D. 9. Ahad Fitriadi 1, Abubakar M. Lahjie 2 dan Rochadi Kristiningrum 3

dokumen-dokumen yang mirip
PRODUKSI KAYU BULAT DAN NILAI HARAPAN LAHAN JABON (Anthocephalus cadamba) DI PT INTRACA HUTANI LESTARI

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS AGROFORESTRI KAYU BAWANG DI PROVINSI BENGKULU

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS INVESTASI PERMODELAN LAHAN HUTAN DENGAN SISTEM AGROFORESTRI LANDSKAP Forest Land Investment Analysis with Modeling Agroforestry Landscape

BAB I PENDAHULUAN. pertukangan dan termasuk kelas kuat dan awet II (Martawijaya et al., 1981). sebagai pilihan utama (Sukmadjaja dan Mariska, 2003).

SIMULASI PRODUKSI DAN ASPEK FINANSIAL KEBUN HUTAN (MUNAAN) GENERASI KEDUA DI KABUPATEN KUTAI BARAT

ANALISIS FINANSIAL HUTAN TANAMAN RAKYAT KARET DAN SENGON DI KABUPATEN SAROLANGUN PROVINSI JAMBI

ANALISIS FINANSIAL SISTEM AGROFORESTRI JATI, SUNGKAI DAN RUMPUT GAJAH DI KECAMATAN SAMBOJA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

BAB III METODE PENELITIAN

EKONOMI GAHARU. Oleh : Firmansyah, Penyuluh Kehutanan. Budidaya pohon gaharu saat ini tak terlalu banyak dikenal masyarakat.

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Bahan dan Alat

ABUBAKAR M. LAHJIE ISMAIL

BAB VII TEKNIK INVENTARISASI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Volume Pohon pada Jarak Tanam 3 m x 3 m. Bardasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, Pada sampel populasi untuk

ASPEK GROWTH AND YIELD

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Juni 2013.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODE. Waktu dan Tempat. Rancangan Sampling. Jumlah anakan Intensitas sampling (ind)

BAB I PENDAHULUAN. jati memiliki kelas awet dan kelas kuat yang tinggi seperti pendapat Sumarna

LAPORAN PENELITIAN. RIAP TANAMAN ULIN (Eusyderoxylon zwagery) Di KHDTK SAMBOJA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

3. Bagaimana cara mengukur karbon tersimpan?

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BP2LHK Manabo Kampus Kreatif Sahabat Rakyat

PENGGUNAAN PAKU BERPORI DALAM INOKULASI POHON GAHARU. (Inovasi Baru Dalam Teknologi Rekayasa Pembentukan Gubal Gaharu Yang Berkualitas)

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Topik : PERSAMAAN ALOMETRIK KARBON POHON

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 25 TAHUN 2005 TENTANG

Gambar 22. Peta Kabupaten Kutai Timur

I. PENDAHULUAN. Pertanian dan sektor-sektor yang terkait dengan sektor agribisnis

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

Kenapa Perlu Menggunakan Sistem Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) Teknik Silvikultur Intensif (Silin) pada IUPHHK HA /HPH. Oleh : PT.

DR. H. AWANG FAROEK ISHAK Gubernur Kalimantan Timur

Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru 2 )Mahasiswa Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan. Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru ABSTRACT

BAHAN PEMAPARAN DALAM RANGKA MUSRENBANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN OLEH : BUPATI KUTAI KARTANEGARA RITA WIDYASARI, Ph.D

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. . Gambar 4 Kondisi tegakan akasia : (a) umur 12 bulan, dan (b) umur 6 bulan

MG-6 DAUR DAN ETAT PEMANENAN KAYU

TINJAUAN PUSTAKA. oleh pemerintah untuk di pertahankan keberadaan nya sebagai hutan tetap.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Penelitian 3.2 Objek dan Alat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mandat oleh pemerintah untuk mengelola sumber daya hutan yang terdapat di

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. Industri dikenal sebagai hutan tanaman kayu yang dikelola dan diusahakan

IV. GAMBARAN UMUM KOTA BONTANG. 4.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Bontang. Gambar 4.1 Peta Wilayah Kota Bontang

III. METODOLOGI PE ELITIA

DERAJAT KESTABILAN TEGAKAN KARET (Havea brasiliensis) DI KELURAHAN MARGOMULYO KECAMATAN SAMBOJA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TINJAUAN KONSEPTUAL MODEL PERTUMBUHAN DAN HASIL TEGAKAN HUTAN SITI LATIFAH. Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. Hutan memiliki banyak fungsi salah satunya fungsi ekonomi. Fungsi hutan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing bagi masyarakat di Indonesia karena dapat menghasilkan minyak kayu

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI SIDANG

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

2 METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan. Rancangan Penelitian

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

I. PENDAHULUAN. Usahatani tanaman asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff) merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

KERAGAMAN PERTUMBUHAN TANAMAN MERANTI MERAH (Shorea leprosula Miq.) PADA BERBAGAI TAPAK

Paket KUANTITATIF PERTUMBUHAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Berkurangnya hutan tropis untuk kepentingan pertanian terkait dengan upayaupaya

II. METODOLOGI. A. Metode survei

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-November Penelitian ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal. Pengelolaan hutan di Negara Indonesia sepenuhnya diatur dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (pendapatan) yang tinggi. Petani perlu memperhitungkan dengan analisis

Inventarisasi hutan dalam Indentifikasi High Carbon StoCck

PENGUJIAN MODEL INOKULASI FUSARIUM SP. PADA POHON GAHARU (AQUILARIA MICROCARPA)*

ASPEK FINANSIAL USAHA GULA AREN DENGAN SISTEM AGROFORESTRI DI KECAMATAN SAMBOJA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

JUMLAH BIAYA BIAYA SATUAN NO TAHAPAN KEGIATAN SATUAN KETERANGAN. Persiapan

1 BAB I. PENDAHULUAN. tingginya tingkat deforestasi dan sistem pengelolan hutan masih perlu untuk

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

Jumlah informasi dan paket iptek pendukung produktivitas hutan dan pola agroforestry berbaris kayu pertukangan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN


DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KETELITIAN PENGUKURAN TINGGI POHON DENGAN MENGGUNAKAN HAGAMETER

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan konsumsi yang cukup pesat. Konsumsi minyak nabati dunia antara

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk

Transkripsi:

D. 9 Produksi Kayu Bulat dan Nilai Harapan Lahan Hutan Tanaman Rakyat Gaharu (Aquilaria microcarpa) Di Desa Perangat Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara Ahad Fitriadi 1, Abubakar M. Lahjie 2 dan Rochadi Kristiningrum 3 1 ) Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman 2 ) Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman 3 ) Dosen Tetap Non PNS Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Email : prof_abudir@yahoo.com ABSTRAK Gaharu dikenal dengan nama dagang agarwood, aloewood atau eaglewood. Di Indonesia, perdagangan dimulai sejak masa penjajahan belanda dengan bentuk produk bahan mentah (raw material). Produksi gaharu mengalami penurunan dari tahun ke tahun untuk itu perlu adanya bududaya lanjutan dan jaminan pasar yang jelas dari pemerintah. Penelitian ini dilakukan untuk tujuan mengetahui produksi kayu pada tanaman Aquilaria microcarpa dan untuk mengetahui nilai harapan lahan pada tanaman Aquilaria microcarpa di Desa Perangat Penelitian ini dilakukan di Desa Perangat Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara, selama 3 bulan efektif dengan beberapa tahapan yakni orientasi lapangan, penyusunan rencana penelitian, studi kepustakaan, pengumpulan data, simulasi data dan penulisan hasil penelitian. Analisis data yang digunakan dengan menggunakan rumus volume, riap, nilai harapan lahan dan hubungan antar variabel dengan menggunakan regresi power sederhana dengan melihat nilai koefisien regresi determinasi (R 2 ). Adapun hasil dari perhitungan simulasi potensi tegakan Aquilaria microcarpa dengan jarak tanam 2,5 X 3,5 meter menunjukan bahwa pemanenan yang efektif pada umur 15 tahun, dimana pada umur 15 tahun tanaman Aquilaria microcarpa mempunyai total volume sebesar 159,44 m 3 /ha, MAI sebesar 10,63 m 3 /ha/thn dan CAI sebesar 10,50 m 3 /ha/thn dengan rata-rata diameter sebesar 22,8 cm. Untuk perhitungan nilai harapan lahan pada tanaman Aquilaria microcarpa menunjukan nilai terbesar pada umur 25 tahun dengan nilai sebesar Rp. 69.220.000. Kata Kunci : Produksi Kayu Bulat, Aquilaria microcarpa, nilai harapan lahan PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan pembangunan kehutanan menuntut untuk memperhatikan dan memperhitungkan keberadaan hutan rakyat, hal ini berkaitan dengan menurunnya atau terasanya kekurangan hasil kayu dari kawasan hutan Negara, baik hasil kayu sebagai pertukangan, kayu industri, maupun kayu bakar. Pembangunan hutan rakyat juga berfungsi untuk menanggulangi lahan kritis, konservasi lahan, perlindungan hutan dan juga sebagai salah satu upaya pengentasan kemiskinan dengan memperdayakan masyarakat setempat. Gaharu dikenal dengan nama dagang agarwood, aloewood atau eaglewood. Di Indonesia, perdagangan dimulai sejak masa penjajahan belanda dengan bentuk produk bahan mentah (raw material). Tercatat antara tahun 1918-1925 indonesia mampu menghasilkan gaharu dengan volume berkisar 11 ton per tahun. Antara tahun 1983-1987, tercatat dihasilkan gaharu sekitar 103 ton/tahun dengan nilai US$ 311.000. Pada tahun 1990-1998, produksinya mencapai 165 ton/tahun dengan nilai US$ 2 juta. Pada akhir tahun 2000, tercatat ekspor gaharu Indonesia mencapai 446 ton yang menghasilkan devisa senilai US$ 2,2 juta. Namun, terjadi penurunan produksi sejak tahun 2002 dan dengan kuota ekspor sekitar 300 ton per tahun, hanya terpenuhi 10%-15%. Bahkan, sejak tahun 2004 dengan kuota sekitar 150 ton, tidak tercatat adanya data perdagangan ekspor gaharu dari Indonesia (Sumarna,Y, 2013). Perumusan Masalah 1

1. Bagaimana produksi kayu pada tanaman Aquilaria microcarpa di Desa Perangat Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur? 2. Bagaimana nilai harapan lahan pada tanaman Aquilaria microcarpa di Desa Perangat Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur? Tujuan Penelitian 1. Mengetahui produksi kayu pada tanaman Aquilaria microcarpa di Desa Perangat 2. Mengetahui nilai harapan lahan pada tanaman Aquilaria microcarpa di Desa Perangat METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Perangat Kab. Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Waktu yang diperlukan untuk penelitian ini adalah selama kurang lebih 3 bulan, yaitu mulai bulan Mei hingga bulan Juli tahun 2015 yang meliputi orientasi lapangan dan pelaksanaan penelitian, studi kepustakaan, pengumpulan data, analisis data dan penulisan hasil penelitian. Alat dan Bahan Bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain (1) Alat tulis menulis, untuk mencatat data di lapangan dan mencatat diskusi (2) Meteran untuk mengukur jarak tanam (3)Kamera foto untuk dokumentasi di lapangan (4) Laptop dan kalkulator untuk mengolah data penelitian dan skripsi (5) Meteran jahit untuk mengukur keliling pohon dan dikonversi menjadi diameter (6) Tongkat setinggi 4 m (7) Perlengkapan dan peralatan lainnya yang diperlukan dalam penelitian. Prosedur Penelitian 1. Perhitungan Potensi Kayu Bulat Menghitung potensi kayu bulat dengan melakukan pengukuran keliling pohon untuk mendapatkan diameter pohon. Pengukuran diameter dilakukan pada diameter batang pohon setinggi dada (130 cm) dengan menggunakan phi-band. Pengukuran tinggi pohon dengan menggunakan Clinometer tanpa pengukuran jarak datar dengan bantuan tongkat ukur sepanjang 4 m yang diletakkan vertikal pada pohon (Ruchaemi, 2002). Rumus Volume Pohon sebagai berikut: V = d 2 x h x f Keterangan : V = Volume pohon (m 3 ), = 3.141592654, d = Diameter pohon setinggi dada, h = Tinggi Pohon (m), f = Faktor bentuk pohon. Sedangkan perhitungan riapnya dengan menggunakan rumus MAI (Mean Annual Increment) dan CAI (Current Annual Increment). 2. Perhitungan Nilai Harapan Lahan Untuk mengetahui nilai harapan lahan, pertama-tama dengan menghitung pendapatan bersih yaitu selisih antara pendapatan kotor dengan total biaya, kemudian dilakukan perhitungan nilai harapan lahan dengan menggunakan rumus Faustman (1849). 3. Untuk mengetahui hubungan antar variabel dengan menggunakan regresi sederhana dengan jenis power dengan melihat nilai koefisien regresi determinasi (R 2 ). HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Desa Perangat Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara terletak pada jalan raya Samarinda-Bontang. Dari Samarinda dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih satu jam perjalanan untuk menuju Desa Perangat dengan menggunakan transportasi darat. Di Desa Perangat juga terkenal dengan hasil pertaniannya seperti getah karet, dikarenakan di Desa Perangat banyak lahan yang dijadikan lahan perkebunan dan HTR (Hutan Tanaman Rakyat). Kecamatan Marangkayu adalah 2

salah satu kecamatan di wilayah pesisir Kabupaten Kutai Kartanegara, Kecamatan Marang Kayu berada digaris khatulistiwa ini terletak pada posisi antara 117 0 06 BT - 117 0 30 BT dan 0 0 13. Marangkayu berbatasan langsung dengan kota Bontang disebelah utara, selat makasar dibagian timur, Kecamatan Sebulu dan Kecamatan Muara Kaman di bagian barat, serta Kecamatan Muara Badak di bagian selatan. Kecamatan Marang Kayu memiliki luas mencapai 1.165,71 km 2 dengan jumlah penduduk mencapai 35.637 jiwa (April 2014) yang tersebar di 11 desa, seperti Desa Bunga Putih, Kersik, Makarti, Perangat Baru, Perangat Selatan, Sambera baru, Santan Ilir, Santan Ulu, Sebuntal dan Semangkok (Anonim, 2014). Simulasi Potensi Tegakan Aquilaria microcarpa Jarak tanam pada tanaman A. microcarpa 2,5 X 3,5 meter. Adapun simulasi potensi pertumbuhan tanaman A. microcarpa dapat ditabulasikan sebagai berikut: Tabel 1. Simulasi Potensi Tegakan A. microcarpa u n d (cm) h (m) TV MAI CAI (m 3 /ha) (m 3 /ha) (m 3 /ha/th) 3 970 10 4,7 21,47 7,16 5 950 12,5 5,5 38,45 7,69 8,49 8 930 17 6 75,95 9,49 12,50 10 900 19,7 6,5 106,93 10,69 15,49 15 880 22,8 7,4 159,44 10,63 10,50 20 850 25 7,8 195,17 9,76 7,15 25 800 26,5 8,2 216,98 8,68 4,36 30 700 28,5 8,6 230,31 7,68 2,67 Keterangan: u=umur (thn); n =Individu pohon; d=diameter (cm); h= Tinggi bebas cabang (m); TV=Total Volume (m 3 ); MAI=Mean Annual Incremeant standing stock (m 3 /ha/thn); CAI = Current Annual Incremeant (m 3 /ha/thn). Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa tegakan A. microcarpa untuk pemanenan lognya yang efektif dapat dilakukan pada umur 15 tahun dimana pada umur 15 tahun A. microcarpa mempunyai volume total sebesar 159,44 m 3 /ha, MAI sebesar 10,63 m 3 /ha/thn dan CAI sebesar 10,50 m 3 /ha/thn dengan diameter rata-rata sebesar 22,8 cm. Secara grafis pertumbuhan riap rata-rata dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 1. MAI dan CAI Tegakan Aquilaria microcarpa Pada gambar diatas terlihat bahwa perpotongan garis MAI dan CAI A. microcarpa pada umur 15 tahun, ini menunjukan riap maksimal pada tahun ke 15 mempunyai volume total sebesar 159,44 m 3 /ha dan riap MAI sebesar 10,63 m 3 /ha/thn dan CAI 10,50 m 3 /ha/thn dengan diameter rata-rata sebesar 22,8 cm. Grafik diatas juga menunjukan bahwa rata-rata 3

volume standing stock A. microcarpa mengalami kenaikan setiap tahunnya, dari tabel diatas juga dapat dilihat bahwa berkurangnya populasi tegakan per hektar diakibatkan kematian secara alami. Data hasil pengukuran A. microcarpa dengan jarak tanam 2,5 x 3,5 meter. Pengaturan jarak tanam sangat berpengaruh terhadap intensitas cahaya dan ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan bagi tanaman. Semakin lebar jarak tanam makan semakin besar intensitas cahaya dan semakin banyak ketersediaan unsur hara bagi individu tanaman, karena berkurangnya jumlah persaingan antar tegakan. Sebaliknya semakin rapat jarak tanam semakin banyak jumlah pohonnya dan persaingan semakin ketat untuk memperoleh cahaya matahari dan unsur hara. Pengusahaan tanaman A. microcarpa akan lebih menguntungkan apabila dilakukan perlakuan yang disebut dengan inokulasi, inokulasi ini ialah suatu perlakuan dimana tanaman A. microcarpa diberi fusarium dan yang akan dipanen ialah gubalnya atau resin dan semacam damar yang dihasilkan oleh tanaman A. microcarpa. Perhitungan Nilai Harapan Lahan Nilai harapan lahan adalah nilai pendapatan bersih yang diperoleh dari sebidang lahan, yang dihitung untuk tingkat bunga tertentu. Nilai harapan lahan untuk tanaman A. microcarpa memiliki hitungan tersendiri dalam menentukan hasilnya. Adapun perhitungannya sebagai berikut: Tabel 2. Perhitungan nilai harapan lahan Umur Tegakan Biaya Total (Rp.) Biaya Total & Bunga 5% (Rp.) TR (Rp.) Net Income (Rp) LEV (Rp) 10 20.000.000 34.210.000 35.930.000 1.720.000 600.000 15 20.000.000 43.660.000 83.210.000 39.550.000 18.020.000 20 20.000.000 55.720.000 140.520.000 84.800.000 30.960.000 25 20.000.000 71.110.000 308.910.000 237.800.000 69.220.000 30 20.000.000 90.760.000 378.080.000 287.320.000 65.480.000 Dilihat dari tabel diatas menunjukan bahwa LEV pada masing-masing umur tegakan A. microcarpa memiliki nilai yang bervariasi tetapi pada umur tegakan 25 tahun dimana pada umur itu nilai LEV nya yang paling tinggi dan pada umur 25 tahun juga mempunyai total volume sebesar 216,98 m 3. Dari data diatas juga melihatkan bahwa nilai harapan lahan yang paling menguntungkan ialah pada umur 25 tahun dimana LEV nya sebesar Rp. 69.220.000. Dari data diatas tersebut menunjukan bahwa nilai harapan lahan dan total volume pada tanaman A. microcarpa mempunyai nilai optimal yang tidak sama karena tanaman A. microcarpa akan berubah mahal harganya apabila pada tanaman tersebut mengandung resin yang disebut gubal, maka dari itu nilai harapan lahan maksimal dicapai pada umur 25 tahun, sedangkan riap maksimal dicapai pada umur 15 tahun. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pengusahaan tanaman Aquilaria microcarpa mencapai riap maksimal pada umur 15 tahun, dengan total volume sebesar 159,44 m 3 /ha, dan riap MAI dan CAI berturut-turut sebesar 10,63 m 3 /ha/thn dan 10,50 m 3 /ha/thn. 2. Nilai harapan lahan A. microcarpa terbesar pada umur 25 tahun dengan nilai Rp. 69.220.000. Saran 4

1. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mendalami tentang budidaya lanjutan tanaman A. microcarpa baik produksi kayu maupun gubalnya 2. Perlu adanya jaminan pasar yang jelas dari pemerintah melihat hasil ekonomi yang dihasilkan dari tanaman A. microcarpa sangat berekonomi tinggi. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2014.Diakses dari http://kabupaten.kutaikartanegara.com/? kecamatan. phpk=marang_kayu. Pada Tanggal 12-agustus-2015. Anonim, 2000.Diakses darihttp://kabupaten.kutaikartanegara.com/ kecamatan.php?k=marangkayu Pada Tanggal 12-Agustus-2015. Anonim, 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Kutaikartanegara_Analisis Struktur Perekonomian Kabupaten Kutaikartanegara. Davis, L,S and K. N. Jhonson. 1987. Forest Managemant. MC Graw-Hill Book Company. Newyork. Ruchaemi, A. 2002. Ilmu Ukur Kayu dan Inventarisasi Tegakan. Laboratorium Biometrik Hutan Fakultas Kehutanan. Universitas Mulawarman Samarinda, Samarinda. Fautsmann, 1849. Metode Perhitungan Nilai Harapan Lahan atau Land Expectation Value, Germany. Sumarna. 2013. Buku Budidaya dan Bisnis Gaharu. 5