PERBANDINGAN GETAH TANAMAN YODIUM (Jatropha multifida Linn) DENGAN POVIDON IODIN UNTUK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR PADA TIKUS PUTIH GALUR (Sprague Dawley) Fitria Sri Haryati, Sunyoto, Sholikhah Deti Andasari Program Studi DIII Farmasi STIKes Muhammadiyah Klaten INTISARI Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keanekaragaman hayati, hal ini dapat dilihat dari banyaknya tanaman yang tumbuh di Indonesia. Saat ini banyak penelitian yang mengembangkan tanaman berkhasiat untuk pengobatan tradisional. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional adalah tanaman yodium (Jatropha Multifida L). Tanaman yodium diketahui memiliki bahan aktif alkaloid, saponin, flavonid dan tanin. Zat-zat tersebut berperan penting dalam proses penyembuhan luka sebagai antibakterial, antioksidan, dan anti-inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan panjang penyembuhan luka setelah menggunakan getah tanaman yodium dan povidon iodin. Jenis penelitian ini adalah eksperimental. Penelitian ini menggunakan 3 kelompok perlakuan dan setiap kelompok terdiri dari 5 tikus yaitu kelompok 1 (getah tanaman yodium), kelompok 2 (povidon iodin), kelompok 3 (tanpa perlakuan). Data yang diperoleh dari rata-rata pajang penyembuhan luka kemudian dianalisis menggunakan One Way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penyembuhan luka menggunakan getah tanaman yodium dengan povidon iodin. Ini dibuktikan dengan p<0,05. Kata Kunci: perbandingan luka, getah tanaman yodium, povidon iodin, sprague dawley
PENDAHULUAN Luka bakar merupakan salah satu trauma yang sering terjadi dikehidupan sehari-hari yang berupa cedera terhadap jaringan yang disebabkan oleh kontak dengan panas kering (api), panas lembab (uap atau cairan panas), kimiawi (seperti, bahan-bahan korosif), barang-barang elektrik (aliran listrik atau lampu) atau energi eletromagnetik dan radiasi (Ekrami and Kalantar 2007). Masyarakat banyak menggunakan tanaman tradisional untuk mengobati luka salah satunya yaitu getah tanaman yodium. Terdapat banyak kegunaan pohon yodium (Jatropha Multifida Linn) dalam kehidupan seharihari diantaranya getah pada pohonnya bisa digunakan untuk mengobati luka baru dan bengkak dengan cara mengoleskan getah batang dan daun pada luka baru. Getah tanaman yodium (Jatropha Multifida Linn) terbukti dapat mempercepat penyembuhan luka dibandingkan povidon iodin 10%. Kemampuan dari getah tanaman yodium (Jatropha Multifida Linn) tersebut diakibatkan karena getah tanaman yodium mempunyai sifat-sifat yang sangat menguntungkan bila dipakai untuk perawatan luka (Dewi, 2014). Tanaman yodium diketahui memiliki bahan aktif alkaloid, saponin, flavonid dan tanin. Saponin ini mempunyai kemampuan sebagai pembersih sehingga efektif untuk menyembuhkan luka terbuka, sedangnkan tanin dapat digunakan sebagai pencegahan infeksi luka karna mempunyai daya antiseptik dan obat luka bakar (Harbone, 1987).
Povidon iodin jenis antiseptik yang sering digunakan oleh masyarakat. Povidon iodin merupakan agen antimikroba yang efektif dalam desinfeksi dan pembersihan kulit baik pra-maupun pasca operasi, dalam penatalaksanaan luka traumatik yang kotor pada pasien rawat jalan dan untuk mengurangi sepsis luka pada luka bakar (Morison, 2003). Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ingin membuktikan khasiat tanaman yodium (Jatropha Multifida Linn) dalam bentuk getah digunakan sebagai penyembuh luka bakar. METODE PENELITIAN Alat : Gelas ukur, Gunting cukur, Solder. Bahan : Getah tanaman yodium, Povidon iodine, Alkohol 70%, Kapas. Determinasi tanaman : Determinasi tanaman akan dilakukan di laboraturium Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Pengujian penyembuhan luka bakar : a. Sebelum dilakukan perlakuan, tikus diadaptasi selama 2 hari b. Bulu disekitar punggung dicukur dan kulit diolesi dengan alkohol c. Perlakuan dilakukan pada punggung tikus dengan membuat luka bakar dengan panjang 2 cm menggunakan solder. d. 5 tikus diolesi dengan getah yodium pada bagian tubuh yang mengalami luka, 5tikus diolesi dengan povidon iodin dan 5 tikus tanpa perlakuan.
e. Pemberian getah yodium dan povidon iodin dilakukan dengan cara mengoleskan dibagian luka pada tikus setiap hari setelah perlakuan. f. Hasil yang diperoleh diamati setiap hari dengan melihat panjang sembuh yang telah diberi getah yodium dan povidon iodin. HASIL DAN PEMBAHASAN Determinasi tanaman dilakukan di Laboraturium Sistematika Tumbuhan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Berdasarkan dari hasil determinasi sampel yang dilakukan menunjukan bahwa tanaman yang akan digunakan untuk penelitian adalah tanaman yodium (Jatropha multifida Linn). Panjang penyembuhan luka bakar Hari ke ( dalam cm ) Perawatan Getah Tanaman Yodium Tikus ke 0 1 2 3 4 5 6 7 1 0 0,1 0,2 0,3 0,3 0,5 0,6 0,7 2 0 0 0,2 0,3 0,4 0,5 0,5 0,7 3 0 0,1 0,1 0,2 0,4 0,6 0,7 0,8 4 0 0,1 0,2 0,3 0,5 0,5 0,6 0,8 5 0 0 0,1 0,3 0,4 0,6 0,7 0,7 Rata-rata 0,74 SD 0,05477 Povidon Iodin 1 0 0 0,1 0,2 0,2 0,3 0,4 0,5 2 0 0 0,1 0,1 0,3 0,4 0,5 0,6
3 0 0,1 0,2 0,2 0,3 0,4 0,5 0,5 4 0 0 0,1 0,2 0,3 0,3 0,4 0,5 5 0 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,4 0,6 Rata-rata 0,54 SD 0,05477 Tanpa Perlakuan 1 0 0 0 0 0,2 0,2 0,3 0,4 2 0 0 0 0,1 0,1 0,2 0,3 0,3 3 0 0 0,1 0,1 0,2 0,3 0,4 0,4 4 0 0 0 0,1 0,1 0,2 0,3 0,3 5 0 0 0 0,1 0,1 0,2 0,3 0,4 Rata-rata 0,36 SD 0,05477 Tabel. 1. Panjang penyembuhan luka bakar pada tikus Dari hasil analisis data statistik One Way Anova yang diawali dengan uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, data tersebut terdistribusi normal dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,879>0,05). Kemudian dilanjutkan uji homogenitas, hasil homogenitas menunjukkan harga signifikansi 1,000 yang berarti >0,05 maka disimpulkan data homogen. Setelah uji homogen selanjutnya diuji ANOVA untuk mengetahui adakah perbedaan pada masing-masing perawatan yang dilakukan. Hasil uji ANOVA menunjukan bahwa signifikan 0,000<0,05 maka terdapat perbedaan yang bermakna. Setelah diketahui adanya perbedaan yang bermakna maka dilanjutkan dengan uji
t-tukey untuk menunjukkan kelompok mana yang memiliki perbedaan yang bermakna. Hasil uji Tukey menunjukan bahwa getah tanaman yodium memiliki perbedaan dengan povidon iodin dan tanpa perlakuan. Povidon iodin memiliki perbedaan dengan getah tanaman yodium dan tanpa perlakuan. Tanpa perlakuan memiliki perbedaan dengan getah tanaman yodium dan povidon iodin. Hal ini ditunjukkan dengan P<0,05 yang berarti setiap kelompok menujukan perbedaan yang bermakna KESIMPULAN Terdapat perbedaan panjang penyembuhan luka bakar setelah diolesi menggunakan getah tanaman yodium dengan povidon iodin. Diketahui bahwa rata-rata panjang penyembuhan luka bakar dengan perawatan menggunakan getah tanaman yodium adalah 0,74 cm, povidon iodin 0,54cm dan tanpa perlakuan 0,36cm. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta Anonim. 1977. Materia Medika Indonesia. Jilid II. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta Anonim. 2000. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I) jilid I. Departemen Kesehatan and Kesejahteraan Sosial RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.
Anonim. 2010.Mengenal Pohon Yodium Tanaman Ajaib Penyembuh Luka. (http://archive.kaskus.co.id/thread/4668279/). 24 November 2015. jam 21:38 WIB Anonim. Povidone Iodine 10% setara dengan Iodine 1%. (http://dokumen.tips/documents/povidone-iodine-10.html). 29 November 2015 Jam 15:48 WIB Brunicardi F C, Anderson D, Dunn DL. 2005. Schwartz s Principles of surgery. 8 edition. McGraw-Hill Medical Publishing. New York Dewi, christina. 2014. Perbedaan Efek Perawatan Luka Dengan Menggunakan Getah Pohon Yodium Dibanding Dengan Menggunakan Povidon Iodin 10% Dalam Mempercepat Penyembuhan Luka Bersih Pada Marmut (Cavia Porcellus). Jurnal Wiyata. 1(2). 235-246. Ekrami A and Kalantar E. 2007. Bacterial infections in burn patients at a burn hospital in Iran. Indian Journal Medical Research, 126: 541-544 Gurtner, G.C. 2007. Wound healing, normal and abnormal. In: Thorne CH, Beasly, R.W., Aston, S.J., Bartlett, S.P., Gurtner, G.C., Spear, S.L. (Eds). Grabb and Smith s plastic surgery. 6th ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins; p:15-22. Harbone, J. B. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Medern Menganalisis Tumbuhan, diterjemahkan oleh Padmawinata k, dan Sudiro i. Terbitan kedua. ITB. Bandung Hidayat, Taufiq Sakti Noer. 2013. Peran Topikal Ekstrak Gel Aloe Vera Pada Penyembuhan Luka Bakar Derajat Dalam Pada Tikus. 1-91 Moenadjat, Yefta. 2001. Luka Bakar Pengetahuan Klinis Praktis. FKUI: Jakarta Morison, Moya J. 2003. Manajemen Luka. EGC. Jakarta Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Noer, M.S. 2006. Penanganan luka bakar akut. In Noer, M.S. (eds) Penanganan luka bakar. Airlangga University Press. Surabaya. 29 p: 3-5. Pelczar, M.J. dan Chan, E. C. S. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid I. UI Pess : Jakarta
Perry dan Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik. Volume 1. Edisi 4. EGC. jakarta Puspitasari, Rini. 2012. Uji Efektifitas Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera L.) Terhadap Penyembuhan Luka Sayat Pada Mencit Jantan (Mus Muscullus) Galur Swiis. disertasi yang Tidak dipublikasikan. STIKES Muhammadiyah Klaten. Robinson, Trevor. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Penerbit ITB. Bandung Syamsulhidjayat R dan Jong W D. 2005. Buku ajar ilmu bedah. EGC. Jakarta. Hlm. 72-101. Wijoyo, Padmiarso M. 2008. Sehat Dengan Tanaman Obat Seri Keempat. Bee Media Indonesia. Jakarta