PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP DIVIDEN KAS PADA SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI TAHUN 2010-2014 Nama : Satrio Bagus Wicaksono NPM : 26212876 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Dr. Henny Medyawati, SKom., MM
LATAR BELAKANG MASALAH Sektor Industri Barang Konsumsi Investor Sektor Industri Barang Konsumsi Investor/Calon Investor Dividen Melihat performa perusahaan tanpa melakukan perhitungan terlalu jauh Keunggulan pembayaran dividen kas dibanding pembayaran dividen dalam bentuk lainnya Laba Bersih Keterkaitan Dividen Kas Performa Perusahaan Keterkaitan Arus Kas Operasi
TUJUAN PENELITIAN, RUMUSAN & BATASAN MASALAH Tujuan Penelitian : 1. Menganalisis pengaruh laba bersih terhadap dividen kas pada perusahaan sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014. 2. Menganalisis pengaruh arus kas operasi terhadap dividen kas pada perusahaan sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014. 3. Menganalisis pengaruh laba bersih dan arus kas operasi secara bersama-sama terhadap dividen kas pada perusahaan sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014. Rumusan Masalah : 1. Apakah laba bersih memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dividen kas pada perusahaan sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014. 2. Apakah arus kas operasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dividen kas pada perusahaan sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014. 3. Apakah laba bersih dan arus kas operasi secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dividen kas pada perusahaan sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014. Batasan Masalah : Batasan masalah pada penelitian ini sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, dalam upaya penelitian untuk mengetahui bagaimana pengaruh laba bersih, arus kas operasi, serta pengaruh keduanya secara bersamaan terhadap dividen kas dengan melihat data laporan laba rugi dan laporan arus kas operasi pada sektor Industri Barang Konsumsi di BEI selama tahun 2010-2014.
KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU Ifada dan Kusumadewi, 2014. Melakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh laba bersih, arus kas operasi, investment opportunity set, dan firm size terhadap dividen kas. Pengambilan sampel objek penelitian yang digunakan berdasarkan laporan keuangan 28 perusahaan yang terdaftar pada website www.idx.co.id dan termuat dalam Indonesia Capital Market Directory (LCMD). Penelitian ini menggunakan alat uji statistik dengan pendekatan analisis regresi linier berganda dengan tingkat signifikansi 5%. Darvil, Rakhman, dan Brastoro, 2012. Melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara arus kas operasional, laba bersih, cash ratio terhadap dividen kas. Objek penelitian ini adalah 22 perusahaan industri manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia ta Data yang diambil berupa laporan keuangan perusahaan yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan non probability sampling dengan pendekatan purposive sampling. Alat analisis yang digunakan adalah Uji Time Effect : The Dummy Variable Approach, Uji Regresi Linier Berganda, Uji Kriteria Statistik, dan Uji Asumsi Klasik dengan bantuan SPSS 16.0.hun 2008-2010.
KERANGKA PEMIKIRAN
METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah perusahaan yang terdapat dalam sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursak Efek Indonesia (BEI), yang memperoleh laba bersih serta menyetorkan dividen tunai selama periode 2010-2014. Setelah melalui prosedur pemilihan sampel, maka didapatkan 7 perusahaan yang memenuhi kriteria pemilihan. Hasil pemilihan sampel dapat dilihat pada tabel berikut: Tahun Penelitian Pemilihan tahun penelitian dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan telaah terhadap laju pertumbuhan perekonomian di Indonesia yang membaik sejak 2010. Identifikasi Variabel 1. Variabel Dependen (Y). Variabel dependen dalam penilitian ini adalah Dividen Kas (Y). Dividen Kas adalah distribusi kas kepada pemegang saham dalam bentuk tunai atau cash. 2. Variabel Independen (X). Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari: a. Laba Bersih (X 1 ) adalah sisa laba setelah dikurangi beban dan rugi dari pendapatan dan keuntungan. b. Arus Kas Operasi (X 2 ) adalah laba sebelum bunga dan penyusutan dikurangi pajak.
HASIL & PEMBAHASAN Deskriptif Variabel Berikut adalah fenomena yang terjadi pada ketiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini selama periode tahun penelitian Penurunan laba bersih Handjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) di 2014, disebabkan pergeseran konsumen dari sigaret kretek tangan (SKT) ke sigaret kretek mesin (SKM). Hal tersebut memengaruhi kinerja keuangan HMSP. Namun, pergeseran minat konsumen tersebut dilirik oleh Gudang Garam Tbk (GGRM), yang dengan cepat mengeluarkan produk (SKM) sehingga GGRM mengalami peningkatan laba bersih di 2014 sebesar Rp. 5.395.293.000.000. Volume penjualan SKT HMSP pada 2014 menurun dibandingkan dengan periode 2013. Namun sepanjang 2014, HMSP mampu bertahan dari tekanan pasar dengan pendapatan bersih sebesar Rp. 10.200.000.000.000 melalui penjualan tahunan sejumlah 109,7 miliar batang. Pada tahun 2014 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 2.531.681.000.000. Walaupun sempat menurun di 2013, namun tahun 2010 hingga 2014, ICBP mampu menghasilkan laba tertinggi dibandingkan dengan perusahaanperusahaan pesaingnya. Berbeda dengan PT. Multi Bintang Indonesia Tbk dan PT. Mayora Indah Tbk yang masing-masing hanya menghasilkan laba bersih tertinggi sebesar Rp. 1.171.229.000.000 dan 1.058.418.939.252 di tahun 2013, kemudian mengalami penurunan di tahun 2014. Berdasarkan grafik dapat diketahui pada sub sektor Farmasi, Kalbe Farma Tbk memiliki tingkat laba bersih yang terus meningkat pada 2010-2014, dengan pencapaian tertinggi di 2014 sebesar Rp. 2.129.215.450.082. Dengan begitu, produk Kalbe Farma Tbk dapat dikatakan lebih mendominasi pasar subsektor farmasi dibandingkan Tempo Scan Pacific Tbk.
HASIL & PEMBAHASAN Hasil Uji Statistik Deskriptif Nilai rata rata variabel Laba Bersih (X 1 ) dari 7 sampel perusahaan = Rp. 2.782.667.501.994,201 Nilai minimum = Rp. 409.824.768.594 (PT. Mayora Indah Tbk) Nilai maksimum = Rp. 10.807.957.000.000 (Handjaya Mandala Sampoerna Tbk) Nilai standar deviasi = Rp. 3.006.294.216.715,1133. Nilai rata rata variabel Arus Kas Operasi (X 2 ) dari 7 sampel perusahaan = Rp. 2.361.330.226.887,8286 Nilai minimum = -Rp. 862.339.383.145 (PT. Mayora Indah Tbk) Nilai maksimum = Rp. 11.103.194.999.999,99 (Handjaya Mandala Sampoerna Tbk) Nilai standar deviasi = Rp. 3.088.386.370.200,988 Nilai rata rata variabel Dividen Kas (Y) dari 7 sampel = Rp. 1.803.110.187.828,8574 Nilai minimum = Rp. 76.658.400.000 (PT. Mayora Indah Tbk) Nilai maksimum = Rp. 10.650.690.000.000 (Handjaya Mandala Sampoerna Tbk) Nilai standar deviasi = Rp. 2.859.210.495.032,62
HASIL & PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik Nilai Asym. Sig (2-tailed) 0,828 > 0,05, menunjukkan model regresi data bersdistribusi normal. nilai Tolerance sebesar 0,265 > 0,1 dan nilai VIF sebesar 3,771 < 10, menunjukkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi. nilai Durbin-Watson (DW) berada diantara -2 sampai +2 dengan persamaan (-2 < 1,397 < +2), sehingga tidak terjadi autokorelasi pada model regresi. Grafik Normal Probability Plot (Normal P-Plot) tersebut menyebar dan mendekati garis normal, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut terdistribusi normal dan model regresi layak dipergunakan. Titik titik pada grafik tidak membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) dan memiliki pola yang tidak jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu y. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi.
HASIL & PEMBAHASAN Analisis Regresi Linier Berganda Interpretasi dari persamaan : a. Konstanta sebesar -624315639519,714. Nilai konstanta sebesar -624315639519,714 tidak menjadi persoalan dan dapat diabaikan. b. Nilai Koefisien regresi Laba Bersih (X 1 ) sebesar 0,488 menyatakan adanya pengaruh positif diantara Laba Bersih (X 1 ) dengan Dividen (Y). Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% Laba Bersih akan menaikkan Dividen Kas sebesar 0,488. c. Nilai Koefisien regresi Arus Kas Operasi (X 2 ) sebesar 0,488 menyatakan adanya pengaruh positif diantara Arus Kas Operasi (X 2 ) dengan Dividen (Y). Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% Arus Kas Operasi akan menaikkan Dividen Kas sebesar 0,453.
HASIL & PEMBAHASAN Uji Hipotesis koefisien determinasi adjusted R square adalah sebesar 0,929 yang berarti secara bersama sama laba bersih dan arus kas operasi mampu menjelaskan variasi dari variabel dividen kas sebesar 92,9% sedangkan sisanya (100% - 92,9% = 7,1%) dapat dijelaskan oleh faktor faktor lain di luar model regresi penelitian ini.
HASIL & PEMBAHASAN Pengaruh Laba Bersih terhadap Dividen Kas
HASIL & PEMBAHASAN Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas Pembagian dividen kas juga harus memperhatikan arus kas operasi. Informasi yang terkandung dalam arus kas operasi memberikan gambaran mengenai aliran kas masuk dan aliran kas keluar pada aktivitas operasi perusahaan, dan menjadi salah satu faktor yang berguna untuk memprediksi arus kas operasi masa depan. Aliran kas yang tersedia dari aktivitas operasi merupakan indikator bagi perusahaan dalam menentukan apakah aliran kas cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi entitas, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Pengaruh Arus Kas Operasi (X2) yang positif terhadap Dividen Kas (Y) pada penelitian ini, dapat dilihat berdasarkan nilai koefisien regresi sebesar 0,453. Hasil uji parsial menyatakan bahwa Arus Kas Operasi memiliki pengaruh terhadap Dividen Kas dengan nilai t_hitung 5,516 dan signifikansi sebesar 0,000. Hal tersebut menjelaskan bahwa ketika perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup tinggi maka perusahaan dapat membayarkan dividen kas dengan tingkat pembayaran yang tinggi, begitu pula sebaliknya jika tingkat arus kas operasi perusahaan rendah ataupun menurun maka jumlah dividen kas yang akan dibayarkan akan mengikuti bagaimana tingkat arus kas operasi tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Ifada dan Kusumadewi (2014), dan penelitian Darvil, Rakhman, dan Brastoro (2012) bahwa arus kas operasi berpengaruh positif terhadap dividen kas.
HASIL & PEMBAHASAN Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas
KESIMPULAN 1. Laba Bersih memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividen Kas pada perusahaan-perusahaan sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014. 2. Arus Kas Operasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividen Kas pada perusahaan-perusahaan sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014. 3. Laba Bersih dan Arus Kas Operasi berpengaruh secara bersama-sama terhadap Dividen Kas pada perusahaan-perusahaan sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014.
SARAN 1. Bagi Perusahaan-perusahaan sektor Industri Barang Konsumsi, untuk mempertahankan kepercayaan investor, perusahaan harus dapat menunjukkan kinerja semaksimal mungkin dalam menghasilkan tingkat laba bersih dan arus kas operasi yang stabil. Perusahaan perlu secara berkala membagikan informasi yang cukup kepada investor mengenai perkembangan perusahaan, terutama dari segi keuangan, sehingga para investor merasa yakin dengan profitabilitas perusahaan di masa sekarang dan di masa mendatang. 2. Bagi investor dan calon investor, Untuk menilai dan memprediksi perkembangan investasi, investor dapat melakukan pemeriksaan terhadap kinerja perusahaan melalui laporan keuangan terbaru pada website Bursa Efek Indonesia. Sebelum melakukan investasi pada suatu perusahaan, calon investor dapat melakukan hal yang sama dan dapat melihat terlebih dahulu profil perusahaan tersebut. Dalam berinvestasi, calon investor dapat melakukan penilaian tingkat laba bersih dan arus kas operasi selama beberapa periode. Perusahaan yang memiliki tingkat laba bersih dan arus kas operasi yang stabil, merupakan perusahaan yang tepat untuk berinvestasi.