III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan pada bulan Maret Juli 2014, bertempat di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus April 2013, bertempat di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014, bertempat di

3 Percobaan. Garis Besar Pengerjaan

III. BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-Desember 2013, bertempat di

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya: set alat destilasi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB II METODE PENELITIAN

3 Percobaan dan Hasil

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Desember di Laboratorium Biomasa Universitas Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

Lampiran 1. Surat Identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC 50 serta nilai SPF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014 Mei 2015 di UPT

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juli 2012 di Laboratorium Kimia Fisika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Surat identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

BAB III METODE PENELITIAN. vitro pada bakteri, serta uji antioksidan dengan metode DPPH.

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

3. METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

BABm METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA AKTIF DAUN SENGGANI (Melastoma candidum D.Don) TERHADAP Bacillus Licheniformis.

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Bawang Sabrang (Eleutherine palmifolia (L.) Merr).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan rhodamin

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

21 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung. Analisis taksonomi tumbuhan dilakukan di Herbarium Bogorinse bidang Botani Pusat Penelitian Biologi, Bogor. Analisis spektroskopi yang digunakan adalah spektroskopi ultraungu-tampak (UV-Vis) dilakukan di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia FMIPA Unila, pemekatan secara freeze drying Laboratorium Terpadu dan Sentra Inovasi dan Teknologi (LT-SIT) Unila, Bandar Lampung. B. Alat dan Bahan 1. Alat-Alat yang Digunakan Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas, penguap putar vakum (Vacuum Rotary Evaporator) merek Heidholp, satu set alat Kromatografi Kolom (KK), lampu UV, pipa kapiler, dan spektrofotometer ultraungu-tampak (UV-VIS) merk Agilent Technologies. 2. Bahan-Bahan yang Digunakan Bahan yang digunakan adalah daun tumbuhan Adam Hawa (Rhoeo discolor L. Her) yang diperoleh dari sekitaran FMIPA yang telah diiris kecil. Pelarut yang digunakan pada proses ekstraksi dan kromatografi merupakan pelarut berkualitas

22 teknis yang telah didestilasi, sedangkan pelarut yang digunakan pada proses analisis spektofotometri digunakan pelarut berkualitas Pro-Analisis (p.a). bahan kimia yang digunakan meliputi metanol, asam klorida (HCl), butanol, akuades, asam asetat, Sefadeks LH-20 yang digunakan pada kromatografi kolom serta untuk KLT digunakan plat KLT silika gel Merck kiesegal 60 F 254 0,25 mm. C. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Sampel Daun tumbuhan Adam Hawa (Rhoeo discolor) diperoleh dari lingkungan kampus FMIPA Universitas Lampung, Lampung. Selanjutnya, dilakukan determinasi untuk menentukan Spesies di Herbarium Bogoriensis bidang Botani Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong, Jawa Barat. Daun tumbuhan Adam Hawa yang telah dikumpulkan kemudian dicuci bersih dengan menggunakan air keran, setelah itu ditiriskan, kemudian daun diiris kecil. Sampel yang telah diiris kecil ini yang kemudian digunakan pada proses penelitian. 2. Ekstraksi dengan Berbagai Pelarut Daun tumbuhan Adam Hawa (Rhoeo discolor) yang telah didiamkan ditimbang sebanyak 1000 g, kemudian direndam (maserasi) dengan menggunakan metanol: HCl (100: 0,1 v/v), akuades: asam asetat (100: 0,1 v/v), akuades: HCl (100: 0,1 v/v), dan akuades: metanol: HCl (50: 50: 0,05 v/v) selama 48 jam. Ekstrak hasil perendaman kemudian disaring dengan kertas saring. Filtrat yang didapat lalu dipekatkan dengan rotary evaporator (pelarut utama metanol), dan dengan

23 menggunakan metode freeze drying (pelarut utama akuades). Ekstrak pekat yang didapat lalu dilakukan metode pemisahan dengan menggunakan kromatografi kolom. 3. Kromatografi Kolom (KK) Setelah dihasilkan fraksi-fraksi dengan jumlah yang lebih sedikit, tahapan fraksinasi selanjutnya dilakukan menggunakan teknik kromatografi kolom. Adsorben Sefadeks LH-20 dilarutkan dalam pelarut yang akan digunakan dalam proses pengelusian. Sefadeks LH-20 dimasukkan ke dalam kolom, kemudian didiamkan hingga fasa diam rapat (tidak berongga) dan rata. Selanjutnya masukkan sampel langsung ke dalam kolom yang telah berisi fasa diam. Pada saat sampel dimasukkan, usahakan agar kolom tidak kering/kehabisan pelarut karena akan mengganggu fasa diam yang telah dikemas rapat, sehingga proses elusi tidak akan terganggu. Fraksi-fraksi yang terbentuk kemudian diuji dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT), dan fraksi yang memiliki nilai Rf sama dikumpulkan menjadi satu. 4. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Uji KLT juga dilakukan terhadap fraksi-fraksi yang akan difraksinasi dan juga fraksi-fraksi yang didapat setelah perlakuan fraksinasi. Uji KLT dilakukan menggunakan sistem campuran eluen menggunakan pelarut n-butanol: asam asetat: air (5: 1: 4). Ketika diperoleh fraksi yang lebih sedikit bercak/noda dilihat dibawah lampu UV setelah dilakukan elusi terhadap plat KLT. Setiap fraksi yang menghasilkan pola pemisahan dengan Rf (Retention factor) yang sama pada

24 kromatogram, digabung dan dipekatkan sehingga diperoleh beberapa fraksi gabungan yang akan difraksinasi lebih lanjut. Cara pembuatan eluen BAA mula-mula butanol, asam asetat, dan air dicampurkan dalam corong pisah dengan perbandingan 4: 1: 5. Kemudian larutan dalam corong pisah dikocok selama 10 menit, selama pengocokan gas hasil pengocokan dikeluarkan. Selanjutnya larutan dibiarkan memisah membentuk dua fasa. Fasa bawah merupakan campuran air dan etil asetat, dan fasa atas merupakan campuran butanol, asam asetat, dan air. Fasa atasa yang digunakan sebagai eluen pada penelitian ini. 5. Spektofotometri UV-Vis Ekstrak kasar hasil pemurnian diuji dengan spektrofotometri UV-Vis untuk menentukan jenis antosianin yang terkandung dalam daun tanaman Adam Hawa. Fraksi kromatografi kolom yang mengandung antosianin dilarutkan dengan 0,1% HCl dalam metanol dan 0,1% HCl dalam etanol kemudian ditentukan panjang gelombang maksimum dari ekstrak tersebut dan dibandingkan dengan data spektrum UV-Vis senyawa antosianin (Giusty dan Wrostald, 2001). 6. Uji Antioksidan Ekstrak hasil kromatografi kolom yang mengandung senyawa antosianin kemudian dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif kapasitas antioksidan dengan menggunakan DPPH. Untuk uji kualitatif, eksrak yang mengandung senyawa antosianin dilakukan KLT, kemudian setelah terjadi proses elusi, kromatogram yang masih basah disemprotkan larutan 0,5 mm DPPH. Uji positif jika terbentuk spot berwarna kuning dengan latar belakang ungu (Supiyanti dkk., 2010).

25 Sedangkan untuk uji kuantitatif, sampel 0,5 ml sampel yang telah murni dicampurkan dengan 0,5 ml radikal DPPH dalam 0,3 ml etanol. Kemudian didiamkan selama 100 menit pada suhu kamar, reaksi terjadi setelah larutan berubah menjadi berwarna kuning. Kemudian larutan sampel diuji absorbansi UV-Vis pada panjang gelombang 517 nm. Campuran antara sampel dan etanol digunakan sebagai blanko, sedangkan campuran antara etanol (3,5 ml) dan larutan radikal DPPH 0,3 ml sebagai larutan kontrol (Garcia et.al., 2012).