BAB V HASIL DAN ANALISA PERUBAHAN. A. Munculnya Usaha Baru Bagi Perempuan Buruh Konveksi Desa Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PROSES PENDAMPINGAN KOMUNITAS PEREMPUAN BURUH KONVEKSI DESA. rancang bangun dengan mengedepankan latar belakang memilih Desa Bandung

BAB V HASIL PENDAMPINGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya industri-industri kecil dan

BAB III METODE PENDAMPINGAN. A. Pendekatan yang Dilakukan Terhadap Masyarakat

BAB VI MENGEMBANGKAN ASET MENUMBUHKAN PERUBAHAN. A. Aksi Pendampingan Masyarakat Petani Tambak

BAB V AKSI BERSAMA MASYARAKAT. kampung demak Jaya dan diikuti oleh ketua RT yakni Erik Setiawan (45 tahun) berkumpul di

BAB II METODE PENDAMPINGAN

BAB V PENGENALAN ASET DAN POTENSI PENDAMPINGAN. A. Pemetaan Aset Komunitas ( Community mapping )

BAB V MEMBONGKAR YANG MEMBELENGGU. A. Pembentukan Kelembagaan Perempuan Buruh Tani

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, tetapi kenyataannya peran serta angkatan kerja tersebut lebih banyak

I. PENDAHULUAN. mata pencaharian dari masyarakat. Menurut konsep dasar geografi yakni, konsep

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI PERUBAHAN YANG TERJADI PASCA PENDAMPINGAN. A. Kondisi Kemandirian Masyarakat Karang Rejo Gang 6

BAB III METODELOGI RISET PENDAMPINGAN. Dalam tahap pendekatan, pendamping menggunakan metode wawancara dengan

BAB VI PENUTUP KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi jika di manfaatkan dengan baik,

BAB VII REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET TENTANG PEDULI DARI POLUSI PENCEMARAN LINGKUNGAN

BAB III METODE PENELITIAN. serta sumber daya lainnya yang kadang-kadang dapat disembunyikan, namun

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan selama ini menjadikan masyarakat desa sebagai objek. kehidupan manusia yang sejahtera dan tentram.

BAB VI REFLEKSI HASIL PENDAMPINGAN BERSAMA KELOMPOK TANI

EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN KOMUNITAS

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET KAMPUNG PENELEH. Pendampingan masyarakat Peneleh dalam memanfaatkan aset yang

BAB III METODE PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN. PAR ini adalah kepanjangan dari Participatory Action Research. Pendekatan PAR

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

BAB I PENDAHULUAN. perluasan kesempatan kerja di wilayah perdesaan. PNPM Mandiri perdesaan sendiri merupakan program nasional

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan

LAMPIRAN G. Indikator Strategi Pelaksanaan

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS KERAJINAN KAIN PERCA

BAB V POTRET BURAM PEREMPUAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT WONOREJO. A. Profil Gerakan Perempuan dan Lingkungan Hidup di Wonorejo

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN A. PENGERTIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH. Participatory Action Research (PAR). Dalam buku Jalan Lain, Dr.

PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan data penelitian yang telah diuraikan, serta didasarkan

Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN: Volume 1 Nomor 6 Desember 2016

BAB III METODELOGI RISET PENDAMPINGAN

BAB V PENUTUP. Sinorang tidak bisa diseragamkan dengan pola pendampingan yang dipahami. CSR di Desa Sinorang dapat terpetakan sebagai berikut:

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI

BAB IV PENGARUH PEMBENTUKAN ORGANISASI DHARMA WANITA DI KOTA BANJAR PATROMAN. A. Pengaruh organisasi Dharma Wanita dalam Bidang Pendidikan

Bisnis Modal Kecil Kreasi Kain Perca

newsletter Terbitan No. 1, Mei 2009

BAB VII REFLEKSI TEORITIS A. ANALISIS TEORI PRESPEKTIF TEORI PEMBERDAYAAN. menggunakan teori pemberdayaan. Dalam konsep pemberdayaan, manusia adalah

Agus Nugroho Setiawan Septi Nur Wijayanti

BAB III METODOLOGI PENDAMPINGAN

54 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM MANDIRI

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

BAB III METODELOGI RISET PENDAMPINGAN. A. Asset Bassed Community Development (ABCD) mengupayakan pengembangan masyarakat harus dilaksanakan dengan

Pengertian Pemberdayaan PEMBERDAYAAN. Makna Pemberdayaan 5/24/2017. Penyebab Ketidakberdayaan. Pemberdayaan (empowerment) Power/daya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya. pemberdayaan dan modal sosial, namun bagaimanapun unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6

MENGEMBANGKAN USAHA?

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

BAB III PERUBAHAN SOSIAL MELALUI KEBERDAYAAN ASET (KAJIAN TEORITIS) penting sekaligus radikal dari pandangan yang berlaku saat ini tentang

SOSIALISASI DAN APLIKASI PENAMBAHAN NILAI KAIN PERCA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUILTING DI GAMPONG TEUNGOH, KECAMATAN LANGSA KOTA, KOTA LANGSA

BAB III METODOLOGI RISET PENDAMPINGAN. A. Asset Bassed Community Development ( ABCD )

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dari perekonomian nasional mempunyai andil yang besar dalam

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Pemerintahan Desa dan Kelurahan

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BAB IV PROSES MEWUJUDKAN EFEKTIFITAS POKMAS. untuk mengenali keadaan fisik maupun non fisik di sekitar masyarakat

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian sebagaimana disampaikan dalam bab-bab sebelumnya, terdapat beberapa kesimpulan yang dirumuskan sebagai berikut.

STRATEGI PEMBERDAYAAN USAHA RUMAHAN BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KELUARGA

U. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KAPASITAS KEGIATAN SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN (BUKU I)

BAB V REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET KELOMPOK PEDAGANG KLONTONG

3. Pembinaan, pengawasan dan supervisi penyelenggaraan pembentukan, pemekaran, penggabungan, dan penghapusan desa skala daerah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. 2 menurut kecamatan menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMANFAATAN LIMBAH KULIT JAGUNG MENJADI HIASAN LAMPU PKM KEWIRAUSAHAAN. Disusun Oleh. Nadia Venturini F /2015

PENDAHULUAN Latar Belakang

USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF

VIII. PENYUSUNAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB TIRTA KENCANA

BAB II KAJIAN TEORI. mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA PENGRAJIN SULAM DI KEC. TANGGULANGIN KAB. SIDOARJO

BAB VI DINAMIKA PROSES MERENCANAKAN TINDAKAN DAN AKSI PERUBAHAN

BAB V PEMBAHASAN. mengkaji hakikat dan makna dari temuan penelitian, masing-masing temuan

Titin Eka Ardiana1), Nanang Cendriono2) Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2

1. Kebijakan 1. Penetapan kebijakan daerah. 2. Penyelenggaraan pemerintahan desa.

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

OPTIMASI PENYANDANG CACAT MENUJU KEMANDIRIAN FINANSIAL

I. PENDAHULUAN. lapangan kerja, pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Dalam upaya

Deskripsi Project` Indikator Verifikasi Asumsi. Green Economy keuntungan bagi masyarakat itu sendiri. +Masyarakat fasilitas

Penetapan pedoman, norma, standar, prosedur dan kriteria penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan skala nasional.

Penetapan pedoman, norma, standar, prosedur dan kriteria penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan skala nasional.

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN PEMUDA

1. Pendahuluan. Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. hidup, serta baiknya pengelolaan sumber daya alam yang ada. diri menjadi penting agar masyarakat dapat berperan dalam model

BANK SAMPAH ELEKTRONIK (BASE)

BAB IV MENCARI JALAN KELUAR PENDAMPINGAN PEREMPUAN BURUH TANI. A. Mengorganisir Perempuan Buruh Tani Yang Menjadi Kepala Keluarga

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, ketangguhan, dan keuletan untuk menjamin kelangsungan

PRESS RELEASE DISERTASI. KEARIFAN LOKAL DAN PENINGKATAN KUALITAS PENGASUHAN ANAK BERBASIS KOMUNITAS (Sebuah penelitian tindakan partisipatoris)

BAB V PENUTUP. dengan metode ceramah dan metode tanya jawab. 2. Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar K3 siswa. Hasil

BAB IV PENUTUP. Akan tetapi pada implementasi PLIK di Indonesia, pemerintah (Kominfo)

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ketertinggalan akademik, tetapi lengah dalam membangun karakter. Pembentukan

Transkripsi:

BAB V HASIL DAN ANALISA PERUBAHAN A. Munculnya Usaha Baru Bagi Perempuan Buruh Konveksi Desa Bandung Kehidupan perempuan buruh konveksi Desa Bandung memang sangat memprihatinkan. Penghasilan yang rendah dengan ketergantungan terhadap penyedia modal di desa setempat membuat pendapatan keluarga buruh konveksi ini semakin terpuruk. Garapan yang tidak menentu juga mempengaruhi pendapatan yang dihasilkan sehingga kemiskinan menjadi hantu bagi kehidupan buruh konveksi di Desa Bandung. Sikap apatis terkadang ditunjukkan oleh masyarakat Desa Bandung terutama dalam memaknai potensi lokal yang ada. Masyarakat cenderung pasif dalam merespon peluang usaha. Hal ini tentu beralasan karena faktor pendidikan dan pengetahuan masyarakat yang masih cenderung rendah. Sehingga banyak diantara masyarakat yang lebih menggeluti pekerjaan yang monoton. Adanya pendampingan terhadap perempuan buruh konveksi di Desa Bandung yang dilakukan oleh fasilitator dan masyarakat membawa satu arus perubahan terpenting bahwa setiap orang memiliki potensi yang dapat dikembangkan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Sebenarnya perempuan Desa Bandung sebagai alat vital dalam perekonomian keluarga mampu mencapai keberdikarian, hanya saja belum adanya pasrtisipasi dan kemauan untuk merubah dirinya menjadi lebih baik-lah yang menyebabkan semua itu hanya ada di dalam angan-angan. 56

Gambar 5.1. Hasil Kerajina Kain Perca Upaya demi upaya yang dilakukan fasilitator bersama masyarakat sedikitnya telah membangkitkan gairah mereka dalam mengembangkan potensi yang ada sebagai peluang bisnis. Selain itu berkembangnya usaha kecil masyarakat melalui pembentukan tim pengolahan limbah kain telah membangkitkan munculnya kelembagaan baru dalam masyarakat sebagai cita-cita dari pemberdayaan. Yang dilakukan ibu ibu pada tanggal 27 Desember 2014 yang diikuti oleh 8 orang yang terdiri dari 3 anggota PKK dan 5 perempuan buruh konveksi. NO NAMA USIA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Maryati Rina Satukah Mega Mulyadi Sulis Setyowati Indri Tina 46 35 48 38 55 25 28 56 57

merupakan proses pembelajaran untuk menuju perubahan yang positif. Dengan adanya itu semua perempuan buruh konveksi mempunyai kesadaran akan menyikapi hal yang positif seperti kemanfaatan asset yang ada dan menengok hal yang terbuang. Karena bisa jadi hal yang terbuang adalah hal yang sangat dibutuhkan. Dari belajar membuat kerajinan kain perca, perempuan buruh konveksi menambah wawasan mereka tentang pengolahan sampah, tidak hanya terpaku dengan penghasilan pokok sebagai buruh. Gambar 5.3. Ibu Maryati dan Salah Satu Produk Aseli Dalam analisa ekonomi, kain perca yang terbuang setiap harinya yakni hingga 2 kwintal setidaknya menghasilkan pendapatan kasar sekitar Rp. 20.000,-. Sedangkan jika dimanfaatkan menjadi hasil kerajinan, untuk tas per pcsnya adalah Rp.20.000,- dengan memanfaatkan tidak sampai 3 kg saja. Sedangkan untuk sarung bantal per pcsnya menghasilkan Rp.25.000,-. 58

B. Pola Pemasaran Produk Aseli Bandung Pola pemasaran menjadi tahapan kedua setelah melakukan pendampingan berbasis aset pada perempuan buruh konveksi Desa Bandung. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan nilai jual hasil produksi masyarakat. Perempuan buruh konveksi Desa Bandung memang tidak banyak memiliki relasi dalam penjualan, namun bekerjasama dengan ibu-ibu PKK terutama Ibu Tina sebagai Ibu Kepala Desa dapat membantu mempromosikan hasil produk dalam momen tertentu. Hal yang sudah dilakukan adalah melakukan pemasaran melalui sentra oleh-oleh Kota Mojokerto yang bertempat di Trowulan. Lokasi ini dinilai strategis karena berdekatan dengan pusat rekreasi budaya masyarakat. Gambar 5.2. Sentra oleh-oleh kota mojokerto Di sentra oleh-oleh itu lah semua hasil kerajinan masyarakat di pasarkan. Selain itu, fasilitator membantu memasarkan atau membantu menjualkan hasil produk ibu ibu Desa Bandung tersebut. Pola pikir perempuan pun menjadi lebih positif setelah mendengarkan cerita dari ibu Maryati. 59

Adapun cara fasilitator membantu memasarkan dan memonitoring komunitas, supaya apa yang sudah dipelajari akan terus berjalan dan tidak berhenti disitu saja, adalah melalui pemasaran secara online. Fasilitator bekerjasama dengan salah satu pasar online di jejaring sosial yakni Gerai FK. Gerai FK sendiri kini membantu memasarkan produk Aseli Bandung sehingga banyak masyarakat yang tertarik untuk membeli hasil produk tersebut. Gambar. 5.4. Pemasaran Online Pada tahap monitoring ada yang namanya evaluasi apresiatif mengajukan pertanyaan: Seberapa jauh jalan menuju perubahan yang telah ditempuh program ini?, dan bukannya mengapa kemajuannya demikian terbatas? atau apa yang menjadi penghambat perkembangan program sejauh ini? Karenanya, evaluasi apresiatif fokus pada mendukung dan mendorong organisasi atau komunitas untuk semakin kuat dan lebih fokus pada apa yang memungkinkan mereka lebih sukses mencapai hasil (outcomes). ABCD (Asset Based Community Development) mengevaluasi bagaimana sumber daya dalam komunitas digunakan dan sumber daya atau aset tambahan apa yang masih bisa dimobilisasi dengan efektif. ABCD (Asset Based Community 60

Development) mempelajari kapasitas dalam komunitas untuk memimpin diri sendiri atau untuk meningkatkan partisipasi warga dalam pembangunan. Biasanya evaluasi ABCD (Asset Based Community Development) akan melihat peningkatan kapasitas komunitas untuk mengorganisir dan memobilisasi sumber daya, peningkatan aksi bersama, keanggotaan yang lebih demokratik dan inklusif, peningkatan motivasi untuk memobilisasi sumber daya. 61