ANALISIS IMPOR SERAT DI INDONESIA. JURUSAPd ILMU-IIILMU SOSLAL EKONOMI P ERTmM FAKULTAS PERTAMAN INSTITUT PERTIUUW BOGOR 1997

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERDAGANGAN BIJI KAKAO INDONESIA

ANALISIS PERDAGANGAN BIJI KAKAO INDONESIA

VII. DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN EKONOMI TERHADAP DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SURAT PERNYATAAN STRUKTUR EKONOMI DAN KESEMPATAN KERJA SEKTOR PERTANIAN DAN NON PERTANIAN SERTA KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu negara dan diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi dan sekaligus menghadapi

VI. ANALISIS EKONOMETRIKA PERKEMBANGAN INDUSTRI TPT INDONESIA. Pada bagian ini akan disajikan dan dibahas nilai-nilai hasil pendugaan

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEUBEL KAYU INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. Industri pertekstilan merupakan industri yang cukup banyak. menghasilkan devisa bagi negara. Tahun 2003 devisa ekspor yang berhasil

BAB I PENDAHULUAN. Strategi yang pertama sering dikatakan sebagai strategi inward looking,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Teh merupakan salah satu komoditas ekspor utama sektor perkebunan.

BAB I PENDAHULUAN. ekspor. Ekspor merupakan barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu subsektor pertanian yang berpotensi untuk dijadikan andalan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara

Pertumbuhan PDB atas dasar harga konstan tahun 1983

Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

1.1 Latar Belakang Hasalah

DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN DI SEKTOR INDUSTRI CPO TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR MINYAK GORENG SAWIT DALAM NEGERI OLEH WIDA KUSUMA WARDANI H

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Model Fungsi Respons Produksi Kopi Robusta. Pendugaan fungsi respons produksi dengan metode 2SLS diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh suatu

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

%d /fj' MODEL EKON~MI MAKRO DAN KETERKWITAN SENTOR PERTANfdN Dl INDONESI& 33 B= 9'3. Oleh BAAHMANTIO ISDIJOSO EPN 88010

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut perdagangan internasional. Hal ini dilakukan guna memenuhi

PERNYATAAN ORISINILITAS...

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa, hal ini disebabkan oleh pertambahan faktor -faktor yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang

permintaan karet alam Indonesia, khususnya analisis yang lebih mendalam dengan membedakan wilayah produksi dan

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. oleh para peneliti terdahulu, penelitian terdahulu digunakan untuk mendukung

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

ANALISIS ALIRAN PERDAGANGAN TEH INDONESIA SEBELUM DAN SETELAH KRISIS MONETER. Oleh : ERWIN FAHRI A

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

Pembangunan ekonomi berhubungan erat dengan perkembangan jumlah. penduduk, penyediaan kesempatan ke ja, distribusi pendapatan, tingkat output yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA. Setelah dilakukan pengolahan data time series bulanan tahun 2005 sampai

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

2. Penawaran ekspor karet alam Indonesia ke Amerika Serikat dan Jepang lebih

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

PERANAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN TATIEK KOERNIAWATI ANDAJANI, SP.MP.

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR (BEA KELUAR) TERHADAP VOLUME EKSPOR, KETERSEDIAAN DOMESTIK DAN HARGA DOMESTIK BIJI KAKAO INDONESIA

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode two stage least squares (2SLS). Pada bagian ini akan dijelaskan hasil

ANALISIS EKONOMI PERKEMBANGAN INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) INDONESIA. Iwan Hermawan

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2014

BAB I PENDAHULUAN. membantu membiayai pembangunan nasional, sedangkan impor dilakukan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN APRIL 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat. Hal ini diharapkan mampu menjadi basis kestabilan ekonomi bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

I. PENDAHULUAN. Industri tekstil bukanlah merupakan sebuah hal baru dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perdagangan Internasional merupakan salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

III. KERANGKA TEORITIS. adalah perbedaan antara permintaan dan penawaran di suatu negara. Perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

PERANAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan merupakan salah

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA PEMBUKAAN PELATIHAN SDM INDUSTRI GARMEN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. implementasi perjanjian perdagangan bebas multilateral ASEAN-China Free

VI. HASIL PENDUGAAN MODEL EKONOMI PUPUK DAN SEKTOR PERTANIAN

menjadi peubah-peubah eksogen, yaitu persamaan harga irnpor dan persarnaan harga dunia. Adanya kecenderungan volume impor daging sapi yang terus

Analisis Perkembangan Industri

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2016

II. TINJAUAN PUSTAKA. penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH NOPEMBER 2008

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

III. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. suatu barang dan jasa demi memenuhi kebutuhan dasarnya. Seseorang yang melakukan

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

Transkripsi:

ANALISIS IMPOR SERAT DI INDONESIA S JURUSAPd ILMU-IIILMU SOSLAL EKONOMI P ERTmM FAKULTAS PERTAMAN INSTITUT PERTIUUW BOGOR 1997

RTNGKASAN ERN1 SUKMADINI ASIKIN. Analisis Impor Serat Kapas di Indonesia. Di bawah bimbingan RITA NURMALINA SURYANA. Industri tekstil nasional yang semakin berkembang temyata telah mampu menjadikan ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) sebagai komoditi utama penghasil devisa dari sektor non migas, bahkan menempati peringkat pertama dalam komoditi ekspor hasil industri. Pesamya perkembangan industri TPT tentunya memerlukan dukungan penyediaan bahan baku, dan salah satu- nya adalah serat kapas yang memiliki kontribusi terbesar bagi industri TPT, dimana ketergantungan bahan baku industri tekstil akan serat kapas mencapai 50 persen Namun temyata sampai dengan Pelita IV dan V kebutuhan kapas untuk bahan baku tekstil di Indonesia masih dipenuhi dari impor. Pada periode 199411995 pangsa impor serat kapas Indonesia telah mencapai 99.6 persen yang sekaligus menjadikan Indonesia sebagai negara pengimpor kapas kedua terbesar di dunia serta merupakan negara pemakai serat kapas ketujuh terbesar di dunia. Volume impor serat kapas yang besar dan terus meningkat menyebab- kan pentingnya mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya, disamping harga serat kapas domestik dan permintaan akan serat kapas oleh industri pemintalan dalam negeri. Dengan demikian penelitian ini bertujuan (1) mem- pelajari keragaan perekonomian serat kapas Indonesia dan dunia, (2) meng- analisis faktor-faktor yang berpengaruh pada impor serat kapas di Indonesia, permintaan serat kapas oleh industri pemintalan dalam negeri dan harga serat kapas domestik serta (3) menduga nilai elastisitas dari fungsi impor serat kapas di Indonesia, fungsi permintaan serat kapas oleh industri pemintalan dan fungsi

permintaan serat kapas oleh industri pemintalan dan fungsi harga serat kapas domestik baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan deret waktu (time series) periode 1969-1995. Pengolahan data dilakukan dengan kalkulator dan komputer. Pengolahan dengan komputer menggunakan alat bantu program SAS versi 6.04 dan Excel1 versi 5.0. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ekonometrika persamaan simultan yang diduga dengan metode pangkat dua terkecil dua tahap Three Stage Least Sqt~ares (3SLS). Jika dilihat dari perkembangan impor serat kapas Indonesia selama kurun waktu 1991-1995 telah mencapai rata-rata 99 persen dan pada tahun 1995 impor serat kapas Indonesia mencapai puncaknya yakni sebesar 99.6 persen. Dan peringkat pangsa impor terbesar periode tahun 1990-1994 berturut-turut dari enam negara pengekspor adalah Amerika Serikat, Australia, China, Pakistan, USSR (Ex-USSR) serta Brazil. Variabel dugaan yang berpengaruh nyata pada impor serat kapas di Indonesia adalah harga serat kapas domestik, harga serat polyester, permintaan serat kapas oleh industri pemintalan dalam negeri, impor serat kapas Indonesia tahun lalu dan nilai tukar rupiah terhadap dollar. Sedangkan, Produk Domestik Bruto dan harga serat kapas impor tidak berpengaruh nyata. Tidak berpengaruhnya kedua peubah bebas ini diduga karena kebutuhan akan serat kapas sangat besar namun produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi kebutuh-an nasional sebesar 0.6 persen. Harga serat polyester memiliki hubungan positif dengan impor serat kapas, yang berarti serat polyester merupakan barang substitusi bagi serat kapas impor.

Fenomena ini terjadi karena penggunaan serat sintesis termasuk polyester terus mengalami peningkatan, dan polyester merupakan serat sintesis yang paling banyak digunakan untuk industri TPT. Menurut API (1996) pemakaian serat kapas per kapita hanya naik enam persen sedangkan pemakai-an serat non kapas per kapitanya naik sebesar 176 persen. Sementara itu, impor serat kapas Indonesia tidak elastis terhadap seluruh peubah bebas yang mempengaruhinya, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata pada permintaan serat kapas oleh industri pemintalan adalah peubah peubah harga serat polyester dan permintaan serat kapas industri pemintalan domestik tahun lalu. Sedangkan harga benang kapas dan harga serat kapas domestik tidak berpengaruh nyata. Selanjutnya, elastisitas permintaan serat kapas juga bersifat inelastis terhadap seluruh variabel yang mempengaruhinya dalam jangka pendek. Narnun dalam jangka panjang bersifat sangat elastis. Faktor-faktor yang nyata mempengaruhi harga serat kapas domestik adalah peubah harga serat kapas impor, nilai tukar rupiah terhadap dollar serta permintaan serat kapas domestik. Sedangkan harga serat kapas domestik tahun lalu dan harga kapas berbiji domestik tidak berpengaruh nyata. Dan nilai dugaan elastisitas harga serat kapas domestik bersifat inelastis dalam jangka pendek dan jangka panjang terhadap seluruh peubah yang mempengaruhinya. Impor serat kapas di Indonesia yang sangat besar menimbulkan konsekuensi akan pentingnya penanganan yang cukup serius bagi peningkatan produksi dan peningkatan mutu serat kapas domestik, selain peningkatan kualitas dan produksi polyester, mengingat polyester dapat mensubstitusi serat kapas.

ANALISIS IMPOR SERAT KAPAS DI INDONESIA ERN1 SUKMADINI ASIKIN A 29.1189 Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1997