Pendanaan Sektor Kesehatan di Indonesia: Studi Kasus Bantuan Operasional Kesehatan. Fatmah Afrianty Gobel

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN KEBIJAKAN BOK DI KAB. OGAN ILIR, SUMATERA SELATAN. Asmaripa Ainy. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya

Review. Bantuan Operasional Kesehatan

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu contoh kebijakan publik yang paling mendasar.

Sesi 2: Bagaimana posisi BOK dalam perencanaan dan penganggaran KIA di Kabupaten?

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan

MONITORING DAN EVALUASI KEBIJAKAN BOK DAN JAMPERSAL

BAB I. PENDAHULUAN A.

V. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

LAPORAN BOK UPT DINAS KESEHATAN UNIT PUSKESMAS TAHUN 2013

FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia. Nizwardi Azkha,SKM,MPPM,M,Pd,M,Si PSIKM FK Unand Padang

DAFTAR ISI 1. ALUR PIKIR 2. LATAR BELAKANG 3. DEFINISI BOK 4. TUJUAN 5. SASARAN BOK 6. KEBIJAKAN OPERASIONAL 7. DASAR HUKUM 8. INDIKATOR KEBERHASILAN

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR : 6 TAHUN 2011 TENTANG

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

WALIKOTA MOJOKERTO, PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 17 TAHUN 2012 TENT ANG

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai implementasi kebijakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu riset menunjukkan setidaknya 3,5 juta anak meninggal tiap tahun karena

2011, No Menetapkan Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 2. Undang-Undang Nomor 36 T

Ind p PETUNJUK TEKNIS B O K ANTUAN PERASIONAL ESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan

Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan. Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

I. PENDAHULUAN. Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat terpenuhi. Namun masalah gizi bukan hanya berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada pandangan terhadap konsep sehat dengan perspektif yang lebih luas. Luasnya

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2009

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESLING LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN BAB I UMUM 1.1. PENDAHULUAN

MONITORING PELAKSANAAN KEBIJAKAN BOK DI DAERAH TERPENCIL, PERBATASAN DAN KEPULAUAN

2011, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemba

INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN. Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 329/MENKES/PER/III/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

LATAR BELAKANG KESEHATAN ADALAH HAK ASASI MANUSIA DAN INVESTASI KEBERHASILAN PEMBANGUNAN BANGSA VISI KEMENTERIAN KESEHATAN

Lustrum ke-13 FK-UGM Yogyakarta, 4 Maret 2011

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF. Dinas Kesehatan Kab. Klungkung Bidang Kesmas

REPUBLIK INDONESIA 2. PRIORITAS NASIONAL KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

Ind P. Bantuan. Operasional. Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang cukup bermakna ditunjukan dengan adanya penurunan

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PENGGUNAAN DANA JAMINAN PERSALINAN DI KABUPATEN KARANGASEM

BAB VII PENUTUP. a. Terjadi pengurangan proporsi anggaran APBD untuk kegiatan program gizi

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan

PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 494/Menkes/SK/IV/2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN

Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI)

Keynote Speech. Nila Farid Moeloek. Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan seutuhnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. apabila prasyarat keadaan gizi yang baik terpenuhi. Masalah gizi yang sering

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BGM di Provinsi Lampung

PETUNJUK DISKUSI RAPAT KERJA KESEHATAN NASIONAL (RAKERKESNAS) TAHUN 2017

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

DISPARITAS KEMISKINAN MASIH TINGGI - SEPTEMBER 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini diarahkan untuk

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

LATAR BELAKANG. Buku Saku Dana Desa

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran,

I. PENDAHULUAN. orang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka yaitu sandang, pangan, dan papan.

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

BAB I PENDAHULUAN. tentang rencana strategis kementrian kesehatan tahun Pembangunan

HASIL SIDANG KOMISI III Paradigma Sehat : Pemberdayaan Masyarakat Dalam Upaya Promotif Preventif

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB 1 PENDAHULUAN. utama bila dibandingkan dengan penyakit umum lainnya. Penyakit gigi yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sedangkan ukuran kesejahteraan masyarakat. sasaran yang membutuhkan layanan (Depkes RI, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. yang meningkat sepanjang tahun. Di dunia diperkirakan setiap tahun terdapat 30 juta

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Sistem Kesehatan adalah meningkatkan derajat kesehatan, ketanggapan, dan keadilan dalam pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

POLICY UPDATE WIKO SAPUTRA

Syarifah (Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara) Fotarisman Zaluchu (Badan Penelitian & Pengembangan Provinsi Sumatera Utara)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS BELANJA SEKTOR KESEHATAN ACEH. Rachmad Suhanda Peneliti Senior Kesehatan - PECAPP PECAPP

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM). Dalam Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisien akan tercapai status

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

Transkripsi:

FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia Pendanaan Sektor Kesehatan di Indonesia: Studi Kasus Bantuan Operasional Kesehatan Fatmah Afrianty Gobel Mahasiswa S3 Ilmu Kedokteran Unair/ Dosen FKM UMI HOTEL HORISON MAKASSAR, 28-30 September 2011

Latar Belakang BOK diharapkan semakin meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia melalui revitalisasi Puskesmas. Ide diadakannya BOK untuk mendukung kegiatan penguatan puskesmas dan jaringannya seperti Poskesdes dan Posyandu serta Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat dalam melaksanakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif sesuai Standar Pelayanan Minimal menuju MDGs.

Puskesmas mempunyai peran besar dalam pembangunan kesmas: menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan balita, memperbaiki status gizi bayi dan balita, serta menurunkan kejadian penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi. Sumber Dana BOK APBN Kemenkes RI. Alokasi dana BOK per Kabupaten/Kota ditetapkan melalui Keputusan Menkes. Selanjutnya Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menetapkan alokasi dana BOK per Puskesmas di daerahnya. Peluncuran skema BOK karena dinilai fungsi Puskesmas belum berjalan optimal

Dana BOK merupakan dukungan Pemerintah, bukan merupakan dana utama operasional Puskesmas Dana BOK bukan sumber pendapatan daerah sehingga tidak boleh disetorkan ke kas daerah. Pemanfaatan dana BOK harus berdasarkan hasil perencanaan yang disepakati dalam Lokakarya Mini Puskesmas yang diselenggarakan secara rutin (periodik bulanan/triwulanan).

Satuan biaya setiap jenis kegiatan pelayanan kesehatan yang dibiayai BOK mengacu pada ketentuan Peraturan Daerah (Perda). Jika belum terdapat Perda yang mengatur, maka satuan biaya tersebut ditetapkan melalui Peraturan Bupati/Walikota atas usulan Dinkes Kabupaten/kota. Pelaksanaan kegiatan di Puskesmas berpedoman pada prinsip keterpaduan, kewilayahan, efisiensi, dan efektif.

Hasil studi di 4 Kabupaten kota (Studi Investasi Kesehatan Ibu dan Anak), ditemukan bahwa hampir seluruh daerah memiliki masalah di sektor pembiayaan kesehatan yang hampir sama yaitu keterbatasan biaya operasional untuk pelayanan kesehatan dasar. Beberapa pemerintah daerah masih terbatas dalam mencukupi kebutuhan biaya operasional yankes dasar di daerahnya Masih terjadi disparitas antar berbagai determinan sosial di masyarakat yang meliputi perbedaan antar wilayah, antar pendidikan masyarakat, antar sosial ekonomi masyarakat dan determinan sosial lainnya. Kehadiran program BOK diharapkan dapat menjadi solusi atas permasalahan dalam operasional pelayanan kesehatan dasar di daerah.

Tujuan Analisis kebijakan untuk mengevaluasi pelaksanaan kebijakan dana BOK.

Metode Penelitian Library Research menggunakan data-data sekunder dari berbagai publikasi internet.

Hasil Hasil riset pustaka, tahun 2010, terdapat sekitar 8.500 puskesmas dan setiap puskesmas bervariasi antara Rp 10juta hingga Rp 22juta. BOK Rp 22 juta untuk puskesmas wilayah timur dan Rp 18 juta untuk wilayah barat. Sekitar 303 puskesmas di tujuh kabupaten di wilayah Jawa, Bali. Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Maluku, dan Papua, pemerintah memberikan bantuan operasional kesehatan Rp 100 juta. Puskesmaspuskesmas di tujuh wilayah tersebut dijadikan uji coba untuk mengetahui berapa banyak dana operasional yang dibutuhkan puskesmas agar kegiatannya optimal.

Tahun 2010, jumlah dana BOK yang disalurkan sebesar Rp 226 miliar pada 8737 unit puskesmas. Tahun 2011 meningkat menjadi Rp 904,5 miliar yang disalurkan langsung kepada pemerintah daerah pada bulan Februari Besaran alokasi tiap puskesmas diserahkan pada Kabupaten/Kota. Saat ini jumlah puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia sebanyak 8967 unit.

Tahun 2011, seluruh Puskesmas di Indonesia mendapatkan dana berkisar Rp 75-250 juta. Dana BOK tidak lagi langsung diberikan ke puskesmas tapi dikelola Dinkes kabupaten/kota yang disesuaikan kondisinya. Akhir bulan Februari 2011, dana tersebut sudah berada di Pemkab/ Pemkot. Sosialisasi BOK di Kabupaten/ Kota menggunakan dana yang ada. Persentase pemanfaatan dana BOK adalah 10% untuk manajemen kesehatan di kabupaten/kota, dan 90% untuk kebutuhan Puskesmas dengan pembagian operasional Puskesmas 85% dan pemeliharaan ringan Puskesmas 5%

Hasil penelitian oleh Litbang Depkes didapatkan alokasi dana BOK tahun 2011 mengalami peningkatan yaitu: (1) Sumatera 2.271 Puskesmas dan Jawa-Bali 3.617 Puskesmas rata-rata mendapatkan dana BOK Rp 75 juta; (2) Kalimantan 836 Puskesmas dan Sulawesi 1.126 Puskesmas rata-rata mendapatkan dana BOK Rp 100 juta; (3) Maluku 256 Puskesmas rata-rata mendapatkan dana BOK Rp 200 juta; (4) Nusa Tenggara 458 Puskesmas dan Papua 403 Puskesmas rata-rata mendapatkan dana BOK Rp 250 juta

Praktek di Lapangan

Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah tahun 2011 mendapat dana BOK Rp. 1,9 milyar. Ditujukan untuk meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat melalui kegiatan promotif dan preventif Puskesmas. Dinkes Kotim telah melaksanakan rapat koordinasi dan konsultasi yang bertujuan untuk mencari kesepakatan dalam menyusun program dan kegiatan berdasarkan SPM dengan mempertimbangkan tupoksi unit kerja dan sinkronisasi sumber pendanaan.

Pemanfaatan dana yang sangat luas mengakibatkan dana BOK dinilai kurang mencukupi, misalnya untuk Kabupaten Magelang apabila setiap Puskesmasnya mendapatkan 18 juta. Jika Puskesmas menggunakan dana BOK sebesar 30%, sisanya 70% dibagi ke Posyandu dibawah koordinasi Puskesmas tersebut yang rata-rata jumlahnya 100 Posyandu maka setiap Posyandu hanya mendapatkan 126 ribu per tahunnya. Jika dalam 1 Posyandu terdapat 5 kader maka setiap orang Kader Posyandu mendapatkan dana 25.200 per tahunnya.

Di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, anggaran BOK tahun 2010 masing-masing puskesmas mendapatkan dana sebesar Rp.18.000.000,- per tahun dan jumlah total 16 kecamatan Rp.468.000.000,-. Tahun 2011 meningkat sebesar Rp. 1.950.000.000,- dimana Rp.1.757.040.000,- untuk alokasi Puskesmas Masing-masing puskesmas mendapatkan alokasi dana yang tidak sama, hal ini disesuaikan berdasarkan jumlah penduduk, luas wilayah, kesulitan wilayah, cakupan program serta jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas. Tahun 2010 masih ditemui berbagai kendala sehingga dilakukan perubahan mekanisme penyaluran dana: dari semula melalui mekanisme bantuan sosial diubah menjadi mekanisme tugas pembantuan dan diintegrasikan dengan pengelolaan Jamkesmas dan Jampersal agar pemanfaatan dananya memberikan daya ungkit besar dalam pencapaian MDGs

Di Provinsi Sulawesi Utara, Sosialisasi BOK gencar dilakukan Dinas Kesehatan Sulut sejak Juli 2010. Salah satunya melalui Di Provinsi Rapat Gorontalo, Kerja Kesehatan tahun 2011 Daerah mendapatkan (Rakesda) dana SulutBOK 2010, dan Jampersal 5-7 Juli, di sebesar Hotel Sutanraja, Rp 7,6 miliar. Minut. Pemahaman Anggaran BOK Dinkes untuksulut, Kota Gorontalo dana BOK bukan sebesar merupakan Rp 700 juta, dana Kabupaten utamagorontalo sehingga pemerintah Rp 2 miliar, Kabupaten daerah tetap Boalemo Rp 1 berkewajiban miliar, Kabupaten menyediakan Pohuwatodana Rp 1 operasional miliar, Kabupaten yang tidak terbiayai Gorontalomelalui Utara Rp BOK. 1 miliar dan Kabupaten Bone Bolango Rp 1,9 miliar. Pemanfaatan dana BOK harus berdasarkan hasil perencanaan Alokasi dana tersebut yang disepakati disebardalam ke seluruh lokakarya kabupaten/kota mini. se Penetapan Provinsi Gorontalo. penerima Kepala dana Dinas BOK tergantung Kesehatandari Provinsi SK penetapan Gorontalo telah Dinasmenggelar Kesehatanpertemuan di kabupaten/kota koordinasi mengenai alokasi pelaksanaan dana BOK anggaran tiap Puskesmas dan program di daerahnya pembangunan dengan mempertimbangkan kesehatan tingkat Provinsi berbagai Gorontalo, kondisi setiap (15-16/3/2011) Puskesmas

Identifikasi Masalah (1) Problem Keluasan Pemanfaatan Dana; Jumlah dana yang terbatas dan pemakaian yang sangat luas membuat besaran dana BOK dinilai kurang mencukupi, penggunaan dana hanya habis untuk biaya operasional manajemen/pengelola puskesmas dan jaringannya.

(2) Problem Sosialisasi dan Diseminasi; Pada sejumlah Puskesmas masih diliputi rasa takut menggunakan dana BOK. Padahal Kementerian Kesehatan telah memberikan kelonggaran pemanfaatannya sesuai dengan petunjuk teknis BOK.

Saran Semestinya dana BOK langsung digunakan pada sasaran program preventif dan promotif sebagaimana fungsi utama Puskesmas dan jaringannya, diluar biaya manajemen. Perlunya sosialisasi yang lebih komprehensif kepada berbagai pihak yang berkompeten Penentuan jumlah dana BOK pada setiap puskesmas seyogyanya mempertimbangkan jumlah penduduk, indeks pembangunan manusia, tingkat kemahalan konsumsi dan tingkat kesulitan wilayah atau daerah geografisnya.