Seuntai Kata. Bengkulu, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu. Ir. Dody Herlando, M.Econ.

dokumen-dokumen yang mirip
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KALIMANTAN TIMUR BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT

KALIMANTAN UTARA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Seuntai Kata. Denpasar, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Ir. I Gde Suarsa, M.Si.

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI XXXXXXXXXX Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta Telp. : (021) , , , Fax.

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI RIAU

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA

Seuntai Kata. Jayapura, Desember 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua. Ir. Didik Koesbianto, M.Si

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 DKI JAKARTA (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

Seuntai Kata. Bengkulu, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 KABUPATEN KEBUMEN (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 KABUPATEN KARANGANYAR (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Dr. Suryamin, M.Sc.

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Serang Tahun 2013 Sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Tanjung, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Utara. Ir. Muhammad Ahyar

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

Pulang Pisau, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pulang Pisau. Domoy K. Nahan, SE.

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami

Drs. Morhan Tambunan, M.Si

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Propinsi NTB Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

Seuntai Kata. Kuala Pembuang, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Seruyan. Herry, B.st

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (ANGKA SEMENTARA)

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kepahiang Tahun 2013 sebanyak 23,44 ribu rumah tangga

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si.

Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tangerang Selatan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bengkulu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

ANGKA SEMENTARA HASIL SENSUS PERTANIAN 2013

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima


Kuala Kapuas, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kapuas. Drs. Teras Rumbang, M.Si.

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT

Drs. H. Basiran Suwandi

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU

Seuntai Kata. Kasongan, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Katingan. Agie, M.Hum.

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR

Seuntai Kata. Limboto, 15 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo. Arifin M. Ointu, SE

Seuntai Kata. Bandung, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Gema Purwana

Edison Manurung, S.Si, MM.

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Pasuruan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SAMARINDA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN

Seuntai Kata. Kota Mungkid, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang. Sri Handayani, SE, MM

Transkripsi:

La p o r a nha s i l Se n s u spe r t a n i a n2 0 1 3Pr o v i n s i Be n g k u l u

Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 Tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari FAO yang menetapkan The World Programme for the 2010 Around Agricultural Censuses Covering Periode 2006-2015. Pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha pertanian pada Mei 2013, dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada November 2013 dan Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis dalam setiap subsektor pertanian pada Mei-Oktober 2014. Buku Laporan Hasil Sensus Pertanian 2013 (Pencacahan Lengkap) ini merupakan hasil pencacahan lengkap usaha pertanian pada Mei 2013. Buku ini disusun untuk memberikan gambaran rinci mengenai kondisi usaha pertanian Provinsi Bengkulu tahun 2013 menurut subsektor. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada website http://st2013.bps.go.id. Publikasi ini merupakan persembahan kedua setelah publikasi Hasil Sensus Pertanian 2013 (Angka Sementara) yang sebelumnya dirilis pada awal September 2013. Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas bantuan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah ikut berpartisipasi dalam menyukseskan Sensus Pertanian 2013. Bengkulu, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Ir. Dody Herlando, M.Econ. 1

Laporan Hasil Sensus Pertanian 2013

Laporan Hasil Sensus Pertanian 2013 Hasil ST2013 menunjukkan bahwa pelaku usaha pertanian di Provinsi Bengkulu didominasi oleh rumah tangga usaha pertanian. Hal ini tercermin dari besarnya jumlah rumah tangga usaha pertanian, jika dibandingkan dengan banyaknya perusahaan pertanian berbadan hukum maupun pelaku usaha lainnya yaitu selain rumah tangga dan perusahaan pertanian berbadan hukum. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Bengkulu Tahun 2013 tercatat sebanyak 277.136 rumah tangga, berkurang sebesar 1,36 persen dari tahun 2003 yang tercatat sebanyak 280.964 rumah tangga. Sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Tahun 2013 tercatat sebanyak 82 perusahaan dan pelaku usaha lainnya sebanyak 128 unit. Kabupaten Bengkulu Utara tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak di tahun 2013, yaitu sebanyak 51.391 rumah tangga. Pada periode yang sama, Kabupaten Bengkulu Utara tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak dan Kabupaten Mukomuko tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak. Peningkatan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar terjadi di Kabupaten Mukomuko, dengan pertumbuhan jumlah rumah tangga usaha pertanian sebesar 12,00 persen. Gambar 1 Perbandingan Jumlah Usaha Pertanian di Provinsi Bengkulu, Tahun 2003 dan 2013 5

Tabel 1 Jumlah Usaha Pertanian di Provinsi Bengkulu menurut Kabupaten/Kota dan Pelaku Usaha Tahun 2003 dan 2013 Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum Rumah Tangga Usaha Pertanian (RT) Usaha (Perusahaan) No Kabupaten/Kota Pertanian Pertumbuhan Pertumbuhan 2003 2013 2003 2013 Lainnya Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 Bengkulu Selatan 24.857 23.586-1.271-5,11 1 1 0 24 2 Rejang Lebong 43.716 40.991-2.725-6,23 5 3-2 -40,00 23 3 Bengkulu Utara 47.372 51.391 4.019 8,48 5 24 19 380,00 11 4 K a u r 23.277 23.200-77 -0,33 0 10 10 6 5 S e l u m a 34.524 37.507 2.983 8,64 6 7 1 16,67 1 6 Mukomuko 26.066 29.193 3.127 12,00 7 20 13 185,71 44 7 L e b o n g 20.050 19.031-1.019-5,08 2 1-1 50,00 2 8 K e p a h I a n g 23.888 23.434-454 -1,90 2 2 0 7 9 Bengkulu Tengah 19.984 18.089-1.895-9,84 7 7 0 3 10 Kota Bengkulu 17.230 10.714-6.516-37,82 6 7 1 16,67 7 Provinsi Bengkulu 280.964 277.136-3.828-1,36 41 82 41 100,00 128 6

Gambar 2 Peta Sebaran Usaha Pertanian, Tahun 2013 7

Subsektor Perkebunan terlihat mendominasi usaha pertanian di Provinsi Bengkulu. ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak di Provinsi Bengkulu adalah di Subsektor Perkebunan dan Subsektor Tanaman Pangan. Jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perkebunan sebanyak 237.816 rumah tangga dan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Tamanan Pangan sebanyak 99.971 rumah tangga. Subsektor Perikanan ternyata merupakan subsektor yang memilki jumlah rumah tangga usaha pertanian paling sedikit, diikuti oleh Subsektor Kehutanan. Jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Perikanan pada tahun 2013 tercatat sebanyak 13.894 rumah tangga, sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian Subsektor Kehutanan tercatat sebanyak 24.930 rumah tangga. Pertumbuhan jumlah rumah tangga usaha pertanian tertinggi antara tahun 2003 sampai tahun 2013 terjadi di Subsektor Perkebunan, yang mengalami pertumbuhan sebesar 11,49 persen. Sedangkan pada periode yang sama, Subsektor Holtikultura mengalami penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian paling tinggi, yaitu tercatat sebesar 45.211 rumah tangga. Gambar 3 Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Provinsi Bengkulu menurut Subsektor, Tahun 2003 dan 2013 250.000 237.816 213.302 200.000 150.000 100.000 138.748 99.971 125.137 79.926 107.872 75.794 50.000 0 Tanaman Pangan 28.778 27.30724.930 13.894 13.083 6.962 Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Jasa Pertanian 2003 2013 8

Usaha pertanian ditinjau dari banyaknya perusahaan pertanian berbadan hukum, terlihat didominasi oleh Subsektor Perkebunan dan Subsektor Perikanan. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Perkebunan sebanyak 63 perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Perikanan sebanyak 9 perusahaan. Subsektor Hortikultura dan Jasa Pertanian ternyata merupakan subsektor yang tidak memiliki perusahaan pertanian berbadan hukum. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Kehutanan pada tahun 2013 tercatat sebanyak 4 perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum Subsektor Tanaman Pangan dan Subsektor Peternakan masing-masing sebanyak 3 perusahaan. Pertumbuhan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum tertinggi antara tahun 2003 sampai tahun 2013 terjadi di Subsektor Perikanan, yang mengalami pertumbuhan sebesar 800 persen. Sedangkan pada periode yang sama, Subsektor Holtikultura dan Jasa Pertanian tidak menunjukkan adanya jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum. Gambar 4 Perbandingan Jumlah Perusahaan Berbadan Hukum di Provinsi Bengkulu menurut Subsektor, Tahun 2003 dan 2013 9

Tabel 2 Jumlah Usaha Pertanian menurut Subsektor dan Pelaku Usaha Tahun 2003 dan 2013 No Sektor/Subsektor Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum Rumah Tangga Usaha Pertanian (RT) Usaha (Perusahaan) Pertanian Pertumbuhan Pertumbuhan 2003 2013 2003 2013 Lainnya Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Sektor Pertanian 280.694 277.136-3.828-1,36 41 82 41 100,00 128 Subsektor 1. Tanaman Pangan 138.748 99.971-38.777-27,95 1 3 2 200,00 23 Padi 118.550 87.916-30.634-25,84 1 3 2 200,00 6 Palawija 42.536 19.825-22.711-53,39 - - - - 20 2. Hortikultura 125.137 79.926-45.211-36,13 - - - - 26 3. Perkebunan 213.302 237.816 24.514 11,49 35 63 28 80,00 76 4. Peternakan 107.872 75.794-32.078-29,74 2 3 1 50,00 20 5. Perikanan 28.778 13.894-14.884-51,72 1 9 8 800,00 23 Budidaya Ikan 10.422 10.188-234 -2,25 1 2 1 100,00 19 Penangkapan Ikan 19.115 3.820-15.295-80,02-7 7-4 6. Kehutanan 27.307 24.930-2.377-8,70 2 4 2 50,00 4 7 Jasa Pertanian 13.083 6.962-6.121-46,79 - - - - - Usaha pertanian lainnya di Subsektor Perkebunan memiliki jumlah usaha pertanian terbanyak pada tahun 2013, yaitu sebanyak 76 usaha, diikuti oleh Subsektor Hortikultura yang tercatat memiliki jumlah usaha pertanian sebanyak 26 usaha. Sedangkan subsektor Kehutanan pada tahun 2013 merupakan subsektor dengan jumlah usaha pertanian lainnya paling sedikit (4 usaha). 10

Apabila diklasifikasikan menurut golongan luas lahan, pada tahun 2003 terlihat bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan lebih dari 5.000 m2 mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Bengkulu. Kondisi yang hampir serupa terjadi pada tahun 2013. Sedangkan, jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan <1.000 m2 pada tahun 2013 sebesar 11.118 rumah tangga, mengalami penurunan sebesar 59,48 persen dibandingkan tahun 2003, yang tercatat sebanyak 27.441 rumah tangga. Usaha pertanian dengan luas lahan antara 1.000 1.999 m2 pada tahun 2013 adalah sebanyak 4.852 rumah tangga, menurun sebesar 23,60 persen bila dibandingkan dengan tahun 2003 yang tercatat sebanyak 6.351 rumah tangga. Golongan luas lahan 2.000 4.999 m2 tercatat mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian sebanyak 21.543 rumah tangga pada tahun 2013 meningkat sebanyak 1.397 rumah tangga jika dibandingkan tahun 2003 (6.93 persen). Sedangkan golongan luas lahan 5.000 9.999 m2 tercatat mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian sebanyak 44.094 rumah tangga pada tahun 2013 meningkat sebanyak 2.082 rumah tangga jika dibandingkan tahun 2003 (4.96 persen). Gambar 5 Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai, Di Provinsi Bengkulu Tahun 2003 dan 2013 120.000 100.000 91.348 100.471 80.000 60.000 40.000 20.000 27.441 11.118 6.351 4.852 20.14621.543 42.01244.094 55.037 52.279 42.779 38.629 0 <1000 1000-1999 2000-4999 5000-9999 10000-19999 20000-29999 30000 2003 2013 11

Tabel 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai, Tahun 2003 dan 2013 No. Golongan Luas Lahan (m2) 2003 2013 Pertumbuhan Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 <1.000 27.441 11.118-16.323-59,48 2 1.000 1.999 6.351 4.852-1.499-23,60 3 2.000 4.999 20.146 21.543 1.397 6,93 4 5.000 9.999 42.012 44.094 2.082 4,96 5 10.000 19.999 91.348 100.471 9.123 9,99 6 20.000 29.999 55.037 52.279-2.758-5,01 7 30.000 38.629 42.779 4.150 10,74 Tabel 3 menunjukkan bahwa golongan luas lahan antara 10.000 19.999 m 2 merupakan golongan luas lahan dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, baik di tahun 2003 maupun 2013. Pada tahun 2003 tercatat jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan antara 10.000 19.999 m 2 sebanyak 91.348 rumah tangga. Pada tahun 2013, terjadi peningkatan jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan antara 10.000 19.999 m 2 sebesar 9,99 persen, yaitu menjadi sebanyak 100.471 rumah tangga. 12

Gambar 6 Perbandingan Rumah Tangga Pertanian Pengguna Lahan dan Petani Gurem, Tahun 2013 Bukan Pengguna Lahan Petani Gurem 1% Pengguna Lahan 99% 13% 86% Petani Non Gurem Rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan ternyata mendominasi rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Bengkulu. Dari sebanyak 277.136 rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Bengkulu, sebesar 99 persen merupakan rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan (275.559 rumah tangga). Sedangkan rumah tangga usaha pertanian bukan pengguna lahan hanya sebesar 1 persen, atau sebanyak 1.577 rumah tangga. Rumah tangga pertanian pengguna lahan dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu rumah tangga petani gurem (rumah tangga usaha pertanian yang menguasai kurang dari 5.000 m 2 lahan) dan rumah tangga petani non gurem (rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lebih dari atau sama dengan 5.000 m 2 lahan). Hasil ST2013 menunjukkan bahwa rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan masih didominasi oleh rumah tangga petani non gurem. Dari sebanyak 275.559 rumah tangga pertanian pengguna lahan di Provinsi Bengkulu, sebesar 13 persen (35.974 rumah tangga) merupakan rumah tangga petani gurem. Sedangkan rumah tangga petani non gurem tercatat sebesar 86 persen, atau sebanyak 239.585 rumah tangga. 13

Tabel 4 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan dan Rumah Tangga Petani Gurem menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2003 dan 2013 Rumah Tangga Usaha Pertanian Rumah Tangga Petani Gurem Pengguna Lahan No Kabupaten/Kota Pertumbuhan Pertumbuhan 2003 2013 2003 2013 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Bengkulu Selatan 24.187 23.477-710 -2,94 4.620 4.156-464 -10,04 2 Rejang Lebong 43.502 40.977-2.525-5,80 6.966 5.978-988 -14,18 3 Bengkulu Utara 46.930 51.047 4.117 8,77 6.618 4.607-2.011-30,39 4 K a u r 23.065 23.054-11 -0,05 2.227 3.709 1.482 66,55 5 S e l u m a 34.373 37.471 3.098 9,01 3.548 4.441 893 25,17 6 Mukomuko 24.657 29.080 4.423 17,94 3.073 2.974-99 -3,22 7 L e b o n g 19.860 18.986-874 -4,40 3.027 2.243-784 -25,90 8 K e p a h I a n g 23.808 23.425-383 -1,61 2.768 2.273-495 -17,88 9 Bengkulu Tengah 19.723 18.034-1.689-8,56 6.388 2.356-4.032-63,12 10 Kota Bengkulu 15.664 10.008-5.656-36,11 9.912 3.237-6.675-67,34 Provinsi Bengkulu 275.769 275.559-210 -0,08 49.147 35.974-13.173-26,80 14

Gambar 7 Peta Sebaran Rumah Tangga Petani Gurem, Tahun 2013 15

Dilihat dari kondisi demografi petani menurut jenis kelamin, hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah petani dengan jenis kelamin laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Kondisi ini terjadi hampir di seluruh subsektor. Subsektor Perkebunan dan Tanaman Pangan merupakan subsektor yang memiliki jumlah petani berjenis kelamin laki-laki tertinggi, yaitu sebanyak 226.757 petani untuk Subsektor Perkebunan dan sebanyak 91.778 petani untuk Subsektor Tanaman Pangan. Subsektor Perkebunan dan Subsektor Hortikultura merupakan subsektor yang memiliki jumlah petani berjenis kelamin perempuan tertinggi, yaitu sebanyak 26.238 petani untuk Subsektor Perkebunan dan sebanyak 14.782 petani untuk Subsektor Hortikultura. Gambar 8 Perbandingan Jumlah Petani menurut Sektor/Subsektor dan Jenis Kelamin di Provinsi Bengkulu Tahun 2013 250.000 226.757 200.000 150.000 100.000 91.778 72.147 69.649 50.000 0 12.782 14.782 Tanaman Pangan 26.238 10.703 23.696 13.636 714 1.966 Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Laki-laki Perempuan 16

No Tabel 5 Jumlah Petani Menurut Sektor/Subsektor dan Jenis Kelamin Tahun 2013 Sektor/Subsektor Laki-laki Perempuan Jumlah Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Sektor Pertanian 265.693 86,03 43.161 13,97 308.854 100,00 Subsektor 1. Tanaman Pangan 91.778 87,78 12.782 12,22 104.560 100,00 2. Hortikultura 72.147 83,00 14.782 17,00 86.929 100,00 3. Perkebunan 226.757 89,63 26.238 10,37 252.995 100,00 4. Peternakan 69.649 86,68 10.703 13,32 80.352 100,00 5. Perikanan Budidaya Ikan 9.784 93,75 652 6,25 10.436 100,00 Penangkapan Ikan 3.852 98,42 62 1,58 3.914 100,00 6. Kehutanan 23.696 92,34 1.966 7,66 25.662 100,00 17

Jumlah Petani Gambar 9 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga di Provinsi Bengkulu Tahun 2013 90.000 80.000 70.000 60.000 50.000 40.000 30.000 20.000 10.000 0 <15 15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 65+ Laki-laki Perempuan Kelompok usia produktif, yaitu kelompok umur 15 64 tahun terlihat mendominasi jumlah kepala rumah tangga usaha pertanian. Tercatat sebanyak 255.352 rumah tangga usaha pertanian yang kelompok umur kepala rumah tangganya antara 15 64 tahun. Tidak ada rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur kepala rumah tangga kurang dari 15 tahun, sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian kelompok umur kepala rumah tangga di atas 65 tahun adalah sebanyak 21.784 rumah tangga. Rumah tangga usaha pertanian dengan kepala rumah tangga laki-laki juga terlihat lebih tinggi jumlahnya jika dibandingkan dengan kepala rumah tangga perempuan. 18

Tabel 6.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga Tahun 2013 Kelompok Umur Kepala Laki-laki Perempuan Jumlah No Rumah Tangga Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 <15 0 0 0-2 15 24 3.057 97,48 79 2,52 3.136 100,00 3 25 34 48.763 97,77 1.114 2,23 49.877 100,00 4 35 44 83.503 95,74 3.718 4,26 87.221 100,00 5 45 54 66.437 91,34 6.300 8,66 72.737 100,00 6 55 64 36.890 87,04 5.491 12,96 42.381 100,00 7 65 17.958 82,44 3.826 17,56 21.784 100,00 JUMLAH 256.608 92,59 20.528 7,41 277.136 100,00 Hal serupa terjadi di kelompok umur 15 64 tahun. Jumlah rumah tangga usaha pertanian kelompok umur 15 64 tahun dengan kepala rumah tangga laki-laki tercatat sebesar 238.650 rumah tangga, lebih tinggi daripada kepala rumah tangga perempuan yang tercatat sebesar 16.702 rumah tangga. Untuk kelompok umur lebih dari 65 tahun, kepala rumah tangga laki-laki tercatat sebesar 17.958 rumah tangga, lebih tinggi daripada kepala rumah tangga perempuan yang tercatat sebesar 3.826 rumah tangga. 19

Tabel 6.b Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Petani Utama Tahun 2013 Laki-laki Perempuan Jumlah No Kelompok Umur Petani Utama Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 <15 1 100,00 0 0,00 1 100,00 2 15 24 3.579 97,02 110 2,98 3.689 100,00 3 25 34 50.515 97,10 1.511 2,90 52.026 100,00 4 35 44 83.753 95,09 4.322 4,91 88.075 100,00 5 45 54 65.806 91,19 6.355 8,81 72.161 100,00 6 55 64 36.087 87,46 5.174 12,54 41.261 100,00 7 65 16.606 83,35 3.317 16,65 19.923 100,00 JUMLAH 256.347 92,50 20.789 7,50 277.136 100,00 Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin petani utama, terlihat bahwa jumlah petani utama laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Konsep petani utama dimaksud disini adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari jenis usaha pertanian yang diusahakan. Sama halnya bila dirinci menurut kelompok umur kepala rumah tangga, kelompok usia produktif (kelompok umur petani utama 15-64 tahun) terlihat mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian. Tercatat sebanyak 257.213 rumah tangga usaha pertanian yang kelompok umur petani utamanya antara 15-64 tahun. Tidak ada rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur petani utama kurang dari 15 tahun, sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian kelompok umur petani utama di atas 65 tahun adalah sebanyak 19.923 rumah tangga. Rumah tangga usaha pertanian dengan petani utama laki-laki juga terlihat lebih tinggi jumlahnya jika dibandingkan dengan petani utama perempuan. Kecenderungan ini terjadi hampir serupa di masing-masing kelompok umur. 20

Gambar 10 Jumlah Sapi dan Kerbau menurut Jenis Kelamin, Tahun 2013 70.010 73.334 60.010 50.010 40.010 30.010 20.010 10.010 10 32.681 12.346 5.436 31 152 Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jantan Betina Jumlah sapi dan kerbau pada tahun 2013 tercatat sebanyak 123.980 ekor, terdiri dari 183 ekor sapi perah, 106.015 ekor sapi potong, dan 17.782 ekor kerbau. Jumlah sapi dan kerbau betina lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah sapi dan kerbau jantan. Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah sapi dan kerbau betina sebanyak 85.832 ekor dan jumlah sapi dan kerbau jantan sebanyak 38.148 ekor. Kabupaten dengan jumlah sapi dan kerbau terbanyak adalah Kabupaten Bengkulu Utara, dengan jumlah sapi dan kerbau sebanyak 33.820 ekor. Sedangkan Kabupaten Lebong adalah kabupaten dengan jumlah sapi dan kerbau paling sedikit (764 ekor). Jumlah sapi potong terbanyak terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara, yaitu sebanyak 30.707 ekor, dan jumlah sapi perah terbanyak adalah Kabupaten Rejang Lebong, dengan jumlah sapi perah sebanyak 143 ekor. 21

No Tabel 7 Jumlah Sapi dan Kerbau menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, Tahun 2013 Kabupaten/Kota Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) Jumlah Sapi dan Kerbau 1 Bengkulu Selatan 3.579 10.270 13.849 0 0 0 1.013 2.748 3.761 17.610 2 Rejang Lebong 2.652 3.107 5.759 25 118 143 292 150 442 6.344 3 Bengkulu Utara 9.262 21.445 30.707 0 0 0 886 2.227 3.113 33.820 4 K a u r 2.473 5.929 8.402 0 0 0 1.070 2.915 3.985 12.387 5 S e l u m a 4.818 10.812 15.630 0 0 0 229 534 763 16.393 6 Mukomuko 4.340 11.467 15.807 0 0 0 514 1.147 1.661 17.468 7 L e b o n g 110 221 331 0 0 0 153 280 433 764 8 K e p a h I a n g 1.243 1.344 2.587 6 34 40 230 59 289 2.916 9 Bengkulu Tengah 2.189 4.839 7.028 0 0 0 927 2.158 3.085 10.113 10 Kota Bengkulu 2.015 3.900 5.915 0 0 0 122 128 250 6.165 Provinsi Bengkulu 32.681 73.334 106.015 31 152 183 5.436 12.346 17.782 12.980 22

Gambar 11 Peta Sebaran Jumlah Sapi dan Kerbau menurut Jenis Kelamin, Tahun 2013 23

Perbandingan rata-rata luas lahan yang dikuasai per rumah tangga usaha pertanian menunjukkan bahwa dibandingkan tahun 2003, luas lahan sawah yang dikuasai rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Bengkulu pada tahun 2013 mengalami penurunan. Hal ini menandakan bahwa di potensi pertanian sawah semakin menurun seiring kemajuan pembangunan di Provinsi Bengkulu yang merubah fungsi lahan sawah menjadi lahan bukan sawah. Rata-rata luas lahan pertanian bukan sawah yang dikuasai rumah tangga usaha pertanian pada tahun 2013 semakin luas bila dibandingkan tahun 2003. Sedangkan untuk luas lahan sawah mengalami penyempitan, hal ini mengindikasikan terjadi perubahan fungsi lahan dari lahan sawah menjadi lahan bukan sawah. Apabila lahan pertanian dikelompokkan menurut jenis lahan sawah dan bukan sawah, maka rata-rata luas lahan bukan sawah yang dikuasai per rumah tangga usaha pertanian lebih tinggi dibandingkan rata-rata luas lahan sawah. Tercatat rata-rata luas lahan bukan sawah yang dikuasai per rumah tangga usaha pertanian adalah sebesar 15.778,84 m 2, sedangkan rata-rata luas lahan sawah yang dikuasai per rumah tangga usaha pertanian adalah sebesar 1.451,19 m 2. Gambar 12 Rata-rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian menurut Jenis Lahan, Tahun 2013 18.000,00 16.000,00 14.000,00 12.000,00 10.000,00 8.000,00 6.000,00 4.000,00 2.000,00-15.778,84 8.346,90 1.628,10 1.451,19 1.593,31 391,13 Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Lahan Bukan Pertanian 2003 2013 24

Tabel 8 Rata-rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Lahan Tahun 2013 (m 2 ), Tahun 2013 No Kabupaten/Kota Lahan Bukan Pertanian 2003 2013 Jenis Lahan Lahan Pertanian Lahan yang dikuasai Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Jumlah 2003 2013 2003 2013 2003 2013 2003 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Bengkulu Selatan 1.883,83 288,69 2.952,77 2.238,35 7.689,58 13.387,74 10.642,34 15.626,08 12.526,17 15.914,77 2 Rejang Lebong 615,74 248,93 763,21 934,62 8.168,45 12.651,57 8.931,66 13.586,19 9.547,40 13.835,12 3 Bengkulu Utara 2.294,35 461,12 1.602,43 892,94 11.665,76 19.350,26 13.268,19 20.243,20 15.562,54 20.704,32 4 K a u r 2.066,25 357,60 2.547,08 1.694,24 11.972,88 15.110,08 14.519,96 16.804,32 16.586,21 17.161,92 5 S e l u m a 2.341,42 455,15 3.201,77 2.053,00 10.627,75 14.611,48 13.829,52 16.664,48 16.170,95 17.119,64 6 Mukomuko 4.756,56 641,60 1.546,47 581,04 10.675,69 23,529,84 12.222,15 24.110,87 16.978,71 24.752,47 7 L e b o n g 837,55 357,21 3.360,80 3.783,10 6.247,97 10.824,07 9.608,77 14.607,17 10.446,32 14.694,38 8 K e p a h I a n g 553,74 272,74 914,24 1.000,16 9.646,51 13.143,39 10.560,75 14.143,55 11.114,48 14.416,29 9 Bengkulu Tengah 1.110,65 362,49 1.557,57 1.342,02 9.619,85 15.481,89 11.177,42 16.823,91 12.288,06 17.186,40 10 Kota Bengkulu 419,12 358,63 302,46 1.139,01 1.467,87 15.358,52 1.770,33 16.497,53 2.189,45 16.856,16 Provinsi Bengkulu 1.593,31 391,13 1.628,10 1.451,19 8.346,90 15.778,84 9.975,00 17.230,03 11.658,31 17.621,16 25

Jumlah Rumah Tangga Gambar 13 Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian menurut Sub Sektor, Tahun 2013 4.000 3.500 3.000 2.974 3.555 2.500 2.000 1.500 1.000 500 676 209 223 540 - Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Subsektor perkebunan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak. Hasil ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga jasa pertanian subsektor perkebunan tahun 2013 adalah sebesar 3.555 rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit tercatat pada subsektor peternakan, yaitu sebanyak 209 rumah tangga jasa pertanian. Subsektor tanaman pangan tercatat memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian sebanyak 2.974 rumah tangga, sedangkan subsektor hortikultura, perikanan, dan kehutanan memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian masing-masing sebanyak 676, 223, dan 540 rumah tangga. Apabila dikaji per kabupaten, terlihat bahwa Kabupaten Bengkulu Utara merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak, sedangkan Kabupaten Kepahiang merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit. 26

Tabel 9 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian menurut Kabupaten/Kota dan Sub Sektor, Tahun 2013 No Kabupaten/Kota Jumlah Ruta Jasa Pertanian (1) (2) (3) Jumlah Ruta Jasa Pertanian Subsektor Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Bengkulu Selatan 676 317 9 318 1 8 53 2 Rejang Lebong 666 323 184 293 28 1 51 3 Bengkulu Utara 2.109 385 212 1.610 79 79 124 4 K a u r 923 500 93 300 41 48 139 5 S e l u m a 518 318 10 177 2 6 56 6 Mukomuko 331 151 23 139 3 22 24 7 L e b o n g 1.018 698 51 412 7 6 42 8 K e p a h I a n g 71 32 9 23 1 0 10 9 Bengkulu Tengah 293 173 10 103 12 5 20 10 Kota Bengkulu 357 77 75 180 35 48 21 Provinsi Bengkulu 6.962 2.974 676 3.555 209 223 540 27

28 Gambar 14 Peta Sebaran Usaha Pertanian Rumah Tangga Jasa Pertanian, Tahun 2013

Gambar 15 Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian menurut Sub Sektor, Tahun 2013 16.000 14.537 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.649 2.000 1.060 1.015 583 793 - Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Subsektor perkebunan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian terbanyak. Jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian subsektor perkebunan tahun 2013 tercatat sebesar 14.537 rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian paling sedikit tercatat pada subsektor perikanan, yaitu sebanyak 583 rumah tangga. Subsektor tanaman pangan tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian sebanyak 2.649 rumah tangga, sedangkan subsektor hortikultura, peternakan, dan kehutanan memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian masing-masing sebanyak 1.060, 1.015, dan 793 rumah tangga. 29

Tabel 10 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor, Tahun 2013 No Kabupaten/Kota Jumlah Rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian (1) (2) (3) Tanaman Pangan Jumlah Ruta Jasa Pertanian Subsektor Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Bengkulu Selatan 1.747 302 103 1.245 9 29 112 2 Rejang Lebong 4.037 307 111 3.434 113 15 133 3 Bengkulu Utara 2.963 295 221 2.164 186 96 118 4 K a u r 1.829 380 75 1.288 16 79 61 5 S e l u m a 2.274 376 68 1.794 22 26 39 6 Mukomuko 1.291 186 62 925 23 86 33 7 L e b o n g 2.127 301 285 1.270 168 117 111 8 K e p a h I a n g 1.860 243 20 1.329 162 7 139 9 Bengkulu Tengah 1.434 208 58 903 235 34 42 10 Kota Bengkulu 468 51 57 185 81 94 5 Provinsi Bengkulu 20.030 2.649 1.060 14.537 1.015 583 793 30

Gambar 16 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian, Tahun 2013 31

S etiap pembangunan, termasuk pula pembangunan di bidang pertanian, bila diharapkan berhasil baik maka memerlukan perencanaan yang matang dan teliti serta didasarkan atas angka-angka statistik khususnya di bidang pertanian yang lengkap, aktual, dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, dengan dilaksanakannya Sensus Pertanian 2013 ini, diharapkan dapat memberi solusi dan pencerahan dari berbagai kalangan baik pemerintah maupun swasta sebagai bahan untuk membuat kebijakan dan evaluasi program pembangunan pertanian. Semoga dengan tema Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik, kiranya dapat menjadi penyemangat bagi semua kalangan pengambil kebijakan demi terwujudnya masa depan petani yang lebih baik. 32