MEMINIMASI JUMLAH PRODUK CACAT PADA PROSES PRODUKSI GULA DI PG. KARANGSUWUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemurnian nira yang ternyata masih mengandung zat zat bukan gula dari proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu, jika digiling akan menghasilkan air dan ampas dari tebu,

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pendirian Pabrik Sejarah Perkembangan Pabrik

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I. Indonesia tidak dapat terus menerus mengandalkan diri dari pada tenaga kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

01 PABRIK GULA PG. KEBON AGUNG MALANG JAWA TIMUR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Semester Genap tahun 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran

- Menghantar/memindahkan zat dan ampas - Memisahkan/mengambil zatdengan dicampur untuk mendapatkan pemisahan (reaksi kimia)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

AUDIT KINERJA PROSES PENGOLAHAN PADA PABRIK GULA

PENGGUNAAN METODE STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC) UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK. Ernaning Widiaswanti 1)

BAB I PENDAHULUAN. mencegah dan berupaya memperbaiki faktor-faktor penyebab kerusakan. menemui atau mendapati produk yang rusak.

PEMBUATAN GULA MERAH DENGAN BAHAN DASAR TEBU (SACCHARUM OFFICIANARUM)

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia industry manufaktur maupun jasa semakin ketat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pengendalian Kualitas Produk Dengan Metode Statistical Process Control (SPC)

BAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan pada periode berikutnya. Jika tidak dilakukan penentuan. solusi terbaik dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyaringan nira kental pada proses pengkristalan berfungsi untuk

Tebu dari kebun dikirim ke pabrik menggunakan beberapa model angkutan : trailer (tebu urai), truk

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa. Melalui produktivitas, perusahaan dapat pula mengetahui. melakukan peningkatan produktivitas.

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

PERENCANAAN UNIT SENTRIFUGASI, PENGEMASAN DAN PENGGUDANGAN PABRIK GULA TEBU SHS 1A DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 2000 KUINTAL PER HARI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MANAJEMEN PENGENDALIAN MUTU TEBU RAKYAT KERJASAMA USAHA DI PT. PABRIK GULA CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN. Apabila sumber daya manusia dikelola dengan baik dan benar maka akan bernilai

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

INDUSTRI PENGOLAHAN GULA PT. PABRIK GULA CANDI BARU SIDOARJO LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

I. PENDAHULUAN. mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin banyak. Upaya pemenuhan

ABSTRACT. Keywords:Fish bone diagrams, control charts, 5S, drops.

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

Lampiran 1 Daftar Wawancara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Gula adalah salah satu komoditas pertanian yang telah ditetapkan

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PG CANDI BARU SIDOARJO. Diajukan oleh : Elizabeth Silvia Veronika NRP: Lovitna Novia Puspitasari NRP:

ANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

MEMPELAJARI ASPEK KETEKNIKAN PADA PENGOLAHAN ETHANOL DI PT. PG

BAB I PENDAHULUAN. terigu, dibuat dengan proses pemanggangan. Biskuit memiliki kadar air kurang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. tebu, bit, maple, siwalan, bunga dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon aren adalah

3 METODOLOGI PENELITIAN

Fishbone Diagram dan Langkah- Langkah Pembuatannya

DAFTAR ISI. 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian... Error! Bookmark not defined Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined.

Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Perencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo

PG. TJOEKIR PENERAPAN INDUSTRI HIJAU BY: EDWIN RISANANTO SURABAYA, 16 FEBRUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN. impor gula. Kehadiran gula impor ditengah pangsa pasar domestik mengakibatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun di luar negeri. Setiap perusahaan bersaing untuk menarik perhatian

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC

Pemetaan Korosi pada Stasiun Pemurnian di Pabrik Gula Watoe Toelis Krian, Sidoarjo. Adam Alifianto ( )

GULANAS PT. GULA ENERGY NUSANTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS BERAT PUPUK UREA UKURAN KEMASAN 50KG PADA PT PUPUK KUJANG CIKAMPEK

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian kualitas dalam menjalankan proses produksi produk.

MINIMASI NG BINTIK PADA PROSES PENGECATAN PART FRONT FENDER 1PA RED MET 7 DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PT. ABC

PENENTUAN RENDEMEN GULA TEBU SECARA CEPAT 1

Pabrik Gula (PG) Kebon Agung merupakan salah satu perusahaan. keteknikan pertanian di Indonesia yang mengolah tebu menjadi gula. PG.

BAB II PERANCANGAN PRODUK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peralatan untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Permasalahan umum yang ada di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V HASIL DAN ANALISA

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

TINJAUAN PUSTAKA. Masehi, dan selanjutnya oleh orang-orang Arab dibawa ke Mesir, Maroko,

BAB I PENDAHULUAN. produksi dinilai baik, maka jumlah reject pada proses produksi juga akan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB I PENDAHULUAN. pengimplementasian Manajemen Operasi yang tepat guna dan terencana serta

Transkripsi:

MEMINIMASI JUMLAH PRODUK CACAT PADA PROSES PRODUKSI GULA DI PG. KARANGSUWUNG Diana Puspita Wulandari PG. Karangsuwung Jl. Raya Karangsuwung No. 26, Cirebon 45186 Jawa Barat-Indonesia, (0231)635020, dianapus@gmail.com Diana Puspita Wulandari, Ketut Gita Ayu ABSTRAK Semakin pesat perkembangan dunia agroindustri sangat besar sekali manfaatnya bagi perekonomian negara. PG. Karangsuwung salah satu perusahan yang memproduksi gula kristal putih di Jawa Barat, Indonesia. Pengolahan gula melalui beberapa tahapan, yaitu unit gilingan, pemurnian, penguapan, kristalisasi, puteran, penyelesaian atau pengemasan. Proses produksi melibatkan proses pemurnian penting bagi kualitas hasil produksi. Proses pemurnian diharapkan menghasilkan kejernihan nira optimal. Perusahaan harus mampu bersaing menghasilkan produk yang layak dipasarkan dengan kualitas terbaik dan kuantitas memadai agar dapat memuaskan pihak konsumen, bertujuan memperbaiki cacat clarity nira Hasil penelitian proses pemurnian nira di PG. Karangsuwung tidak dalam batas kendali. Grafik kejernihan nira encer menunjukkan ada beberapa proses yang berada diluar parameter. Diagram pareto menunjukan cacat pada proses pemurnian nira yaitu rendahnya kadar phospat merupakan cacat terbesar dengan presentase 37.5%. Penyebab utama terjadinya cacat, adalah kerusakan nira encer sehingga dapat menghambat proses berikutnya. Dari hasil analisis maka solusi yang diharapkan memeriksa suhu pada alat pemanas pendahuluan I, menjaga agar bahan pembantu proses pemurnian tepat dosisnya. Kata Kunci Statistical Process Control (SPC), Diagram sebab-akibat, proses pemurnian, kemurnian nira, PDCA, Diagram pareto.

PENDAHULUAN Latar Belakang PT. Rajawali Nusantara Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan, impor, ekspor, serta menjadi grosir, supplier, dan distribusi obat-obatan, peralatan kesehatan, pengepakan dan pergudangan. Pada awalnya PT. Rajawali Nusanara Indonesia dibentuk untuk menunjang kelancaran penjualan produk-produk yang dihasilkan oleh kelompok sendiri untuk pasaran ekspor dan local, seperti: perdagangan obat-obatan atau alat kesehatan, penjualan gula atau tetes, CPO atau Palm Kernel, Teh dan Penyamakan kulit, serta menyediakan kebutuhan bahan baku, bahan pembantu obat-obatan, pupuk, pestisida untuk perkebunan, karung untuk pabrik gula dan lain sebagainya. RNI GROUP PT.PG RAJAWALI II CIREBON UNIT PG UNIT INDUSTRI UNIT USAHA LAIN PG. SINDANGLAUT PG. KARANGSUWUNG PG. TERSANA BARU PSA. PALIMANAN PT INTI BAGAS PABRIK PUPUK NUSINDO FARMA : 1. APOTIK 2.LABORATORIUM DIAGNOSTIK 3. DOKTER SPESIALIS PG. SUBANG PG. JATITUJUH PT MITRA CANE TOP UNIT HORTIKULTURA DAN AGROMEDICINE Sumber: PG. Karangsuwung Gambar 1.1 Unit-unit Bisnis PT. PG. Rajawali II PUSLIT AGRONOMI PG. Karangsuwung merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang agro industri dengan produk berupa gula kristal dan tetes. Gula kristal adalah gula yang dihasilkan dari nira tebu sebagai bahan baku, yang dicampur dengan bahan kimia lainnya sebagai bahan pembantu yang melalui beberapa tahapan proses produksi menghasilkan gula kristal putihsehingga siap untuk di pasarkan. Sementara tetes adalah hasil samping pabrik gula yang merupakan cairan kental yang berwarna coklat, yang masih mengandung gula (sukrosa dan gula reduksi) dimana sukrosanya tidak dapat

dikristalkan lagi dengan cara-cara biasa, sehingga secara teknis sudah tidak ekonomis untuk dikristalkan menjadi gula kristaldi pabrik-pabrik gula.dengan adanya tuntutan konsumen pengguna gula dengan kualitas yang baik, maka PG. Karangsuwung dituntut untuk lebih memperhatikan pengawasan mutu dalam proses produksi agar di dapat kualitas gula produksi yang baik sesuai dengan persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan. Data hasil produksi gula dari PG.Karangsuwung pada musim giling 2013 seperti dalam tabel berikut: Tabel 1.1 Hasil Produksi Gula 2013 Periode Hasil Produksi Gula ( Kw ) 26 Mei 2013 s/d 15 Juni 2013 749 16 Juni 2013 s/d 30 Juni 2013 1504 1 Juli 2013 s/d 15 juli 2013 2159 16 Juli 2013 s/d 31 Juli 2013 3339 1 Oktober 2013 s/d 15 Oktober 2013 9813 1 Agustus 2013 s/d 15 Agustus 2013 4044 15 Agustus 2013 s/d 31 Agustus 2013 5396 1 September s/d 15 September 2013 7005 16 September 2013 s/d 30 September 2013 8494 16 Oktober 2013 s/d 31 Oktober 2013 11060 1 November 2013 s/d 21 November 2013 12615 Gambar 1.3Grafik Hasil Produksi Gula 2013 Dengan adanya gambar diatas menunjukan bahwa PG. Karangsuwung mengalami fluktuasi hasil produksi gula pada tahun 2013 dengan beberapa faktor yang menyebabkan hal itu terjadi maka dari itu melakukan penelitian ini akan sangat bermanfaat untuk mencari tahu penyebab utama terjadinya penurunan hasil produksi. Dari penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki kecacatan yang terdapat pada Gula Kristal Putih yang diproduksi oleh PG. Karangsuwung pada musim giling tahun 2014.

METODE PENELITIAN 1. Observasi Lapangan Langkah awal dalam penelitian ini adalah melakukan observasi lapangan untuk mengetahui lebih dalam tentang perusahaan. Observasi dilakukan untuk mendapatkan informasi-informasi menyeluruh tentang sistem produksi dan mengenai pokok permasalahan yang terjadi di perusahaan beserta faktorfaktor yang mempengaruhi. Dalam observasi lapangan yang berupa pengamatan langsung di lapangan untuk mendapatkan gambaran secara nyata tentang proses produksi, data yang didapat berupa data tertulis atau arsip perusahaan maupun wawancara dengan staf atau karyawan perusahaan dengan melakukan wawancara. 2. Identifikasi dan Perumusan Masalah Setelah melakukan observasi, penulis melanjutkan tahapan penelitian dengan melakukan identifikasi masalah. Identifikasi masalah ini dilakukan dengan tujuan menjelaskan permasalahan yang terjadi di perusahaan. Identifikasi masalah yang terjadi di PG. Karangsuwung seputar terjadinya cacat pada clarity nira encer yang dihasilkan di stasiun pemurnian yang dapat mempengaruhi kualitas hasil prodkusi. Hal ini menjadi dasar perumusan masalah. 3. Studi Pustaka Penulis melakukan studi pustaka dengan tujuan mempelajari teori-teori yang mendukung dalam mempelajari hal-hal yang berpengaruh dalam penyusunan laporan, pengumpulan dan pengolahan data, serta menganalisis permasalahan yang ada sehingga memberikan analisis yang tepat sesuai dengan literatur yang digunakan. HASIL DAN BAHASAN Untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan nira pada stasiun pemurnian dilakukan analisis menggunakan diagram pareto. Dimana dapat diketahui penyebab terbesar sampai yang terkecil. Dengan begitu perusahaan dapat menemukan solusi yang tepat atas masalah yang ada dengan mendahulukan solusi masalah yang terbesar. Perhitungan agar dapat mencari persentase kerusakan ialah sebagai berikut: % Kerusakan = x 100% Berdasarkan pengecekan yang dilakukan oleh PG. Karangsuwung pada jam giling, didapat data yang digunakan sebagai acuan dalam membuat diagram pareto sebagai berikut ini. Tabel 4.4Penyebab Kerusakan Nira pada Stasiun Pemurnian PG. Karangsuwung No. Jenis Penyebab Kerusakan Jumlah Jam % Kum % 1. Kadar Phospat Nira Mentah 360 37.5% 37.5%

2. Clarity Nira Encer 288 30% 67.5% 3. Efek Pemurnian 240 25% 92.5% 4. ph Nira Tersulfitasi 72 7.5% 100% Total 960 100% Gambar 4.11 Diagram Pareto Jenis Kecacatan Berdasarkan analisis diatas menunjukan bahwa penyebab kerusakan nira pada stasiun pemurnian adalah rendahnya kadar phospat pada nira mentah, dimana semakin tinggi kandungan P2O5 pemurnian nira mentah lebih mudah dijalankan seperti pernyataan berikut. Kandungan phospat dalam nira mentah tergantung varietas tebu dan lingkungan media tanam, kadar phospat dalam nira mentah normal adalah 250mg P 2 O 5 per liter. Phospat terlarut dalam nira berekasi dengan susu kapur yang diberikan membentuk precipitate yang merupakan inti dari endapan reaksi kapur dengan nira (sugar handbook, clarification with phospohoric acid) Analisis diagaram paretodiatas telah menunjukan bahwa yang menyebabkan kerusakan nira pada stasiun pemurnian ada empat diantaranya yaitu, kadar phospat dalam nira mentah yang rendah. Clarity (kejernihan) clarity nira encer diatas 100 kemudian penghilangan bukan gula dalam nira mentah menjadi nira encer atau efek pemurnian yang besarnya kurang dari 10% (bukan gula dalam nira encer dibagi bukan gula dalm nira mentah x 100%). Dan yang terakhir adalah besarnya ph nira tersulfitasi, ph yang optimal sebesar 7,2. Dari keempat penyebab kerusakan nira pada stasiun pemurnian tersebut, jumlah kerusakan yang paling besar adalah redahnya P 2 O 5 pada nira mentah yaitu 37.5%. Kandungan phospat ini sangat ditentukan oleh jenis tebu dan media tanam

serta management pemupukan. Untuk penyebab kerusakan terbesar kedua yaitu Clarity nira encer dengan presentase 30%. Tingkat penyebab kerusakan yang ketiga ialah efek permunian yang kurang dari 10% dengan presetase kerusakan sebesar 25%. Tingkat penyebab kerusakan yang ke empat adalah ph nira tersulfitasi diatas 7.2 dengan persentase 7.5% seperti yang terlihat di diagram pareto sehingga reaksi pengendapan tidak optimal. Fishbone diagramakan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek atau masalah dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup manusia, bahan baku, mesin, lingkungan, metode, kebijakan, dan sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming tersebut. Tabel 4.5Rangkuman diskusi brainstorming fishbone diagram Possible Root cause MAN Kemampuan karyawan melakukan tugas (cidera, lelah fisik) tahu proses pemurnian Operator displin, lalai tidak mengetahui dan mengikuti proses K3 MACHINE Tinggi tempat kerja Mesin sudah tua, temperatur meter sudah using Discussion Pelaksanaan tugas tidak tergantung pada fisik Sudah ada pelatihan dan pendidikan yang disediakan Hal ini bisa terjadi, karena tergantung kesadaran diri sendiri Dapat terjadi pada karyawan baru dan bisa dikenakan pinalti mempengaruhi jika metode dapat diubah Dapat menjadi akar permasalahan jika alat tidak ada perawatan atau alat tidak diganti Mesin masih manual Dapat menyebabkan insiden kecacatan ada tanda Sudah ada tanda bahaya bahaya METODE Prosedur tidak Review prosedur rutin diperbaharui setahun sekali ada prosedur Prosedur meliputi K3 K3 untuk semua kegiatan Root Cause

Pengambilan keputusan yang salah Analisis yang kurang tepat Jika strategi tidak tepat dapat mempengaruhi kualitas gula Kristal Jika pengaturan suhu, ph meter tidak tepat dapat merusak kandungan gula pada nira Untuk dapat menganalisis apa penyebab terjadinya cacat pada proses pemurnian maka penting untuk mengetahui terlebuih dahulu bagaimana cara proses pemurnian pada PG. karangsuwung. Stasiun pemurnian merupakan tahap untuk memurnikan nira mentah dari stasiun pemerahan. Nira mentahakan ditimbang kemudian dilakukan proses defekasi serta sulfitasi. Adanya hubungan penyimpangan kualitas dengan faktor-faktor penyebab yang berkaitan dapat digambarkan dalam Fishbone Diagram berikut

Gambar 4.12 Diagram Sebab-Akibat Cacat Pada Proses Pemurnian

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari penelitian dan pembahasan mengenai meminimasi jumlah produk cacat pada proses produksi gila di PG. Karangsuwung dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Proses produksi gula melalui beberapa tahapan atau stasiun, yaitu stasiun gilingan, stasiun pemurnian, stasiun penguapan, stasiun kristalisasi, stasiun puteran, stasiun penyelesaian atau pengemasan. 2. Ada beberapa hal penting yang perlu dipersiapkan dengan baik sebelum proses produksi gula, khususnya pada stasiun pemurnian yaitu mempersiapkan bahan baku dan bahan pembantu seperti nira mentah, susu kapur, gas SO 2 dan asam phospat. Mesin atau peralatan, seperti alat pemanas pendahuluan (Voorwarmer), Pompa pengeluaran kondensat pemanas pendahuluan, Tangki Defecator, Single tray clarifier, Sulfitator tower, Tobong belerang, Rotary vacuum filter, dan Clarified juice tank. Pengadaan operator atau staf ahli yang sudah paham mengenai prosedur dan proses produksi juga sangat penting. 3. Hal yang perlu dikendalikan pada proses di stasiun pemurnian adalah suhu, ph, dosis pemberian susu kapur, kejernihan nira encer, %brix, %pol dan kemurnian (HK) nira bahan, kadar phospat dalam nira mentah. 4. Akar permasalahan yang dapat menyebabkan kerusakan nira pada stasiun pemurnian yaitu karena redahnya P 2 O 5 pada nira mentah yaitu 37.5%. Kandungan phospat ini sangat ditentukan oleh jenis tebu dan media tanam serta pengaturan pemupukan. Untuk penyebab kerusakan terbesar kedua yaitu clarity nira encer dengan presentase 30%. Tingkat penyebab kerusakan yang ketiga ialah efek permunian yang kurang dari 10% dengan presetase kerusakan sebesar 25%. Tingkat penyebab kerusakan yang ke empat adalah ph nira tersulfitasi diatas 7.2 dengan persentase 7.5% seperti yang terlihat di diagram pareto sehingga reaksi pengendapan tidak optimal. 5. Dari perhitungan breakeven point dan payback period yang didapat, maka perusahaan tetap memilih menggunakan mesin yang sudah ada karena payback period didapat selama 36,6 tahun dibandingkan dengan menggunakan mesin defecator yang kedua yaitu sebesar 80 tahun. Walaupun dengan menggunakan mesin defecator baru breakeven point lebih profitable yaitu sebesar 54.150.000.000 tetapi bagi perusahaan terkait apabila membeli mesin yang baru tersebut akan merugi karena tidak sebanding dengan penjualan yang dihasilkan per tahunnya. Saran Berdasarkan pembahasan analisis data dan kesimpulan hasil dari penelitian yang telah dilakukan dapat merangkum saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak perusahaan. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Melakukan pengecekan berkala dan mencatat jika terjadi ketidak sesuaian pada stasiun pemurnian untuk dilakukan perbaikan secepatnya sebagai landasan atau dasar menuju proses berikutnya. Data-data berupa dokumen pada musim giling sebelumnya sebaiknya disimpan, jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

2. Teliti dalam membersihkan peralatan pada stasiun pemurnian secara rutin supaya kerak nira, endapan susu kapur tidak mengahambat proses pemanasan pada PPI (Pemanasan Pendahuluan I) dan PPII (Pemanasan Pendahuluan II), agar dapat mengoptimalkan pemanasan. 3. Quality Control pada stasiun pemurnian perlu di tingkatkan kembali, baik pada pengendalian bahan baku, mesin, pengendalian proses, dan pengendalian terhadap operator dan staf ahli, supaya tidak menghambat kelancaran proses produksi gula. 4. Pengendalian mutu bahan baku perlu diperhatikan dengan cara meningkatkan pemeliharaan tanaman, managemen pemupukan dan melakuakan pengawasan terhadap waktu penebangan. 5. Bahan baku tebu penghasil nira, harus segar bersih dari kontaminan sehingga nira mentah hasil pemerahan tebu lebih mudah pemurniannya untuk menghasilkan nira encer dengan kejernihan yang cukup memadai turbidity lebih kecil dari 100 NTU agar dapat menghasilkan gula dengan ICUMSA dibawah 200 IU. Sehingga gula produksi bisa terhindar dari reject. Penelitian sebelumnya Jurnal REFERENSI 1. Judul, tahun : Analisa Pengendalian Kualitas Produk dengan Metode SPC pada PT. Top Union Widya Box Industries, 2007. Penulis : Titus Hariyanto Metodologi : Pengendalian kualitas, peta kendali p, pareto chart dan fishbone diagram. Sumber : Library of Binus University, Jakarta. 2. Judul, tahun : Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Pengendalian Kualitas Produk Kanopi Plastik Poly Propilena Tipe Gelombang Standar 0.8 mm Warna Transparan dengan Menggunakan Metode SQC (Statistical Quality Control) dan Metode FMEA pada PT. Pratama Plas Penulis : Sunli Metodologi : Pengendalian kualitas, Statistical Quality Control, 7 tools, FMEA, sistem manajemen pengendalian kualitas, analisa dan perancangan berorientasi objek. Fokus penelitian : Pengendalian dan perbaikan kualitas proses 1. Judul, tahun : Implementation of Statistical Process Control (SPC) for Manufacturing Performance Improvement, Journal of Mechanical Engineering, Vol. ME 40 No 1, 2009. Penulis : Farzana Sultana, Nahid Islam dan Razive

2.Judul, tahun : Penulis : Abdullahil Azeem. Rekayasa proses penyisihan ion melaaigenetik nira tebu dengan tehnik elektrodeionisasi kontinu untuk produksi gula rafinasi, 2007. I Nyoman Widiasa, Nazaruddin Sinaga, Zainal Abidin. 3.Judul, tahun : Pendeteksian outlier pada model linear multivariat untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi gula dan tetes tebu di pabrik gula Djombang Baru Jombang. Makkulau, 2010 4.Judul, tahun : SPC EnhancesTQM November 1994 RIWAYAT HIDUP Nama : Diana Puspita Wulandari Tempat / Tanggal Lahir : Cirebon, 20 Desember 1987 Jenis Kelamin : Perempuan Alamat rumah : Komplek. Serpong Park Blok BVA3 No. 2 BSD Tangerang Selatan Nomor Telpon : 081510201287 E-mail : dianapus@gmail.com Riwayat Pendidikan Taman Kanak-kanak Sekolah Dasar : : TK Islam Al- Azhar Cirebon SDI Al- Azhar, Cirebon Sekolah Menengah : SLTP Negeri 1, Cirebon Pertama Sekolah Menengah Atas : SMA Negeri 2, Cirebon Perguruan Tinggi : Bina Nusantara University, Majoring Industrial Engineering. Pendidikan Informal : - Pekerjaan : Real Management