BAB I PENDAHULUAN Tahun. Gambar 1.1 Penjualan AMDK di Indonesia (dalam juta liter) (Sumber : Atmaja dan Mustamu, 2013)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB PEN EN A D HU LU N 1.1 Lat L ar B l e ak G mb m ar 1.1

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Penentuan Persediaan Bahan Baku Optimal Menggunakan Model Q dengan Lost Sales Pada Industri Air Minum Dalam Kemasan

BAB 1 PENDAHULUAN I-1

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha menyebabkan tingkat persaingan semakin

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dalam menentukan persediaan perusahan harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

Prinsip-Prinsip Manajemen Persediaan Tujuan perencanaan dan pengendaliaan persediaan:

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kondisi tersebut, perusahaan memberlakukan sistem persediaan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. maju. Hal ini dikarenakan industri mempunyai kontribusi yang sangat besar

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB I PENDAHULUAN. di bidang produksi atau pembuatan kertas rokok (cigarette paper). Produk kertas

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami penyempurnaan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh konsumen sehingga produk tersebut tiba sesuai dengan waktu yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat diketahui dari persaingan antar perusahaan yang semakin ketat, baik

BAB I PENDAHULUAN. Pencucian galon (mesin) Pengisian galon. Pencucian galon (manual) Penyimpanan galon

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat dan pesat. Perkembangan teknologi ini menitikberatkan kepada aspek

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money (

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Model Sistem Persediaan Dua Eselon Dengan Mempertimbangkan Interaksi Antar Fasilitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN I.1

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bentuk perusahaan mempunyai tujuan yang harus dicapai oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Rumah Sakit XYZ merupakan salah satu rumah sakit negeri yang ada di Kabupaten Bandung. Rumah sakit ini memiliki sepuluh instalasi, yaitu :

Evaluasi Pengendalian Persediaan di PT XYZ

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

Bab 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengendalian Persediaan Barang Dagangan Pada UD.Amino 2 Malang Oleh: Taslim Fadlin. Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Djumilah Zain., SE.

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berusaha memanfaatkan semua sumber daya atau aset yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG KARPET MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER INTERVAL PROBABILISTIC MODEL

BAB 3 METODE PENELITIAN

Jenis. Urea Ammonia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses sebuah barang yang akan dijual lagi kepada end user nantinya. Mulai dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA

perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun pendistribusian barang dalam hal ini adalah distributor.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan para perusahaan manufaktur. Produk berkualitas, harga yang

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Inventory atau persediaan merupakan aset yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berakibat bahwa di suatu perusahaan yang barang penjualannya lengkap maka

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan inilah dinamakan proses produksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi

I. PENDAHULUAN. perusahaan jasa boga dan perusahaan pertanian maupun peternakan.

PENDAHULUAN BAB I Latar Belakang. Perbaikan performansi bisnis modern harus mencakup keseluruhan sistem

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang memudahkan masyarakat luas mendapatkan informasi terkini,

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Produksi Beras Indonesia

Transkripsi:

Jumlah Penjualan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air minum merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan zaman masyarakat menginginkan sesuatu yang praktis dan semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat terhadap konsumsi air yang sehat, serta berkualitas maka masyarakat membutuhkan suatu produk air minum yang sehat, terjangkau, dan instan. Salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat adalah dengan hadirnya produk air minum dalam kemasan. Bisnis Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) memiliki prospek yang sangat baik, karena kebutuhan akan air minum semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Dari segi penjualan, industri ini mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Perusahaan yang bergerak di bidang air minum pun semakin banyak dan terus melakukan ekspansi untuk memperluas jaringan pasarnya (Juniar, 2010). 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Tahun Gambar 1.1 Penjualan AMDK di Indonesia (dalam juta liter) (Sumber : Atmaja dan Mustamu, 2013) Semakin banyak perusahaan air minum yang terdapat di Indonesia, perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain. Salah satu

faktor yang meningkatkan daya saing perusahaan yaitu harga produk. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga produk yaitu biaya persediaan (inventory cost). Perusahaan harus mengelola manajemen persediaan suatu dengan baik untuk mendapatkan harga produk yang bersaing. Perusahaan harus fokus terhadap pengendalian persediaan karena persediaan merupakan salah satu bagian yang menyerap investasi yang besar. Hal ini terjadi karena nilai investasi perusahaan dalam bentuk barang persediaan besarnya bervariasi antara 30%-40% dari nilai seluruh aset (Indrajit, 2006). Dapat dilihat bahwa persediaan menentukan tingkat keuntungan dan menentukan besar kecilnya laba atau rugi perusahaan. Perusahaan baik perusahaan manufaktur ataupun jasa pasti memiliki persediaan barang. Saat ini masih banyak perusahaan yang merencanakan persediaan tanpa dilakukan perencanaan yang baik. Hal ini dapat menyebabkan jumlah barang yang diproduksi tidak sesuai dengan permintaan pasar yang dapat berakibat pada biaya operasional yang tinggi terutama biaya persediaan (Kemas, 2012). Kekurangan persediaan dapat mengakibatkan terhentinya proses produksi, sehingga persediaan adalah salah satu masalah yang krusial dalam operasional perusahaan. Terlalu besarnya persediaan (over stock) dapat mengakibatkan tingginya beban biaya untuk menyimpan dan memelihara barang selama penyimpanan di gudang. Tujuan dari perusahaan yaitu tidak untuk mengurangi atau meningkatkan persediaan, namun keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan maksimal (Stephyna, 2011). PT Indomex Dwijaya Lestari merupakan perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang berlokasi di Gadut, Padang. Bahan kemasan yang digunakan untuk membuat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) ini yaitu bahan kemas (kardus), sedotan (straw), tutup atas cup (lid cup), cup, lakban, segel untuk botol (seal cap), tutup botol, label untuk botol, botol kosong, dan bahan kemasan pembuat botol (preeform). Untuk dapat menekan biaya persediaan, PT Indomex Dwijaya Lestari harus mengelola persediaan dengan baik agar dapat tetap bersaing dengan perusahaan lain. 2

Sistem persediaan yang dijalankan perusahaan saat ini yaitu berupa instruksi dan kebijakan dari direktur berdasarkan persediaan pembatas. Barang yang sudah mendekati persediaan pembatas akan segera dipesan. Permasalahannya adalah dengan lead time rata-rata yang diperkirakan oleh pihak perusahaan, terkadang barang yang dikirimkan oleh pemasok (supplier) terlambat datang sehingga terjadi stockout. Di PT Indomex Dwijaya Lestari apabila terjadi stockout maka proses produksi akan terhenti karena masing-masing bahan kemasan mempunyai keterkaitan untuk membuat air minum dalam kemasan. Apabila proses produksi terhenti, perusahaan tidak akan dapat memenuhi permintaan konsumen sehingga konsumen akan mencari produk pesaing yang akan menyebabkan perusahaan kehilangan keuntungan. Selain itu berdasarkan data perusahaan dan survei yang dilakukan terdapat overstock atau kelebihan persediaan. Tabel 1.1 menampilkan data persediaan bahan kemasan PT Indomex Dwijaya Lestari November 2012-Februari 2013 untuk produksi cup 240 ml dan botol 600 ml. Tabel 1.1 Data persediaan bahan kemasan tiap akhir periode PT Indomex Dwijaya Lestari November 2012-Februari 2013 Bahan Baku Bulan November Desember Januari Februari Cup (pc) 292840 237149 121289 224500 Kardus (pc) 49734 105581 121201 252880 Lid (roll) 159 110 163 370 Straw (Pc) 2517312 10333512 13598736 14011392 Lakban (roll) 70 450 348 753 Kardus (pc) 1601 515 7060 2208 Botol (pc) 3110 5271 22368 7231 Segel-Seal Cap 28104 6670 197.143 247335 Label 10696 6855 247.125 197743 Tutup Botol (pc) - - - - Preeform Kehabisan stok Kehabisan stok Kehabisan stok Kehabisan stok (Sumber : bagian Marketing PT Indomex Dwijaya Lestari) 3

Preeform merupakan bahan baku untuk membuat botol air minum 600 ml. Kebijakan pada PT Indomex Dwijaya Lestari adalah jika terjadi stockout seperti yang terjadi pada bahan kemasan preeform, perusahaan akan memesan botol yang sudah jadi ke PT Namasindo yang berada di Jakarta. Pada masing-masing akhir bulan pada Tabel 1.1 terlihat bahwa preeform yang dibeli perusahaan selalu kehabisan stock pada akhir bulan sehingga untuk memproduksi pada bulan selanjutnya tidak terdapat stock, sehingga harus membeli botol dari pemasok sambil menunggu datangnya preeform sebagai bahan kemasan botol. Perusahaan mengeluarkan biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan membuat botol sendiri karena perusahaan telah mempunyai mesin pembuat botol air minum kemasan 600 ml. Hal ini merupakan suatu kerugian bagi perusahaan karena seharusnya dapat membuat botol dengan lebih murah dibanding dengan membeli botol dari pihak pemasok karena harga preeform Rp 350/pc sedangkan harga botol Rp 500/pc. Saat ini terdapat beberapa pemasok yang memasok lebih dari satu bahan kemasan, diantaranya PT Namasindo yang memasok tutup botol dan preeform dan PT Berdikari Jaya yang memasok segel untuk botol (seal cup) dan label untuk botol. Pada sistem yang digunakan perusahaan saat ini, pemesanan masing-masing bahan kemasan tersebut dilakukan secara terpisah sehingga menyebabkan pemborosan ongkos pesan. Bahan kemasan tersebut dapat dipesan secara gabungan jika jumlah persediaan mendekati nilai safety stock. Masalah selanjutnya yang terjadi adalah model persediaan yang ada belum mewakili sistem nyata yang ada pada perusahaan. Permasalahan masing-masing perusahaan tentunya berbeda sehingga diperlukan model yang representatif dengan mempertimbangkan hal-hal di atas. Permasalahan yang dijelaskan sebelumnya menjelaskan bahwa pengelolaan sistem persediaan yang ada saat ini pada PT Indomex Dwijaya Lestari perlu diteliti lebih lanjut. Untuk itu dilakukan perencanaan kebijakan persediaan yang diharapkan dapat meminimasi barang stockout dan overstock sehingga biaya persediaan minimum dengan mengembangkan model terintegrasi antara produk dan bahan kemasan dengan mempertimbangkan adanya safety stock. 4

1.2 Perumusan Masalah Permasalahan yang diteliti dalam penelitian tugas akhir ini adalah bagaimana model persediaan yang terintegrasi antara produk dan bahan kemasan untuk meminimasi total biaya persediaan pada PT Indomex Dwijaya Lestari dengan mempertimbangkan safety stock? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang dicapai dari penelitian tugas akhir ini adalah menghasilkan model persediaan yang terintegrasi antara produk dan bahan kemasan pada PT Indomex Dwijaya Lestari dengan mempertimbangkan safety stock. 1.4 Batasan Masalah Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah : 1. Penelitian dilakukan hanya pada jenis produk cup 240 ml dan botol 600 ml saja karena produk lain sudah tidak dijual dan produk galon tidak dibuat di pabrik yang berada di Gadut. 2. Data yang dikumpulkan adalah data persediaan bulan November 2012- Februari 2013, data penjualan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) bulan Januari 2011? April 2013. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian tugas akhir, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah yang digunakan selama penelitian serta sistematika penulisan yang digunakan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan mengenai tentang teori yang berhubungan dengan penelitian tugas akhir yang dilakukan yaitu mengenai sistem persediaan dan pemodelan sistem. 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian tugas akhir ini secara sistematis. BAB IV FORMULASI MODEL MATEMATIS Bab ini menjelaskan mengenai tahapan-tahapan formulasi model matematis untuk mendapatkan model baru yang representaif terhadap keadaan nyata perusahaan. Bab ini terdiri atas karakteristik sistem, influence diagram, model matematis, dan uji verifikasi. BAB V PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS MODEL Bab ini menjelaskan mengenai pengolahan data dengan melakukan uji validasi pada model matematis yang didapatkan, membandingkan sistem persediaan usulan dengan sistem persediaan perusahaan saat ini, dan mengimplementasikan sistem persediaan pada perusahaan. BAB VI PENUTUP Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian tugas akhir yang telah dilakukan serta saran yang berguna untuk penelitian selanjutnya. 6