BAB I PENDAHULUAN. Langit, Grojokan Kedung Kayang, Pemandian Air Hangat Candi Umbul,

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan pariwisata menduduki posisi yang sangat penting setelah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi wisata alam berupa pantai-pantai. Objek wisata pantai yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Grobogan merupakan salah satu kabupaten di wilayah Jawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi Pariwisata di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

BAB IV GAMBARAN UMUM

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

STUDI KETERKAITAN ANTAR OBYEK WISATA DALAM RANGKA PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA DI WILAYAH PENGEMBANGAN PARIWISATA (WPP) A KABUPATEN MAGELANG

STUDI KETERKAITAN ANTAR OBYEK WISATA DALAM RANGKA PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA DI WILAYAH PENGEMBANGAN PARIWISATA (WPP) A KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu gunung yang ramai didaki adalah Gunung Merbabu.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki ragam budaya yang berbeda satu sama lain. Keragaman budaya ini

BAB I PENDAHULUAN. besar untuk dikembangkan. Peluang itu didukung oleh kondisi kondisi alamiah

STUDI PROSPEK PENGEMBANGAN OBJEK WISATA VULKANOLOGI KETEP DAN KONTRIBUSINYA DALAM MENUNJANG INDUSTRI PARIWISATA DI KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. masa depan yang baik di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa. kegiatan pariwisata memberikan keuntungan dan manfaat bagi suatu

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Khususnya mengenai pengaruh produk wisata terhadap keputusan berkunjung

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata di Indonesia mendapat perhatian cukup besar dari

Identifikasi Potensi Pengembangan Lanskap Wisata Pertanian di Kawasan Kedung Kayang Kabupaten Magelang

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. (RTRW Kab,Bandung Barat)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rian Heryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. padat sehingga orang akan mencari sesuatu yang baru untuk menghibur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB I PENDAHULUAN. daerah pegunungan, pantai, waduk, cagar alam, hutan maupun. dalam hayati maupun sosio kultural menjadikan daya tarik yang kuat bagi

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. atraksi-atraksi yang memikat sebagai tujuan kunjungan wisata. Terdapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Risha Ramadhita, 2013

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan wisata saat ini sedang menjadi gaya hidup (lifestyle) di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. (Muljadi, 2009: 2). Hal ini disebabkan subsektor pariwisata relatif masih muda

BAB I PENDAHULUAN. khususnya sebagai salah satu penghasil devisa negara. Di samping sebagai mesin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA

BAB I PENDAHULUAN. terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (Sastrayuda, 2010). Bentang alam yang

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. umumnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

BAB I PENDAHULUAN. budaya karena dapat membantu melestarikan warisan budaya sebagai jati diri

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Berdasarkan pernyataan dari Menteri Pariwisata dan

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang Pernyataan Masalah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dengan kekayaan alam. Era globalisasi ini ada dua hal yang dianggap signifikan

Denpasar,28 Juli Gusti Made Sugiwinata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 lembaga konservasi lingkungan hidup Ocean of Life

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seminar Tugas Akhir 1

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata kini telah menjadi salah satu industri terbesar dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

2016 STRATEGI PENGEMBANGAN DESA MEKARJAYA MENJADI DESA WISATA DI KABUPATEN GARUT

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan secara alami, apa adanya, dalam situasi normal yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan daerah

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas, pariwisata telah menjadi bagian penting dari kebutuhan dasar

DINAS PARIWISATA KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA KABUPATEN MAGELANG VISI KABUPATEN MAGELANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata telah tumbuh menjadi suatu industri yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

HOTEL RESORT DI HULU SUNGAI PEUSANGAN

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI IDENTIFIKASI ATRAKSI WISATA RAWAPENING YANG DIMINATI PASAR WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SUSILOWATI RETNANINGSIH NIM L2D398188

BAB I PENDAHULUAN. ada di Indonesia. Beragam objek wisata yang terdiri dari wisata alam, wisata budaya

BAB I PENDAHULUAN. antara lain berupa keanekaragaman hayati, keunikan budaya tradisional, keindahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT '

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata kini telah menjadi sebuah industri yang mendunia. di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

PUSAT RESTORAN MASAKAN TRADISIONAL YOGYAKARTA DENGAN KONSEP TROPIS MODERN BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. dilanjutkan dengan uraian mengenai tempat pariwisata Kabupaten Magelang.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kepariwisataan merupakan salah satu dari sekian banyak gejala atau

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Magelang merupakan salah satu destinasi wisata di Indonesia yang memiliki berbagai potensi wisata. Dari beberapa jenis potensi yang dimiliki, wisata alam merupakan jenis wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Magelang. Wisata alam yang ada di antara lain Curug Silawe, gunung Andong, gunung Sumbing, gunung Merbabu, Air Terjun Sekar Langit, Grojokan Kedung Kayang, Pemandian Air Hangat Candi Umbul, Sungai Ello, Puthuk Setumbu, Bukit Tidar 1. Hal tersebut disebabkan oleh letak geografis dari Kabupaten Magelang yang memiliki tinggi antara 154-3.296 meter di atas permukaan laut dan bentuk morfologinya merupakan dataran tinggi yang berbentuk cekungan dengan dikelilingi beberapa gununggunung, seperti gunung Merapi, gunung Merbabu, gunung Andong, gunung Telomoyo, gunung Sumbing, dan gunung Menoreh 2. Dari beberapa objek wisata yang telah disebutkan, Ketep Pass merupakan destinasi wisata di lereng gunung Merapi untuk menikmati panorama alam. Objek wisata Ketep Pass berada di ketinggian 1200 meter di 1 Di peroleh dari situs www.mytrip123.com diakses pada tanggal 25 Januari 2016 pada pukul 21:27 WIB. 2 Diperoleh dari situs Pemerintah Kabupaten Magelang www.magelangkab.go.id diakses pada tanggal 01 September 2015 pada pukul 19:35 WIB. 1

2 atas permukaan laut dan memiliki luas area sekitar 8000 meter persegi3. Kondisi tersebut didukung juga oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang cukup memadai bagi wisatawan yang melakukan aktivitas berwisata. No. Sebagai salah satu objek wisata yang berada di Kabupaten Magelang, tingkat kunjungan di Ketep Pass menurun dari tahun 2011-2014. Berikut ini merupakan tingkat kunjungan wisatawan di Ketep Pass : Tabel 1 Jumlah Kunjungan Wisatawan di Objek Wisata Ketep Pass Tahun Jumlah Kunjungan Wisatawan Domestik Mancanegara 1. 2011 271.416 2.577 2. 2012 343.207 2.601 3. 2013 340.602 2.342 4. 2014 327.359 1.845 (Sumber : Objek Wisata Ketep Pass Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, 2014) 3 Diperoleh dari situs http://www.jatengpromo.com/promo/21/ diakses pada tanggal 25 Januari 2016 pada pukul 21:35 WIB.

3 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apa saja komponen daya tarik yang terdapat di objek wisata Ketep Pass? 2. Bagaimana hasil analisis dari komponen tersebut? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui komponen apa saja yang terdapat di objek wisata Ketep Pass. 2. Untuk mengetahui hasil analisis daya tarik terhadap komponen objek wisata Ketep Pass 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memiliki hasil berupa manfaat penelitian sebagai berikut: a. Manfaat Teoretis: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi akademis secara langsung terhadap studi pariwisata, khususnya pada studi komponen daya tarik wisata.

4 b. Manfaat Praktis: Dalam hal ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi pemerintah dalam pengambilan kebijakan di bidang daya tarik wisata khususnya di bidang wisata alam, serta acuan bagi pihak pengelola dalam pengembangan dan pengelolaan objek wisata Ketep Pass. 1.5 Tinjauan Pustaka Penelitian tentang objek wisata Ketep Pass sudah banyak dilakukan oleh para peneliti dari berbagai daerah dan berbagai universitas di Indonesia. Berikut ini merupakan beberapa penelitian yang pernah dilakukan, di antaranya adalah: Pada tahun 2006 Yuli Fitriyani melakukan penelitian yang berjudul Prospek Pengembangan Pariwisata Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Di Ketep Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang. Penelitian ini membahas tentang peluang pengembangan objek wisata Ketep Pass bagi masyarakat setempat dan bagi pendapatan asli daerah yang ternyata setiap tahunnya dapat meningkat. Penelitian ini juga menjelaskan faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan pariwisata di Ketep Pass yang berada di Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang. Tahun 2008, Sigit Hermawan juga melakukan penelitian yang berjudul Dampak Pengembangan Pariwisata Di Kawasan Objek Wisata Ketep Pass. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa dengan adanya rencana pengembangan objek wisata Ketep Pass maka pemerintah desa bersama

5 dengan masyarakat desa bekerja sama dengan pemerintah daerah bersamasama melaksanakan pengembangan objek wisata, dalam hal ini pembangunan yang diharapkan adalah pembangunan berbasis masyarakat, yaitu mengikutsertakan dan memberdayakan masyarakat. Penelitian lain tentang Objek Wisata Ketep Pass dilakukan oleh Aji Setiawan pada tahun 2013. Penelitian ini berjudul Interaksi Sosial Antar Pedagang Di Dalam Objek Wisata Ketep Pass Desa Ketep Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi sosial pedagang di dalam kelompok pedagang terjadi karena dipengaruhi kedekatan fisik lapak, kedekatan tempat tinggal, kesamaan nasib, kesamaan profesi, kesamaan pemikiran, kontak dan komunikasi yang intensif antar pedagang. Berdasarkan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan di obyek wisata Ketep Pass belum ada penelitian yang membahas mengenai analisis komponen wisata, sehingga penelitian yang berjudul Komponen Daya Tarik Wisata Ketep Pass Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah tidak memiliki kesamaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

6 1.6 Landasan Teori Klasifikasi objek wisata terdiri dari 3 jenis berdasarkan daya tariknya, yaitu wisata budaya, wisata alam, dan wisata minat khusus. Objek wisata budaya memiliki daya tarik berupa hasil budaya manusia, seperti bangunan bersejarah, seni pertunjukkan, dan candi. Objek wisata alam adalah objek wisata yang memiliki daya tarik berupa potensi alam, seperti lokasi geografis, iklim dan cuaca. Objek wisata minat khusus adalah objek wisata yang memiliki potensi khusus sebagai daya tariknya. Seperti wisata pendakian gunung, wisata olah raga, dan wisata bulan madu (Marsono, 2008:1-3) Di dalam Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Kepariwisataan Bab 1 Pasal 5 disebutkan bahwa daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan (Marsono, 2011:8). Menurut Oka A. Yoeti, (2008:16-17), pada dasarnya ada 3 unsur penting yang membentuk produk industri pariwisata, yaitu: 1. Attraction of the destinations Yaitu semua objek dan atraksi yang tersedia sebagai daya tarik mengapa wisatawan mau datang berkumjung ke negara, kota, atau daya tarik wisata tersebut. Termasuk dalam kelompok ini adalah natural resources, cultural resources, theme parks, sport activities, and events.

7 2. Accessibilities of the destinations Termasuk dalam kelompok ini adalah airport, seaport, station, highway, bridges, telecommunications, transportations, electric, and water supply. Pada dasarnya semua prasarana yang memberikan kemudahan bagi wisatawan untuk datang berkunjung pada suatu daya tarik wisata, tanpa itu tidak mungkin pariwisata dikembangkan sebagai suatu industri. 3. Facilities of the destinations Yaitu semua bentuk fasilitas yang memberikan pelayanan bagi wisatawan untuk segala kebutuhan selama tinggal atau berkunjung pada suatu daya tarik wisata, seperti hotel, restaurant, bar, discotheques, café, shopping centre, and souvenir shop. Perusahaanperusahaan inilah yang memberikan pelayanan bila mereka datang berkunjung pada suatu daya tarik wisata. Adapun menurut Marsono dan Wirjono (2014:881-883), hasil dari analisis komponen daya tarik wisata dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu komponen yang memiliki daya tarik bagi wisatawan, komponen yang bernilai netral, dan komponen yang tidak memiliki daya tarik bagi wisatawan. Berdasarkan teori tersebut, maka hasil dari analisis komponen daya tarik objek wisata Ketep Pass juga dibagi menjadi kategori komponen yang menarik, komponen netral, dan komponen yang tidak menarik.

8 1.7 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan memfokuskan pada penjelasan objek wisata Ketep Pass dan peran dari pihak pengelola. 1. Lokus dan Fokus Penelitian a. Lokus Penelitian Objek wisata Ketep Pass, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. b. Fokus Penelitian Fokus dari penelitian ini adalah meneliti dan menganalisis komponen daya tarik wisata yang terdapat di objek wisata Ketep Pass. 2. Jenis Data a. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung oleh penulis dari tempat atau objek penelitian dengan cara pengamatan atau survei baik secara langsung, wawancara, dan dokumentasi selama penelitian berlangsung. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari berbagai sumber yang dapat dipercaya kebenarannya seperti data

9 penelitian, dokumentasi, maupun tulisan ilmiah atau skripsi yang membahas penelitiannya di tempat yang sama. 3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Studi Pustaka Metode studi pustaka digunakan untuk mencari data yang berhubungan dengan fokus dari penelitian dan objek penelitian ini. Studi pustaka digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini. Dalam studi pustaka dapat diperoleh dari buku maupun internet (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000:162). b. Observasi Observasi adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejalagejala yang diselidiki (I Gusti Bagus Rai Utama dan Ni Made Eka Mahadewi, 2012:52). Metode observasi digunakan untuk mengamati objek penelitian secara langsung. Selain itu juga dilakukan pengamatan terhadap aksesibilitas dan fasilitas yang tersedia bagi wisatawan (Wardiyanta, 2006:32).

10 c. Wawancara Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan (I Gusti Bagus Rai Utama dan Ni Made Eka Mahadewi, 2012:64). Wawancara dalam hal ini bersifat secara langsung dengan tempat penelitian. Peneliti nantinya akan mewawancarai sebanyak 100 wisatawan. Jumlah sampel ditentukan melalui metode yang dikembangkan oleh Slovin (1990) (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000: 74). Metode penentuan sampel tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : Keterangan: n N = Ukuran sampel yang dibutuhkan. = Ukuran Populasi. e = Margin eror yang diperkenankan (5% sampai 10%). Data Populasi diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak pengelola objek wisata Ketep Pass, menyatakan bahwa data jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2014 mencapai 329.204 orang. Berdasarkan jumlah tersebut, maka jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 responden dengan penjabaran sebagai berikut:

11 n = 329.204 1 + 329.204 (0,1) 2 n = 329.204 1 + 329.204 (0,01) 2 n = 329.204 1 + 3293,04 n = 329.204 1 + 3294,04 n = 99,9392843 Jumlah sampel = 100 4. Metode Analisis Data Pada bagian ini menjelaskan bagaimana cara-cara pengolahan dan analisis data yang telah dikumpulkan. a. Pengorganisasian dan editing data Pada tahap ini nantinya akan dilakukan tahap pengecekan terhadap data dari jumlah responden yang terkumpul sebanyak 100 responden.

12 b. Analisis data Pada tahap ini metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Berdasarkan metode tersebut, data yang diperoleh dari responden akan diolah dan kemudian disajikan dalam bentuk tabel sehingga menjadi informasi tentang analisis komponen daya tarik wisata. 1.8 Sistematika Penulisan Pada penelitian ini, akan disusun menjadi empat bab seperti: Bab pertama mencakup berbagai penjelasan seperti latar belakang rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, dan metode penelitian. Bab dua mendeskripsikan tentang gambaran umum Kabupaten Magelang, gambaran umum Kecamatan Sawangan, dan gambaran umum Dusun Ketep sebagai daya tarik wisata. Bab tiga adalah pembahasan. Pada bab tiga terdapat pembahasan mengenai apa saja komponen daya tarik wisata dan bagaimana analisis terhadap komponen daya tarik wisata di objek wisata Ketep Pass. Bab empat adalah penutup. Bagian penutup dari proses penelitian yang berisikan kesimpulan dan saran. Diharapkan pada bagian ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan kawasan objek wisata Ketep Pass