Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.otonomi

ANALISIS BELANJA MODAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi Empiris pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK),

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Empiris di Wilayah Karesidenan Surakarta)

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) TERHADAP PDRB PADA PROVINSI DKI JAKARTA

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA MODAL PADA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Indonesia. Teknik sampling pada penelitian ini adalah menggunakan purposive

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. tertinggi, standar deviasi, varian, modus, dan sebagainya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel dalam penelitian ini adalah 35 kabupaten/kota dijawa tengah tahun 2011-

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DAN DANA ALOKASI UMUM, PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP REALISASI BELANJA MODAL

ZELFIA YULIANA SUTAMI ( ) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH (Studi Kasus Pada Kota Di Jawa Barat)

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kuncoro, 2004).

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN. : Silvina Ramadani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Prihantoro, SE., MM..

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan peundang-undangan. Hal tersebut

ANALISIS PENGARUH PAD, DBH, DAU, DAK DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP BELANJA MODAL KABUPATEN NGAWI TAHUN

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada era keterbukaan sekarang ini maka reformasi sektor publik yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

: Niken Kurniawati NPM :

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN GORONTALO

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA PERIMBANGAN TERHADAP PENGALOKASIAN BELANJA PEGAWAI

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pemerintahan Kota/Kabupaten

Mia Rachmawati. Abstract. Keyword : General Allocation Fund (DAU), Special Allocation Fund (DAK), Regional Own Revenue (PAD), Capital Expenditure.

BAB I PENDAHULIAN. Dewasa ini, perhatian pemerintah terhadap masalah-masalah yang

PENGARUH ANGGARAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL SKRIPSI

EFFECT OF REGIONAL OWN REVENUE, GENERAL ALLOCATION OF FUND AND SPECIAL ALLOCATION OF FUND FOR CAPITAL EXPENDITURE BUDGET ALLOCATION.

BAB IV HASIL PENELITIAN

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA MODAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN Belanja daerah merupakan pengalokasian dana yang harus dilakukan secara efektif dan efisien, dimana belanja daerah dapat menjadi tolak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 yang kemudian direvisi

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU), DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP BELANJA MODAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia ini adalah suatu negara yang menganut daerah otonom.

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA DAERAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. deskriptif yaitu : N merupakan jumlah data yang akan diolah dalam penelitian

INUNG ISMI SETYOWATI B

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan Kinerja Keuangan terhadap Alokasi Belanja Modal

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi yang mensyaratkan perlunya pemberian otonomi seluas-luasnya

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

Daftar Pustaka. Diah Sulistyowati.2011.Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Diponegoro ( Dipublikasikan ).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN/KOTA DI BANDUNG RAYA TAHUN

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS, DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL

Kata Kunci : Pendapatan asli daerah, Dana alokasi umum, Dana bagi hasil, Dana alokasi khusus, Belanja daerah.

FLYPAPER EFFECT PADA PAD DAN DAU TERHADAP BELANJA DAERAH KABUPATEN/KOTA GERBANG KERTOSUSILO

BAB I PENDAHULUAN. disebut Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengelola sumber daya yang dimiliki secara efisien dan efektif.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH KOTA BANDUNG (Studi Kasus Pada DPKAD Kota Bandung Periode )

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan pelayanan publik. Di Indonesia, dokumen anggaran

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

DETERMINAN TINGKAT KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari masing-masing variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian. menggunakan rasio return on asset (ROA).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berupa data kuantitatif, yaitu Data Laporan Realisasi Anggaran APBD pemerintah

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

EFEK MEMILIKI PENDAPATAN DAERAH, PENGALOKASIAN DANA UMUM, DAN DANA KHUSUS PADA BELANJA MODAL DI KOTA DAN KABUPATEN SUMATERA UTARA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan dari

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BELANJA MODAL DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP PENDAPATAN PER KAPITA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

DAFTAR PUSTAKA. %02014.pdf

DIAN LESTARI

BAB 1 PENDAHULUAN. Anggaran daerah merupakan rencana keuangan yang menjadi. daerah berkewajiban membuat rancangan APBD, yang hanya bisa

Keywords : Local Revenue (PAD), General Allocation Fund (DAU), Specific Allocation Fund (DAK), Provit Sharing Funda (DBH), Economic Growth

BAB III METODE PENELITIAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 32 Provinsi di Seluruh

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH,DANA ALOKASI UMUM,DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL DAERAH DI KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. daerah otonomi di Provinsi Sulawesi Utara. Ibu kota Kabupaten

HERMAWAN ARGA PRATAMA UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

N A S K A H P U B L I K A S I

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap Anggaran Belanja Modal Pemerintah Provinsi di Pulau Jawa

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP. adalah tersedianya sumber sumber pembiayaan, sumber pembiayaan tersebut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Di Provinsi Bali Tahun 2011-2015 1 Shanti Widianing Santosa, 1 Gede Adi Yuniarta, 2 Made Arie Wahyuni Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia email: {shantikity08@gmail.com, gdadi_ak@yahoo.co.id, wahyuni_arie@yahoo.com}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus terhadap pengalokasian anggaran belanja modal di Provinsi Bali. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder, sampel dalam penelitian ini adalah 9 kabupaten/kota di Provinsi Bali.Penelitian ini menggunakan penelitian populasi, dimana semua populasi dalam penelitian ini dijadikan data pengamatan yaitu dari tahun 2011-2015.Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian membuktikan secara parsial pendapatan asli daerah pengalokasian anggaran belanja modal, sedangkan pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus tidak berpengaruh terhadap pengalokasian anggaran belanja modal di Provinsi Bali Tahun 2011-2015. Kata Kunci: Pertumbuhan Ekonomi, PAD, DAU, DAK, Belanja Modal Abstract This study aims at determining the effect of economic growth, regional own revenue (PAD), general allocation fund (DAU), and special allocation fund (DAK) toward the allocation of capital expenditure budget in Bali Province. This research is a quantitative research using secondary data, in which the sample in this research is 9 regencies / towns in Bali Province. This study uses population research, in which all the population in this study is used as observation data from 2011-2015. Technique of data analysis used is multiple linear regression analysis. The result of the research shows that partially regional own revenue has a significant effect toward the allocation of capital expenditure budget, while economic growth, general allocation fund, and special allocation fund do not have any effect toward the allocation of capital expenditure in Bali Province in 2011-2015. Keywords: Economic Growth, PAD, DAU, DAK, Capital Expenditure

PENDAHULUAN Otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.otonomi daerah yang berlaku di Indonesia didasarkan pada UU No. 22 Tahun 1999 yang telah direvisi menjadi UU No. 32 Tahun 2004.Dalam UU No. 32 Tahun 2004 dijelaskan bahwa pemerintah daerah memisahkan fungsi eksekutif dengan fungsi legislatif.berdasarkan fungsinya, Pemerintah Daerah (eksekutif) dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (legislatif) terjadi hubungan keagenan (Halim, 2001; Halim & Abdullah, 2006).Secara implisit, peraturan perundang-undangan merupakan perjanjian antara eksekutif, legislatif, dan publik. Anggaran daerah merupakan rencana keuangan yang dijadikan pedoman Pemerintah Daerah dalam memberikan pelayanan kepada publik. Di Indonesia, anggaran daerah biasa disebut dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Seluruh penerimaan dan pengeluaran Pemerintah Daerah baik dalam bentuk uang, barang dan jasa pada tahun anggaran yang harus dianggarakan dalam APBD (Kawedar dkk,2008). Menurut PP Nomor 58 Tahun 2005, APBD merupakan rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Menurut UU No. 32 tahun 2004 proses penyusunan anggaran melibatkan pihak eksekutif (Pemerintah Daerah) dan pihak legislatif (DPRD), dimana kedua pihak tersebut melalui panitia anggaran. Eksekutif berperan sebagai pelaksana operasionalisasi daerah yang berkewajiban membuat rancangan APBD. Sedangkan legislatif bertugas mensahkan rancangan APBD dalam proses ratifikasi anggaran. Dalam era desentralisasi fiskal diharapkan terjadinya peningkatan pelayanan diberbagai sektor terutama sektor publik.peningkatan layanan publik ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik bagi investor untuk membuka usaha di daerah.harapan ini tentu saja dapat terwujud apabila ada upaya pemerintah dengan memberikan berbagai fasilitas untuk investasi.konsekuensinya, pemerintah perlu memberikan alokasi belanja yang lebih besar untuk tujuan ini. Desentralisasi fiskal disatu sisi memberikan kewenangan yang lebih besar dalam pengelolaan daerah, tetapi disisi lain memunculkan persoalan baru, dikarenakan tingkat kesiapan fiskal daerah yang berbeda-beda (Harianto dan Adi, 2007). Pembangunan infrastruktur industri mempunyai dampak yang nyata terhadap kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan kata lain, pembangunan berbagai fasilitas ini akan berujung pada peningkatan kemandirian daerah (Wong, 2004 dalam Adi, 2006). Peningkatan kualitas pelayanan publik dapat diperbaiki melalui perbaikan manajemen kualitas jasa (service quality management), yakni upaya meminimasi kesenjangan (gap) antara tingkat layanan dengan dengan harapan konsumen (Bastian, 2006).Dengan demikian, Pemerintah Daerah harus mampu mengalokasikan anggaran belanja modal dengan baik karena belanja modal merupakan salah satu langkah bagi Pemerintah Daerah untuk memberikan pelayanan kepada publik.darwanto dan

Yustikasari (2007) menyatakan bahwa pemanfaatan anggaran belanja seharusnya dialokasikan untuk hal-hal produktif, misalnya untuk pembangunan.penerimaan pemerintah daerah seharusnya dialokasikan untuk program-program layanan publik.kedua pendapat tersebut menyatakan bahwa pengalokasian anggaran belanja modal untuk kepentingan publik sangatlah penting. Untuk dapat meningkatkan pengalokasian belanja modal, maka perlu diketahui variabel-variabel yang berpengaruh terhadap pangalokasian belanja modal, seperti pertumbuhan ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus. Tingkat pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu tujuan penting pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Pertumbuhan ekonomi mendorong Pemerintah Daerah untuk melakukan pembangunan ekonomi dengan mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan dengan masyarakat untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru yang akan mempengaruhi perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut (Kuncoro, 2004). Pembangunan ekonomi ditandai dengan meningkatnya produktivitas dan pendapatan perkapita penduduk sehingga terjadi perbaikan kesejahteraan. Kenyataan yang terjadi dalam Pemerintah Daerah saat ini adalah peningkatan pertumbuhan ekonomi tidak selalu diikuti dengan peningkatan belanja modal, hal tersebut dapat dilihat dari kecilnya jumlah belanja modal yang dianggarkan dengan total anggaran belanja daerah. Dalam pengelolaan anggaran, asas kemandirian dijadikan dasar Pemerintah Daerah untuk mengoptimalkan penerimaan dari daerahnya sendiri yaitu sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD).Menurut Undang-undang No.32 Tahun 2004, Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber penerimaan Pemerintah Daerah yang berasal dari daerah itu sendiri berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Pendapatan Asli Daerah terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan yang sah (Kawedar, 2008).Dengan adanya peningkatan PAD diharapkan dapat meningkatkan investasi belanja modal pemerintah daerah sehingga pemerintah memberikan kualitas pelayanan publik yang baik. Dalam pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat akan mentransfer dana perimbangan yang terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Dana Bagi Hasil. Kebijakan penggunaan semua dana tersebut diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Dana transfer dari Pemerintah Pusat digunakan secara efektif dan efisien oleh Pemerintah Daerah dalam meningkatkan pelayanan kepada publik. Setiap daerah mempunyai kemampuan yang tidak sama dalam mendanai kegiatan operasional didaerahnya masing-masing, hal tersebut menimbulkan ketimpangan fiskal antar daerah. Untuk mengatasi ketimpangan tersebut, Pemerintah pusat mentransfer dana perimbangan untuk masing-masing daerah. Salah satu dana perimbangan yaitu Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Umum merupakan dana yang berasal dari pemerintah pusat yang diambil dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluaran pemerintah daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Berkaitan dengan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dengan

pemerintah daerah, hal tersebut merupakan konsekuensi adanya penyerahan kewenangan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Dengan dana tersebut pemerintah daerah menngunakannya untuk memberi pelayanan yang lebih baik kepada publik.pemerintah Pusat memberi pendelegasian wewenang kepada Pemerintah Daerah disertai dengan pengalihan dana, sarana dan prasarana serta Sumber Daya Manusia (SDM). Pengalihan dana diwujudkan dalam bentuk dana perimbangan yaitu Dana Alokasi Khusus (DAK). Berdasarkan Undang-undang No. 33 Tahun 2004, Dana Alokasi Khusus merupakan dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Pemanfaatan DAK diarahkan pada kegiatan investasi pembangunan, pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana dan prasarana fisik dengan umur ekonomis yang panjang, termasuk pengadaan sarana fisik penunjang, dan tidak termasuk penyertaan modal. Dengan adanya pengalokasian DAK diharapkan dapat mempengaruhi belanja modal, karena DAK cenderung akan menambah asset tetap yang dimiliki pemerintah guna meningkatkan pelayanan publik. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Darwanto dan Yustikasari (2007). Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan variabel-variabel yang ada pada penelitian yang dilakukan oleh Darwanto dan Yustikasari (2007). Variabel-variabel yang digunakan diantaranya pertumbuhan ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Dana Alokasi Umum (DAU). Selain itu peneliti juga menambahkan variabel independen lain dalam penelitiannya, yaitu Dana Alokasi Khusus (DAK). Karena pada peneitian yang dilakukan oleh Situngkir (2009) variabel tersebut belanja modal. Ada beberapa perbedaan dalam penelitian ini jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, dalam penelitian ini peneliti menambahkan variabel independen yaitu Dana Alokasi Khusus (DAK). Peneliti menggunakan periode penelitian 2011-2015, karena dengan menggunakan data lima tahun terakhir dari penyusunan penelitian diharapkan dapat memberikan informasi yang relevan untuk kondisi belanja modal saat ini. Motivasi penelitian ini adalah untuk mengkonfirmasi penelitian Darwanto dan Yustikasari (2007) dan mengetahui apakah variabel Dana Alokasi khusus (DAK) berpengaruh positif terhadap pengalokasian anggaran belanja modal. METODE Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif.data kuantitatif merupakan data penelitian berupa angka-angka dan analisisnya dengan menggunakan statistik (SPSS). Sumber data dari dokumen laporan realisasi APBD yang diperoleh dari situs Dirjen Perimbangan Keuangan Pemerintah Daerah melalui website www.djpk.depkeu.go.id.dari laporan realisasi APBD tahun 2011-2015 dapat diperoleh data mengenai jumlah anggaran Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Penelitian ini menggunakan penelitian populasi, dimana semua populasi dalam penelitian ini dijadikan data pengamatan yaitu dari tahun 2011-2015. Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan, yaitu Uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.uji statistik deskriptif berfungsi untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolonieritas dan uji heteroskedastisitas. Pada penelitian ini uji normalitas menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Dasar pengambilan keputusannya yaitu apabila signifikan hitung > 0,05 maka data berdistribusi normal demikian sebaliknya bila signifikan hitung < 0,05 data tidak berdistribusi normal (Ghozali, 2011). Uji Multikolinearitas dapat diketahui dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai Tolerance> 0,10 dan Variance Inflation Factor (VIF) < 10, maka dapat dikatakan model regresi telah bebas dari masalah multikolinearitas (Ghozali, 2011:106). Uji heteroskedastisitas dapat dilihat dari tabel glejser. Uji hipotesis terdapat uji regresi berganda, uji regresi parsial (t), uji regresi simultan khusus memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 22410000,15 dan nilai tertinggi (maximum) sebesar 88557150000,00. Sementara standar deviasi (standart deviation) sebesar 23768863830,00000 lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata (mean) yaitu sebesar 36875001040,0000. Sedangkan belanja modal, menunjukkan bahwa nilai terendah (minimum) sebesar 750000000,00 dan nilai tertinggi (maximum) sebesar (F), serta koefisien determinasi adjusted R Square, yang bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara variabel independen. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji statistik deskriptif pada penelitian ini menunjukkan variabel pertumbuhan ekonomi memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 5,43 dan nilai tertinggi (maximum) sebesar 7,64. Sementara standar deviasi (standart deviation) sebesar 0,50994 lebih kecil dibandingkan dengan nilai ratarata (mean) yaitu sebesar 6,4213. variabel pendapatan asli daerah memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 22961237480,00 dan nilai tertinggi (maximum) sebesar 3001464263000,00. Sementara standar deviasi (standart deviation) sebesar 700154477400,00000 lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata (mean) yaitu sebesar 442231702800,0000. dana alokasi umum memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 84753582450,00 dan nilai tertinggi (maximum) sebesar 868511959000,00. Sementara standar deviasi (standart deviation) sebesar 165256168800,00000 lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata (mean) yaitu sebesar 505126864800,0000. dana alokasi 949069337200,00. Sementara standar deviasi (standart deviation) sebesar 232662193700,00000 lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata (mean) yaitu sebesar 207783839700,0000. Uji normalitas sebaran data yang dilakukan pada data pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli daerah, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus mendapatkan hasil uji normalitas data menunjukkan bahwa angka-angka signifikansi lebih besar dari 0,05

yang dilakukan dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data berdistribusi normal. Uji multikolinieritas dapat diuji dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) untuk masingmasing variabel bebas.berdasarkan hasil uji multikolinieritas nilai VIF dari masing-masing variabel bebas berjumlah kurang dari 10.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data tidak mempunyai gejala multikolinearitas atau tidak ada hubungan antar variabel independen.nilai DW sebesar 2,130 nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel 45 (n) dan jumlah sampel independen 4(k=4). Oleh karena nilai DW 2,130 lebih besar dari batas 1720 dan kurang dari 4-1.720 (4-du), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada bisa menolak H 0 yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif atau dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.untuk menguji heteroskedastisitas dapat digunakan uji Glejser. Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas diketahui bahwa nilai signifikansi antar variabel independen dengan absolut residual lebih besar dari 0,05. maka dari itu dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas. Setelah data yang diuji memenuhi persyaratan untuk uji asumsi klasik, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis yakni dalam penelitian ini menggunakan uji regresi berganda. Tabel 1 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardized Standardized t Sig. Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 299351,233 842280,281 0,355 0,724 Pertumbuhan Ekonomi 120292,970 322965,561 0,057 0,372 0,712 Pendapatan Asli Daerah -9,58E+15 3.7031E+15-0,413-2,588 0,013 Dana alokasi Umum 9,939E-8 0,000 0,078 0,428 0,671 Dana Alokasi Khusus -0,938 0,470-0,363-1,995 0,053 a. Dependent Variable: Belanja Modal Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa nilai konstanta (@) sebesar 299351,233 persamaan koefisien β 1 = 120292,970: β 2 = (- 9582716536000000,000): β 3 =9,939E-8: β 4 =(-0,938). Nilai konstanta dan nilai koefisien regresi (α, β 1, β 2, β 3, β 4 ) ini dapat dibuat suatu persamaan model regresi linier berganda sebagai berikut:y =299351,233+120292,970X 1-9582716536000000,000X 2 + 9,939E-8X 3 0,938X 4 + e

Tabel 2 Hasil Uji t Coefficients a Standardize d Coefficients Unstandardized Model t Sig. Coefficients B Std. Error Beta 1(Constant) 299351,233 842280,281 0,355 0,724 Pertumbuhan Ekonomi 120292,970 322965,561 0,057 0,372 0,712 Pendapatan Asli Daerah -9,58E+15 3,703E+15-0,413-2,588 0,013 Dana alokasi Umum 9,939E-8 0,000 0,078 0,428 0,671 Dana Alokasi Khusus -0,938 0,470-0,363-1,995 0,053 Sumber: Output SPSS 24.0, 2017 berpengaruh signifikan adalah Pengaruh dari masing-masing variabel pendapatan asli daerah variabel independen terhadap karena nilai sig nya < 0,05 variabel dependen dapat dilihat dari tingkat signifikansi. Variabel yang sedangkan variabel yang lain tidak berpengaruh signifikan. Tabel 3. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 0,629 a 0,395 0,335 171233,91470 a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus b. Dependent Variable: Belanja Modal Sumber: Output SPSS 24.0, 2017 Berdasarkan hasil output SPSS tampak bahwa hasil perhitungan diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,335. Hal ini menunjukkan bahwa besar persentase variasi belanja modal yang bisa dijelaskan PEMBAHASAN Pengaruh Pertumbuhan EkonomiTerhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pengujian hipotesis pertama menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap belanja modal. Hasil dari uji t menyatakan bahwa nilai sig. t hitung variabel pertumbuhan ekonomiadalah 0,712 > α = 0,05, oleh variasi dari keempat variabel bebas sebesar 33,5% sedangkan sisanya 66,5% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini. sehingga pada variabel pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengalokasian anggaran belanja modal di Provinsi Bali Tahun 2011-2015. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Situngkir (2009) yang menyatakan bahwa Pertumbuhan Ekonomi tidak

berpengaruh sinifikan terhadap Belanja Modal. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Hasil pengujian kedua diperoleh bahwa pendapatan asli daerah berpengaruh signifikan terhadap pengalokasian anggaran belanja modal. Hasil dari uji t menyatakan bahwa nilai sig. t hitung variabel pendapatan asli daerah adalah 0,013 < α = 0,05, sehingga pada variabel pendapatan asli daerah berpengaruh secara signifikan terhadap pengalokasian anggaran belanja modal di Provinsi Bali tahun 2011-2015. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mayasari (2014) yang menyatakan bahwa pendapatan asli daerah belanja modal. Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Hasil pengujian hipotesis ketiga diperoleh bahwa dana alokasi umumtidak berpengaruh signifikan terhadap pengalokasian anggaran belanja modal. Hasil dari uji t menyatakan bahwa nilai sig. t hitung variabel dana alokasi umum adalah 0,671 > α = 0,05, sehingga pada dana alokasi umum tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengalokasian anggaran belanja modal di Provinsi Bali tahun 2011-2015. Pengaruh Dana Alokasi Khusus Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Hasil pengujian diperoleh bahwa dana alokasi khusus tidak pengalokasian anggaran belanja modal. Hasil dari uji t menyatakan bahwa nilai sig. t hitung variabel dana alokasi khusus adalah 0,053 > α = 0,05, sehingga pada variabel dana alokasi khusus tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengalokasian anggaran belanja modal di Provinsi Bali tahun 2011-2015. Kesimpulan dan Saran Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dan tingkat dana alokasi khusus terhadap pengalokasian anggaran Provinsi Bali Tahun 2011-2015. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : (1) Pertumbuhan ekonomi tidak pengalokasian anggaran Provinsi Bali Tahun 2011-2015. (2) Pendapatan asli daerah pengalokasian anggaran Provinsi Bali Tahun 2011-2015. (3) Dana alokasi umum tidak pengalokasian anggaran Provinsi Bali Tahun 2011-2015. (4) Dana alokasi khusus tidak pengalokasian anggaran Provinsi Bali Tahun 2011-2015. pengalokasian anggaran Provinsi Bali Tahun 2011-2015. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut: (1) Penelitian selanjutnya dapat memperluas area penelitian. Yaitu bisa menggunakan provinsi yang memiliki kabupaten/kota yang lebih banyak. (2) Sebaiknya pada penelitian selanjutnya menggunakan data dengan periode yang lebih panjang dan lebih sesuai dengan pada tahun saat ini, sehingga

data yang digunakan lebih aktual. DAFTAR PUSTAKA Abdullah,Syukriy dan Abdul Halim. 2006. Studi atas Belanja Modal pada Anggaran Pemerintah Daerah dalam Hubungannya dengan Belanja Pemerintahan dan Sumber Pendapatan. Jurnal Akuntansi Pemerintah Vol. 2, No. 2, Hal:17-32. Anggiat,Situngkir. 2009. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Anggaran Belanja Modal Pada Pemka/Pemkab Sumatera Utara.Tesis.Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta:Erlangga. Darwanto dan Yustikasari, Yulia.2007. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal. Simposium Nasional Akuntansi X Makasar 26-28 Juli 2007-2009. Fokus EkonomiVol.7 No. 2, Hal: 1 15. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. per Kapita. Makalah disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi X Makasar. Makasar No. 15. 26-27 Juli: 1-26. Kawedar, Warsito, Abdul Rohmandan dan Sri Handayani. 2008. Akuntansi Sektor Publik. Semarang :Undip. Kuncoro Mudrajad. 2004. Pertumbuhan Ekonomi Daerah. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Republik Indonesia. 1999. Undang- Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. -------. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 32 Tahun 2004 Tentang PemerintahDaerah. -------. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 33 Tahun 2004.tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah -------. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Harianto dan Adi. 2007. Hubungan antara Dana Alokasi Umum, Belanja modal, Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan