BAB I PENDAHULUAN. akhirnya diserap oleh sel dan dioksidasi untuk menghasilkan energi. Bahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan waktu yang tepat untuk diletakkannya landasan yang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sarapan Pagi

BAB I PENDAHULUAN. lemak, karena itu agar energi tercukupi perlu pemasukan makanan. serta tumbuh kembang anak (Anggaraini, 2003:11).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Anak sekolah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan zat gizi untuk hidup, tumbuh, berkembang, Energi dibutuhkan oleh setiap orang untuk mempertahankan hidup,

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN. zat-zat gizi. Oleh karena itu, manusia dalam kesehariannya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. makan. Selain itu anak sekolah umumnya tidak pernah lepas dari makanan jajanan, karena anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi lemah dan cepat lelah serta berakibat meningkatnya angka absensi serta

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi olahraga yang benar dan professional (Depkes RI, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan kondisi kesegaran jasmani yang baik dan prima. Tingkat kesegaran

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. (Mahardikawati & Roosita 2008). Menurut Kartasapoetra 2002 (dalam. Riwu 2011), aktifitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

BAB I PENDAHULUAN. Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan fisik erat hubungannya dengan status

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan investasi bangsa yang sangat penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).


BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini tengah menghadapi beban ganda masalah gizi. Di

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya asupan zat gizi yang akan menyebabkan gizi buruk, kurang energi

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi maka selera terhadap produk teknologi pangan

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

TINJAUAN PUSTAKA Beastudi Etos Karakteristik Individu Umur dan Jenis Kelamin

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

B A B II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sel-sel termasuk sel otak, mengatur proses kerja fisiologi tubuh dan

BAB I PENDAHULUAN. berakhir pada usia 19 tahun (Proverawati, 2010) Remaja adalah kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. masa atau usia antara anak-anak dan dewasa. Perubahan fisik pada masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. sengaja dan sistematis untuk mendorong, membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan antara bangun pagi sampai jam 9 (Hardinsyah, 2012). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa, yang berawal dari usia 9 tahun dan berakhir di usia 18

HUBUNGAN KECUKUPAN GIZI MAKAN PAGI DENGAN INDEKS KEBUGARAN ANAK SD

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup dan kebiasan makan remaja mempengaruhui baik asupan

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Manusia melakukan gerak sejak manusia itu ada dan hingga akhir

BAB I PENDAHULUAN. gemuk adalah anak yang sehat merupakan cara pandang yang telah dibangun sejak lama oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan bagi anak-anak, remaja,

BAB I PENDAHULUAN. Afrian Dhea Fahmi, 2015 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI ATLET SQUASH DENGAN POLA MAKAN PASCA KOMPETISI

LEMBAR PERSETUJUAN...

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah. remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan perkembangannya.

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

Specific Dynamic Action

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB 1 : PENDAHULUAN. pada anak-anak hingga usia dewasa. Gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

PEMBUDAYAAN HIDUP SEHAT MELALUI GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) Penyakit tidak menular (PTM) masih menjadi masalah di Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah Negara beriklim tropis dengan sumber daya alam yang

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB I PENDAHULUAN. Gizi berasal dari bahasa Arab "ghidzdzi" dan sekarang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Program Studi : Ilmu Gizi / Ilmu Kesehatan Masyarakat (Lingkari salah satu) Umur Sampel : tahun

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: REISYA NURAINI J

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia membutuhkan bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh supaya memudahkan dalam beraktivitas. Menurut Dawn (2000: 2), manusia memperoleh bahan bakar terutama dari karbohidrat, lemak, dan protein yang terdapat dalam makanan. Makanan akan dicerna dan diserap, hasilnya akan beredar dalam darah, masuk kedalam berbagai jaringan dan akhirnya diserap oleh sel dan dioksidasi untuk menghasilkan energi. Bahan bakar tersebut kita dapatkan dari makanan yang kita konsumsi setiap hari, terlebih untuk memulai aktivitas di pagi hari, kita perlu melakukan makan pagi untuk memperoleh energi. Menurut Martianto (2006: th), makan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Makan pagi dibutuhkan untuk mengisi lambung yang telah kosong selama 8-10 jam dan bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan fisik. Beberapa fakta justru menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih banyak yang belum membiasakan makan pagi, hal ini sesuai dengan pendapat Kartasapoetra (2008: 16), bahwa masyarakat Indonesia masih banyak yang belum membiasakan makan pagi, dengan tidak membiasakan makan pagi akan berdampak buruk terhadap proses belajar di sekolah bagi anak sekolah, menurunkan aktifitas fisik, menyebabkan 1

kegemukan pada remaja, orang dewasa, dan meningkatkan risiko jajan yang tidak sehat. Manusia yang kurang makan akan menyebabkan lemah dalam kegiatan, pekerjaan fisik, dan daya pemikirannya karena kurangnya zat-zat makanan yang masuk ke dalam tubuh. Pada artikel Sarapan Lontong Sayur Jadi Ritual Siswa SD di Yogya agar Bisa Fokus Hadapai UN yang dikutip dari (news.detik.com) disebutkan bahwa makan pagi bagi pelajar adalah hal wajib yang harus dilakukan di pagi hari. Banyak anak yang melewatkan makan paginya hanya karena jam masuk sekolah mereka yang terlalu pagi dan pelajar tersebut akan terlihat lemas saat menerima pelajaran yang ada. Hal yang serupa juga disampaikan oleh Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (Pergizi Pangan) Prof.Hardinsyah MS, beliau menyebutkan, bahwa anak usia Sekolah Dasar (SD) yang mendapatkan sarapan sehat sebelum jam 09.00 WIB baru sekitar 40%. Makan pagi memberikan banyak manfaat untuk memenuhi 15-30 persen kebutuhan gizi anak, dari 10 anak usia SD, masih ada tujuh yang kekurangan gizi makan pagi, dan selain 40% anak yang tidak sarapan, sepertiga makan pagi yang dikonsumsi anak belum memenuhi syarat (harianjogja.com) Hasil penelitian Faizah (2012: 5-6) menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian yaitu anak-anak SD, tidak melakukan makan pagi (67 %). Makan pagi sering ditinggalkan anak-anak karena waktu yang tersedia untuk mempersiapkannya terlalu pendek terlebih bagi ibu yang bekerja, yang sering tidak sempat membuatkan makan pagi untuk anaknya. Menurut Yuliati 2

(1999: th) kebiasaan makan pagi anak-anak siswa SD usia 7-9 tahun yang sesuai kecukupan gizinya hanya 37,14 %. Makan pagi memiliki peran yang besar untuk aktivitas harian kita. Seperti yang disampaikan oleh (Faizah, 2012: 1), bahwa makan pagi membekali tubuh dengan zat gizi yang diperlukan untuk berpikir, bekerja, dan melakukan aktivitas fisik secara optimal setelah bangun pagi. Makan pagi terbukti dapat meningkatkan stamina bagi anak sekolah. Makan pagi mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan energi anak sekolah, Makan pagi menyumbangkan energi sebesar 25 % dari kebutuhan gizi sehari. Menurut Sulistyoningsih (2011: th), membiasakan makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan tubuh, meningkatkan kondisi fisik agar tetap prima, dan meningkatkan kebugaran jasmani. Kebiasaan makan pagi juga dapat membantu seseorang untuk memenuhi kecukupan gizinya sehari-hari. Jenis hidangan untuk makan pagi dapat dipilih dan disusun sesuai dengan keadaan. Membiasakan makan pagi bukan hanya sekedar mengonsumsi makanan seadanya, namun makan pagi akan lebih baik terdiri dari makanan sumber zat tenaga, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur. Makan pagi dengan komposisi yang baik maka dapat memenuhi kebutuhan energi bagi tubuh. Menurut Sediaoetama AD (2002: 209), asupan energi berasal dari zat gizi makro yang terdapat dalam makanan berupa karbohidrat, lemak, protein. Karbohidrat, 3

lemak dan protein tersebut kemudian dicerna oleh tubuh, proses pengaturan tersebut disebut metabolisme integrasi. Metabolisme integrasi adalah mekanisme pengaturan metabolisme karbohidrat, lemak, protein sebagai penyimpanan dan pemanfaatan bahan bakar dalam tubuh. Mekanisme tersebut dikontrol oleh hormon, konsentrasi bahan bakar yang ada dan kebutuhan energi tubuh (Dawn, 2000: 2) Menurut Mikdar (2006: 45) kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari- hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh masih memiliki simpanan tenaga untuk mengatasi beban kerja tambahan. Kesegaran jasmani pelajar kelompok usia 6 19 tahun (SD-SMA) yang memiliki kualifikasi baik hanya 6,90%, dan selebihnya memiliki tingkat kesegaran jasmani rendah (http://eprints.uny.ac.id). Hasil penelitian mengenai kesegaran jasmani di Jawa Tengah khususnya di daerah Karanganyar pada anak SD tahun 2002 didapatkan hasil tingkat kesegaran jasmaninya rendah (http://repository.usu.ac.id). Hasil tes kesegaran jasmani Indonesia pada anak usia 6-9 tahun di SD Ngipik Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung adalah sedang (Sani, 2013: 45). Hasil penelitian sebuah program pengukuran indeks keberhasilan olahragan nasional, didapatkan hasil tingkat kebugaran jasmani Indonesia adalah 4,07 % untuk kategori baik, lebih dari 95 % kondisi kebugaran masyarakat Indonesia kurang baik. Kondisi kebugaran jasmani pelajar sesuai dengan survey yang dilakukan oleh pusat kebugaran jasmani 4

nasional menunjukkan bahwa tingkat kebugaran jasmani tingkat SD,SMP,SMA atau sederajat yang memiliki kategori sangat baik adalah 0 %, kategori baik 7 %, sisanya adalah kategori sedang (http://repository.upi.edu) Kondisi fisik bugar bagi anak SD sangat penting karena merupakan kelompok usia anak yang berada pada masa pertumbuhan, selain juga memerlukan tenaga ekstra untuk belajar dan aktivitas bermain yang sangat tinggi. Indikator kondisi fisik bugar didapatkan dari pengukuran indeks kebugaran. Pemasukan zat-zat gizi yang tidak optimal akan menyebabkan pengambilan sumber energi di otot untuk aktivitas siang sehingga bisa menimbulkan penuruanan kebugaran. Keadaan tersebut yang berlangsung berkepanjangan akan mengakibatkan gejala mudah lelah dan kurang bergairah. Bertitik tolak dari kesenjangan beberapa fakta yang ada, dengan harapan dalam rangka mendukung kelancaran proses belajar anak khususnya anak SD umur 7-9 tahun maka dilakukan penelitian tentang hubungan kecukupan gizi makan pagi dengan indeks kebugaran anak SD. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka identifikasi masalahnya sebagai berikut: 1. Banyak anak usia SD tidak melakukan makan pagi. 2. Kualitas gizi makan pagi anak usia SD belum memenuhi syarat. 5

3. Kurangnya kebiasaaan makan pagi anak yang sesuai dengan kecukupan gizi. 4. Kurang efisiennya waktu untuk mempersiapkan makan pagi bagi ibu yang bekerja. 5. Banyak anak usia SD yang kondisi kebugarannya rendah. 6. Belum diketahui kecukupan gizi makan pagi anak SD IT Luqman Al Hakim Yogyakarta. 7. Belum dketahui indeks kebugaran anak SD IT Luqman Al Hakim Yogyakarta. C. Pembatasan Masalah Penulis hanya membatasi pada hubungan kecukupan gizi makan pagi dengan indeks kebugaran anak kelas 3 SD yang berusia 7-9 tahun di SD IT Luqman Al Hakim. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah kualitas gizi makan pagi anak SD usia 7-9 tahun? 2. Bagaimanakah indeks kebugaran untuk anak SD usia 7-9 tahun? 3. Bagaimanakah hubungan antara kecukupan gizi makan pagi dengan indeks kebugaran anak SD usia 7-9 tahun? 6

E. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui kualitas gizi makan pagi anak SD usia 7-9 tahun. 2. Mengetahui nilai indeks kebugaran anak SD usia 7-9 tahun. 3. Mengetahui pola hubungan antara kecukupan gizi makan pagi dengan indeks kebugaran anak SD usia 7-9 tahun. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi para guru SD, dapat memberi rekomendasi mengenai informasi kecukupan gizi yang sesuai untuk anak SD. 2. Bagi orang tua, diharapkan mendapatkan informasi tentang makan pagi yang sesuai konsep menu gizi seimbang serta pengaruh kondisi fisik yang bugar dalam rangka melancarkan proses belajar 3. Untuk para peneliti, diharapkan dapat sebagai bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut berkaitan gizi anak dan hubungannya dengan indeks kebugaran. G. Definisi Operasional 1. Makan pagi, merupakan suatu perbuatan yang dilakukan untuk memenuhi konsumsi makanan dengan jumlah kalori 20-30 % dari kebutuhan total kalori per hari dengan zat gizi lengkap, dikonsumsi antara jam 06.00-09.00 dan dilakukan secara teratur setiap hari selama 7 hari berturut-turut (Istianah, 2008: 14). 7

2. Kecukupan gizi makan pagi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah kalori makan pagi. 3. Indeks kebugaran adalah total perolehan nilai dari kegiatan lari 30 meter, jantung siku tekuk, baring-duduk 30 detik, loncat tegak dan lari 600 meter yang diukur serentak dalam waktu 1 hari (Depkes RI, 1994: 23-26). 4. Anak-anak SD yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak kelompok umur 7-9 tahun yang pada waktu penelitian ini berlangsung terdaftar sebagai anak SD IT Luqman Al Hakim dengan kondisi tubuh sehat dan tidak sedang melakukan diet makanan. 8