rp. 100/kg, tingginya farmer s share : 88.9 % di peternak plasma, dan 89.4 di peternakan milik inti, dan menunjukkan keuntungan yang lebih tinggi dan rendahnya biaya pemasaran di Januari 2014. Kata kunci: Tata niaga, Kemitraan, Petelur, Telur, Blitar Pendahuluan Kecukupan protein dari makanan yang dikonsumsi oleh manusia merupakan kebutuhan gizi untuk tubuh yang harus dipenuhi. Sumber protein dapat dibedakan menjadi protein hewani dan protein nabati. Telur mempunyai kadungan protein dengan kandungan asam amino uang cukup lengkap (Mulyantini, 2010). Sebutir telur didapatkan gizi yang cukup sempurna karena mengandung zat-zat gizi yang lengkap dan mudah dicerna (Rusli, 2011). Statistik peternakan dan kesehatan hewan yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (2013), bahwa dari tahun 2009 sampai 2013 produksi telur di Indonesia semakin meningkat. Berbagai daerah di Jawa Timur yang
86 memproduksi telur ayam ras terbanyak ada di kabupaten Blitar (Dinas Peternakan Jawa Timur, 2010). UD. Jatinom Indah merupakan salah satu perusahan di bidang peternakan ayam petelur yang menerapkan sistem kemitraan yang sudah dimulai sejak tahun 1970an di kabupaten Blitar. Adapun penelitian tentang tata niaga telur ayam yang dilakukan sebagai salah satu dasar untuk menentukan kebijaksanaan di sub sektor peternakan. Kondisi yang demikian perlu adanya suatu analisis tata niaga telur ayam ras petelur ini dilakukan guna mengetahui struktur dan saluran pemasaran telur ayam ras di UD. Jatinom Indah yang menerapkan sistem kemitraan dilihat dari margin pemasaran, farmer s share serta keuntungan dan biaya pemasaran. Soepranianondo dkk., (2013) menyatakan bahwa pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program pertukaran nilai dengan target pasar untuk mencapai tujuan organisasi dengan harga, komunikasi, dan distribusi yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur pemasaran dan saluran pemasaran telur ayam ras (layer) sistem kemitraan di UD. Jatinom Indah Menganalisis efisiensi saluran pemasaran telur ayam ras (layer) sistem kemitraan di UD. Jatinom Indah berdasarkan margin pemasaran, farmer s share dan keuntungan serta biaya pemasaran Materi dan Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan di UD. Jatinom Indah di desa Jatinom kecamatan Kanigoro kabupaten Blitar provinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive sampling) yaitu di UD. Jatinom Indah dan salah satu plasma dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan perusahaan di bidang peternakan ayam petelur yang menggunakan sistem kemitraan di kabupaten Blitar. Kegiatan penelitian dilaksanakan mulai tanggal 30 Desember 2013 sampai 31 Januari 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei sehingga mendapatkan data primer dan data sekunder. Sesuai dengan Singarimbun dan Effendi (1995) menyatakan metode survei merupakan metode penelitian yang mengambil sampel dari beberapa populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (data primer). Wawancara yang mendalam serta pengamatan secara langsung merupakan cara pengumpulan data primer yang lain (Sumardjono, 1996). Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur atau referensi
87 yang relevan dengan penelitian ini (Syukur, 2008). Safitri (2009) menggunakan metode penelitian yaitu dengan metode data dan informasi yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk deskriptif, gambar dan tabulasi. Data kualitatif digunakan untuk menjelaskan dan menggambarkan keadaan objek penelitian. Data kuantitatif digunakan untuk menggambarkan perhitungan margin pemasaran, farmer s share serta keutungan dan biaya pemasaran. Pada Rasuli, dkk (2007) menghitung margin pemasaran, biaya pemasaran, keuntungan dan efisiensi, dengan menggunakan rumus (Rasyaf, 1995) sebagai berikut: M = He- Hp Keterangan : M = Margin pemasaran Hp = Harga pada produsen He = Harga eceran Secara matematik menghitung farmer s share dirumuskan sebagai berikut: FS x100% Keterangan: FS = Farmer s Share (100%) P = Harga ditingkat peternak (Rp/kg) K = Harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir (Rp/kg) Keuntungan dan biaya pada masing-masing lembaga pemasaran dapat dirumuskan sebagai berikut: Keuntungan peternak : Harga Jual - BEP Keuntungan lembaga lain : Harga jual - (biaya pemasaran+harga beli) Hasil dan Pembahasan Struktur pasar yang terjadi pada daerah penelitian berbeda-beda karena jumlah lembaga pemasaran yang terlibat, keadaan produk, dan hambatan serta informasi pasar berupa biaya, harga dan kondisi pasar setiap peternak itu berbeda. Pada UD. Jatinom Indah memiliki struktur pemasaran telur sendiri, yaitu telur dari plasma dan peternakan milik sendiri didistribusikan kepada pembeli. Lembaga pemasaran yang berperan adalah peternak plasma, UD. Jatinom Indah, dan pembeli tetap yang ada di Surabaya. Pada UD. Jatinom Indah, saluran pemasarannya adalah telur yang sudah disortir, yaitu telur yang tidak pecah, bagus, bersih, berwarna coklat, berat diatas 58 gram dan dibawah 70 gram yang masuk kriteria penjualan sebagai standarisasi yang
88 telah ditetapkan dari seluruh peternakan plasma dan peternakan milik inti dikumpulkan untuk dikirim ke pembeli. Produksi dari peternakan milik UD. Jatinom Indah dan milik Bapak Yuda sebagai peternak plasma dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rincian Produksi UD. Jatinom Indah Peternakan plasma Yuda Perbandingan per 1000 ekor Aspek produksi UD. Jatinom Peternakan Indah plasma Yuda Populasi ayam 80.000 ekor 2.000 ekor 1.000 ekor 1.000 ekor Biaya pakan Rp. 38.640.000 Rp. 940.000 Rp.483.000 Rp.470.000 /hari /hari /hari /hari Produksi telur 3500 kg/hari 75 kg/hari 43.75kg/hari 37.5 kg/hari Telur yang berkualitas 90 % /panen 95 % /panen Tenaga Kerja Rp. 70.000/hari Rp.32.000/hari Pengangkutan Rp.750.000/hari - Pada UD. Jatinom Indah, saluran pemasarannya adalah telur yang sudah disortir, yaitu telur yang tidak pecah, bagus, bersih, berwarna coklat, berat diatas 58 gram dan dibawah 70 gram yang masuk kriteria penjualan sebagai standarisasi yang telah ditetapkan dari seluruh peternakan plasma dan peternakan milik inti dikumpulkan untuk dikirim ke pembeli. Margin pemasaran merupakan perbedaan harga atau selisih harga yang dibayarkan konsumen akhir dengan harga yang di terima produsen (Kohls and Uhls, 2002). Total margin pemasaran merupakan penjumlahan seluruh biaya pemasaran dengan keuntungan yang diambil oleh lembaga pemasaran. Tabel 2. Margin Pemasaran Antara Plasma dengan Inti Januari 2014 Harga jual oleh peternak plasma Harga jual oleh UD. Jatinom Indah Margin Rp. 16.000/kg Rp. 16.100/kg Rp. 100/kg
89 Tabel 3. Margin Pemasaran Telur Ayam Ras di UD. Jatinom Indah dengan Harga Beli Masyarakat Umum Januari 2014 Harga jual UD. Jatinom Indah Harga beli telur masyarakat umum sebagai konsumen akhir Margin Rp. 16.100/kg Rp. 18.000/Kg Rp. 1.900/kg Farmer s share merupakan perbandingan antara harga yang diterima oleh peternak dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen, dan pada umumnya dinyatakan dalam persentase. Besarnya bagian yang diterima peternak telur ayam ras dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Analisis Farmer s Share Telur Ayam Ras (Layer) di UD. Jatianom Indah Januari 2014 Saluran pemasaran Harga pada tingkat produsen (Rp/Kg) Harga pada tingkat masyarakat umum sebagai konsumen akhir (Rp/Kg) Farmer s share (%) UD. Jatinom Indah 16.100 18.000 89,4 % Peternak Plasma 16.000 18.000 88.9 % Harga telur yang setiap harinya berubah menjadikan margin dan farmer s share yang terjadi juga berubah-ubah. Menurut peternak, harga telur biasanya naik pada hari raya Idul Fitri dan lebaran haji. Harga telur memang sudah dapat diprediksikan, seperti pada prediksi harga telur oleh Kementrian Pertanian yang ada dalam buletin Analisis Perkembangan Harga Komoditas Pertanian yang terbit setiap bulan yang tentunya tidaklah selalu tepat. Berdasarkan data dari Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Kementan, Desember 2013) perkembangan harga rata-rata telur ayam ras di tingkat nasional selama tahun 2010 November 2013 berfluktuasi namun cenderung meningkat setiap tahunnya. Ciri pasar pada produk pertanian yang biasanya peternak hanya sebagai price taker bukan price maker menjadikan rendahnya harga yang diterima oleh petani dan pada saat yang bersamaan meningkatkan bagian yang diterima lembaga pemasaran sementara
90 konsumen harus membayar harga yang lebih tinggi (Elieser, 2005). Tabel 5. Biaya Pemasaran yang Harus Ditanggung Peternak Tanggungan Biaya pemasaran Biaya Pemasaran UD. Jatinom Indah peternakan plasma Tenaga kerja Rp. 70.000 /hari - Pengangkutan Rp. 750.000/hari - Total Rp. 820.000/hari - Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran dalam menyalurkan telur ayam ras dari peternak ke pembeli dalam rupiah per kilogram. Keuntungan lembaga pemasaran merupakan selisih antara BEP dengan harga penjualan. Dalam pemasaran hasil produksi, peternakan inti mengeluarkan biaya yang besar untuk memasarkan produknya, sedangkan peternakan plasma tidak mengeluarkan biaya sama sekali untuk pemasaran karena telur dari plasma diambil oleh inti yaitu UD. Jatinom Indah. Tabel 6. Keuntungan Peternak Januari 2014 Lembaga pemasaran BEP per kilogram Harga jual per kilogram Jumlah penjualan Keuntungan per hari Peternakan milik Rp. 12.000 Rp. 16.100 3.500 Kg Rp. 14.350.000 inti Peternakan plasma Rp. 12.000 Rp. 16.000 75 Kg Rp. 300.000 Menurut Syahyuti (1999) perdagangan ternak di Indonesia berjalan dengan menerapkan nilainilai yang eksklusif dengan sifat-sifat tradisional dan informal. Pemilihan strategi yang lebih baik adalah melalui pengembangan mekanisme pasar yang efisien. Pemasaran yang efisien merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai dalam suatu sistem pemasaran. Para pelaku pemasaran suatu komoditi harus mengetahui keragaan pasar yang akan dihadapinya sehingga dapat diketahui apakah sistem pemasaran yang dilakukan sudah efisien atau tidak. Dilihat dari efisiensi operasional pemasaran telur dari peternak UD. Jatinom Indah sangat singkat jika sampai ke pembeli tetap
91 yang berada di Surabaya. Efisiensi harga telur dari UD. Jatinom Indah cukup baik margin pemasaran menunjukkan bahwa telur produksi dari peternakan plasma dihargai cukup baik oleh inti, farmer s share yang diterima peternak juga persentasenya tinggi. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa struktur dan saluran pemasaran telur ayam ras (layer) di UD. Jatinom Indah dengan sistem kemitraan terdiri dari peternak plasma, UD. Jatinom Indah, dan pembeli sehingga membentuk saluran pemasaran dari ketiga lembaga tersebut. Harga telur mengalami kenaikan setiap tahunnya dan menunjukkan grafik yang fluktuatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemasaran di UD. Jatianom Indah mulai dari peternak plasma ke UD. Jatinom Indah yang kemudian telurnya dijual ke pembeli sudah efisien. Efisiensi dapat dilihat dari margin pemasaran rendah, persentase farmer s share yang tinggi, dan adanya keuntungan bagi lembaga yang terlibat yaitu peternak inti maupun plasma, bahkan peternak plasma tidak mengeluarkan biaya pemasaran Daftar Pustaka Dinas Peternakan. 2010. Statistik Produksi Hasil Peternakan. Dinas Peternakan Jawa Timur. Surabaya. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2013. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2013. Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI. Jakarta. Elieser, S. 2005. Analisis Kelembagaan Pemasaran dan Margin Tata Niaga Ternak Domba : Study Kasus Pada Pengembangan Ternak Domba Model Sutpa di Kabupaten Langkat dan Pir-nak Domba Transmigrasi di Kabupaten Tapanuli Selatan Propinsi Sumatera Utara. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Kohls, R.L and J.N. Uhl. 2002. Marketing og Africultural Products. MacMillian Publishing Company. New York. Muyantini, N.G.A. 2010. Ilmu Manajemen Ternak Unggas. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
92 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2013. Buletin Analisis Perkembangan Harga Komoditas Pertanian Desember 2013. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian. Jakarta. Rasuli, N., M.A. Saade dan K. Ekasari. 2007. Analisis Margin Pemasaran Telur Itik di Kelurahan Borongloe, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa. Agrisistem, Vol. 3 No. 1. Safitri, B. 2009. Analisis Tataniaga Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) [Skripsi]. Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Bogor. Singarimbun, M. dan S. Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta. Soepranianondo, K., R. Sidik, D.S. Nazar, S. Hidanah, Pratisto dan S.H. Warsito. 2013. Buku Ajar Kewirausahaan. Pusat Penerbitan dan Percetakan Uneversitas Airlangga. Surabaya Sumardjono, M. 1996. Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Syahyuti. 1999. Keragaan Subsistem Tata Niaga Peternakan di Indonesia: Suatu Analisis Sosiologis Pelaku Pemasaran Komoditas Peternakan. Wartazoa Vol. 8 No. 1. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor. Syukur, S.H. 2008. Analisis Break Event Point Usaha Peternakan Rakyat Ayam Petelur di Kecamatan Palu Selatan. Jurnal Aribis.