Pemanfaatan Data PSP untuk Penetapan REL REDD+ Nasional Teddy Rusolono Fakultas Kehutanan IPB/ WorkingGroup MRV BPREDD+ Disampaikan pada Pelatihan Verifikasi dan Updating data PSP untuk mendukung Sistem Pemantauan Karbon Hutan. Hotel Aston Bogor, 23-24 Juni 2014 Proses Penyusunan RL/REL Source: Winrock 2013. Technical Guidance on Development of a REDD+ Reference level 1
Penetapan Emisi Historis Diperoleh melalui pengukuran PSP Source: Winrock 2013. Technical Guidance on Development of a REDD+ Reference level Perhitungan Emisi Karbon - IPCC Data Aktivitas: Deforestasi Degradasi Hutan Perubahan tutupan lahan Kebakaran gambut Degradasi gambut Faktor emisi : FE deforestasi FE degradasi hutan FE peningkatan karbon hutan FE perubahan tutupan lahan FE Kebakaran gambut FE dekomposisi gambut 2
Permasalahan Penetapan REL REDD+ Indonesia (Nasional/Sub Nasional) Data Aktivitas Kualitas data tutupan hutan/lahan (belum standar, belum annual base, informasi tingkat akurasi peta). Akurasi spasial data lahan gambut (terutama jenis & kedalaman gambut) Data tingkat degradasi lahan gambut (tinggi muka air, penggenangan dll) Data luas kebakaran lahan gambut. Terbatasnya infomasi spasial kegiatan peningkatan karbon hutan (A/R). Faktor Emisi Terbatasnya data cadangan karbon pada berbagai kondisi hutan dan penutup lahan yang terpublikasi dan diakui. Data cadangan karbon hanya pada pool karbon yang terbatas, dari data inventarisasi kayu yang pernah ada. Terbatasnya informasi tingkat ketelitian (uncertainty) data cadangan karbon yang terpublikasi. Terbatasnya data faktor emisi dekomposisi gambut dan kebakaran gambut. Permasalahan Teknis RL/REL Emisi Historis Definisi hutan Cakupan kegiatan (D, DD, REDD++) Periode waktu Skala Nasional/Sub Nasional Proyeksi Emisi (RL/BAU) Memproyeksikan Emisi (rataan, trend, historisadjusted, forward looking) Bagaimana mempertimbangkan situasi nasional? 3
Apa peran PSP untuk perhitungan emisi? Sebagai plot pengukuran untuk memperoleh nilai faktor emisi yang spesifik untuk berbagai key category (deforestasi, degradasi hutan, enhancement). Bagian dari inventarisasi hutan nasional/sub nasional (termasuk invent stok karbon) yang dapat diukur secara berulang. Menyediakan informasi riap pertumbuhan dan dinamikanya (gainloss). Memungkinkan dilakukannya verifikasi karena posisinya permanen. Pemenuhan Tier 2 dan 3 IPCC memungkinkan dimilikinya faktor emisi nasional dan sub nasional. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan PSP : Mencakup tipe hutan pada skala nasional/sub nasional pentingnya stratifikasi Ketersediaan data inventarisasi hutan terkait karbon Driver deforestasi : historis dan mendatang Keterbatasan sumberdaya (biaya, waktu dan sdm) Target ketelitian untuk stok karbon (rse =10-15% ). Perhitungan Ketidakpastian (uncertainty) untuk setiap Pool Karbon Standar deviasi = mengukur variasi dari nilai rata-rata Menghitung rata-rata (mean) dan simpangan baku seluruh plot di dalam suatu stratum mean = n Standar deviasi = s x 4
Selang Kepercayaan 95% Untuk data yang terdistribusi normal, diharapkan 95% dari titik data akan berada dalam selang 1,96*standard error of the mean Perhitungan SK 95% atas dasar nilai : - standar deviasi (σ) - ukuran contoh (n) Laporkan stok C dalam nilai : rata-rata ± SK95% Ketidakpastian dapat juga dinyatakan sbg persentase dari nilai rata-rata (SK95% / mean) x 100% Estimasi total ketidakpastian Hitung % ketidakpastian untuk setiap pool karbon Tentukan total ketidakpastian untuk seluruh pool karbon dengan metode IPCC Tier 1 Simple Propagation Error : U i = %ketidakpastian pool karbon ke-i x i = nilai rata-rata pool ke i 5
Perhitungan Emisi Nasional Perhitungan Emisi Nasional. 6
Perhitungan Emisi Nasional Contoh : REL hasil perhitungan emisi historis Indonesia: Emisi historis deforestasi, dekomposisi dan kebakaran gambut 7
Contoh : REL hasil perhitungan emisi historis Brazil: Emisi historis dari deforestasi Terima kasih 8