PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK PHONSKA DAN PUPUK N TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L) VARIETAS IR 64

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBEDAAN UMUR BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L)

Jurnal Cendekia Vol 11 No 3 Sept 2013 ISSN

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kuningan

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK CAIR ABA TERHADAP PERTUMBUHAN, KOMPONEN HASIL DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea (L.) Merr.

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI LAMPUNG SELATAN

Budidaya Padi Organik dengan Waktu Aplikasi Pupuk Kandang yang Berbeda dan Pemberian Pupuk Hayati

EFEKTNITAS PUPUK UREA-ZEOLIT TABLET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PAD1 SAWAH. Oleh NOVALLNA

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

PENGARUH PEMUPUKAN N, P, K PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI (Oryza sativa L.) KEPRAS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN DOSIS PUPUK NPK PHONSKA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI

I PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando,

PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH ZEOLIT DALAM PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI KABUPATEN BADUNG PROVINSI BALI

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN DAN KOMBINASI PUPUK NITROGEN ANORGANIK DAN NITROGEN KOMPOS TERHADAP PRODUKSI GANDUM. Yosefina Mangera 1) ABSTRACK

THE EFFECT OF AZOLLA AND N FERTILIZER APLICATION ON RICE FIELD (Oryza sativa L.) VARIETY INPARI 13

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS PADI GOGO (Oryza sativa L.) TERHADAP PERBANDINGAN PEMBERIAN KASCING DAN PUPUK KIMIA

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH PADA BEBERAPA VARIETAS DAN PEMBERIAN PUPUK NPK. Oleh:

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

dwijenagro Vol. 4 No. 1 ISSN :

HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM TANAM DAN UMUR BIBIT PADA TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS INPARI 13

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

PENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DENGAN BEBERAPA CARA PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI (Oryza sativa L.

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

APLIKASI ABU SEKAM PADI DAN PUPUK KANDANG DI LAHAN GAMBUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI GOGO

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit

PENGARUH PUPUK MAJEMUK PELET DARI BAHAN ORGANIK LEGUM COVER CROP (LCC) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI VARIETAS IR 64 PADA MUSIM PENGHUJAN

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

UJI TAKARAN PUPUK SPESIFIK LOKASI TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

KAJIAN FISIOLOGI KOMPETISI ANTARA TANAMAN PADI SAWAH DENGAN GULMA Echinochloa crus-galli

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza sativa L.) PADA TANAH SALIN

KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

PENGARUH PUPUK NITROGEN TERHADAP PENAMPILAN DAN PRODUKTIVITAS PADI INPARI SIDENUK

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS PADI GOGO DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BATANGHARI. Mildaerizanti, Desi Hernita, Salwati dan B.Murdolelono BPTP JAMBI BPTP NTT

PENGARUH SISTEM TANAM LEGOWO DAN KONSENTRASI PUPUK PELENGKAP CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI. Abstrak

SKRIPSI OLEH : ADE CHRISTIAN MANIK

Jurnal Agrotek Indonesia 1 (1) : (2016) ISSN :

RESPON PERTUMBUHAN DAN JUMLAH ANAKAN PRODUKTIF TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA BERBAGAI JUMLAH BIBIT PER LUBANG TANAM DAN JARAK TANAM BERBEDA

Efisiensi Penggunaan Jumlah Bibit Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

Keragaan Beberapa Varietas Unggul Baru Padi pada Lahan Sawah di Kalimantan Barat

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat Jl. Raya Padang-Solok Km 40 Sukarami, Telp ; Fax ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian,Perlakuan dan Analisis Data

TEKNOLOGI PEMUPUKAN PADI SAWAH LAHAN IRIGASI DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

PENDAHULUAN. Latar Belakang. penduduk Indonesia. Meskipun sebagai bahan makanan pokok padi dapat

STUDI TINGGI PEMOTONGAN PANEN TANAMAN UTAMA TERHADAP PRODUKSI RATUN. The Study of Cutting Height on Main Crop to Rice Ratoon Production

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

SKRIPSI OPTIMALISASI PRODUKSI PADI

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO YANG DIMODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH

RINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) DENGAN METODE SRI

PENGARUH AKSESI DAN KEPADATAN POPULASI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

TEKNIK PEMUPUKAN N DENGAN MENGGUNAKAN BWD PADA BEBERAPA VARIETAS PADI DAN JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

Keragaan Varietas Inpari Pada Lahan Lebak Tengahan di Desa Epil Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan

Pengaruh Dosis Pupuk Organik dan Anorganik terhadap Hasil Padi (Oriza sativa L.) dan Sifat Kimia Tanah pada Inceptisol Kerambitan Tabanan

Transkripsi:

Pengartuh Kombinasi Dosis Pupuk Majemuk NPK Phonska dan Pupuk N terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L) Varietas IR 64 (Denny Kurniadie) PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK PHONSKA DAN PUPUK N TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L) VARIETAS IR 64 Denny Kurniadie Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Jatinangor, Bandung 40600 ABSTRAK Pengaruh kombinasi dosis pupuk majemuk NPK Phonska dan pupuk N terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah varietas IR 64 telah dilakukan di lahan sawah milik UPP-SDA Hayati, Jatinangor, Kabupaten Sumedang dari bulan Mei sampai bulan Agustus 2001. Tujuan dari penelitian ini yaitu mendapatkan dosis terbaik dari kombinasi pupuk majemuk NPK Phonska dan pupuk N pada tanaman padi sawah di Jatinangor Sumedang. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan sembilan perlakuan dan masing-masing diulang tiga kali. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan pemupukan dengan 700 kg/ha Phonska menyebabkan tanaman padi sawah mempunyai tinggi tanaman rata-rata yang paling tinggi pada umur 6-12 minggu setelai tanam (mst) Perlakuan dengan 400 kg/ha Phonska + 152 kg/ha urea juga menyebabkan tanaman padi sawah mempunyai rata-rata jumlah anakan yang paling tinggi pada umur 8, 10 dan 12 minggu setelah tanam. Rata-rata jumlah malai per rumpun, jumlah gabah per malai, indeks panen, bobot 1000 butir, hasil gabah kering panen per hektar (7,50 ton) dan hasil gabah kering giling per hektar (6,17 ton) yang paling tinggi dihasilkan oleh tanaman padi sawah yang diberi perlakuan dengan 300 kg/ha Phonska + 333 kg/ha ZA. Kata kunci : Pupuk majemuk, phonska, NPK, oryza sativa L THE EFFECT OF DOSAGE COMBINATION OF PHONSKA NPK COMPOUND AND N FERTILIZER ON GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa, L) VARIETY IR 64 ABSTRACT The effect of dosage combination of phonska NPK compound and N fertilizer on the growth and yield of rice (Oriza sativa. L) Variety IR 64 has been carried out in Jatinangor, Sumedang. The trial was started on May up to August 2001. The experiment design used was randomized block design with 9 treatments and each treatment was replicated 3 times. The purpose of this trial was to find out the best combination dosage of phonska compound fertilizer and N fertilizer on 137

Jurnal Bionatura, Vol. 4, N0. 3, November 2002 : 137-147 growth and yield of rice plant in Jatinangor, Sumedang. The result of experiment showed that the treatment of 700 kg/ha Phonska gave the highest average of plant height on age of 6-12 weeks after planting. The treatment of 400 kg/ha Phonska + 152 kg/ha urea gave the highest average of rice tiller on age of 8-12 weeks after planting. Combination of NPK Phonska 300 kg/ha + 333 kg/ha ZA gave the highest average of panicle number per unit area, number of spikelets per panicle, harvest indexs, weight of 1000 ripened grain, and yield per hektare. Keywords : Compound fertilizer, Phonska, NPK, oryza sativa L. PENDAHULUAN Tanaman padi sawah (Oriza sativa L.) merupakan komoditi tanaman pangan yang sangat penting dan banyak diusahakan di Indonesia, karena tanaman ini menghasilkan beras yang menjadi bahan makanan pokok yang dikonsumsi sebagian besar penduduk Indonesia. Pada tahun 1984, Indonesia telah mencapai swasembada pangan terutama beras. Pada akhir-akhir ini usaha untuk melanjutkan swasembada beras tersebut menghadapi kendala terutama masih terpusatnya produksi padi di pulau Jawa, laju pertambahan penduduk yang tinggi serta persaingan penggunaan lahan (Nataatmadja, 1988). Tantangan melanjutkan swasembada beras semakin terasa dengan menurunnya laju peningkatan produksi beras, sedangkan permintaan terus meningkat. Kebutuhan beras saat ini mencapai 27,95 juta ton, sedangkan produksi dalam negeri sebesar 2,16 juta ton (Rauf Purnama, 2000). Hal ini disebabkan antara lain oleh penerapan pola tanam yang kurang baik, penerapan teknologi budidaya yang belum optimal, terjadinya kemarau panjang, banjir, serangan hama dan penyakit tanaman serta menyusutnya areal sawah produktif akibat pembangunan lahan industri, perdagangan, pemukiman dan jalan raya. Hasil sensus penduduk tahun 1990 (Jamharir, 1996) menunjukkan bahwa selama 10 tahun (1981-1990) di Indonesia telah terjadi penurunan luas sawah sebesar 480.000 hektar, atau rata-rata penyusutan lahan sawah di Indonesia sekitar 48.000 hektar per tahun. Adanya peningkatan jumlah penduduk menuntut adanya peningkatan produksi pertanian terutama pangan. Penyediaan kebutuhan pangan dapat diatasi dengan cara mengimpor dan meningkatkan produksi dalam negeri. Usaha peningkatan produksi dalam negeri dapat dilakukan dengan cara ektensifikasi dan intensifikasi pertanian, khususnya pemupukan yang merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan hasil, terutama pemupukan dengan pupuk majemuk NPK (Baharsjah dkk., 1988). Salah atu teknologi budidaya yang perlu diperhatikan dalam usaha meningkatkan produksi tanaman adalah penggunaan pupuk secara tepat dan varietas tanaman yang lebih responsif terhadap pupuk. Penggunaan pupuk secara tepat meliputi tepat jenis, tepat dosis, tepat bentuk, tepat waktu, cara pemberian dan tepat harga. Masalah pupuk menjadi semakin terasa penting karena semakin tingginya harga pupuk sebagai akibat dari dikuranginya subsidi 138

Pengartuh Kombinasi Dosis Pupuk Majemuk NPK Phonska dan Pupuk N terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L) Varietas IR 64 (Denny Kurniadie) biaya produksi pupuk oleh pemerintah. Di satu sisi penggunaan pupuk merupakan aspek teknik budidaya yang sangat penting, sedangkan pada sisi lain peningkatan penggunaan pupuk tidak sebanding dengan kenaikan produksi tanaman. Penggunaan pupuk terutama pupuk buatan merupakan salah satu faktor kunci dalam peningkatan produksi pangan dan pencapaian swasembada beras di Indonesia. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Usaha meningkatkan produksi tanaman pangan termasuk padi dapat dilakukan dengan cara pemupukan berimbang, effektif dan effisien. Menurut Jatiyanto, dkk. (1976) salah satu kunci peningkatan produksi adalah pemupukan berimbang yang efektif dan efisien. Sejalan dengan perkembangan teknologi dewasa ini, dimana sumber energi harus dipergunakan secara efisien, maka disamping jenis-jenis pupuk tunggal dimungkinkan juga untuk diproduksi jenisjenis pupuk baru, baik pupuk majemuk maupun penyempurnaan bentuk pupuk tunggal. Penggunaan pupuk tunggal sering menemui hambatan karena sulit mendapatkan pupuk tepat waktu, tepat jenis, tepat jumlah, tepat komposisi, tepat kualitas dan tepat harga. Keadaan tersebut berpengaruh terhadap pemupukan berimbang, sehingga hasil panen padi yang dicapai belum maksimal (Buletin PT Petro Kimia Gresik, 2000). Pupuk majemuk NPK Phonska (15-15-15) adalah produk pupuk baru yang dihasilkan oleh PT Petro Kimia Gresik yang mengandung tiga unsur hara utama yaitu N, P dan K yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk Phonska ini telah banyak dicoba dan digunakan untuk tanaman padi sawah di daerah Jawa Timur. Beberapa penelitian pupuk majemuk Phonska di desa Bintoyo menghasilkan produksi padi rata-rata 9,3 ton GKP/ha. Penelitian selanjutnya di Kabupaten Bondowoso menghasilkan produksi rata-rata 7,5 ton GKP/ha, sedangkan di Kabupaten Magelang menghasilkan produksi rata-rata 6 ton GKP/ha. Hasil penelitian di Balai Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi Subang menunjukkan bahwa penggunaan pupuk majemuk NPK Phonska (15-15-15) dengan dosis 300 kg/ha Phonska, 150 kg/ha urea dan 100 kg/ha ZA menghasilkan produksi padi 7 ton/ha GKP (Baitpa Sukamandi, 2000). Penelitian yang sama juga dilakukan di Bali dimana dosis pemupukan 300 kg/ha Phonska, 150 kg/ha urea dan 100 kg/ha ZA menghasilkan produksi padi sebesar 8,75 ton/ha GKP (Laporan hasil penelitian Fakultas Pertanian Universitas Udayana Bali, 2000). Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa pupuk majemuk NPK Phonska (15-15-15) dapat meningkatkan produksi padi rata-rata sebesar 2,27 ton/ha (Purnama, 2000). Percobaan penggunaan pupuk majemuk NPK Phonska (15-15- 15) di Kabupaten Sumedang sangat diperlukan untuk mendapatkan dosis terbaik kombinasi pupuk majemuk NPK Phonska dan pupuk N pada tanaman padi sawah di Kabupaten Sumedang. 139

Jurnal Bionatura, Vol. 4, N0. 3, November 2002 : 137-147 BAHAN DAN METODA PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di lahan sawah milik Unit Pengelola Pengembangan Sumber Daya Hayati Universitas Padjadjaran Jatinangor, dengan ketinggian tempat sekitar 700 meter di atas permukaan laut. Waktu pelaksanaan percobaan dilakukan pada bulan Mei 2001 sampai bulan Agustus 2001. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga ulangan dan sembilan buah perlakuan sehingga didapat 27 plot percobaan. Ukuran tiap plot adalah 5 x 6 m 2. Jarak antar plot dibatasi oleh galengan kecil sedangkan jarak antar blok ulangan akan dibatasi oleh galengan besar (1 m). Saluran pemasukan air dan pengeluaran ke tiap petakan dibuat terpisah sehingga tidak akan terjadi pencampuran. Tanaman padi ditanam dengan jarak tanam 25 x 25 cm dan jumlah bibit 3 batang per rumpun. Sebelum bibit padi ditanam, benih padi disemaikan dulu di bedeng persemaian selama 21 hari. Uji statistik yang digunakan adalah uji F pada taraf 5% sedangkan untuk menguji perbedaan nilai rata-rata digunakan uji beda nyata terkecil (Lsd). Pupuk majemuk NPK Phonska diberikan secara bertahap, yaitu setengah dosis pada saat tanam dan setengah dosis lagi pada saat tanaman berumur 3 minggu setelah tanam (mst). Pupuk urea diberikan dua kali yaitu pada umur 3 mst dan 6 mst, sedangkan pupuk ZA, SP-36 dan KCl diberikan sekaligus pada saat tanam. Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan penunjang (analisa tanah awal serta hama dan penyakit tanaman) dan pengamatan utama seperti: tinggi tanaman pada umur 6, 8, 10 dan 12 minggu setelah tanam, jumlah anakan per rumpun pada umur 6, 8, 10 dan 12 minggu setelah tanam, jumlah malai per rumpun pada saat panen, jumlah gabah isi per malai, persentase gabah hampa per malai, bobot 1000, indeks panen, hasil gabah kering panen dan kering giling per hektar yang diambil dari sampel ubinan 4,5 x 5,5 m dan dikonversikan ke bobot gabah per ha. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Penunjang Hasil analisa tanah lahan percobaan di Jatinangor, Sumedang sebelum percobaan menunjukkan bahwa kondisi lahan percobaan mempunyai kandungan Nitrogen rendah, phosphor sangat rendah, Kalium rendah serta ph (kemasaman tanah) masam. Selama percobaan berlangsung tanaman padi sawah mendapat serangan hama tanaman seperti penggerek padi putih (Tryporyza innotata), walang sangit (Leptocorisa acuta) dan tikus (Rattus argentiventer). Kehilangan hasil akibat serangan hama tanaman padi sawah ini diperkirakan sekitar 15-25%. 140

Pengartuh Kombinasi Dosis Pupuk Majemuk NPK Phonska dan Pupuk N terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L) Varietas IR 64 (Denny Kurniadie) Pengaruh kombinasi dosis pupuk majemuk NPK Phonska dan pupuk N terhadap pertumbuhan tanaman padi sawah Varietas IR 64 di Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Tabel 1 Pengaruh kombinasi dosis pupuk majemuk NPK Phonska dan pupuk N terhadap rata-rata tinggi tanaman padi sawah Varietas IR 64 di Jatinangor, Sumedang pada umur 6-12 Minggu setelah tanam (MST). Perlakuan Rata-rata tinggi tanaman (cm) pada umur: 6 MST 8 MST 10 MST 12 MST A = 300 kg Phonska/ha + 97 kg urea/ha 52,66 ab 60,58 ab 70,51 b 85,22 b B = 400 kg Phonska/ha + 87 kg urea/ha 53,75 ab 62,21 bc 68,33 ab 82,32 ab C = 700 kg Phonska/ha 60,14 c 67,82 d 79,36 c 94,73 c D = 300 kg Phonska/ha + 106 kg urea/ha + 53,61 ab 61,36 a 70,58 b 78,48 ab 100 kg ZA/ha E = 300 kg Phonska/ha + 333 kg ZA/ha 55,50 bc 61,11 a 72,11 b 83,65 b F = 400 kg Phonska/ha + 100 kg urea/ha + 56,54 b 66,58 cd 73,47 b 81,04 ab 120 kg ZA/ha G = 400 kg Phonska/ha + 152 kg urea/ha 52,82 ab 61,64 b 71,05 b 80,68 ab H = 500 kg Phonska/ha + 163 kg urea/ha 54,12 ab 63,04 b 71,37 b 84,52 b I = 200 kg Urea/ha + 100 kg SP-36/ha + 100 49,82 a 56,80 a 64,37 a 75,71 a kg/ha KCl Lsd (5%) 5,14 4,61 5,19 6,77 Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti hurup yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5%. menurut uji beda nyata terkecil (Lsd). Pada Tabel 1 terlihat bahwa pemberian perlakuan 700 kg/ha pupuk majemuk NPK Phonska (Perlakuan C) menyebabkan tanaman padi sawah varietas IR 64 di Jatinangor, Sumedang mempunyai rata-rata tinggi tanaman yang paling tinggi pada umur 4 sampai 12 minggu setelah tanam dan berbeda nyata dengan perlakuan pemupukan dengan menggunakan pupuk tunggal (200 kg/ha urea + 100 kg/ha SP-36 + 100 kg/ha KCl). Hal ini disebabkan karena pemberian pupuk dalam jumlah yang banyak akan dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman, terutama pupuk nitrogen yang dapat mempercepat pertumbuhan vegetatif tanaman. Rata-rata tinggi tanaman yang paling rendah pada tanaman padi sawah pada umur 4-12 minggu setelah tanam terdapat pada tanaman padi sawah yang diberi perlakuan pupuk tunggal yang merupakan dosis pemupukan yang biasa dilakukan oleh petani di sekitar daerah percobaan (Perlakuan I). Tabel 2 menunjukkan bahwa pemberian semua perlakuan pemupukan pada tanaman padi sawah varietas IR 64 tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap rata-rata jumlah anakan pada umur 6 minggu setelah tanam. 141

Jurnal Bionatura, Vol. 4, N0. 3, November 2002 : 137-147 Tabel 2 Pengaruh kombinasi dosis pupuk majemuk NPK Phonska dan pupuk N terhadap rata-rata jumlah anakan tanaman padi sawah Varietas IR 64 di Jatinangor, Sumedang pada umur 6-12 Minggu setelah tanam (MST). Perlakuan Rata-rata jumlah anakan pada umur: 6 MST 8 MST 10 MST 12 MST A = 300 kg Phonska/ha + 97 kg urea/ha 20,86 a 20,80 a 16,22 a 16,82 a B = 400 kg Phonska/ha + 87 kg urea/ha 26,03 a 24,39 ab 21,10 bc 20,51 bc C = 700 kg Phonska/ha 27,96 a 23,73 ab 19,62 ab 18,91 ab D = 300 kg Phonska/ha + 106 kg urea/ha + 100 27,60 a 25,54 b 19,62 ab 19,40 ab kg ZA/ha E = 300 kg Phonska/ha + 333 kg ZA/ha 25,80 a 24,04 ab 19,98 b 18,72 ab F = 400 kg Phonska/ha + 100 kg urea/ha + 120 27,34 a 27,82 b 19,16 ab 20,32 bc kg ZA/ha G = 400 kg Phonska/ha + 152 kg urea/ha 34,37 a 28,70 b 23,87 c 22,48 c H = 500 kg Phonska/ha + 163 kg urea/ha 28,02 a 24,10 ab 19,39 ab 18,45 ab I = 200 kg Urea/ha + 100 kg SP-36/ha + 100 24,93 a 22,61 a 19,48 ab 19,30 ab kg/ha KCl Lsd (5%) 7,97 3,82 3,61 2,91 Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti hurup yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5%. menurut uji beda nyata terkecil (Lsd). Perlakuan pemupukan dengan 400 kg/ha pupuk majemuk Phonska + 152 kg/ha urea mengakibatkan tanaman padi sawah kultivar IR 64 di Jatinangor Sumedang mempunyai rata-rata jumlah anakan yang paling tinggi pada umur 8, 10 dan 12 minggu setelah tanam dan berbeda nyata dengan perlakuan pupuk tunggal ( 200 kg/ha urea + 100 kg/ha SP-36 + 100 kg/ha KCl) yang merupakan dosis setempat yang digunakan petani di sekitar lokasi percobaan. Menurut Yoshida (1981) jumlah anakan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara nitrogen dan fosfor di dalam tanah. Bila unsur hara nitrogen cukup di dalam tanah maka tanaman dapat menghasilkan anakan yang banyak, walaupun jumlah anakan yang tumbuh tersebut tidak semuanya menghasilkan malai. Menurut Vergara (1995) anakan mulai terbentuk sejak umur 10 hari dan mencapai maksimum pada umur 50-60 hari setelah tanam. Setelah mencapai maksimum, jumlah anakan berkurang. Pada Tabel 2 terlihat bahwa jumlah anakan mengalami peningkatan pada umur 6 MST, dan selanjutnya jumlah anakan menurun sesuai dengan waktu. 142

Pengartuh Kombinasi Dosis Pupuk Majemuk NPK Phonska dan Pupuk N terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L) Varietas IR 64 (Denny Kurniadie) Pengaruh kombinasi dosis pupuk majemuk NPK Phonska dan pupuk N terhadap Hasil dan komponen hasil tanaman padi sawah Varietas IR 64 di Jatinangor Kabupaten Sumedang. Tabel 3 menunjukkan bahwa tanaman padi sawah kultivar IR 64 yang diberi perlakuan 300 kg/ha Phonska + 333 kg/ha ZA mempunyai rata-rata jumlah malai per rumpun yang paling tinggi (21 buah), tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan D (300 kg Phonska/ha + 106 kg urea/ha + 100 kg ZA/ha) dan B (400 kg Phonska/ha + 87 kg urea/ha). Hal ini dapat dijelaskan bahwa dengan pemberian nitrogen dalam jumlah yang banyak (sesuai dengan kebutuhan tanaman) dapat meningkatkan jumlah anakan, selain itu unsur hara belerang (S) yang terdapat pada pupuk ZA dapat memacu pertumbuhan anakan produktif, dimana jumlah anakan yang terbentuk menentukan jumlah malai. Siregar (1981) menyatakan bahwa unsur hara nitrogen berperan penting sebagai penyusun protein, yang akan digunakan oleh tanaman diantaranya untuk meningkatkan jumlah malai per rumpun. Rata-rata jumlah gabah per malai yang paling tinggi (161,28 buah) terdapat pada tanaman padi sawah yang mendapat perlakuan 300 kg/ha Phonska + 333 kg/ha ZA tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan D, B dan A. Semua perlakuan pemupukan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap rata-rata jumlah gabah isi per malai. Hal ini kemungkinan disebabkan karena jumlah gabah per malai ditentukan pada stadia pembentukan malai. Intensitas cahaya, suhu dan kelembaban yang cukup bagi tanaman merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi pengisian gabah. Di samping itu, pemberian pupuk nitrogen yang cukup bagi tanaman terutama pada masa pembentukan malai dapat meningkatkan bobot gabah (Vergara, 1995). Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan pemupukan terhadap rata-rata jumlah gabah isi per malai (Tabel 3). 143

Jurnal Bionatura, Vol. 4, N0. 3, November 2002 : 137-147 Tabel 3 Pengaruh kombinasi dosis pupuk majemuk NPK Phonska dan pupuk N terhadap rata-rata jumlah malai per rumpun, jumlah gabah per malai dan jumlah gabah isi per malai tanaman padi sawah Varietas IR 64 di Jatinangor, Sumedang. Perlakuan Jumlah malai per rumpun Jumlah gabah per malai Jumlah gabah isi per malai A = 300 kg Phonska/ha + 97 kg urea/ha 17,39 a 125,27 ab 88,71 a B = 400 kg Phonska/ha + 87 kg urea/ha 18,46 ab 139,80 bc 101,07 a C = 700 kg Phonska/ha 15,68 a 109,49 a 81,92 a D = 300 kg Phonska/ha + 106 kg urea/ha 18,31 ab 119,81 ab 90,22 a + 100 kg ZA/ha E = 300 kg Phonska/ha + 333 kg ZA/ha 21,00 b 161,28 b 106,07 a F = 400 kg Phonska/ha + 100 kg urea/ha 17,23 a 123,88 a 99,00 a + 120 kg ZA/ha G = 400 kg Phonska/ha + 152 kg urea/ha 16,96 a 131,39 a 93,59 a H = 500 kg Phonska/ha + 163 kg urea/ha 17,16 a 123,16 a 93,03 a I = 200 kg Urea/ha + 100 kg SP-36/ha + 17,03 a 120,11 a 93,33 a 100 kg/ha KCl Lsd (5%) 2,97 27,51 31,96 Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti hurup yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji beda nyata terkecil (Lsd). Pada Tabel 4 terlihat bahwa semua perlakuan pemupukan pada tanaman padi sawah varietas IR 64 memberikan pengaruh yang nyata terhadap indeks panen.. Rata-rata indeks panen yang tertinggi yaitu (0,64) terdapat pada tanaman padi sawah yang mendapat perlakuan 300 kg/ha Phonska + 333 kg/ha ZA tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan F, G, B dan C. Hasil gabah berkaitan erat dengan efisiensi fotosintesis dan distribusi bahan kering tanaman, oleh karena itu indeks panen cenderung menurun sejalan dengan peningkatan berat kering total tanaman. Nilai indeks panen yang rendah tidak berarti rendahnya kemampuan tanaman dalam efisiensi fotosintesis. Indeks panen dapat digunakan sebagai tolok ukur tinggi atau rendahnya produktivitas tanaman. Tanaman padi yang daya hasilnya tinggi biasanya mempunyai kisaran indeks panen diatas 0,5 (Manurung dan Ismunadji, 1988). Tingginya hasil biomassa tersebut tidak menunjukkan tingginya hasil gabah, karena yang lebih berperan dalam peningkatan hasil gabah adalah bahan kering tanaman itu sendiri (Yoshida, 1981). Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan pemupukan terhadap rata-rata persentase gabah hampa per malai. Rata-rata bobot 1000 butir yang paling tinggi yaitu 29,81 gram terdapat pada tanaman padi sawah yang mendapat perlakuan 300 kg/ha pupuk majemuk Phonska + 333 kg/ha ZA tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan H (500 kg Phonska/ha + 163 kg urea/ha). Hal ini kemungkinan disebabkan karena bobot gabah ditentukan oleh ukuran lemma dan palea, sedangkan pembentukan lemma 144

Pengartuh Kombinasi Dosis Pupuk Majemuk NPK Phonska dan Pupuk N terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L) Varietas IR 64 (Denny Kurniadie) dan palea serta pengisian butir-butir gabah ditentukan selama fase reproduktif dan fase pemasakan yang juga menentukan berat gabah (Manurung dan Ismunadji, 1988) Tabel 4 Pengaruh kombinasi dosis pupuk majemuk NPK Phonska dan pupuk N terhadap rata-rata indeks panen, persentase gabah hampa per malai dan bobot 1000 butir tanaman padi sawah Varietas IR 64 di Jatinangor Sumedang. Perlakuan Indeks Panen (%) Persentase gabah hampa per malai(%) Bobot 1000 butir (gr) A = 300 kg Phonska/ha + 97 kg urea/ha 0,49 a 30,72 a 24,81 a B = 400 kg Phonska/ha + 87 kg urea/ha 0,56 ab 27,73 a 27,11 a C = 700 kg Phonska/ha 0,57 ab 25,75 a 26,05 a D = 300 kg Phonska/ha + 106 kg urea/ha + 0,50 a 24,81 a 26,08 a 100 kg ZA/ha E = 300 kg Phonska/ha + 333 kg ZA/ha 0,64 b 17,62 a 29,81 b F = 400 kg Phonska/ha + 100 kg urea/ha + 0,55 ab 20,44 a 24,81 a 120 kg ZA/ha G = 400 kg Phonska/ha + 152 kg urea/ha 0,59 ab 29,27 a 25,43 a H = 500 kg Phonska/ha + 163 kg urea/ha 0,50 a 24,69 a 27,33 ab I = 200 kg Urea/ha + 100 kg SP-36/ha + 100 0,53 a 22,46 a 26,18 a kg/ha KCl Lsd (5%) 0,12 12,11 2,56 Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti hurup yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji beda nyata terkecil (Lsd). Tabel 5 menunjukkan bahwa tanaman padi sawah kultivar IR 64 yang mendapat perlakuan pemupukan dengan 300 kg/ha pupuk majemuk Phonska + 333 kg/ha ZA mempunyai rata-rata hasil gabah kering panen per hektar dan hasil gabah kering giling per hektar yang paling tinggi dan berbeda nyata dengan semua perlakuan pemupukan kecuali perlakuan 400 kg/ha Phonska + 87 kg/ha urea (Perlakuan B). Hasil rata-rata gabah kering panen per hektar tertinggi yaitu 7,50 ton, sedangkan hasil gabah kering panen yang diberi perlakuan pupuk tunggal hanya sebesar 5 ton. Hasil rata-rata gabah kering giling per hektar yang paling tinggi yaitu 6,17 ton, sedangkan yang diberi perlakuan pupuk tunggal hanya 4,02 ton. 145

Jurnal Bionatura, Vol. 4, N0. 3, November 2002 : 137-147 Tabel 5 Pengaruh kombinasi dosis pupuk majemuk NPK Phonska dan pupuk N terhadap rata-rata hasil gabah kering panen dan rata-rata hasil gabah kering giling per hektar tanaman padi sawah Varietas IR 64 di Jatinangor Sumedang. Perlakuan Hasil gabah kering panen per hektar (Ton) Hasil gabah kering giling per hektar (Ton) A = 300 kg Phonska/ha + 97 kg 4,44 a 3,33 a urea/ha B = 400 kg Phonska/ha + 87 kg urea/ha 6,04 ab 4,92 ab C = 700 kg Phonska/ha 5,41 a 4,51 a D = 300 kg Phonska/ha + 106 kg urea/ 4,93 a 3,89 a ha + 100 kg ZA/ha E = 300 kg Phonska/ha + 333 kg ZA/ha 7,50 b 6,17 b F = 400 kg Phonska/ha + 100 kg urea/ 5,69 a 4,44 a ha + 120 kg ZA/ha G = 400 kg Phonska/ha + 152 kg 4,86 a 4,02 a urea/ha H = 500 kg Phonska/ha + 163 kg 4,58 a 3,89 a urea/ha I = 200 kg Urea/ha + 100 kg SP-36/ 5,00 a 4,02 a ha + 100 kg/ha KCl Lsd (5%) 1,78 1,64 Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti hurup yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji beda nyata terkecil (Lsd). KESIMPULAN 1. Perlakuan pemupukan dengan 700 kg/ha Phonska menyebabkan tanaman padi sawah kultivar IR 64 mempunyai rata-rata tinggi tanaman yang paling tinggi pada umur 6, 8, 10 dan 12 minggu setelah tanam. 2. Perlakuan pemupukan dengan 400 kg/ha Phonska + 152 kg/ha urea menyebabkan tanaman padi sawah di Sumedang mempunyai rata-rata jumlah anakan yang paling tinggi pada umur 8, 10 dan 12 minggu setelah tanam. 3. Rata-rata jumlah malai per rumpun, jumlah gabah per malai, indeks panen, bobot 1000 butir, hasil gabah kering panen per hektar (7,50 ton) dan hasil gabah kering giling per hektar (6,17 ton) yang paling tinggi terdapat pada tanaman padi sawah yang diberi perlakuan dengan 300 kg/ha Phonska + 333 kg/ha ZA. 146

Pengartuh Kombinasi Dosis Pupuk Majemuk NPK Phonska dan Pupuk N terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L) Varietas IR 64 (Denny Kurniadie) Ucapan terima kasih Terima kasih kepada PT Petro Kimia Gresik atas bantuan sarana penelitian DAFTAR PUSTAKA Balai Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi. 2000. Uji Laboratorium pengaruh penggunaan pupuk phonska terhadap kualitas gabah dan beras. Laporan hasil penelitian (tiodak dipublikasi) Baharsyah, Syarifuddin, Faisal Kasryno dan Delima H. Darmawan. 1988. Padi Buku I. Kedudukan padi dalam perekonomian Indonesia. Editor: Ismunadji, M. Bogor. Buletin PT Petro Kimia Gresik. 2000. Petunjuk penggunaan pupuk Phonska. Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Bali. 2000. Uji coba pemupukan phonska pada tanaman padi sawah di Bali. Laporan Penelitian (tidak dipublikasi). Yoshida, S. 1981. Fundanmentalsof rice crop. IRRI Los Banos Philippines. Manurung, S.O., dan Ismunadji, M. 1989. Morfologi dan fisiologi padi. Padi. Balai Penelitian dan pengembangan pertanian. Pusat penelitian dan pengembangan tanaman pangan Bogor. Nataatmadja, H. 1988. Perkembangan produksi dan kebijaksanaan pemerintah dalam produksi beras. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor. Rauf Purnama. 2000. Terobosan penggunaan pupuk majemuk untuk menunjang ketahanan pangan dan peningkatan ekspor komoditas agro industri. Studium Generalle, Universitas Padjadjaran Bandung. PT Petrokimia Gresik. Penggunaan pupuk phonska pada tanaman padi. Siregar, H. 1981. Budidaya tanaman padi di Indonesia. Penerbit Sastra Budaya Jakarta Jamharir. 1996. Keragaan usaha tani padi menggunakan pupuk urea tablet. Jogyakarta Jatiyanto, Hadiono dan Kasmo. 1976. Pengaruh pemberian pupuk K terhadap kenaikan produksi padi dan palawija, LP3 Bogor. Vergara. B.S. 1995. Plant growth and development. Rice Production Manual. IRRI Philippines 147

148 Jurnal Bionatura, Vol. 4, N0. 3, November 2002 : 137-147